2114901205
FAKULTAS KESEHATAN
DENPASAR
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
A. TINJAUAN KASUS
A. Pengertian
Fraktur adalah suatu kondisi yang terjadi ketika keutuhan dan kekuatan
dari tulang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh penyakit invasif
atau suatu proses biologis yang merusak (Kenneth et al., 2015).
Fraktur tertutup adalah fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus
kulit atau tidak menyebabkan robeknya kulit sehingga tempat fraktur tidak
tercemar lingkungan Sulistyaningsih (2016).
B. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah cidera,
stress, dan melemahnya tulang akibat abnormalitas seperti fraktur
patologis(Apleys & Solomon, 2018). Menurut Purwanto (2016) Etiologi/
penyebab terjadinya fraktur adalah:
1. Trauma langsung
Terjadi benturan pada tulang yang menyebabkan fraktur
2. Trauma tidak langsung
Tidak terjadi pada tempat benturan tetapi ditempat lain,oleh karena itu
kekuatan trauma diteruskan oleh sumbu tulang ke tempat lain.
3. Kondisi patologis
Terjadi karena penyakit pada tulang (degeneratif dan kanker tulang)
C. Patofisiologi
Fraktur dapat terjadi akibat trauma langsung dan tak langsung serta
kondisi patologis, setelah terjadi fraktur dapat mengakibatkan
diskontinuitas tulang dan pergeseran fragmen tulang. Pergeseran fragmen
tulang otomatis menimbulkan adanya nyeri. Diskontinuitas tulang dapat
berakibat perubahan jaringan sekitar lalu terjadi pergeseran fragmen tulang
kemudian terjadi deformitas dan gangguan fungsi yang berujung gangguan
imobilitas fisik. Perubahan jaringan sekitar juga dapat menyebabkan
laserasi kulit dimana terjadi kerusakan integritas kulit jika sampai
menyebabkan putus vena/arteri akan terjadi perdarahan lalu kehilangan
volume cairan yang berujung syok hipovolemik. Selain laserasi kulit juga
berakibat ke spasme otot yang meningkatkan tekanan kapiler terjadi
pelepasan histamin, protein plasma hilang maka terjadi edema yang
menyebabkan penekanan pembuluh darah dan dapat terjadi penurunan
perfusi jaringan. Diskotinuitas akibat terjadinya fraktur dapat
mengakibatkan terjadi kerusakan fragmen tulang yang selanjutnya dapat
mengakibatkan tekanan sesama tulang lebih tinggi daripada kapiler
kemudian terjadi reaksi stres pasien dimana terjadi pelepasan katekolamin
yang memobilisasi asam lemak bergabung dengan trombosit maka
terjadilah emboli yang akan menyumbat pembuluh darah.
D. Manifestasi klinik
Menurut Black, (2014) mendiagnosis fraktur harus berdasarkan
manifestasi klinis klien, riwayat, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis.
Beberapa fraktur sering langsung tampak jelas; beberapa lainnya terdeteksi
hanya dengan rontgen (sinar –x). Pengkajian fisik dapat menemukan
beberapa hal berikut. Deformitas, Pembengkakan (edema), Echimosisi
(memar), Spasme otot, Nyeri, Ketegangan ,Kehilangan fungsi, Pegerakan
abnormal dan krepitasi, Perubahanneurovaskular. Syok
F. Penatalaksanaan
Tindakan penanganan fraktur dibedakan berdasarkan bentuk dan lokasi
serta usia. Berikut adalah tindakan pertolongan awal pada fraktur menurut
(Muttaqin, 2015) :
1. Kenali ciri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang
terjadi karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi
alasan kuat pasien mengalami fraktur.
2. Jika ditemukan luka yang terbuka, bersihkan dengan antiseptic dan
bersihkan perdarahan dengan cara di perban.
3. Lakukan reposisi (pengembalian tulang ke posisi semula) tetapi hal ini
hanya boleh dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli bedah
untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.
4. Pertahankan daerah patah tulang dengan menggunakan bidai atau papan
dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tulang
tetap stabil.
5. Berikan analgesic untuk mengurangi rasa nyeri pada sekitar perlukaan.
6. Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post
operasi.
B. TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif :
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah,
no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b) Keluhan Utama
Biasanya klien dengan fraktur akan mengalami nyeri saat
beraktivitas / mobilisasi pada daerah fraktur tersebut.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada klien fraktur / patah tulang dapat disebabkan oleh trauma /
kecelakaan, degeneratif dan pathologis yang didahului dengan
perdarahan, kerusakan jaringan sekitar yang mengakibatkan nyeri,
bengkak, kebiruan, pucat / perubahan warna kulit dan kesemutan.
d) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada klien fraktur pernah mengalami kejadian patah tulang atau
tidak sebelumnya dan ada atau tidaknya klien mengalami
pembedahan perbaikan dan pernah menderita osteoporosis
sebelumnya
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga klien ada atau tidak yang menderita penyakit lain
yang sifatnya menurun dan menular
2. Data Objektif
1) Keadaan Umum: apatis, sopor, koma, gelisah, komposmentis
tergantung pada keadaan klien.
2) Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi
maupun bentuk.
3) Pemeriksaan fisik :
Pada ektremitas terdapat luka, mengalami deformitas dan kelemahan
otot
4) Pasien tampak meringis
5) Pasien bersikap protektif terhadap area luka
6) Pasien tampak gelisah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (trauma)
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa prioritas : Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik (trauma)
a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam, diharapkan skala nyeri berkurang dengan KH :
b. Intervensi :
1.Evaluasi keluhan nyeri (skala, petunjuk verbal dan non verbal,
perubahan tanda-tanda vital)
2. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring,
bidai.
3.Ajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi.
4.Kolaborasi medis dengan pemberian analgetik
c. Rasional Tindakan :
1.Mengurangi nyeri dan mencegah malformasi.
D. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi.
E. EVALUASI
Diagnosa prioritas: nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(trauma)
Evaluasi:
Trauma Langsung
Fraktur
Fraktur Pengeluaran
Tertutup Histamin
Deformitas
Perubahan Reaksi
Fragmen Mengalami gg. Nosiseptor
Tulang fungsi
Spasme Otot, Respon Reflek
rupture
Gangguan Protektif Pada
vena/arteri
Mobilitas Fisik Tulang
Edema
Penekanan
Pembuluh Darah
Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
DAFTAR PUSTAKA
Apleys, G. A & Solomon Louis. (2018). System of Orthopaedic and Trauma.
10th edition, New York: Taylor & Francis Group, CRC Press.