NIM :PO7120120030
PRODI :NERS
SEMESTER : III ( TIGA )
DOSEN : Sulistiyani S.kep.,Ns.,M.kep
MATA KULIAH : ETIKA KEPERAWATAN DAN HUKUM KESEHATAN
1. Seorang perawat mendapatkan instruksi dari dokter untuk memasang infus pada anak
akan tetapi ada keraguan dari perawat sehingga akhirnya perawat pura-pura memasang
infus. Perawat merasa bahwa anak tersebut sehat dan tidak perlu dipasang infus. Kasus
tersebut dapat dibaca pada kink https://regional.kompas.com/read/2018/03/16/16130981/
pemasangan-infus-anak-ke-setya-novanto-langgar-kode-etik-keperawatan. Analisa
tentang sikap dan pelanggaran etik yang dilakukan oleh perawat tersebut. Tuliskan
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh perawat.
Jawab : Sikap perawat di sini terlihat ragu dalam mengambil keputusan. Pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh perawat adalah kejujuran (Veracity). Perawat tersebut
tahu bahwa tindakan itu tidak benar namun dijalankannya.
2. Seorang perawat melakukan tindakan asusila dengan pasien Covid-19. Perawat yang
seharusnya menjadi role model dimasa pandemi, akan tetapi melah melakukan tindakan
asusila. Analisa tindakan yang dilakukan oleh perawat tersebut. Apakah pelanggaran kode
etik yang dilakukan oleh perawat tersebut? Apa sanksi hukum yang dapat diberikan kepada
perawat tersebut? Apa saja prinsip etik yang dilanggar oleh perawat tersebut? *
https://www.liputan6.com/health/read/691951/oknum-perawat-ini-operasi-pasien-hingga-
sarafnya-putus *
Jawab: Tindakan Asusila yang dilakukan perawat yang bersangkutan juga berpotensi
melanggar etika profesi keperawatan serta disiplin keperawatan.
Dalam hal ini, perbuatan perawat yeng bersangkutan dapat melanggar Poin a angka 2
dan Poin b angka 4 Kode Etik Keperawatan Indonesia sebagai berikut :
Poin a angka 2
Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama klien.
Poin b angka 4
Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional.
Apabila perawat yang bersangkutan dinyatakan bersalah melanggar kode etik tersebut,
maka ia dapat dikenakan sanksi berupa:[11]
1. Penasehatan;
2. Peringatan lisan;
3. Pringatan tertulis;
4. Pembinaan perilaku;
5. Reschooling (pendidikan/pelatihan ulang);
Pemecatan sementara sebagai angota Persatuan Perawat Nasional Indonesia (“PPNI”)
yang diikuti dengan mengajukan saran tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mencabut izin praktik, maksimal yaitu 3 bulan untuk
pelanggaran ringan, 6 bulan untuk pelanggaran sedang, 12 bulan untuk pelanggaran
berat atau sepenuhnya sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah/Dinas Kesehatan
tentang pencabutan izin praktik jenis tenaga kesehatan;
6. Pencabutan keanggotaan.
Perawat tersebut telah melanggar 2 prinsip etik dalam tindakannya terhadap pasien
yaitu prinsip etik Beneficence (Berbuat Baik) dan Non-Maleficence (Tidak
Merugikan), karena perawat di tuntut untuk berbuat baik dan tidak merugikan terhadap
tindakan yang perawat lakukan akan tetapi berbanding terbalik dengan yang di lakukan
perawat pada kasus tersebut, perawat melakukan perbuatan/tindakan tak senonoh
terhadap pasien yang telah melannggar keras prinsip etik keperawatan.
3. Seorang perawat melakukan tindakan medis hingga menyebabkan syaraf putus pada
pasien. Selama ini perawat mengaku sebagai dokter bedah. Analisis pelanggaran etika
keperawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut. Apa prinsip etik yang dilanggar oleh
perawat tersebut? Bagaimana kaitannya tindakan medi dengan wewenang tugas dan tanggung
jawab perawat? Untuk berita lengkapnya dapat membuka link
https://www.jawapos.com/nasional/hukum-kriminal/27/12/2020/kasus-asusila-di-rsd-wisma-
atlet-dekan-keperawatan-investigasi/ *
Jawab: Prinsip etik yang dilanggar oleh perawat tersebut adalah kejujuran (veracity),
perawat tersebut tidak jujur, ia mengaku sebagai seorang dokter bedah padahal ia
adalah seorang perawat serta ia juga menganjurkan pasien untuk melakukan operasi
ditempat prakteknya karena jauh lebih murah daripada di rumah sakit.
Sangat berkaitan karena Perawat dituntut untuk bertanggung jawab dalam setiap
tindakannya khususnya selama melaksanakan tugas baik di rumah sakit, puskesmas,
panti, klinik atau masyarakat. Meskipun tidak dalam rangka tugas atau tidak sedang
melaksanakan dinas, perawat dituntut bertanggung jawab dalam tugas-tugas yang
melekat dalam diri perawat. Perawat memiliki peran dan fungsi yang sudah
disepakati. Tanggung jawab perawat erat kaitannya dengan tugas-tugas perawat.
Tugas perawat secara umum adalah memenuhi kebutuhan dasar serta mengutamakan
dan mengoptimalkan keselamatan pasien.
4. Seorang pasien meminta pulang paksa dari rumah sakit karena merasa tersinggung
dengan perlakuan perawat. Pasien merasa perawat telah menertawakannya. Analisa
situasi yang terjadi pada kasus tersebut. Apa saja pelanggaran etik yang ada pada
kasus tersebut? Bagaimana semestinya perawat bersikap dalam kondisi tersebut?
Untuk berita lengkapnya silahkan baca di link
https://wartakota.tribunnews.com/2019/07/19/kelakuan-perawat-dianggap-tak-
sopan-pasien-rumah-sakit-ini-pilih-pulang-tengah-malam?page=all *
Jawab: Pelanggaran tersebut berupa pelayanan kesatan dilakukan tidak sesuai
dengan SOP serta pada saat pasien pertama kali masuk bukannya langsung
diberikan tindakan namun lebih mendahulukan pengajuan kartu jaga yang
harus dilunasi terlebih dahulu.
JAWAB:
Analisis kasus:
perawat pada masa pandemi banyak membuat konten keperawatan yang di rasa dapat
menghibur dan berguna, namun di artikan masyarakat di anggap kurang etis.
Akuntabilitas atau Tangggung Jawab, Tanggung jawab seorang perawat amatlah berat, hal
ini karena setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien harus sesuai dan
tepat tanpa kecuali. Bukan hanya bertanggung jawab dalam tindakan yang di berikan