OLEH
PUTU THANIA PRAMESUARI AGUNG DWIPUTRA (2114901180)
LUH NITA NOVIANTARI (2114901169)
PUTU AYU DIAH SRI KRISNAYANTI (2114901168)
KOMANG LINTANG KUMALA DEWI (2114901172)
I MADE AGUS SURYAWAN PUTRA (2114901217)
YONING AYU BRAHTYASWARI (2114901060)
-
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN (ITEKES) BALI
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. LATAR BELAKANG
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan kelainan dari struktur atau fungsi ginjal. Keadaan ini
muncul selama lebih dari 3 bulan dan dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan. Penurunan fungsi ginjal dapat menimbulkan gejala pada pasien
PGK (NKF-KDIG, 2013). Jika terjadi kerusakan ginjal yang berat maka
produksi eritropoetin di ginjal terganggu akhirnya produksi sel darah
merah berkurang. Seiring dengan perdarahan, defisiensi besi, kerusakan
ginjal, dan diikuti dengan penurunan laju filtrasi glomerulus, maka derajat
anemia akan meningkat.
Ketidakmampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya
menyebabkan terjadinya akumulasi produk sisa metabolisme dan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh yang akan
mempengaruhi keseimbangan seluruh sistem tubuh. Penyakit CKD akan
mempengaruhi penurunan LFG dan fungsi ginjal memburuk lebih lanjut,
retensi natrium dan air biasa terjadi. Hal ini dapat menyebabkan resiko
edema dan hipertensi, pasien juga akan merasa cepat lelah, sesak nafas,
dan nafsu makan menurun. Penanganan pada pasien CKD tahap akhir
dilakukan beberapa terapi diantaranya yaitu terapi pengganti ginjal seperti
transplantasi ginjal, dialisis peritoneal, maupun hemodialisa
Hemodialisa (HD) adalah sebuah proses yang bertujuan untuk
mengeluarkan produk limbah dan cairan yang berada didalam tubuh, serta
menggantikan fungsi ginjal dalam tubuh yang tidak dapat berfungsi
dengan baik (Smeltzer & Bare, 2013). Didunia saat ini tercatat ada lebih
dari 2 juta pasien yang menjalani terapi HD. Pasien HD di Amerika
Serikat mencapai 350 ribu orang, Jepang 300 ribu orang, sedangkan di
Indonesia hampir mencapai 15 ribu orang (Setiati, dkk, 2014)
Pasien yang memilih terapi pengganti ginjal HD harus memahami
hal-hal penting seperti pembatasan asupan cairan, hal ini mempunyai
tujuan untuk mengurangi resiko edema dan komplikasi kardiovaskuler.
Komplikasi kardiovaskuler pada pasien HD akan meningkatkan angka
mortalitas dan morbiditas lebih dari 50%. Cairan yang dikonsumsi pasien
CKD harus diawasi dengan benar. Sebagian besar pasien merasa kesulitan
untuk membatasi asupan cairan yang masuk, karena tidak mendapatkan
pengetahuan atau tidak paham bagaimana cara yang bisa memudahkan
pasien dalam pembatasan asupan cairan tersebut. Salah satu faktor yang
diperlukan dalam pembatasan asupan cairan adalah pengetahuan. Oleh
karena itu, penting bagi perawat untuk mengedukasi pasien dan keluarga
tentang pembatasan cairan pada pasien ckd on hd untuk tetap menjaga
kualitas hidup pasien tetap optimal.
B. TUJUAN UMUM
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga dan
pasien dapat memahami tentang manajemen cairan pada pasien chronic
kidney disease on hemodialisa.
C. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit mengenai manajemen
cairan pada pasien chronic kidney disease on hemodialisa diharapkan
keluarga dan pasien dapat:
1. Keluarga dan pasien mampu menjelaskan pengertian chornic kidney
disease
2. Keluarga dan pasien mampu menjelaskan penyebab dari chornic
kidney disease
3. Keluarga dan pasien mampu menyebutkancara pembatasan cairan pada
klien dengan chronic kidney disease on hemodialisa untuk mengurangi
rasa haus.
D. MATERI PENYULUHAN
Terlampir
E. METODE PENYULUHAN
Metode yang digunakan ketika penyuluhan adalah diskusi dan ceramah
F. MEDIA
Penyuluhan yang dilakukan menggunakan media, yaitu :
1. leaflet (brosur).
2. Power Point
3. LCD
4. Proyector
G. KEGIATAN PENYULUHAN
H. EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan media dan alat
Media dan alat yang digunakan saat penyuluhan sudah lengkap dan
dapat digunakan :
1) Media
a) Satuan acara penyuluhan (SAP)
b) Power point
c) Leaflet
2) Alat
a) Laptop
b) Proyektor
b. Persiapan materi
Materi telah disiapkan dalam bentuk power point dan leaflet
c. Undangan
1) Seluruh pasien yang sedang melaksanakan hemodialisa rutin
diruang hemodialisa RSUD Wangaya,
2) Seluruh staf dan kepala ruangan hemodialisa RSUD Wangaya,
3) Perwakilan dari PKRS RSUD Wangaya,
4) Serta Dosen pembimbing akademik stase keperawatan medikal.
2. Proses Penyuluhan
a. Penyuluhan terkait manajemen pembatasan cairan pada pasien CKD
dengan hemodialisis
b. Selama penuluhan di lakukan terdapat interaksi positif antara
penyuluh dan peserta, ditandai dengan keaktifan sasaran dalam
bertanya dan adanya kemauan sasaran untuk mendengarkan
penyuluhan kesehatan dengan baik
c. Kehadiran sasaran dan undangan 100% dan sasaran hadir tepat waktu,
dan mengikutin rangkaian acara penyuluhan kesehatan hingga selesai
3. Hasil
a. Jangka pendek
Peserta memahami 85% dari materi yang disampaikan, berupa konsep
gagal ginjal, hemodialisis (cuci darah), dan pembatasan cairan yang
dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien gagal ginjal kronis
dengan hemodialisis
b. Jangka panjang
Meningkatkan pemahaman peserta terkait, pengertian gagal ginjal
kronik, mengerti penyebab gagal ginjal, mengerti resiko gagal ginjal,
dan mengerti bagaimana manajemen pembatasan cairan yang harus
dilakukan bagi penderita gagal ginjal kronik dengan mengingatkan
peserta untuk terus memperbarui informasi mengenai hal tersebut
melalui penyuluhan yang dilaksanakan oleh perawat HD, bertanya
pada tenaga kesehatan tentang informasi penyakit dan diet yang tidak
diketahui, serta tetap tekun dalam melakukan terapi hemodialisis.
I. DAFTAR PUSTAKA
NKF-KDGI. (2013). Clinical Practice Guideline for the Evaluation and
Management of Chronic Kidney Disease. ISSN. 2013;3(1): 1-
63.
Setiati, dkk. (2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. 6 ed. Jakarta :
Interna Publishing.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.
J. Lampiran