Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS

Pokok Bahasan : Pembatasan cairan pada pasien gagal ginjal kronis


Sub Pokok Bahasan : Definisi, cara menghitung kebutuhan cairan, akibat dari kelebihan
cairan pada tubuh, cara mengontrol rasa haus pada pasien hemodialisa.
Sasaran : Pasien dan Keluarga
Hari/ Tanggal : Jum’at, 28 Februari 2020
Waktu : 10.00 - 11:00 Wita
Tempat : INSTALASI HEMODIALISIS RSUD PROVINSI NTB
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners UNIQHBA

A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat progesif dan
irreversibel. Gangguan fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga mengakibatkan retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah (Brunner & Suddarth, 2001). Kegagalan fungsi
ginjal dapat menimbulkan komplikasi gangguan kesehatan lainnya, salah satunya adalah
kondisi overload cairan yang merupakan faktor pemicu terjadinya gangguan
kardiovaskuler bahkan kematian yang terjadi pada pasien GGK (Angelantonio,
Chowdhury, Sarwar, Aspelund, Danesh, & Gudnason, 2010 dan Caturvedy, 2014).
Meiliana (2013)
Wizemann (1995 dalam Tsai, Chen, Chiu, Kuo, Hwang, & Hung 2014) menyatakan
lebih dari 15% kasus overload menyebabkan kematian pada pasien yang menjalani
hemodialisis. Komplikasi GGK sehubungan dengan overload dapat dicegah melalui
pembatasan intake cairan yang efektif dan efisien.
Keefektifan pembatasan jumlah cairan pada pasien GGK bergantung kepada beberapa
hal, antara lain pengetahuan pasien terhadap jumlah cairan yang boleh diminum. Upaya
untuk mencipta-kan pembatasan asupan cairan pada pasien GGK diantaranya dapat
dilakukan melalui pemantauan intake output cairan per harinya, sehubungan dengan intake
cairan pasien GGK bergantung pada jumlah urin 24 jam (Europe-an Society for Parenteral
and Enteral Nutri-tion dalam Pasticci, Fantuzzi, Pegoraro, Mc Cann, Bedogni, 2012).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, keluarga diharapkan
dapat mengetahui lebih dalam mengenai pembatasan cairan pada pasien gagal
ginjal kronis

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit keluarga dapat :
a. Mengetahui pengertian cairan
b. Mengetahui cara menghitung kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronis
c. Mengetahui akibat dari kelebihan cairan
d. Mengetahui cara mengontrol haus pada pasien gagal ginjal kronis

C. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab.

D. MEDIA DAN ALAT


1. Alat : Alat tulis
2. Media : Leaflet, Laptop, LCD

E. PENGORGANISASIAN
1. Pemateri : BQ. Ziadatul Ulya
2. Moderator : Juniati
3. Penanggung jawab : Ali Budiman
4. Observer : Hamdani
5. Fasilitator : Nur Isnaini dan Deby Ayu Alandari
6. Seksi konsumsi : Jasminah Hulmarini dan Meji Hadi Hakiki
7. Dokumentasi : Dwi Indah Lestari
F. ISI MATERI
1. Pengertian cairan
2. Cara menghitung kebutuhan cairan pada pasien gagal ginjal kronis
3. Akibat dari kelebihan cairan
4. Cara mengontrol haus pada pasien gagal ginjal kronis

G. PROSES PELAKSANAAN
No Tahap Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Media
1 Pembukaan 5 menita. Salam Menjawab salam
b. Perkenalan Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari Menjawab
pertemuan
d. Kontrak waktu
2 Isi materi 30 menit
a. Menjelaskan definisi cairan Memperhatikan Leaflet
Menjelaskan Cara Memperhatikan dan
menghitung kebutuhan cairan LCD
pada pasien gagal ginjal
kronis
Menjelaskan akibat dari Memperhatikan
kelebihan cairan
Menjelaskan cara mengontrol Memperhatikan
haus pada pasien gagal ginjal
kronis
3 Penutup 10 menit
a. Memberikan kesempatan Mengajukan
pada peserta untuk pertanyaan
mengajukan pertanyaan.
b. Memberikan pertanyaan lisan Menjawab
kepada peserta. pertanyaan
c. Menyimpulkan kegiatan yang Memperhatikan
telah disampaikan.
d. Memberikan salam penutup Menjawab salam
LAPORAN HASIL KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
“HIPERTENSI”

