Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI MEMBACA DAN MENGERJAKAN KASUS SETELAH MEMBACA

Aspek Legal Etik dalam Praktik Keperawatan Gerontik

A. UraianMateri (Eliapoulos, 2018)


1. Konsep legal dalam praktik keperawatan gerontik
a. Malpraktik
Perawat memberikan layanan kepada pasien dengan kehati-hatian,
memiliki kompetensi dan kepeduliaan. Standar perawatan dianggap
sebagai norma. Ketika kinerja menyimpang dari standar perawatan,
hal ini dinyatakan sebagai malpraktik.
Sehingga perawatbharus bertanggung jawab atas malpraktik yang
dilakukan.
Adapun contohs ituasi yang dapat menyebabkan malpraktek
meliputi yang berikut:
1) Pemberian dosis obat yang tidakbenar kepada pasien, sehingga
menyebabkan pasien mengalami reaksi yang merugikan
2) Mengidentifikasi gangguan pernapasan pada pasien
tetapi tidak memberitahu dokter secara tepat waktu
3) Meninggalkan irigasi di samping tempat tidur pasien yang
bingung, yang kemudian pasien minum larutantersebut
4) Lupa untuk melakukan tirah baring sehingga pasien tidak
bergerak selama seluruh shift, mengakibatkan pasien
mengalami ulkus tekan (pressureulcer)
5) Pasien yang jatuh karena salah satu anggota staf
perawat berusaha mengangkat pasien.
Selain itu, terdapat istilahlainnya seperti tindakan lalai yang terjadi
dengan sendirinya dan tidak menjamin bahwa kerusakan dapat
dipulihkan, seperti:
a) Tugas atau duty : hubungan antara perawat dan
pasien yang menjadi tanggung jawab perawat
perawatan pasien
b) Kelalaian atau negligence: kegagalan untuk menyesuaikan
diri dengan standar perawatan (mis., Malpraktik)
c) Cedera atau injury: kerusakan fisik atau mental
pada pasien atau pelanggaran hak-hakpasien yang
disebabkan oleht indakan lalai
b. Kerahasiaan
Pasien dalam perawatan hanya dilihat oleh petugas kesehatan yang
merawat baik perawat, dokter, terapi, apoteker, dan lainnya.
Dalam mengkomunikasikan informasi mengenai pasien, petugas
kesehatan harus mampu memastikan perawatan yang terkoordinasi
dan berkualitas dengan tetap mempertahankan ekslusivitas akses
informasi. Ekslusivitas ini dikarenakan dengan adanya potensi
tingginya jumlah individu yang memiliki akses kei nformasi medis
pribadi pasien dan kemudahan dalam mentransfer informasi, maka
diperlukan adanya upaya perlindungan keamanan dan kerahasiaan
informasi kesehatan pasien.
Amerika Serikat menjamin keamanan dan kerahasiaan informasi
kesehatan pasien dengan mengembangkanUndang –undang
Portabilitas dan Akuntabilitas Asuransi Kesehatan (HIPAA). HIPAA
Menyediakan akses bagipasien untuk terhubung dengan catatan medis
mereka dan mengendalikan bagaimana informasi kesehatan pribadi
mereka digunakan dan diungkapkan. Pasien dapat meminta penyedia
informasi untuk menguba hinformasi yang salah yang telah mereka
temukan ataupun menambahkan informasi yang hilang. Mereka juga
dapat meminta agar informasi kesehatan mereka tidak dibagikan
kepada pihak lain.
c. Keamanan legalitas bagi perawat
Akal sehat dapat menjadi pendukung terbaik praktik keperawatan
yang sehat. Jangan lupa bahwa pasien, pengunjung, dan karyawan
tidak kehilangan hak hukum atau tanggung jawab mereka keti ka
mereka berada dalam lingkungan praktik perawatan. Hukum dan
peraturan memaksakan hak dan tanggung jawab tambahan pada
pasien, petugaskesehatan dan instansipenyedialayanankesehatan. Oleh
karena itu, perawat harus mampu melindungi diri mereka sendiri
dengan cara berikut :
1) Membiasakan diri untuk memahami hukum dan aturan yang
mengatur tindakan praktik keperawatan, instansi pelayanan
kesehatan dan hubungan dengan multiprofesi
2) Memahami kode etik keperawatan dan kompetensi sesuai dengan
Pendidikan dan pelatihan yang dimiliki
3) Mendapatkan panduan administratif atau hukum jika ragu tentang
konsekuensi hukum dari suatu situasi.
4) Melaporkan dan mendokumentasikan setiap kejadian yang
tidak biasa.
5) Menolak untuk bekerja dalam situasi yang menciptakan risiko
bagi perawatan pasien yang aman.
2. Konsep etik dalam praktik keperawatangerontik
a. Prinsipetik
Beberapa prinsipetik digunakan dalam praktik keperawatan
gerontik, meliputi:
1) Beneficence
Berbuat baik terhadap pasien. Prinsip ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa pendidikan dan pengalaman perawat
memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat
dalam melayani kepentingan terbaik pasien. Perawat mengambil
tindakan yang baik untuk pasien tanpa mengabaikan keinginan
pasien.
2) Nonmaleficence
Untuk mencegah bahaya pada pasien. Prinsip ini dapat dipandang
sebagai bagian dari kebaikan karena niatnya diperuntukkan untuk
mengambil tindakan yang baik untuk pasien. Selain berniat untuk
menghindari tindakan yang menyebabkan kerugian, tindakan
