Anda di halaman 1dari 22

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


GAGAL GINJAL KRONIK

Oleh :

Dwiyanto (2012-01-001)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
2013

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
pertolongan-NYA sehingga tugas makalah aplikasi mata ajar Keperawatan
Medikal Bedah lanjut II ini dapat diselesaikan sesuai jadwal yang sudah
ditentukan. Adapun judul resume ini adalah “asuhan keperawatan pasien dengan
gagal ginjal kronis (CKD). Dalam penyusunan makalah ini akan diuraikan tentang
definisi, penyebab, gejala-gejala yang muncul dan asuhan keperawatannya.
Sebagai penyusun, kami sangat menyadari kemampuan dan keterbatasan
dalam menjelaskan pemahaman tentang proses terjadinya gagal ginjal kronik.
Oleh karena itulah dengan kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan
saranya, sehingga dapat lebih menyempurnakan makalah ini.
Kami sangat berterimakasih atas bimbingan dosen pembimbing mata ajar
yang senantiasa membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dan besar
harapan kami kiranya materi ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman
sejawat dalam bidang keperawatan. Terima kasih.

Hormat kami,

Penyusun

2
PENGAMATAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CKD

1. Definisi
Gagal ginjal kronis adalah hilangnya fungsi ginjal secara progresif
yang berkembang selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (deWit
& Kumagai, 2013). Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal
yang progresif dan irrevelsibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
(Brunner & Suddart, 2002, Lewis 2011).
Menurut National Kidney Foundation (NKF) (2002) penyakit
ginjal kronik adalah adanya kelainan patologik ginjal atau adanya
kelainan pada urin, umumnya jumlah protein urin atau sedimen urin
selama tiga bulan atau lebih yang tidak bergantung pada nilai laju filtrasi
glomerulus. Disamping itu, seseorang dapat juga dikatakan penyakit
ginjal kronik jika laju filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/men./1.73 m2
dengan atau tanpa kerusakan ginjal selama minimal 3 bulan.
Batasan penyakit ginjal kronik (NKF,2002)
a. Kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- Kelainan patologik
- Petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
b. Laju filtrasi glomerulus < 60 ml/menit/1,73m² selama > 3 bulan
dengan atau tanpa kerusakan ginjal

3
Gambar ginjal dan glomerulus
(http://www.openstudy.com)

2. Etiologi
Banyak penyebab GGK tetapi penyebab utamanya adalah diabetes
dan hipertensi (Lewis et al, 2011). Gagal ginjal kronik merupakan
keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan ireversible yang erasal
dari berbagai penyebab.
Penyebab GGK meliputi (Price & Wilson, 2012):
a. Penyakit infeksi tubulointerstitial: Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati.
b. Penyakit peradangan: Glomerulonefritis
c. Penyakit vascular hipertensif: Nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis.

4
d. Gangguan jaringan ikat: Lupus eritematosus sistemik, poliaeteritis
nodosa, sklerosis sistemik progresif.
e. Gangguan kongenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal.
f. Penyakit metabolik: Diabetes militus, gout, hiperparatiroidesme, dan
amiloidosis.
g. Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesik, nefropati timah
h. Nefropati obstruktif: Traktus urinarius bagian atas; batu, neoplasma,
fibrosis retroperitoneal. Traktus urinarius bagian bawah; hipertrofi
prostat, striktur uretra, anomali kongenital leher vesika urinaria dan
uretra

3. Manifestasi Klinik
Pada gagal ginjal kronis, setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh
kondisi uremia sehingga muncul berbagai tanda dan gejala. Hal ini
dipengaruhi oleh tingkat kerusakan ginjal, kondisi lain yang
mempengaruhi dan usia pasien. Tanda dan gejala yang sering dtemukan
adalah (Smelzter & Bare, 2002) :
a. Kardiovaskular: hipertensi, pitting edema (kaki, tangan, sakrum),
edema periorbital, friction rub perikardial, pembesaran vena leher.
b. Integumen: warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering dan bersisik,
pruritis, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
c. Pulmoner: crackels, sputum kental dan liat, nafas dangkal, pernafasan
kusmaul.
d. Gastrointestinal: nafas berbau amonia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual dan muntah, konstipasi dan diare, perdarahan
dari saluran GI.
e. Neurologi: kelemahan, keletihan, konfusi, disorientasi, kejang,
kelemahan tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
f. Muskuloskeletal: kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, foot
drop.
g. Reproduksi: amenore, atrofi testikuler.

