Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

(GAGAL GINJAL AKUT)

Dosen Pengampuh : Santalia Banne Tondok, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh
Nama mahasiswa : Jhordane Turu Sangpali
Nim : P07120120030

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


PROGRAM STUDI NERS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena atas rahmat,
karunia serta kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai Makalah Gagal
Ginjal Kronik ( GGK ) ini dengan sebaik mungkin. Tidak lupa pula Kami ucapkan terima kasih
kepada Ibu Santalia Banne Tondok, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dosen mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah II. Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat
kesalahan dan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan
teknik pengetikan, walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis
usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan
sebagaimana mestinya.

Jayapura, 18 juni 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Tujuan
 Tujuan khusus
 Tujuan umum

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Gagal Ginjal Akut


B. Stadium Gagal Ginjal
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinis
E. Patofisiologi
F. Penatalaksanaan
G. Pencegahan

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB IV PENUTUP

A. Saran
B. Kesimpulan

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic non-communicablediseases)


terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit ginjal kronik,
sudah menggantikan penyakit menular (communicable diseases) sebagai masalah kesehatan
masyarakat utama.
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler sehingga
dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasienmengalami komplikasi
yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner,gagal ginjal, dan penyakit
pembuluh darah perifer.
Gagal ginjal atau acute kidney injury (AKI) yang dulu disebut injury acuterenal
failure (ARF) dapat diartikan sebagai penurunan cepat/tiba-tiba atau parah padafungsi filtrasi
ginjal. Kondisi ini biasanya ditandai oleh peningkatan konsentrasikreatinin serum atau
azotemia (peningkatan konsentrasi BUN (blood Urea Nitrogen).Setelah cedera ginjal terjadi,
tingkat konsentrasi BUN kembali normal, sehingga yang menjadi patokan adanya kerusakan
ginjal adalah penurunan produksi urin.
Angka kematian di AS akibat gagal ginjal akut berkisar antara 20-90%.Kematian di
dalam RS 40-50% dan di ICU sebesar 70-89%. Kenaikan 0,3 mg/dL kreatinin serum
merupakan prognostik penting yang signifikan. Peningkatan kadar kreatinin juga bisa
disebabkan oleh obat-obatan (misalnya cimetidin dantrimehoprim) yang menghambat sekresi
tubular ginjal. Peningkatan nilai BUN juga dapat terjadi tanpa disertai kerusakan ginjal,
seperti pada perdarahan mukosa atau saluran pencernaan, penggunaan steroid, pemasukan
protein. Oleh karena itudiperlukan pengkajian yang hati-hati dalam menentukan apakah
seseorang terkena kerusakan ginjal atau tidak.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Mengetahui tentang konsep medis dan asuhan keperawatan pada klien dengan
Gagal Ginjal Akut dan Gagal Ginjal Kronik

b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan GGA Mahasiswa
mampu menegakkan diagnosa keperawatan
2. Mahasiswa mampu membuat intervensi untuk klien GGA
3. Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana tindakan yang telah dibuat
4. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan pada klien
dengan GGA
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Gagal Ginjal Akut

Definisi Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) yang
sebelumnya diknal dengan ARF adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai dengan
peningkatan kadar kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau penurunan
urine output (UO)(Balqis, Noormartany, Gondodiputra, & Rita, 2016). Acute kidney injury
(AKI) adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG)
yang umumnya berlangsung reversible, diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa
metabolisme nitrogen dengan / tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