seperti memberitahu manajemen bahwa kekurangan staf
merupakan salah satu bentuk contoh nonmaleficence.
3) Justice
Untuk bersikap adil, memperlakukan orang secara adil, dan
memberi pasien layanan yang mereka butuhkan. Prinsip ini
berkeyakinan bahwa pasien berhak mendapatkan layanan
berdasarkan kebutuhan, terlepas dari kemampuan membayar.
4) Fidelity dan veracity
Fidelity berarti menghargai kata-kata dan kewajiban perawat
terhadap pasien ; veracity berarti kejujuran. Prinsip ini penting
untuk semua interaksi perawat- pasien karena kualitas hubungan
tergantung pada kepercayaan dan integritas. Pasien yang lebih tua
mungkin memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi dari pada
orang dewasa sehingga lansia sangat tergantung pada kejujuran
perawat yang menangani mereka.
5) Autonomy adalah
Untuk menghormati kebebasan, preferensi, dan hak
pasien. Memastikan dan melindungi hak pasien lansia dengan
memberikan persetujuan berdasarkan informedconsent merupakan
contoh dari autonomy.
6) Confidentiality adalah
Untuk menghormati privas ipasien. Pasien sering berbagi
informasi yang sangat pribadi dengan perawat dan perlu
merasa yakin bahwa kepercayaan mereka tidak akan dilanggar.
b. Pertimbangan budaya
Masalah yang harus dipertimbangkan dalam praktik keperawatan
adalah apa yang dapat dianggap sebagai praktik etis. Beberap aindividu
mungkin tidak dipandang oleh orang lain karena latar belakang budaya
mereka. Misalnya, seorang perawat mungkin seorang wanita
Ambon yang beragama Kristen memegang keyakinan bahwa perawatan
terminal di rumah sakit harus dihadiri pendeta dan keluarga. Perawat
dapat memandang ini sebagai keyakinan etis yang sehat dan
memungkinkan mereka untuk membimbing praktiknya dengan
bekerjasama dengan tokoh agama dan perawat lain yang beragama
Kristen. Contoh lain adalah ketika individu memiliki hak untuk
membuat keputusan. Dalam banyak keluarga Jawa, individu membahas
keputusan penting dengan anggota keluarga dan lebih suka melibatkan
keluarg aatau orang yang dituakan dalam keputusan pasien. Dalam hal
ini, perawat perlu menghargai bahwa masalah etika dipengaruhi oleh
budaya. Perawat wajib mempelajari tentang budaya dan preferensi
pasien untuk memastikan tindakan perawatan tidak menimb ulkan
konflik etika. Perawat juga perlu untuk mengingat bahwa tidak semua
individu dari kelompok budaya yang sama dapat berbagi hal yang
sama keyakinan dan praktik berkehidupan. Sehingga, perawat harus
semakin memperkuat pentingnya belajar tentang preferensi i ndividu
dalam praktik keperawatan gerontik.
c. Dilema etik dalam praktik keperawatan gerontik
Praktik keperawatan melibatkan banyak situasi yang
Dapat menghasilkan konflik-konflik antara nilai-nilai perawat dan
sistem eksternal yang memengaruhi keputusan dan konflik;
antara hak pasien dengan kewajiab perawat terhadap pasien.
B. Latihan
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
Anda dianjurkan untukmencari dan mempelajari contoh dilemma
Saat bekerja dalam program pengabdian masyarakat, Anda bertemu
dengan Pak Broto,seorang tunawisma berusia 68 tahun. Pak Broto
menanyakan pendapat Anda tentang gangguan pernapasan yang telah
diderita selama beberapa bulan terakhir. Beliau melaporkan batuk kronis,
hemoptisis,dan dispnea. Pak Broto tampak kurus dan mengakui telah
kehilangan berat badan. Selain itu pak Broto menyampaikan bahwa dia tidak
menderita cofid-19. Pak Broto menyatakan dia merokok setidaknya satu
bungkus rokoks etiap hari selama lebih dari 50 tahun dan tidak memiliki niat
untuk mengubah kebiasaan merokoknya. Meskipun Pak Broto tidak memiliki
gangguan kognitif, beliau sangat menolak upaya untuk menemukan tempat
tinggal dan mengatur konsultasi medis dan perawatan kesehatan dan anda
yakin bahwa perawatan/intervensi Pak Broto tidak akan bertahan lebih lama.

Apakah Anda menghormati hak Pak Brotos


untuk membuat keputusan sendiri tentang hidupnya,? Bahkan jikakeputusan itu
bertentangan dengan apa yang terbaik untuk kesehatan dan kesejahteraannya?
Jelaskan Aspek Legak Etik dalam kasus diatas...
Jawaban :
Menurut saya,sebelum pak broto membulatkan keputusan beliau kita terlebih dahulu
memberikan edukasi atau penerangan untuk meluruskan keputusan pak broto,namun ketika kita
sudah memberikan edukasi tapi pak broto tetap pada keputusannya mau tidak mau walaupun
bertentangan dengan kesehatan kita harus menghormati keputusan beliau dikarenakan beliau
mempunyai hak dan kebebasan hal ini termasuk pada prinsip autonomy dimana perawat harus
menghormati kebebasan, dan hak pasien dengan catatan kita memastikan dan melindungi hak
pasien dengan memberikan persetujuan berdasarkan informedconsent.

Anda mungkin juga menyukai