5
4. Klasifikasi
Perjalanan klinis umum gagal ginjal progresif dapat dibagi menjadi
tiga stadium (Price & Wilson, 2012):
a. Stadium I (penurunan cadangan ginjal). Pada stadium ini kreatinin
serum dan kadar BUN normal dan pasien asimtomatik. Gangguan
fungsi ginjal dapat dideteksi dengan memberi beban kerja yang berat
pada ginjal, seperti tes pemekatan urin yang lama atau dengan tes GFR
yang teliti.
b. Stadium II disebut insufisiensi ginjal. Lebih dari 75% jaringan yang
berfungsi telah rusak atau GFR besarnya 25% dari normal. Pada tahap
ini BUN baru mulai meningkat ke atas batas normal, yang dipengaruhi
oleh kadar protein dalam makanan. Kadar kreatinin serum juga mulai
meningkat melebihi kadar normal dan mulai muncul gejala nokturia
dan poliuria. Nokturia yaitu berkemih di malam hari yang menetap
sampai 700 ml atau pasien bangun untuk berkemih beberapa kali. Hal
ini disebabkan hilangnya pola pemekatan urin. Puliuria yaitu
peningkatan volume urin yang terus menerus, biasanya bersifat sedang
dan jarang lebih dari 3 liter/hari.
c. Stadium ketiga atau stadium akhir gagal ginjal progresif disebut
penyakit ginjal stadium akhir atau end-stage renal disease (ESRD)
atau uremia. ESRD terjadi apabila sekitar 90% massa nefron telah
hancur atau hanya sekitar 200 nefron yang utuh. Nilai GFR hanya 10%
dari normal, bersihan kreatinin sebesar 5-10 ml/menit atau kurang.
Kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan mencolok,
muncul berbagai gejala yang cukup parah karena ginjal tidak sanggup
mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit. Urin menjadi
isoosmotis dengan plasma pada berat jenis yang tetap sebesar 1,010.
Pasien biasanya oligurik (pengeluaran urin kurang dari 500 ml/hari)
dan terjadi perubahan biokimia atau sindro uremik. Pasien bisa
meninggal bila tidak ditangani dengan dialisis atau transplantasi ginjal.

6
Ada beberapa klasifikasi dari gagal ginjal kronik yang dipublikasikan oleh
National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcomes Quality
Initiative (K/DOQI). Klasifikasi tersebut diantaranya adalah :

Stadium Deskripsi LFG (mL/menit/1.73 m²)


1 Kerusakan ginjal disertai LFG ≥ 90
normal atau meninggi
2 Penurunan ringan LFG 60-89
3 Penurunan moderat LFG 30-59
4 Penurunan berat LFG 15-29
5 Gagal ginjal < 15 atau dialysis
Table 1. Classification of CKD as Defined by KDOQI and Modified and
Endorsed by KDIGO

7
5. HASIL PENGKAJIAN

PENGKAJIAN PADA MENGGUNAKAN PENDEKATAN TEORI ADAPTASI ROY

I IDENTITAS PASIEN
A. Nama Lengkap /Umur Bp. J / 58th

B. Alamat Jl. Gang Waru. Keramat Jati. Jakarta Timur

C. Pekerjaan Pensiunan Swasta

II IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


A. Nama Lengkap/Umur Ny R/ 52 thn

B. Alamat SDA

C. Pekerjaan Ibu rumah tangga

D. Hubungan dengan Pasien Istri

II PERAWAT YANG MENGKAJI/WAKTU/TEMPAT Ns.Dwiyanto. 25 -27 November 2013


I
IV RIWAYAT PENYAKIT
A. Riwayat penyakit dahulu:
Sudah setahun yang lalu pasien dinyatakan ada pembengkakan jantung. Pasien hanya berobat di klinik Jatinegara dan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit.

B. Riwayat penyakit sekarang :


Pasien dibawa ke IGD karena kejang-kejang dan tidak sadarkan diri. Sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh pusing, mual, sesak nafas dan cekukan
tidak hilang-hilang. BP 180/100 mHg. S: 36.7C. HR: 88x/m, R 18x/m
Riwayat saat pengkajian: Pasien tampak sesak, lemas, memakai O2 : 2-3lt/m terpasang infus RL:Asering setiap 6 jam (1 lt/24jam, 14 gtt/menit). Kedua
kaki udem +1, nyeri kedua kaki bila digerakkan dan disentuh terutama dibagian paha dan kedua engkel. Terpasang kateter, urin warna kuning jernih
sebanyak 400cc ukuran urine bag. Pasien mengatakan tidak selera makan, mual dan mau muntah.
C. Riwayat penyakit keluarga :
Menurut pengakuan keluarga kedua orang tuanya tidak memiliki penyakit hipertensi seperti yang dialami oleh pasien sekarang ini. Pasien bersaudara 8
orang dan tidak satupun dari saudaranya memiliki penyakit hipertensi..

8
PENGKAJIAN LEVEL I : MALADAPTIVE BEHAVIOR
PENGKAJIAN PERILAKU
A. PHISIOLOGICAL MODE
1. OXYGENATION
Pasien mengeluh agak sesak, kepala pusing, badan lemes, dan batuk bedahak muncul kadang-kadang. Pola nafas
Pasien merokok sejak usia 17 tahun. Dan menghabiskan hampir 4 bungkus rokoksetiap harinya. Pasien
berhenti merokok setelah dinyatakan ada pembengkakan jantung.
Inspeksi :

Bentuk dada tidak simetris, Pengembangan dada simetris. RR 18x/mt teratur. Anemis di konjungtitiva
dan kuku-kuku tampak pucat. tidak tampak sianosis. Suhu 36.7oC. Tampak batuk tidak non produktif.
Ictus kordis tidak jelas (pasine gemuk)
Palpasi :
Pengembangan dada simetris, fremitus taktil sama bergetarnya. Capilary refill <3 detik, akral hangat.
Nadi 88x/mt teatur. Teraba ictus cordis di ICS 5 melebar 2 jari ke lateral.
Perkusi :
Suara perkusi pekak tersamar pada dada kiri ICS 4-5 kiri dan kanan .
Auskultasi :
Suara paru vesikuler lemah disepanjang lapang paru, ronchi di bagian apek paru kanan dan kiri, tekanan
darah 130/70mmHg.
Penunjang :
ECG tanggal 23-11-2013 (RBBB dan hypertropi ventrikel)
Hb 10,2 % tgl 23-11-2013
Ureum 279, kreatenin 20.21

2. NUTRITION
Pasien mengatakan tidak ada selera makan. Nutrisi kurang dari kebutuhan
Pasien mengatakan sebelum sakit sering makan jerioan (hati empela) dan hati sapi. Selama masih Cairan dan elektrolit
bekerja pasien sering meminum minuman yang berenergi seperti ekstrajoss, Hemaviton dalam waktu
yang lama
Diet pasien di rumah sakit adalah : Kalori 1700 kal, protein 40 gr, Lemak 30% karbohidrat 260 gram.
Inspeksi :
Bibir tampak kering, mulut dan lidah kotor, gigi geligi: Incisius kiri atas tanggal 2, Molar sudah tanggal
4, dan sebagian ada yang karies, konjungtiva pucat, kulit kering dan bersisik terutama di daerah kaki
Pasien menghabiskan ¼ porsi yang disediakan. Terpasang infus Asering ditangan kanan 1lt/24 jam
Auskultasi :
Peristaltik usus 18-22 x/mt.
9
Palpasi :
Tidak ada teraba benjolan masa di abdomen dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi :
Bunyi timpani pada bagian atas perut ( posisi terlentang)
Data penunjang:
HB 10.2

3. ELIMINATION
Tidak ada keluhan BAK. Kebiasaan dirumah 5-6 kali sehari, di RS sudah 2 kali sehari. BAB di rumah Respons adaptif
biasanya 1kali dalam 1-2hari.
Inspeksi :
Tidak tampak distensi VU. Pasien terpasang kateter urine warna kuning jernih.
Auskultasi :
Peristaltic usus 18-22 x/mt
Palpasi :
Tidak teraba massa abdomen, tidak teraba distensi VU, tidak teraba pembesaran hepar, tidak ada nyeri
tekan

4. ACTIVITY AND REST


Pasien sudah pensium dan tidak lagi bekerja, sebelum sakit hanya dirumah dan aktifitas rutin bersama Intoleransi aktivitas
keluarga dan cucunya.
Pasien mengatakan badan terasa lemes, lelah dan mengantuk. Istirahat tidak puas, sebentar tidur sebentar
bangun. Pasien mengatakan kedua kakinya sakit jika digerakkan dan disentuh pada bagian engkel
Inspeksi :
Pasien rest on bed posisi terlentang, memakai infus dan kateter
Palpasi :
5 5
Kekuaran otot 4 4 ,
Nyeri kaki kanan dan kiri bila ditekan dan digerakkan skala 6 (0-10)

Data penunjang: asam urat 13.9 mg/dl


5. PROTECTION
Palpasi: Gangguan integritas kulit
Kulit kering dan bersisik
6. SENSES
Pasien mengatakan masih bisa melihat,tidak memerlukan kaca mata baca, mendengar, merasakan Respons adaptif
makanan, dan membau bau dengan normal.