2. Stadium Gagal Ginjal


a. Stadium I
Tahap stadium ini adalah tahap yang paling ringan, dimana kondisi ginjal masih baik
karena disini hanya terjadi penurunan tahap ginjal. Yaitu tahap dimana kreatinin serum
dan kadar BUN atau Blood Urea Nitrogen dalam batas normal. Gangguan fungsi ginjal
pada tahap ini hanya akan diketahui ketika ginjal diberikan beban kerja yang berat,
seperti tes pemekatan kemih yang lama dengan melaksanakan test GFR yang teliti.
b. Stadium II
Tahap stadium dua disebut dengan tahap influens ginjal, karena pada tahap ini terjadi
kerusakan jaringan pada fungsi ginjal lebih dari 75% jaringan. Di tahap ini pasien akan
mengalami tanda gejala nokturia dan poliuria, dengan perbandingan jumlah kemih siang
hari dan malam hari adalah 3:1 atau 4:1 serta bersihan kreatinin 10-30 ml/menit. Faal
ginjal akan sangat menurun dan menimbulkan gejala-gejala anemia, tekanan darah naik,
dan aktivitas penderita akan terganggu.
c. Stadium III
Tahap stadium tiga adalah gagal ginjal tahap akhir, hal ini dikarenakan 90% dari massa
nefron sudah hancur atau hanya sekitar 200.000 nefron yang masih utuh. Pada tahap ini
penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah, karena ginjal tidak lagi sanggup
mempertahankan homeostatis cairan dan elektrolit dalam tubuh. Pasien akan mengalami
oliguri atau pengeluaran kemih kurang dari 500/hari karena kegagalan glomeroulus
meskipun proses penyakit menyerang tubulus ginjal (Ariani, 2016).
3. Etiologi
AKI di bagi menjadi 3 kelompok utama berdasarkan patogenesis AKI yakni
a. penyakit yang menyebabkan hipoperfusi ginjal tanpa menyebabkan gangguan pada
parenkim ginjal.
b. Penyakit yang secara langsung menyebabkan gangguan pada parenkim ginjal
c. Penyakit dengan obstruksi saluran kemih Kondisi klinis yang dapat menyebabkan
 Terjadinya GGA dapat dipengaruhi oleh ginjal sendiri dan oleh faktor luar:
Penyakit dari ginjal
1) Glomerolusitis
2) Pyelonefritis
3) Ureteritis.
4) Nefrolitiasis
5) Polcystis kidney
6) Trauma langsung pada ginjal.
7) Keganasan pada ginjal.
8) Adanya sumbatan di dalam ginjal seperti batu, tumor, penyempitan/striktur.

 Penyakit Umum di luar ginjal


1) Penyakit sistemik seperti diabetes melitus, hipertensi, kolestrol tinggi.
2) Dysplidemia
3) SLE
4) Penyakit infeksi seperti TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis,
5) Preklamsi,
6) Obat-obatan
7) Kehilangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)

4. Manifestasi Klinis

Ada beberapa gejala yang timbul oleh adanya penyakit gagal ginjal, diantaranya yaitu
(Haryono, 2013) dan (Nursalam & B, 2009):

1. Kardiovaskular: Darah tinggi, perubahan elektro kardiografi (EKG), perikarditis, efusi


perikardium, dan tamponade perikardium.
2. Gastrointestinal : Biasanya terdapat ulserasi pada saluran pencernaan dan pendarahan.
3. Respirasi : Edema paru, efusi pleura, dan pleuritis.
4. Neuromuskular : Kelemahan , gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular,
neuropati perifer, bingung, dan koma.
5. Metabolik/Endokrin: Inti glukosa, hiperlipidemia, gangguan hormon seks menyebabkan
penurunan libido, impoten.
6. Muskuloskeletal : Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang.
7. Integumen : Warna kulit abu-abu, mengilat, pruritis, kulit kering bersisik, ekimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar.
5. Patofisiologi

Umumnya gagal ginjal akut terjadi disebabkan oleh penurunan dan kerusakan nefron
yang mengakibatkan fungsi ginjal yang progresif menghilang. Total laju filtrasi glomerolus
(GFR) dan klirens mengalami penurunan sedangkan terjadi peningkatan pada Blood urea
nitrogen dan kreatin. Kemudian nefron yang masih ada menjadi hipertrofi karena 8 fungsinya
untuk menyaring menjadi lebih banyak. Hal ini berakibat pada ginjal, dimana ginjal
kehilangan kemampuan dalam mengentalkan urine. Ditahap ekskresi urine dikeluarkan dalam
jumlah besar sehingga pasien mengalami kehilangan cairan. Tubulus pada akhirnya akan
kehilangan kemampuan dalam menerima elektrolit dan urine yang dibuang mengandung
banyak sodium yang mengakibatkan terjadinya poliuri (Bayhakki,2013) dalam
(Khanmohamadi, 2014).

6. Penatalaksanaan

Penyakit gagal ginjal merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Namun terdapat
beberapa cara untuk mengobati gagal ginjal yang secara khusus bertujuan untuk mengurangi
resiko munculnya penyakit lain yang berpotensi menambah masalah bagi pasien. Beberapa
pengobatanya yaitu :

a. Menjaga Tekanan Darah Dengan menjaga tekanan darah maka dapat mengontrol kerusakan
ginjal, karena tekanan darah sendiri dapat mempercepat kerusakan tersebut. Obat
penghambat ACE merupakan obat yang mampu memberi perlindungan tambahan pada
ginjal dan mengurangi tekanan darah dalam tubuh dan aliran pembuluh darah.

b. Perubahan Gaya Hidup Hal yang bisa dilakukan ialah dengan merubah gaya hidup seperti
mengurangi konsumsi garam, menurunkan berat badan diutamakan bagi penderita obesitas

c. Obat-obatan Obat-obatan seperti anthipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat,


suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih), transfusi darah.

d. Intake cairan dan makanan Yaitu dengan cara minum air yang cukup dan pengaturan diit
rendah protein memperlambat perkembangan gagal ginjal.

e. Hemodialisis Yaitu terapi pengganti ginjal yang berfungsi mengeluarkan sisa-sisa


metabolisme atau racun dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, 9 kalium,
hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permiable
sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal. (Rudy Hartyono, 2013)
7. Pencegahan
Untuk mengurangi risiko gagal ginjal kronis, cobalah untuk:
a. Jika anda minum minuman beralkohol maka minumlah dengan tidak berlebihan akan
tetapi sebaiknya anda menghindarinya
b. Jika anda menggunakan obat tanpa resep yang dijual bebas. Ikuti petunjuk yang ada
pada kemasannya. Menggunakan obat dengan dosis yang terlalu tinggi dapat merusak
ginjal. Jika anda memiliki sejarah keluarga dengan penyakit ginjal, tanyalah dokter
anda obat apa yang aman bagi anda
c. Jaga berat badan sehat anda dengan berolahraga rutin.
d. Jangan merokok dan jangan memulai untuk merokok
e. Kontrol kondisi medis anda dengan bantuan dokter jika kondisi tersebut
meningkatkan risiko gagal ginjal.
8. Komplikasi
Komplikasi metabolik berupa kelebihan cairan, hiperkalemia, asidosis metabolik,
hipokalsemia, serta peningkatan ureum yang lebih cepat pada keadaan hiperkatabolik.
Pada oligurik dapat timbul edema kaki, hipertensi dan edema paru yang menimbulkan
kegawatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. J DENGAN
GAGAL GINJAL AKUT
DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA
RSUD ABEPURA

Soal kasus :
Tn J Umur 57 Tahun Masuk Rumah Sakit dengan keluhan pusing mual Tn. J mengatakan ia
sudah pernah periksa sebelumnya dengan diagnosa sakit gagal ginjal sejak dua bulan yang
lalu. Pasien mengatakan ada bengkak pada punggung kaki kanan, nyeri saat buang air kecil,
anoreksia dan lemah mengalami kenaikan BB. Keluhan lainnya batuk berdahak sejak 1
minggu yang lalu. Buat lah askep Tn J dengan menggunakan diagnosa Nanda, Noc, Nic.

A. Pengkajian
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Tn. J
Umur: 57 thn
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Marital : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Maluku / Indonesia
Alamat : Jalan Ondikleo Abepura
Tanggal Masuk : 10 Januari 2020
Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2020
No. Register : -
Diagnosa Medis : Gagal Ginjal Akut
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. W
Umur: 50 thn
Hub. Dengan Klien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jalan Ondikleo Abepura
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Pasien Mengatakan Pusing Dan Mual
Riwayat Penyakit Sekearang :
Sekarang Biasanya pasien mengeluh badan terasa lemah, kencing terasa sesak, mual dan
muntah dan penambahan BB, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia dan lemah.
Riwayat Kesehatan Dahulu :
Pasien mengatakan dua bulan lalu perna periksa ke rumah sakit dan di diagnose sakit
gagal ginjal

Genogram :

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : -


b. Pola Nutrisi-Metabolik :-
c. Pola Eleminasi : Perubahan pola kemih
d. Pola Aktivitas dan Latihan :aktivitas terganggu karena adanya

pembengkakan pada punggung kaki kiri


e. Pola koqnitif dan Persepsi sensori :-
f. Pola Persepsi-Konsep diri :-
g. Pola Tidur dan Istirahat : terganggu karena adanya nyeri
h. Pola Peran-Hubungan :-
i. Pola Seksual-Reproduksi :-
j. Pola Toleransi Stress-Koping :-
k. Pola Nilai-Kepercayaan :-
4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Keadaan umum klien lemah serta

tampak meringis

b. Tanda Vital : klien mengalami tingkat pernafasan


meningkat dan tekanan darah mengalami

hipertensi

c. Kepala : rambut bersih

d. Mata : simetris kiri dan kanan

e. Hidung : tidak mengalami gangguang

f. Telinga : tidak ditemukan keadaan abnormal


g. Mulut : bibir kering dan pecah-pecah
h. Leher : tidak ditemukan benjolan
i. Dada dan pinggang : simetris
j.Abdomen : adanya nyeri tekan
k. Ekstremitas : tampak bengkak pada punggung kaki
kanan
l.Genetelia : tidak ada kelainan pada organ genetalia
m. Anus : tidak ada keadaan abnormal
5. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) : _
6. DATA TAMBAHAN :_
7. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Proses Penyakit Nyeri Akut

Pasien mengatakan
nyeri saat BAK

DO :

- Pasien Tampak
Meringis

- Skala Nyeri 5

Tabel Daftar Masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan

NO Tanggal/jam TANGGAL, JAM


Diagnose keperawatan
. ditemukan TERATASI

1 11 Januari 2020/ 09.30 Nyeri akut b.d Proses


Penyakit
C. PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

Nyeri akut b.d Setelah di - indetifikasi - tahu daerah sakit


Proses Penyakit lakukan tindakan lokasi,karakteristik,durasi,intesitas kualitas intensitas
2x24 jam di nyeri dan berat ringannya
harapkan nyeri nyeri
- indetifikasi skala nyeri
akut dapat
teratasi - mengukur TTV Pasien
- mengurangi rasa
Dengan kriteria : - Gunakan teknik komunikasi
nyeri
terapeutik untuk mengetahui
- skala nyeri
pengalaman nyeri pasien - pasien merasa
berubah menjadi
- Kontrol lingkungan yang dapat nyaman dan nyeri
skala 2
mempengaruhi nyeri seperti dapat berkurang
- pasien tidak suhu ruangan, pencahayaan dan
menunjukan kebisingan
ekspresi gelisah

D. IMPLEMENTASI

NO. Hari/ Tgl/Jam No Dx Tindaka Keperawatan Evaluasi

1 11 Januari 2020/ 1 - indetifikasi S:


09.30 WIT lokasi,karakteristik,duras - Klien mengatakan
i,intesitas nyeri mengeluh nyeri di
perut sebelah kiri
- indetifikasi skala nyeri
bawah umbilikus
- mengukur TTV Pasien kuadran kiri bawah
- Keluarga klien
- Gunakan teknik
mengatakan perut
komunikasi
klien masih nyeri
terapeutik untuk
O:
mengetahui
pengalaman nyeri pasien - Klien tampak meringis
- Kontrol lingkungan - Klien tampak
yang dapat melakukan teknik
mempengaruhi nyeri relaksasi nafas dalam
seperti - Skala nyeri 5
suhu ruangan, A : Masalah belum teratasi
pencahayaan dan P : Intervensi- Kaji tingkat
kebisingan nyeri
- Evaluasi teknik
pengalihan nyeri yang
diajarkan
- Lanjutkan terapy
dengan dokter untuk
pemberian obat

E. EVALUASI

NO. Hari/tgl No dx Evaluasi

1 11 Januari 2020/ 09.30 1 S:


- Klien mengatakan mengeluh nyeri di
perut sebelah kiri
bawah umbilikus
kuadran kiri bawah
- Keluarga klien
mengatakan perut
klien masih nyeri
O:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak
melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
- Skala nyeri 5
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi- Kaji tingkat nyeri
- Evaluasi teknik
pengalihan nyeri yang
diajarkan
- Lanjutkan terapy
dengan dokter untuk
pemberian obat
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gagal Ginjal adalah suatu keadaan dimana ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolic
tubuh atau melakukan fungsi regulernya.

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal dan disfungsi tubular dan glomerular. Ini dimanifestasikan dengan
anuria, oliguria, atau volume urin normal.

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat
kegagalan sirkulasi renal dan disfungsi tubular dan glomerular. Ini dimanifestasikan dengan
anuria, oliguria, atau volume urin normal.

Gagal ginjal kronis merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung
pelahan-lahan karena penyebab berlangsung lama dan menetap yang mengakibatkan
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan
biasa lagi dan menimbulkan gejala sakit (Hudak & Gallo, 1996).

B. Saran

Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang
bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang,
diantaranya :

1. Bagi perawat dan tenaga medis

Askep Gagal Ginjal ini bisa sebagai acuan dalam melakukan peraktek pada rumah sakit supaya
hasilnya sesuai dengan harapan.

2. Bagi masyarakat

Dengan adanya Askep Gagal Ginjal ini masyarakat dapat mengetahui tindakan hemodialisa.

3. Bagi mahasiswa

Dengan adanya Askep Gagal Ginjal ini dapat digunakan sebagai pembanding oleh
mahasisiwa kesehatan dalam pembuatan tugas
DAFTAR PUSTAKA

Arif Muttaqin, dkk. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba
Medika: Jakarta

Brunner and Suddarth, 1996, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Jilid 2, EGC,

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai