Anda di halaman 1dari 21

Menerapkan kode etik keperawatan dalam

implementasi asuhan keperawatan

Kelompok iv
DISUSUN OLEH :
 ANNISA RAHAYU (183112420140203)
 NADYA SYIFA ALFIYAH (194201416182)
 NURUL RIZKY AMELIA (183112420140197)
 SULEHAH (183112420140190)
PENGERTIAN ETIKA

Etika Merupakan perilaku seseorang yang berhubungan dalam


pengambilan keputusan yang baik maupun buruk.Kelompok maupun
individu pasti memiliki nilai-nilai etika di dalam masyarakat .Dengan
adanya nilai etika pada diri setiap individu dapat mengurangi
terjadinya tindakan yang tidak dinginkan atau merugikan orang lain.
Kata Etika berasal dalam bahasa yunani kuno yakni
ETHIKOS,yang berarti timbul dari kebiasaan.Sedangkan pengertian
etika menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral ( Akhlak ).
Etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
suatu organisasi salah satunya yaitu organisasi profesi keperawatan.
PENGERTIAN ETIKA MENURUT PARA
AHLI
 Soergarda Poerbakawatja
Menurut Soergarda Poerbakawatja,pengetian etika adalah suatu ilmu
yang memberikan arahan,acuan,serta pjakan kepada suatu tindakan manusia.
 H.A.Mustafa
Menurut H.A.Mustafa,pengertian etika adalah ilmu yang menyelidiki
terhadap suatu prilaku yang baik dan yang buruk dengan memperhatikan
perbuatan manusia sejauh apa yang diketahui oleh akan serta pikiran
manusia.
 K.Bertens
Menurut K.Bertens,definisi etika nilai dan norma moral yang menjadi
suatu acuan bagi umat manusia secara baik secara individu atau kelompok
PENGERTIAN ETIKA KEPERAWATAN

Etika keperawatan adalah pedoma bagi perawat di dalam


memberikan asuhan keperawatan kepada pasiennya agar segala
tindakan yang diambilnya tetep memperhatikan kebaikan
pasien.salah satu aturan yang mengatur hubungan antara
perawat – pasien adalah etika.
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan
tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik
keperawatan.
PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN
1. Autonomy (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa


individu mampu berpikir secara logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri, dan perawat
haruslah bisa menghormati dan menghargai kemandirian
ini. Salah satu contoh yang tidak memperhatikan otonomi
adalah memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguan atau penyimpangan
LANJUTAN….
2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menuntut perawat untuk melakukan hal yang


baik sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan dalam
melakukan pelayanan keperawatan.
Contoh perawat menjelaskan klien dengan penyakit
jantung tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk
tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.
Hal tersebut merupakan penerapan prinsip beneficence.
Walaupun memperbaiki kesehatan secara umum adalah
suatu kebaikan, namun menjaga resiko serangan jantung
adalah prioritas kebaikan yang haruslah dilakukan.
LANJUTAN…..
3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja sesuai


ilmu dan kiat keperawatan dengan memperhatikan
keadilan sesuai standar praktik dan hukum yang
berlaku.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu
ada klien baru masuk serta ada juga klien rawat yang
memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor
tersebut kemudian bertindak sesuai dengan asas
keadilan.
LANJUTAN…..
4.Non-maleficence (tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan


bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan kepada
dokter secara tertulis menolak pemberian
transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan
(melena) membuat keadaan klien semakin
memburuk dan dokter harus mengistrusikan
pemberian transfuse darah.
Akhirnya transfusi darah ridak diberikan karena
prinsi beneficence walaupun pada situasi ini
juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
LANJUTAN….
5. Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina hubungan saling percaya. Klie
memiliki otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia
ingin tahu.
Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia.
Ny. A selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah
berpesan kepada perawat untuk belum memberitahukan kematian
LANJUTAN…
6. Fidelity (Menepati janji)
Tanggung jawab besar seorang perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan, dan meminimalkan penderitaan.
Untuk mencapai itu perawat harus memiliki komitmen
menepati janji dan menghargai komitmennya kepada
orang lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
klien hanya bisa dibaca guna keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan harus dihindari.
LANJUTAN….
8. Accountability (Akuntabilitasi)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa


tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
kondisi tanpa terkecuali.
Contoh perawat bertanggung jawab pada diri sendiri,
profesi, klien, sesama teman sejawat, karyawan, dan
masyarakat. Jika perawat salah memberi dosis obat
kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif,
dan masyarakat yang menuntut kemampuan
professional.
IMPLEMENTASI ETIKA KEPERAWATAN
DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
Autonomy (Autonomi)

Seorang perawat apabila akan menyuntik harus memberitahu untuk apa obat tersebut.
Perawat dalam pemasangan infus meskipun telah ada intruksi dari dokter secara tertulis untuk
melalukan pemasangan infus, tapi seorang perawat yang akan melakukan wajib untuk meminta
persetujuan pada pasien.
Pasien yang akan dilakukan tindakan operasi oleh dokter, perawat wajib memberikan informed
consent sehingga pasien paham tujuan dan resiko yang akan diakibatkan dari operasi.
LANJUTAN….
Beneficence (Berbuat Baik)

 Perawat menjelaskan pasien dengan penyakit jantung tentang program latihan


untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk
tidak dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

 Seorang pasien yang mengalami pendarahan setalah melahirkan dan harus


dilakukan tranfusi darah, tetapi pasien menolak diberikan tindakan tersebut.
Maka perawat berubaha meyakinkan jika tidak dilakukan tindakan tranfusi
darah maka akan membahayakan kondisinya.
LANJUTAN….
Justice (Keadilan)

 Diruang penyakit bedah sebelum dilakukan operasi pasien harus


mendapatkan informasi tentang persiapan pembedahan baik itu pasien di
ruang VIP maupun kelas III.

 Ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada
juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut kemudian bertindak
sesuai dengan asas keadilan.
LANJUTAN….

Non-maleficence (tidak merugikan)

 Pasien yang gelisah diberi tempat tidurnya pengaman agar pasien


tidak terjatuh.

 Agar tidak salah obat pada pasien, maka setiap pemberian obat
perawat wajib melakukan identifikasi pasien.
LANJUTAN….
Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.

Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena kecelakaan mobil,
suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya
tentang keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari
dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.
LANJUTAN…..

Fidelity ( Menepati Janji )

 Perawat akan melakukan edukasi pada pasien tentang cara mengambil


nafas dalam yang benar pada jam 10.00 WIB, maka perawat wajib
menepati agar pasien menghargai perawat.

 Jika perawat sudah berjanji akan melakukan sebuah tindakan kepada


pasien, maka perawat tidak boleh mengingkari janji tersebut.
LANJUTAN….

Confidentiality (Kerahasiaan)

 Perawat tidak boleh menceritakan rahasia pasien pada orang lain,


kecuali seiizin pasien atau seizin keluarga demi kepentingan hukum.

 Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna


keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien.
LANJUTAN….

Accountability (Akuntabilitas)

 Jika perawat salah memberi dosis obat kepada klien perawat dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, dokter yang memberi tugas
delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan professional.
KESIMPULAN
 Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan tertulis yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode etik keperawatan sebagai landasan
bagi seorang yang berprofesi sebagai perawat untuk memberikan asuhan keperawatan serta
menjadi suatu ciri atau persyaratan profesi yang berarti penting dalam penentuan,
pertahanan dan peningkatan standar profesi keperawatan (Nasrullah, 2014).

 Semua perawat harus menaati kode etik yang telah disepakati, terdapat 8 prinsip etik
keperawatan yaitu : Otonomi (Autonomy), Berbuat Baik (Beneficience), Keadilan (Justice),
Tidak Merugikan (Non maleficience), Kejujuran (Veracity), Menepati Janji (Fidelity),
Kerahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas (Accountability). Delapan prinsip etik ini
merupakan pedoman bagi perawat dalam melakukan asuhan dan tindakan keperawatan.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai