Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MATERNITAS

PRINSIP ETIK KEPERAWATAN DALAM BIDANG MATERNITAS

Oleh :

Faiqotul Amalia

175070201111001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. Definisi
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi
keperawatan adalah milik dan dilaksanakan olehs emua anggota profesi
keperawatan. Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi
anggota profesi dalam melaksanakan praktik profesinya sesuai dengan
standar moral yang diyakini. Disamping itu, seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan masyarakat mengakibatkan ruang
lingkup pelayanan keperawatan semakin kompleks. Untuk itu, perawat juga
dituntut kemampuannya untuk dapat mengambil keputusan atas dasar
penalaran saintifik dan etis.

B. Penjelasan Prinsip-Prinsip Etik Keperawatan


1. Kemurahan Hati (Beneficence)
Inti dari prinsip kemurahan hati adalah tanggung jawab untuk melakukan
kebaikan yang mengutamakan pasien dan menghindari perbuatan yang
merugikan atau mebahayakan pasien. Prinsip ini sering kali sulit
diterapkan dalam praktik keperawatan. Berbagai tindakan yang dilakukan
sering memberikan dampak yang merugikan pasien, serta tidak adanya
kepastian yang jelas apakah perawat bertanggung jawab atas semua cara
yang menguntungkan pasien. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
adanya sumbangasih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan,
keselamatan, dan keamanan pasien.
2. Keadilan (Justice)
Prinsip dari keadilan menurut Beauchamp dan Childress menyatakan
bahwa mereka yang sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan
yang tidak sederajat diperlakukan secara tidak sederajat, sesuai dengan
kebutuhan mereka. Ini berarti bahwa kebutuhan kesehatan dari mereka
yang sederajat harus menerima sumber pelayanan kesehatan dalam jumlah
sebanding. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar,
maka menurut prinsip ini ia harus mendapatkan sumber-sumber kesehatan
yang besar pula. Kegiatan alokasi dan distribusi sumber-sumber ini
memungkinkan dicapainya keadilan dalam pembagian sumber-sumber
asuhan kesehatan kepada pasien secara adil sesuai kebutuhannya.
3. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan
menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka
pilih (Veatch dan Fry, 1987; lih. Creasia, 1991). Permasalahan yang
muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan
otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat
kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya
informasi, dll.
4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip kejujuran menurut Veatch dan Fry (1987) didefinisikan sebagai
menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong. Kejujuran harus
dimiliki perawat saat berhubungan dengan pasien. Kejujuran merupakan
dasar terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dan pasien.
Perawat sering tidak memberitahukan kejadian sebenarnya pada pasien
yang sakit parah. Namun, penelitian pada pasien dalam keadaan terminal
menjelaskan bahwa pasien ingin dibertahu tentang kondisinya secara jujur
(Veatch, 1978).

5. Ketaatan (Fidelity)
Prinsip ketaatan didefinisikan oleh Veatch dan Fry sebagai tanggung
jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan. Tanggung jawab dalam
konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji,
mempertahankan konfidensi memberikan perhatian/ kepedulian.
6. Non maleficience
Non-maleficience berarti tidak melukai atau tidak menimbulkan bahaya/
cedera bagi orang lain. Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip untuk
tidak melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk
melekukan yang baik.
7. Kerahasiaan (Confidetiality)
Aturan dlam prinsip kerahasiaan adalah privasi pasien berkaitan dengan
informasi tentang pasien harus terjaga. Segala sesuatu yang terdapat dalam
dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam rangka
pengobatan pasien. Tidak ada seorang pun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diizinkan oleh pasien dengan bukti persetujuan.
Pelayan kesehatan harus menghindari diskusi tentang pasien diluar area
pelayanan atau menyampaikan pada teman atau keluarga tentang pasien
dengan tenaga kesehatan lain
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas ataupun terkecuali
(Zubair Achmad Charris, 1990)

C. Kasus
Ny. A sedang hamil 5 bulan (kehamila pertama) dan terdiagnosa kanker
rahim. Dokter menyarankan untuk mengangkat rahim Ny. A dan
menggugurkan kandungannya dan keluarga Ny. A termasuk suaminya
menyetujui saran dokter tersebut. Akan tetapi, Ny. A tidak mau mengangkat
rahimnya dan menggugurkan rahimnya. Ny. A merasa tidak berguna lagi
karena tidak bisa memberikan keturunan kepada suaminya jika rahimnya
diangkat dan kandungannya digugurkan.