Sabtu, 8 februari 2020


A. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1. Menentukan topik penyuluhan dengan persetujuan CI akademik dan CI ruangan
2. Pembuatan SAP penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi SAP dengan CI ruangan dan CI akademik terkait penyuluhan kesehatan
yang akan dilakukan
4. Mempersiapkan alat dan media yang akan digunakan
5. Waktu dan tempat di diskusikan bersama kepala ruangan, sehingga didapatkan
penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada sabtu, 08 Februari 2020 pukul 10.00 wita
tempatnya di ruang tunggu IBS (Instalasi Bedah Saraf) RSUD PROVINSI NTB
6. Persiapan peserta penyuluhan kesehatan.

B. Tahap Pelaksanaan
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada Sabtu, 08 Februari 2020 pukul 11.00 wita
tempatnya di ruang tunggu IBS (Instalasi Bedah Saraf) RSUD PROVINSI NTB dengan
jumlah peserta penyuluhan kesehatan berjumlah 25 orang. Mahasiswa berperan dan
bertanggung jawab sesuai peran yang diberikan meliputi:
1. Pemateri : BQ. Ziadatul Ulya
2. Moderator : Juniati
3. Penanggung jawab : Ali Budiman
4. Observer : Hamdani
5. Fasilitator : Nur Isnaini dan Deby Ayu Alandari
6. Seksi konsumsi : Jasminah Hulmarini dan Meji Hadi Hakiki
7. Dokumentasi : Dwi Indah Lestari
Adapun susunan acara pada kegiatan penyuluhan kesehatan “diaper dermatitis” adalah
sebagai berikut:
a. Acara Pembukaan
Acara dimulai pada pukul 11.00 wita yang diawali dengan pembukaan oleh
moderator. Moderator membuka kegiatan dengan mengucapka salam dan
memperkenalkan nama anggota yang lain dan menjelaskan tujuan dari kegiatan, dan
observer bertugas mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan kesehatan diawali dengan penyampaian materi oleh pemateri, kemudian
dilanjutkan dengan sesi diskusi atau tanya jawab yang dipimpin oleh moderator.
Selama proses fasilitator mendorong peserta untuk bertanya jika ada yang tidak
dimengerti. Diakhir sesi diskusi dilanjutkan pembagian leaflet tentang hipertensi ke
setiap peserta, penyerahan doorprise bagi 1 orang peserta yang menjawab pertanyaan
serta pembagian snack ke setiap peserta.
c. Penutup
Setelah semua leaflet dibagikan, moderator mengevaluasi perasaan, menutup acara
penyuluhan dan mengucapkan salam penutup. Setelah semua selesai lalu observer
menyusun laporan dan menilai hasil penyuluhan.
C. Hambatan Dalam Proses Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan
Pada proses pelaksanaan penyuluhan kesehatan hambatan yang ditemui yaitu waktu
penyuluhan kesehatan yang sudah direncanakan tertunda karena menunggu LCD dan
laptop, selain itu peserta penyuluhan yang hadir banyak yang pergi sebelum acara
penyuluhan selesai.
D. TAHAP EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) Peserta yang hadir sebanyak 25 orang
b) Peserta yang bertanya 1 orang, yang menjawab pertanyaan ada 2 orang
c) Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
d) Perlengkapan yang digunakan terdiri dari ppt, leaflet, LCD proyektor, laptop.
e) Waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dimulai pukul 11.00 wita
f) Mahasiswa sudah sesuai dengan peran dan bertanggung jawab sesuai dengan yang
diberikan pada SAP.
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan berjalan lancar sesuai dengan kesepakatan dan
proses yang direncanakan
b) Peserta tampak aktif dan antusias dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
c) Peserta mengatakan merasa senang denga kegiatan penyuluhan kesehatan
d) Peserta mengatakan mendapat tambahan pengetahuan tentang hipertensi
Lampiran
Materi Penyuluhan Hipertensi

1. Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Sering
disebut The Silent Killer karena sering tanpa keluhan

2. Faktor Risiko Hipertensi


a. Risiko yang tidak dapat dimodifikasi
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Riwayat Keluarga (Genetik)
b. Risiko yang dapat dimodifikasi
1. Kegemukan (Obesitas)
2. Merokok
3. Kurang Aktivitas Fisik
4. Diet Tinggi Lemak
5. Konsumsi Garam Berlebih
6. Dislipidemia
7. Konsumsi Alkohol Berlebih
8. Psikososial dan Stres

3. Jenis-Jenis Hipertensi
a. Hipertensi ringan : 160-200 / 90-110 mmHg
b. Hipertensi sedang: 200-230 / 110-120 mmHg
c. Hipertensi berat : 230-280 / 120-140 mmHg

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :
a. Pusing
b. Rasa berat di tengkuk
c. Mudah marah
d. Telinga berdenging
e. Sukar tidur
f. Sesak nafas
g. Mudah lelah
h. Mata berkunang-kunang
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
c. Mual
d. Muntah
e. Sesak nafas
f. Gelisah
g. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata,
jantung dan ginjal.

5. Komplikasi Hipertensi
a. Penyakit Jantung
b. Penyakit pembuluh darah tepi
c. Penyakit Ginjal
d. Stroke
e. Gangguan saraf (kerusakan retina)
f. Gangguan serebral (otak)

6. Cara Mencegah Hipertesi


Cegah hipertensi dengan CERDIK:
C: Cek kesehatan secara teratur
E: Enyahkan asap rokok
R: Rajin aktivitas fisik
D: Diet seimbang
I: Istirahat cukup
K: Kelola stress
7. Tips Mengontrol Hipertensi
a. Ketahui tekanan darah anda (Normal 120/80 mmHg)
b. Kontrol tekanan darah anda secara teratur
c. Pastikan ketersediaan obat di rumah
d. Obat penting untuk menjaga tekanan darah anda
e. Minum obat teratur sesuai anjuran dokter
f. Ketahui efek samping obat yang anda minum
g. Berhati-hati menggunakan obat bebas
h. Atur pola makan anda dengan:
1. Gula: Batasi konsumsi gula <50 gram (4 sendok makan / hari)
2. Garam: Batasi garam <5 gram (1 sdm/hari)
Kurangi garam saat memasak
Batasi makanan olahan dan cepat saji
3. Protein dan lemak:
Makan ikan setidaknya 3 x/minggu
Batasi daging berlemak dan minyak goreng (<5 Sdm/hari)
4. Buah-buahan dan sayuran
5 porsi (400-500 gram) buah-buahan dan sayuran /hari (1 porsi setara dengan 1 buah
jeruk, apel, mangga, pisang, atau 3 sendok makan sayur yang sudah dimasak)

8. Kendalikan Hipertensi Dengan PATUH


P : Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
A : Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
T : Tetap diet dengan gizi seimbang
U : Upayakan aktivitas fisik dengan aman
H : Hindari asap rokok, alkohol, dan zat berbahaya lainnya.
Daftar Pustaka

Moerdowo FRSA, Prof dr. 2011. Masalah Hipertensi (Tekanan darah tinggi) Bhratara
Karya Aksara. JKT.
Mesinem. 2016. Askep Keluarga Pada Tn H. dengan Resiko Tinggi Hipertensi. Malang
Departemen Kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakarta,
2013

Anda mungkin juga menyukai