Anda di halaman 1dari 12

VISI

Pada tahun 2025 menghasilkan Ners yang unggul dalam asuhan keperawatan lanjut usia dengan
menerapkan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIET PADA PASIEN PGK PADA TN. O DENGAN PGK DI


RUANG CAMELIA RUMAH SAKIT
DR. CHASBULLAH ABDUL MAJID BEKASI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Program Studi : Program Sarjan Terapan dan Program Studi


Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pembimbing : Ace Sudrajat, Skp.,MKep
Kelas : Profesi Ners
Kelompok : 5 (Lima)
Nama Mahasiswa : Rani Dwi Wardhani (P3.73.20.3.21.029)

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

Pokok Bahasan : Penyakit Ginjal Kronik


Sub Pokok Bahasan : Diet pada ckd
Sasaran : Tn. O dan keluarga
Hari/ Tanggal : Sabtu, 04 November 2021
Alokasi waktu : 20 Menit
Tempat : R. Camelia (Kamar 7 Bed 2), Gd. E, RSUD CAM Bekasi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah diberikan informasi kesehatan selama 1 X 20 menit, diharapkan Tn. O dan
keluarga dapat memahami tentang pembatasan asupan cairan dan makanan pada ckd.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK):


Setelah dilakukan pemberian informasi kesehatan, keluarga Tn. O dapat:
a. Menjelaskan kembali mengenai pembatasan asupan cairan dan makanan pada
penyakit ginjal kronik

B. Materi Belajar : (terlampir)


Kualifikasi materi :
a. Pengertian penyakit ginjal kronik
b. Penyebab penyakit ginjal kronik
c. Tanda dan gejala penyakit ginjal kronik
d. Makanan yang dianjurkan
e. Pembatasan asupan cairan dan makanan
C. Metode .
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

D. Media/Alat Bantu
1. Leaflet
2. Lembar balik

E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan:


Kegiatan Media/
No Tahap Waktu Metode
Pendidikan kesehatan alat bantu
1 Perkenalan 5 menit a. Mengucapkan salam Ceramah Tidak ada
b. Menjelaskan tujuan
c. persepsi tentang materi yang akan
dijelaskan
2 Kerja 10 Menjelaskan kepada pasien tentang: Ceramah Leaflet,
Menit a. Pengertian penyakit ginjal kronik Lembar
b. Penyebab penyakit ginjal kronik balik
c. Tanda dan gejala penyakit ginjal
kronik
d. Makanan yang dianjurkab
e. Pembatasan asupan cairan dan
makanan

3 Evaluasi 10 menit - Merangkum materi yang telah Tanya Leaflet,


dan dijelaskan Jawab Lembar
Terminasi - Memberi kesempatan kepada balik
keluarga pasien untuk bertanya
- Memberikan kesempatan kepada
keluarga pasien untuk menjawab
pertanyaan
- Mengevaluasi secara lisan untuk
mengetahui tingkat pencapaian
- Menutup pendkes dengan
memberikan leaflet
- Mengucapkan salam

F. Evaluasi

Diharapkan Pasien dan keluarga mampu:


a. Menjelaskan pengertian penyakit ginjal kronik
b. Menyebutkan penyebab penyakit ginjal kronik
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit ginjal kronik
d. Menyebukan makanan yang dianjurkan
e. Menjelaskan Pembatasan asupan cairan dan makanan
MATERI PENYULUHAN

A. Definisi Penyakit Ginjal Kronik (CKD)

Penyakit ginjal kronis (CKD) berarti ginjal dalam keadaan rusak dan tidak dapat menyaring
darah sebagaimana mestinya. Penyakit ini disebut “kronis” karena kerusakan pada ginjal
terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Kerusakan ini dapat menyebabkan
’limbah’ menumpuk di tubuh. CKD juga dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya
(National Institute of Diabetes and Digestif and Kidney Disease, 2017).

B. Etiologi
Penyakit ginjal kronis terjadi ketika suatu penyakit atau kondisi merusak fungsi ginjal,
menyebabkan kerusakan ginjal memburuk selama beberapa bulan atau tahun. Penyakit dan
kondisi yang menyebabkan penyakit ginjal kronis antara lain:
1. Diabetes tipe 1 atau tipe 2
2. Tekanan darah tinggi
3. Glomerulonefritis, peradangan pada unit penyaringan ginjal (glomeruli)
4. Nefritis interstisial, peradangan pada tubulus ginjal dan struktur di sekitarnya
5. Penyakit ginjal polikistik atau penyakit ginjal bawaan lainnya
6. Obstruksi saluran kemih yang berkepanjangan, dari kondisi seperti pembesaran prostat,
batu ginjal dan beberapa jenis kanker
7. Refluks vesicoureteral, suatu kondisi yang menyebabkan urin kembali ke ginjal
8. Infeksi ginjal berulang, juga disebut pielonefritis (Mayo Clinic, 2021).
Berikut adalah tahapan guideline menurut National Institute of Diabetes and Digestif
and Kidney Disease (2017):

Tahapan Definisi Keterangan


Stage 1 Penyakit ginjal dengan eGFR normal GFR >90 mL/menit/1,73 m², dan bukti
atau meningkat kerusakan ginjal berdasarkan diagnosis
patologis, kelainan pencitraan radiografi,
atau temuan laboratorium seperti hematuria
dan/atau proteinuria
Stage 2 Penyakit ginjal dengan penurunan GFR 60 hingga 89 mL/menit/1,73 m²
ringan eGFR
Stage 3a Penyakit ginjal dengan penurunan GFR 45 hingga 59 mL/menit/1,73 m²
ringan-sedang eGFR
Stage 3b Penyakit ginjal dengan penurunan GFR 30 hingga 44 mL/menit/1,73 m²
sedang-berat eGFR
Stage 4 Penyakit ginjal dengan penurunan GFR 15 hingga 29 mL/menit/1,73 m²
berat eGFR
Stage 5 Gagal ginjal GFR <15 mL/menit/1,73 m².

Berdasarkan guideline, penyakit ginjal dapat digolongkan sebagai kronis jika penurunan eGFR
sudah terjadi selama setidaknya 3 bulan. Apapun penyebabnya, ketika telah terjadi eGFR telah
berada pada angka ≥ 60 mL/min/1.73 m 2, maka kerusakan yang terjadi pada nephron juga sudah
berat dan mencapai tahap. Jika hal tersebut terjadi, maka ginjal akan mengalami sklerosis
permanen yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara progresif.
1. Tahap 1: Ada kerusakan ginjal tetapi fungsi normal dipertahankan. Inilah sebabnya
mengapa kondisi ini dapat luput dari perhatian untuk waktu yang cukup lama karena tidak
banyak gejala yang muncul.
2. Tahap 2: Kita mulai melihat sedikit penurunan fungsi ginjal. Pasien mungkin melihat
gejala ringan seperti retensi cairan dan tekanan darah tinggi.
3. Tahap 3: Di sini kita melihat hilangnya fungsi ginjal ringan hingga sedang dengan gejala
yang lebih parah seperti sakit punggung dan kelelahan.
4. Tahap 4: Ada kehilangan fungsi ginjal yang parah dengan gejala seperti anemia dan
penyakit tulang.
5. Tahap 5: Fungsi ginjal hampir rusak atau hilang sama sekali. Pasien akan membutuhkan
dialisis untuk membuang racun dan akan menderita gejala seperti sesak napas dan mual
dan muntah.

C. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala penyakit ginjal kronis berkembang dari waktu ke waktu jika kerusakan
ginjal berlangsung lambat. Hilangnya fungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan cairan
atau limbah tubuh atau masalah elektrolit. Tergantung pada seberapa parahnya, hilangnya
fungsi ginjal dapat menyebabkan:
1. Mual
2. muntah
3. Kehilangan selera makan
4. Kelelahan dan kelemahan
5. Masalah tidur
6. Buang air kecil lebih atau kurang
7. Ketajaman mental menurun
8. Kram otot
9. Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki
10. Kulit kering dan gatal
11. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang sulit dikendalikan
12. Sesak napas, jika cairan menumpuk di paru-paru
13. Nyeri dada, jika cairan menumpuk di sekitar lapisan jantung (Mayo Clinic, 2021)

D. Makanan yang dianjurkan


1. Sumber karbohidrat, seperti nasi,jagung
2. Mengutamakan sumber protein hewani rendah lemak seperti ayam tanpa kulit, ikan gabus, ikan lele,
daging tanpa lemak, putih telur
3. Sumber lemak, seperti: minyak zaitun, minyak jagung, minyak kedelai
4. Sayuran rendah kalium, seperti : wortel, kol, kembang kol, selada, bawang putih
E. Pembatasan Cairan Dan Makanan
1. Pembatasan Cairan
Pembatasan cairan bertujuan untuk mengurangi kelebihan cairan jika tidak dikurangi
dapat menjadi edema, hipertensi, hipertrovi ventrikel kiri (Istanti, 2013). Menurut Lee
(2015) pembatasan cairan sangat penting dalam keadaan kelebihan volume cairan dapat
meningkatkan resiko hipertensi, aritmia, gagal jantung kongetif dan berpengaruh dalam
kelangsungan hidup penderita gagal ginjal kronik.

Menurut Smeltzer (2016) diet cairan diperbolehkan sebesar 500 ml sampai 600 ml untuk
24 jam atau lebih dari jumlah keluaran urin 24 jam hari sebelumnya.Pembatasan asupan
cairan sangat perlu dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik. Bertujuan untuk mencegah
terjadinya edema dan komplikasi kardiovaskular. Air yang masuk dalam tubuh
diseimbangkan dengan air yang keluar. Dengan asumsi bahwa air yang keluar melalui
insensible water loss diantara 500-800 ml perhari, maka air yang masuk disarankan 500-
800 ml ditambah dengan jumlah urin (Sudoyo, 2007).
2. Pembatasan Makanan (Diet)
Dalam diet gagal ginjal, ada beberapa nutrisi yang perlu dibatasi asupannya karena ginjal
tidak mampu lagi membuang kelebihan nutrisi tersebut. Beberapa nutrisi yang perlu
dibatasi:
1. Protein
Pada penderita gagal ginjal, konsumsi makanan sumber protein dalam jumlah tinggi
akan memperberat kerja ginjalnya dan memperparah kerusakan ginjal. Selain itu, sisa
metabolisme protein yang seharusnya dapat dikeluarkan melalui urine tidak bisa lagi
disaring dan dibuang oleh ginjal. Oleh karena itu, pembatasan asupan protein perlu
dilakukan untuk mengurangi penumpukan zat ini di dalam darah.
2. Natrium
Natrium (sodium) banyak terkandung di dalam garam. Natrium dapat menahan cairan
di dalam tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Pada penderita gagal ginjal, hal ini
akan membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras. Diet rendah natrium penting
untuk mencegah pembengkakan organ tubuh akibat penumpukan cairan, tekanan darah
tinggi, dan gagal jantung
3. Kalium
Normalnya, kalium dibutuhkan oleh tubuh untuk pergerakan otot dan menjaga irama
jantung. Sumber utama kalium antara lain bayam, buncis, apel, alpukat, pepaya, jeruk,
pisang, susu dan produk olahannya, serta jenis garam tertentu. Namun, pada penderita
gagal ginjal, konsumsi kalium yang terlalu banyak bisa berbahaya. Ginjal yang rusak
tidak lagi mampu menyeimbangkan kadar kalium di dalam darah, sehingga
menimbulkan kondisi yang disebut hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam
darah). Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan otot, gangguan irama jantung, atau
bahkan serangan jantung.
4. Fosfor dan kalsium
Ginjal yang sehat akan menyaring kelebihan fosfor dari dalam darah. Jika ginjal rusak,
fungsi tersebut tidak lagi berjalan dengan baik, sehingga bisa terjadi hiperfosfatemia
(tingginya kadar fosfor dalam darah). Kadar fosfor yang tinggi dapat menyebabkan
gatal-gatal dan menarik kalsium dari tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan
kalsium menumpuk di pembuluh darah, paru-paru, mata, dan jantung. Sedangkan
penumpukan kalsium (hiperkalsemia) tidak hanya dapat menimbulkan nyeri dan
kelemahan otot, tapi
juga sesak napas, detak jantung tidak beraturan, penurunan daya ingat, dan kerusakan
ginjal lebih lanjut. Fosfor dan kalsium banyak terkandung di dalam:
a. Daging ayam.
b. Daging unggas.
c. Daging ikan.
d. Susu dan produk olahannya, seperti keju, krim, dan mentega.
e. Kacang kedelai dan produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang.
f. Sayuran, seperti brokoli, kol, bayam, dan okra.
g. Minuman bersoda.

DAFTAR PUSTAKA
Black and Hawks (2014) Medical Surgical Nursing: Clinic Management for Best Outcoming.
Singapura: Elsevier Ltd.
Doenges, M. E. (2014) Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across
the Life Span. 9th edn. Edited by Elizabeth Hart. USA: Davis Plus.
Mayo Clinic (2021) Chronic kidney Disease - Symptoms and Causes, Mayo Clinic. Available at:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chronic-kidney-disease/symptoms-
causes/syc-20354521 (Accessed: 27 September 2021).
National Institute of Diabetes and Digestif and Kidney Disease (2017) What is Chronic Kidney
Disease?, National Institute of Diabetes and Digestif and Kidney Disease. Available at:
https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/chronic-kidney-disease-
ckd/what-is-chronic-kidney-disease (Accessed: 27 September 2021).

Anda mungkin juga menyukai