D. Analisa Kasus Mneurut Prinsip-Prinsip Keperawatan


Kemurahan Hati (Beneficence) → Pada saat kondisi sepert ini yang harus
perawat memberikan arahan kepada Ny. A dengan menjelaskan apa saja
resiko yang akan terjadi apabila Ny. A tidak melakukan tindakan tersebut dan
apa saja keuntungan yang akan Ny. A dapatkan apabila melakukan tindakan
tersebut. Disini perawat hanya memberikan penjelasan dan arahan kepada
pasien.
Keadilan (Justice) → Pada prinsip ini perawat tidak boleh membeda-bedakan
anatar pasien yang satu denga pasien yang lainnya. Jadi disini perawat harus
memberikan pelayan kesehtan yang sama rata kepada semua pasien tanpa
membedakan ras, suku, pangkat ataupun derajat dari seorang pasien itu
sendiri. Begitupula dengan Ny. A perawat harus melakukan perawatan yang
terbaik danakan selalu memberikan pelayan kesehatan terbaik pula yang
perawat bisa dan perawat akan melakukan segala tindakan perawatan secara
maksimal dan optimal.
Otonomi (Autonomy) → Pada prinsip ini perawat memberikan kebebasan
kepada Ny. A dalam mengambil sebuah keputusan tanpa ikut campur di
dalamnya. Perawat hanya perlu memberikan penjelasan apa saja yang terjadi.
Untuk sebuah keputusan yang akan diambil merupakan hak Ny. A
sepenuhnya.
Kejujuran (Veracity) → Pada prinsip ini perawat harus mengatakan hal yang
sebenarnya terjadi saat ini kepada Nya. A tanpa menutupi sesuatu apapun.
Dan perawat juga harus mengatakan tindakan apakah yang harus Ny. A
lakukan menurut saran dokter.
Ketaatan (Fidelity) → Pada prinsip ini perawat perawat mengahargai
keputusan Ny. A dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Maksudnya
disini adalah perawat tidak merubah hasil kesepakatan yang telah disepakati
bersama. Perawat memberikan perhatian dan dukungan lebih kepada Ny. A
agar dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat.
Non-malaficience → Pada prinsip ini perawat tidak melakukan tindakan yang
dapat merugikan Ny. A , misalnya perawat melakukan pemaksaan kehendak
epada Ny. A atau melakukan tindakan yang diluar dugaan.
Kerahasiaan (Confidetiality) → Pada prinsip ini perawat dapat menjaga
segala informasi mengenai kondisi yang sedang Ny. A alami saat ini dan
tidak menyebar luaskan informasi mengenai kondisi yang sedang Ny. A alami
saat ini kepada perawat lain ataupun orang sekitarnya. Perawat juga harus
bisa menjaga privasi pasien apabila sedang berada diluar lingkungan
pelayanan kesehatan.
Akuntabilitas (Accountability) → Pada prinsip ini perawat harus mampu
memberikan tindakan perawatan yang baik dan benar kepada Ny. A dapat
dilihat dari cara perawat dalam melakukan komunikasi dengan Ny. A.

E. Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung
jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Prinsip etika
keperawatan itu ada 8 diantaranya Kemruahan hati (Beneficience), Keadilan
(Justice), Otonomi (Autonomy), Kejujuran (Veracity), Ketaatan (Fidelity),
Non-malaficience, Kerahasiaan (Confidetiality), dan Akuntabilitas
(Accountabilty). Dengan adanya prinsip tersebut diahrpak perawat dalam
melakukan tindakan perawatan yang maksimal dan dapat meberikan pelayang
kesehatan yang baik terhadap pasien.
Dari kasus diatas juga dapat kita lihat bahwa peran perawat dalam setiap
keputusan ataupun perilaku yang akan pasien lakukan sangat berpengaruh.
Pasien membutuhkan arahan dan dukungan lebih dari perawat dalam
mengahadapi beberapa masalah yang membuat pasien merasa cemas. Perawat
juga harus bisa memberikan peelayanan perawatn yang setara dengan pasien
lainnya agar tidak menimbulkan perselisihan antar pasien. Sealin itu perawat
juga harus bisa mengatakan suatu yang sejujurnya mengenai setiap informasi
mengenai kesehatan pasien. Akan tetapi perawat juga harus bisa bertanggung
jawab mengenai informasi tersebut untuk bisa menjaga semua informasi
tanpa menyebar luaskan kepada siapapun.
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, Robert.2002.Pengantar Etika Keperawatan.Yogyakarta.Penerbit


Kanisius

Suhaemi, Mimin Emi.2002.Etika Keperawatan.Jakarta.Penerbit Buku Kedoteran


EGC

Muhith, Abdul dan Sandu Siyoto.2016.Pendidikan Keperawatan


Gerotik.Yogyakarta.CV Andi Offset

Edukasi Pintar Berinvestasi.Kasus Dilema Etik Dalam Keperawatan


Maternitas.https://dokumen.tips/documents/kasus-dilema-etik-dalam-
keperawatanmaternitas.html(Diakses 24 April 2015)

Anda mungkin juga menyukai