10
7. FLUID AND ELECTROLYTES
Ketidakseimbangan elektrolit Na, K.
Inspeksi : Kelebihan volume cairan
Kaki bengkak
Palpasi :
Edema piting grade 1 pada tungkai. turgor kulit kurang elastic.
Penunjang : Na 146 mg/dl, K 4.1 mg/dl, Cl 111 mg/dl, ureum 209 mg/dl, creatinin 15.03 mg/dl.
Ada pembatasan minum (data tidak akurat karena tidak ada catatan mengenai intake dan output)
8. NEUROLOGICAL FUNCTION
Kesadaran pasien CM.pasien mampu mengingat nama, tanggal lahir, dan cerita tentang keluarganya Strss situasional
dengan berurut. Pasien tampak kadang bingung karena rencana di Hemodialisis, dan pasien menanyakan
apakah ada cara lain selain di cuci darah.

9. ENDOCRINE FUNCTION
Tida ada gangguan endokrin, pasien memiliki 4 orang anak Respons adaptif

B. SELF CONCEPT MODE


Meskipun sudah tidak bekerja pasien tetap ingin segera pulang bisa membantu keluarga dalam Stress situasional
beraktifitas terutama menjaga cucunya
C. ROLE FUNCTION MODE
Biaya rumah sakit ditanggung KJS Respon adaptif

D. INTERDEPENDENCE MODE
Selama sakit pasien kadang dijaga oleh istrinya kadang tidak. Tetapi membutuhkan bantuan untuk Respons adaptif
aktifitas fisiknya agar lebih membantu proses penyembuhan

PENGKAJIAN LEVEL II :
PENGKAJIAN STIMULUS
FOCAL STIMULUS
Pasien mengeluhkan adanya pusing, mual-mual dan nyeri di kedua kaki sejak pasien dirawat sehingga sangat mengganggu aktifitasnya
KONTEKSTUAL STIMULUS
Penurunan fungsi ginjal menyebabkan gangguan sekresi air, yang menyebabkan adanya udem kedua kaki , dan akumulasi cairan di kedua apek paru sehingga pasien
merasa sesak

RESIDUAL STIMULUS
Kebiasaan merokok, minum minuman berernergi yang mengandung aspartam (pemanis buatan) dalam waktu yang cukup lama, dan kebiasaan bekerja pada malam
hari dan kurang beristirahat, mengakibatkan kerusakan kronis ginjal.

11
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan udem pulmonal dan ektremitas
bawah
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan umum
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit yang dideritanya saat ini
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tida ada selera makan dan rasa mual.

12
7. Hasil Pemeriksaan

Jenis Nilai Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal


Pemeriksaan Normal 20/11/13/ 22/11/13 22/11/13 23/11/13 26/11/13
malam pagi malam
Darah Rutin
HB 14-16 g/dl 9.6 ↓ 10.2 ↓ 10.0 ↓
Leucosit 4.8-10.8(10ᶟ/μl) 7.8 7.4
Hematokrit 34.0-52.0 % 29 ↓ 31 ↓ 31 ↓
Eritrosit 4.20-6.20 J/μl
Trobosit 150-450(10ᶟ/μl 189 140 ↓
Serum
Ureum 15-39 mg/dl 279 ↑ 209 ↑ 181 ↑
Kreatenin 0.8-1.3mg/dl 20.21 ↑ 15.03 ↑ 11.50 ↑
Elektrolit
Kalium (K) 3.6-5.5 mmol/l 6.0 ↑
Natrium (Na) 133-135 mmol/l
Klorida (CL) 98-109 mmol/l 117 ↑ 117 ↑ 111 ↑
AGD
PH 7.35-7.45 7.17 ↓ 7.22 ↓ 7.27 ↓ 7.47 ↑ 7.46 ↑
PCO2 35-45 mmHg 21 ↓ 27 ↓ 25 ↓ 26 ↓ 28 ↓
PO2 80-100mmHg 121 ↑ 130 ↑ 115 ↑ 111 ↑ 112 ↑
HCO3 22-26mmol/l 8 ↓ 11 ↓ 11 ↓ 19 ↓ 20 ↓
CO2 23-27mmol/l 9 ↓ 12 ↓ 12 ↓ 20 ↓ 20 ↓
SaO2 95-100% 96 96 96 97 96
BE -2.5-2.5 -17.6 ↑
Asam Urat < 7 mg/dl 13.9
mg/dl ↑
GDS < 110 mg/dl 155

8. OBAT-OBATAN

Nama Obat Dosis Indikasi Efek Sampin


Amlodipin Dosis awal yang Amlodipine Efek samping yang
dianjurkan adalahdigunakan untuk sering timbul dalam
5 mg satu kali pengobatan uji klinik antara lain :
sehari, dengan hipertensi, angina edema, sakit kepala.
dosis maksimum stabil kronik, Secara umum    :
10 mg satu kali angina vasospastik fatigue, nyeri,
sehari. Untuk (angina prinzmetal peningkatan atau
melakukan titrasiatau variant penurunan berat
dosis, diperlukanangina). badan.
waktu 7-14 hari. Amlodipine dapat
diberikan sebagai
terapi tunggal
ataupun
dikombinasikan
dengan obat
antihipertensi dan
antiangina lain.
Cordaron Dewasa : Awal Tablet : Gangguan Fotosensitisasi dan
(amiodaron) 600 mg/hari ritme atrium pigmentasi,
untuk 8-10 hari. (perubahan hipotiroidisme,

13
Pemeliharaan : fibrilasi atau hipertiroidisme,
100-400 mg/hari, fluter). Gangguan mikroeposit kornea,
5 hari dalam 1 ritme nodal, pneumopati
minggu. Ampul : ventrikel interstisial difus
5 mg/kg berat (takikardi reversibel.
badan dengan ventrikel,
infus IV selama kontraksi
20 menit-2 jam. prematur, fibrilasi
Infus dapat ventrikel).
diulangi 2-3 Ampul : gangguan
kali/hari. ritme sinus
Pemeliharaan 10- supraventrikular.
20 mg/kg berat Takikardia yang
badan/24 jam berhungan dengan
secara infus IV. sindroma Wolf-
Parkinson-White.
Gangguan ritme
ventrikel.
Prorenal Dewasa dengan Insufisiensi ginjal Dapat menyebabkan
BB 70 kg untuk kronik dalam hiperkalsemia.
insufisiensi ginjal hubungan dengan
kronik 4-8 tablet diet tinggi kalori
3 x/hari. Untuk rendah protein pada
retensi yang retensi yang
terkompensasi 4- terkompensasi atau
6 tablet 3 x/hari tak terkompensasi.
dengan nutrisi
tinggi kalori
rendah protein.
Untuk retensi
yang tak
terkompensasi 4-
8 tablet 3 x/hari
dengan nutrisi
tinggi kalori
rendah protein.
As Folat (Vit B 9) 0.4 mg /hari Kegunaan dari Hipersensitifitas
folid acid ini
adalah membantu
tubuh ketika
proses
metabolisme
protein
berlangsung, serta
turut dalam
membangun sel-
sel darah merah
yang sehat, dan
juga membantu
menurunkan
kadar

14
homocysteine
(asam amino yang
dapat
meningkatkan
resiko penyakit
jantung).
Rantin - Dosis yang - Tukak lambung Efek samping
Ranitidin biasa digunakan dan usus 12 jari ranitidine adalah
hidroklorin adalah 150mg, 2 - Hipersekresi berupa diare, nyeri
kali sehari patologik otot, pusing, dan
- Dosis sehubungan dengan timbul ruam kulit,
penunjang dapat sindrom Zollinger- malaise,nausea.
diberikan 150mg Ellison" - Konstipasi
pada malam hari - Penurunan jumlah
sel darah putih dan
platelet ( pada
beberapa penderita ).
- Sedikit peningkatan
kadar serum kreatinin
( pada beberapa
penderita)
- Beberapa kasus
( jarang ) reaksi
hipersensitivitas
(bronkospasme,
demam, ruam,
urtikaria, eosinofilia.
Cardiamin 1x1 Sebagai Hipersensitive
Pyridoxine HCl antihosmosistein.Se plyridoxin
25 mg, bagai suplemen
cyanocobalamin untuk membantu
25 mcg, foli memenuhi vitamin
acid 500 mcg B6 (piridoksin),
B12
(sianokobalamin).
Asam folat dan
vitamin E
Cefopazon 1. 1-2 gr IM/IV Untuk mengobati  Reaksi
(cephalosporin) setiap 12 infeksi bakteri hipersensitivitas
jam tertentu. (urticaria, pruritus,
2. Dosis ruam, reaksi parah
maksimum: seperti anaphylaxis
12 gr/hari bisa terjadi); Efek
GI (diare, N/V,
diare/radang usus
besar); Efek lainnya
(infeksi candidal)
 Dosis tinggi
bisa dihubungkan
dengan efek CNS
(encephalopathy,

15
convulsion); Efek
hematologis yang
jarang; pengaruh
terhadap ginjal dan
hati juga terjadi.
Lasik (furosemid) 1x1 (V) Menghambat Dehidrasi,
reabsorbsi air dan hyperurisemia,
elektrolit hiperglikemia,
hiponatremia
Bicnat drip 5-10 digunakan sebagai Efek samping yang
mEg/kgBB/menit penetral. Infus mungkin terjadi
Bicnat didalam adalah fluktuasi aliran
tubuh dapat darah dalam otak,
digunakan untuk pendarahan
penyeimbang intracranial,
keasaman dalam berkurangnya asupan
darah. Bikarbonat oksigen dalam
bereaksi dengan ion jaringan,
H+ membentuk air memperparah
dan karbon asidosis intraseluler,
dioksida. dan penurunan fungsi
Bikarbonat jantung
berfungsi sebagai
buffer/penyangga
pada kondisi 
asidosis

16
9. Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi


Tanggal 25/11/2013 Pasien akan meresa nyaman - Berikan posisi - Mengatur dan membantu 12.00 wib
(8.00wib) setelah diberi tindakan dalam semifowler dengan satu posisi pasien untuk posisi - Pasien masih mengeluh
Pola nafas tidak efektif waktu 5jam kedepan dengan bantal semifowler dan sesak nafas
berhubungan dengan kriteria: - Berikan O2 2-3lt/m mengganjal kepala pasien - Pasien rest on bed
berkurangnya kapasitas - Pasien tidak mengeluh - Berikan obat diuresis dengan bantal - Bp 140/90, Hr 88x/m,
paru untuk mengembang nafas berat sesuai anjuran - Memasang O2 kepasien 2- r. 20x/m
yang ditandai adanya - TTV normal - Beri emosional support 3 liter sesuai anjuran - Selama 5 jam pasien
udema paru bagian apek - Tidak ada tanda cianosis untuk tetap tenang dan - Memberikan obat diouresis telah menum 400cc dan
kanan dan kiri. Tujuan lebih dari 24 jam: beristirahat lasik per IV urin yang keluar hampi
DS: nafas terasa sesak - Kolaborasi untuk - Kaji tanda vital - Mengarahkan kepada 700cc
DO: pasien tampak pucat, tindakan HD - Ukur dan catat intake pasien agar tetap tenang Catatan selama 24 jam
ada suara ronchi di apek ouput pasien dan berusaha untuk ( I:2300, O 4400.
paru kiri dan kanan, udem - Kaji hasil laboratorium beristirahat untuk Balance -2100 cc).
ekstremitas bawah, ureum dan createnin mengurangi sesak - Tanggal 26/11/2013
terpasang kateter,Hb 10.2 - Persiapkan pasien untuk - Mengecek tanda-tanda pasien dilakukan
mg/dl. ECG, RBBB dan rencana HD yang kedua vital Hemodialisa selam 3-4
hipertrofi ventrikel. BP - Mengukur dan mencatat jam
120/70, Hr 80x/m R 18 semua makanan dan - ureum 181 mg/dl,
x/m. Ureum 209, kreatenin, minuman yang dimakan kreatenin 11.52 mg/dl
15.3 serta mencatat pengeluaran
urin lewat kateter
- Mengecek hasil
pemeriksaan laboratorium
- Memberi penjelasan
bahwa pentingnya HD
untuk mengurangi sesak
nafanya
Tanggal 25/11/2013 at Tercapai keseimbangan - Kaji pemberian cairan - Mengontrol dan At 12.00 WIB
80.00 WIB cairan dan elektrolit infus sesuai anjuran mengecek ulang jumlah - Selama 5 jam pasien
Gangguan keseimbangan Kriteria : - Catat jumlah cairan tetesan infus sesui anjuran telah menum 400cc dan
cairan dan elektrolit - Hidrasi pasien setiap pasien minum - Mengukur dan mencatat urin yang keluar hampi
berhubungan dengan tercukupi atau keluarga untuk semua makanan dan 700cc

17
gangguan fungsi ginjal - BB tidak bertambah mencatat jumlah yang minuman yang dimakan - Tidak ada pembesaran
yang ditandai oleh atau udem tidak diminum serta mencatat pengeluaran udem ektremitas.
adanya udem pulmonal, bertambah besar - Amati tanda urin lewat kateter - Pasien tidak dapat
nafas sesak dan - TTV normal perubanan edema - Memberikan penjelasan ditimbang mengeluh
ektremitas bawah kaki kepada pasien pentingnya nyeri pada kedua
DS: sesak terasa nafas, - Kaji hasil untuk membatasi, mengukur engkel
batuk dan kaki pada pemeriksaan serum dan mencatat setiap asupan Catatan selama 24 jam
bengkak darah minuman dan makanan agar ( I:2300, O 4400.
DO: pasien tampak pucat, - Berikan penjelasan tidak berlebihan. Balance -2100 cc).
ada suara ronchi di apek kepada pasien akan - Mencatat dan mengamati -Belum ada hasil serum
paru kiri dan kanan, udem pentinya pembatasan perubahan hasil darah
ekstremitas bawah +1, cairan dan garam pemeriksaan serum darah -Pasien dan kelurga
terpasang infus 500 cc berhubungan dengan - Menimbang berat badan mencatat jumlah cairan
dalam 6 jam (28 gtt/menit gangguan fungsi pasien setiap hari yang diminum
atau 2 liter/24 jam) ginjal. - Mengukur TTV -Pasien tidak dapat
terpasang kateter,Hb 10.2 - Monitor berat badan - Mencatat semua intake baik ditimbang berat
mg/dl. ECG, RBBB dan setiap hari peroral maupun parenteral badanya karena
hipertrofi ventrikel. BP - Kaji TTV: nadi, BP, - Memberikan obat diuresis kondisinya
120/70, Hr 80x/m R 18 RR dan suara nafas dan antihipertensi -BP.
x/m. Ureum 209, kreatenin, - Monitor dan catat
15.3 intake output
BB 68kg. TB 160 cm (dari - Kolaborasikan dengan
sumber pasien) IMT: tim kesehatan lain
26.5. KBB untuk pemberian
terapi diuretik dan
obat antihipertensi
lain.

Tanggal 26/11/1213 12.00 wib


80.00 wib Kemampuan untuk beraktivitas - Tentukan penyebab keletihan: - Mengobservasi penyebab - pasien masih
Intoleransi aktifitas dengan melakukan konservasi nyeri, aktifitas,perawatan dan ketidak mampuan untuk mengeluhkan sakit di
berhubungan dengan energy. pengobatan beraktifitas seperti keluhan kedua engkel kakinya
Kriteria : - Kaji respon emosi, sosial dan
kelelahan umum nyeri, lokasi nyeri dan - pasien dapat melakukan
Toleransi aktivitas spiritual terhadap aktifitas.
DS: badan lemas dan pengobatan yang dilakukan aktifitas fisik sesuai batas
- Nadi dengan aktivitas 60 – - Monitor respon kardiorespirasi
nafas terasa berat, kedua 100 mmHg - Mengobserbasi perubahan toleransinya seperti:
terhadap aktivitas : takikardi,
18
kaki bagian tungkai sakit ( meningkat 20 x/mt dari disritmia, dispnea, diaforesis, tanda-tanda vital, sesak dan memiringkan tubuhnya,
bila disentuh nadi saat istirahat) pucat. pucat saat melakukan duduk, dan makan sendiri
DO: Pasien tampak - RR dengan aktivitas - Monitor asupan nutrisi untuk aktifitas tanpa ada perubahan
lemah, memakai infus kurang dari 20x.mt memastikan keadekuatan - Catat jumlah asupan hemodinamika.
- Tekanan darah sistolik sumber energi.
Asering dan terpasang makanan untuk memastikan - Pasien merasa tenang
dengan aktivitas > 20
kateter. Nyeri tekan skala kecukupan energi pasien setelah diberikan
mmHg dari tekanan darah - Bantu pt melakukan ambulasi
6 (skala 0-10) saat istirahat ( 120 – yang dapat ditoleransi. - Membantu pasien untuk perawatan harian dan
Bp: 120/70 150 mmHg) - Rencanakan antara aktivitas mengganti baju yang basah penjelasan yang sudah
N: 84x/m - Warna kulit tidak pucat dan dan istirahat. dan linen yang kotor diberikan.
Asam Urat: 13.9 mg/dl tidak cyanosis - Bantu dengan aktivitas - Memberi emosional support
- Ungkapan kemampuan fisikteratur : misalnya, agar pasien tetap tenang dan
melakukan ADLs ambulasi , berubah posisi, tetap beristirahat yang
perawatan personal sesuai cukup untuk pemulihan
dengan kebutuhan. fisiknya.
- Minimalkan anxietas dan stress - Memberikan masukan
dan berikan intirahat adekuat. kepada dokter
- Kolaborasi dengan medis
penanggjawab untuk terapi
untuk terapi, sesuai indikasi.
asam urat dan anti nyeri

