Anda di halaman 1dari 6

RESUME DAN CONTOH TIAP PRINSIP ETIKA PERAWAT

Disusun Oleh :
Nur Wahyuni
19.0601.0037

PROGRAM STUDI D3-KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2021

1
A. Etika dalam Keperawatan
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang menurut Araskar dan David (1978)
berarti ’’kebiasaan” model perilaku atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu
untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai
motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku. Menurut kamus Webster, etika
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik apa yang buruk secara
moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-
aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik dan
buruk serta kewajiban dan tanggung jawab (Ismani,2001).
Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok
tertentu, etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban
moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tindakan yang
mempunyai prinsip yang benar atau dan salah serta prinsip moralitas karena etika
mempunyai tanggung jawab moral. Menyimpang dari kode etika berarti tidak memiliki
perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai yang berhubungan dengan pertimbangan keputusan
benar atau tidaknya suatu perbuatan karna tidak ada undang-undang atau peraturan
yang menegaskan hal yang harus dilakukan, etika berbagai profesi digariskan dalam
kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap
menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan
penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
B. Prinsip Etika Keperawatan dalam Budi Pekerti Perawat
1. Autonomy (Kemandirian)
Prinsip autonomy didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berfikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
autonomy merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Autonomy
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri praktik profesional merefleksikan autonomy saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2
Contoh :
a. Apabila pasien di anjurkan untuk dilakukan perawatan luka home care
apakah pasien bersedia atau tidak. (Agar pasien dapat membuat
keputusannya sendiri).
b. Ada pasien yang sudah mengalami keguguran selama 4 kali dan
sekarang pasien hamil sudah 8 bulan, untuk menjaga agar tetap sehat
maka dokter menganjurkan untuk melahirkan secara Caesar, maka sang
dokter harus menyampaikan ke keluarga dan pasien secara langsung dan
biarkan pasien dan keluarga untuk memutuskan.
c. Memberitahukan klien tentang keadaannya. Melibatkan klien dalam
pengambilan keputusan.
d. Seorang perempuan G1P0A0 (21 tahun) datang ke puskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya. Saat ini perawat akan melakukan
pengukuran panggul luar. Perawat memulainya dengan menyampaikan
salam, memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, alat dan prosedur
serta menanyakan kesiapan pasien.
2. Beneficence (Berbuat Baik)
Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang baik sesuai dengan
ilmu dan kiat keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.
Contoh :
a. Pada suatu hari ada pasien yang datang ke RS, pasien sudah lanjut usia
tetapi pasien harus dilakukan cuci darah, karena perawat takut pasien
lansia tersebut lupa maka pasien memberikan jadwal cuci darah.
b. Apabila ada pasien yang mengalami penyakit jantung, perawat
menganjurkan pasien untuk mandi menggunakan shower agar tidak
banyak energi yang dihasilkan sesuai dengan kiat dan ilmu keperawatan.
c. Perawat menasihati pasien untuk makan-makanan yang sehat, seperti :
sayur-sayuran, buah-buahan, daging merah dan lain-lain.
d. Menasihati pasien untuk tetap rileks agar meningkatkan produksi ASI.
e. Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup.
f. Perawat menasihati klien dengan penyakit jantung tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum.
3. Justice (Keadilan)

3
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat
bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh :
a. Apabila perawat sedang berdinas harus mengutamakan pasien sesuai
TRIAGE dan tidak boleh membeda-bedakan.
b. Mengutamakan yang urgent/gawat darurat.
c. Ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta
ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat
harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut kemudian bertindak
sesuai dengan asas keadilan.
d. Seorang perempuan (45 tahun) dirawat di RS dengan Ca Mamae dan
terdapat luka di payudaranya yang berbau menyengat. Klien sudah
dilakukan perawatan luka 4 jam lalu, namun saat ini balutannya rembes.
Klien meminta bantuan perawat untuk membantunya membersihkan
diri, tapi perawat menolak dengan alasan tadi sudah dilakukan
perawatan luka sesuai jadwal cukup sehari satu kali.
4. Non-maleficence (Tidak Merugikan)
Perawat dalam melakukan pelayanannya sesuai dengan ilmu dan kiat
keperawatan dengan tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
Contoh :
a. Perawat harus benar dalam pemasangan kateter tidak boleh saling
lubang.
b. Seorang ibu baru saja melahirkan dan perawat tidak boleh melontarkan
kata-kata yang tidak baik.
c. Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya.
5. Veracity (Kejujuran)

4
Menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien
mengerti. Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya.
Contoh :
a. Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya.
b. Perawat tidak boleh menerka-nerka.
c. Perawat menyampaikan diagnosis yang sesuai dengan data, menyeluruh
dan subjektif.
d. Seorang ibu harus dilakukan perawatan luka karena lukanya harus selalu
dibersihkan selama 2 hari 1 kali.
6. Fidelity (Menepati Janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan
menghargai komitmennya kepada orang lain.
Contoh :
a. Apabila perawat sudah berjanji untuk melakukan pemeriksaan jantung
jam 10.00 maka perawat harus melakukannya.
b. Apabila perawat sudah kontrak waktu dengan pasien maka perawat
harus menepati janji tersebut.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan, upaya peningkatan kesehatan klien dan atau atas
permintaan pengadilan.
Diskusi tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.
Contoh :
a. Perawat harus menjaga privasi pasien.
b. Perawat harus merahasiakan penyakitnya kepada orang lain yang tidak
dikenal.
c. Perawat harus merahasiakan catatan medis pasien.

5
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam berbagai kondisi tanpa terkecuali.
Contoh :
a. Perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesama
teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi
dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima
obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan profesional.
b. Perawat harus melakukan tindakan sesuai dengan SOP yang berlaku.
c. Perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesama
teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi
dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang menerima
obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang
menuntut kemampuan professional.

Anda mungkin juga menyukai