27/11/2013 12.00
80.00 wib Pasien akan mengerti - Berikan penjelasan kepada -Menjelaskan kepada - Pasien dan keluarga
Defisit pengetahuan mengenai informasi penyakit pasien dan keluarga pasien dan keluarga memahami mengapa bisa
berhubungan kurangnya dan pantangan yang harus mengenai proses terjadinya mengenai proses terjadinya mengalami sakit seperti
informasi mengenai dituruti setelah diberikan penyakit yang dideritanya gagal ginjal, gejala yang sekarang ini dan akan
penyakit yang penjelasan dengan kriteria: saat ini serta menjelaskan muncul dan bahayanya berusaha mencoba untuk
dideritanya saat ini - Pasien dan keluarga pola makan dan minum bila tidak segera diberi mengikuti anjuran yang
DS: pasien menanyakan menyatakan yang harus diikuti oleh penanganan dan perlunya sudah diberikan
apakah harus di cuci pemahaman tentang pasien agar tidak tindakan lebih lanjut untuk - Pasien dan keluarga
darahnya, apakah ada penyakit, kondisi, membahayakan kondisi mempertahankan kualitas akan mencari tempat yang
obat untuk tidak cuci prognosis dan program pasien. hidup dekat dengan rumahnya
darah. Dan makanan apa pengobatan - Ajarkan pasien dan -Mengajarkan tentang untuk pengobatan
yang haru dimakan - Pasien dan keluarga keluarga untuk mencatat pebatasan cairan dengan selanjutnya, terutama
mampu melaksanakan
DO. ketidakakuratan setiap minuman yang mengukur urine yang hemodialisa yang
prosedur yang
dalam mengikuti dijelaskan secara benar
diminum dan jumlah urin keluar dalam jumlah cc, ditanggung oleh KJS
interuksi, dan perilaku - Pasien dan keluarga yang dikeluarkan saat itulah jumlah yang harus
19
tidak sesuai. Pasien mampu menjelaskan BAK diminum di tambah 15%
rencana akan pulang kembali apa yang - Jelaskan tentan pentingnya (IWL) dari berat badan
besok. dijelaskan mengikuti jadwal pasien
perawat/timkesehatan Hemodialisa dan terapi -Menjelaskan akan
lainnya medis yang sudah pentingnya hemodialisa
ditentukan agar kondisi yang rutin sesuai jadwal
pasien lebih baik. dan bahayanya bila
menunda hemodialisa yang
sudah ditentukan dan
pentingya mengkomsumsi
obat-obatan yang sudah
diberikan sesui program

20
E. DISCHARGE PLANNING
1. Kaji pengetahuan dan kesiapan pasien dan keluarganya tentang
penyakit dan tatalaksananya. Berikan informasi sesuai dengan
kebutuhan pasien dan keluarga.
2. Beritahu dan ajarkan pentingnya pengukuran asupan dan haluaran
cairan. Laporkan frekuensi, volume dan kelainan yang ada.
3. Beritahu untuk menjaga pola makan yang baik, hindari makanan tinggi
lemak (daging, jeroan, makanan digoreng), hindari makanan tinggi
potasium (pisang, jeruk, melon, tomat, sayuran hijau tua), tinggi
sodium/garam (daging diawetkan, asinan, diasamkan), tinggi fosfat
(susu, keju, es krim). Tetapi pertahankan asupan nutrisi yang cukup.
4. Beritahu terapi pengobatan yang diberikan, dosis, efek samping, waktu
pemberian, dan beri catatan untuk lanjutan terapi di rumah.
5. Anjurkan pasien dan keluarga menghindari penggunaan jamu, obat-
obatan nefrotoksik seperti antasida, penahan sakit, laksatif yang
mengandung magnesium. Konsultasi kepada dokter/petugas kesehatan
dahulu sebelum konsumsi obat.
6. Anjurkan untuk kontrol ulang sesuai petunjuk. Periksa tekanan darah,
berat badan secara teratur dan waspada terhadap adanya kelainan.
7. Anjurkan kepada pasien dan kelurga untuk segera mencari tempat
Hemodialisa yang tidak jauh dari rumahnya bila pasien pulang dari
rumah sakit dan ditanggung dengan KJS
8. Segera hubungi dokter/petugas kesehatan bila ada keluhan atau kondisi
pasien terganggu (misalnya sesak, bengkak, peningkatan berat badan
dan tekanan darah, demam, kelemahan, bingung atau letargi, mual,
muntah, dll).
9. Beri dukungan penguatan kepada pasien dalam menghadapi
penyakitnya, libatkan keluarga.

21
DAFTAR PUSTAKA

deWit, S.C. & Kumagai, K. C. (2013). Medical Surgical Nursing, Concepts and
Practice. 2 nd edition. Elseiver Mosby. Missouri.

Gulanick, M. & Myers, J.L. (2013). Nursing Care plans Diagnoses, Interventions,
and Outcome. 8th Edition. Elsevier Mosby. Philadelpia.

Jha, V et al. (2103). Chronic Kidney Disease: Global Dimension And


Perspectives. Diakses tanggal 17 September 2013.
http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-
6736%2813%2960687-X/fulltext.

Judith H Deglin & April H Vallerand (2005). Pedoman Obat untuk Perawat.
EGC. Jakarta.

Judith M Wlkinson & Nancy R. Ahern (2013). Buku Saku Diagnosis


Keperawatan. Edisi 9. EGC. Jakarta

Lewis S.L. et al. (2012). Medical Surgical Nursing: Assesment and Management
of Clinical Problems. Elseiver Mosby. Missouri.

Price, S.A. & Wilson, L.M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
penyakit. Edisi 6. EGC. Jakarta.

Smeltzer, S. C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah


Brunner & Suddarth. Edisi 8. EGC. Jakarta.

Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan:
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai