Anda di halaman 1dari 4

Nama Lengkap : Rheisa Aurellia Syahputri

NIM : P07120320080

Program Studi : STKA 4B

Mata Kuliah : Palliative Care

Dosen Pengampu : Sri Arini Winarti R, SKM, M.Kep

PELAKSANAAN PRINSIP ETIK KEPERAWATAN PALIATIF

1. Autonomi (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individumampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek
terhadap seseorang atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak
secara rasional.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik otonomi perawatan paliatif yaitu ketika
pasien yang menderita penyakit terminal dimana sudah dalam keadaan lumpuh
serta kondisi kesadaran beliau memburuk lalu dilarikan ke rumah sakit dan
dirawat intensif selama beberapa hari di rumah sakit, karena kondisi beliau
mengalami sedikit kemajuan namun belum sepenuhnya pulih dan sudah
mempertimbangkan berbagai aspek maka pihak keluarga kami mengambil
keputusan untuk menjalani perawatan paliatif di rumah saja atau hospise care
dengan pengawasan tenaga medis. Dalam hal ini, pihak rumah sakit sangat
menghargai keputusan kami untuk membawa pasien pulang tanpa memaksa dan
sudah bertindak secara rasional.
 Penjelasan : Dalam kasus tersebut, bisa dikatakan pasien atau keluarga pasien
berhak menolak Tindakan dan mengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan
prinsip menghormati pribadi yang mempunyai otonomi. Sebagai individu,
disamping bebas menentukan atau memilih tindakan yang akan dilakukan, maka
pasien atau keluarga berhak pula menolak suatu tindakan yang akan dilakukan
kepadanya. Dalam melaksanakan suatu tindakan, maka tidak boleh memaksakan
kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan prinsip menghargai pasien sebagai orang
yang bermartabat dan mampu untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinya
sendiri (Autonomy).
2. Non-Maleficience (Tidak Merugikan)
Prinsip ini berati tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Prinsip tidak merugikan, bahwa kita berkewajiban jika melakukan suatu tindakan agar
jangan sampai merugikan orang lain.
 Contoh : Sebagai seorang perawat kita harus hati-hati melakukan tindakan
sehingga jangan pasien merasa dirugikan, terlebih pada pasien penyakit terminal,
misalnya sebelum dan sesudah melakukan indakan kita harus mencuci tangan
untuk menghindari terjadinya infeksi dan kita menghindari infeksi penyakit
pasien terhadap kita. Jika pake jarum suntik sekali pakai buang jangan berulang-
ulang, kalau memasang kateter harus dengan hati – hati jangan sampai terjadi
infeksi pada saluran kemihnya, dan penyangga tempat tidur sudah rusak dan tidak
layak pakai. Pasien terminal rata-rata tidak sadar dan pada saat menscution jangan
sampai kita jolok-jolok yang dapat menyebabkan iritasi kan merugikan pasien.
 Penjelasan : Terkandung dalam prinsip ini adalah menghindari kemungkinan
atau kerusakan melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghindari kerugian,
melakukan tindakan dengan kemungkinan tinggi mampu melindungi dari
kerusakan, tindakan yang dilakukan tidak akan menimbulkan resiko, keuntungan
yang didapat dari tindakan harus lebih besar dari pada kerugian atau biaya yang
digunakan.

3. Berbuat Baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang yang baik. Kebaikan
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situsi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik beneficient perawatan paliatif yaitu bila
kita merawat pasien dengan cinta dan kasih sayang itu merupakan bagian dari
melayani sesama yang memerlukan pertolongan kita, dalam agama juga kita
diajarkan kita sesama manusia harus tolong menolong, menghargai. Didalam
ajaran agama muslim menolong sesama itu adalah ibadah, dan semua agama
mengajarkan jadi kita menolong pasien dengan kasih sayang dan kita mendapat
pahala kedepannya.
4. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran padasetiap pasien dan untuk
menyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik kejujuran perawatan paliatif yaitu saat
perawat merawat pasien penyakit terminal maka sudah seharusnya mengatakan
keadaan pasien yang sebenernya namun dengan tutur kata yang halus dan tidak
menyinggung perasaan pasien atau keluarga. Misalnya, pasien penderita kanker
payudara stadium akhir yang kemungkinan kesempatan hidup sudah tidak lama
lagi, jadi dokter ataupun perawat semaksimal mungkin menyampaikan kenyataan
tersebut dengan sebenarnya kepada keluarga pasien.

5. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip – prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam praktek profesional ketika tim perawatan paliatif bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum,standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik keadilan perawatan paliatif yaitu dalam
merawat pasien kita harus berlaku adil terhadap pasien dengan memandang
pasien itu sebagai keluarga kita sendiri yang harus kita jaga dan kita rawat dan
perlu kita hormati, kita kasihi dengan tulus iklas baik kaya atau miskin ataupun
berbeda agama karena semua manusia dihadapan Tuhan sama. Terlebih pada
pasien paliatif yang memerlukan tingkat perawatan yang lebih ekstra.

6. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwainformasi tentang pasien harus
dijaga privasinya. Apa yang terdapat dalam dokumencatatan kesehatan pasien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan pasien. Tak adasatu orangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali diijinkan oleh pasiendengan bukti
pesetujuannya.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik kerahasiaan perawatan paliatif yaitu
pastinya kita memberitahukan keluarga bahwa kondisi pasien sudah pada tahap
terminal, dimanapun kondisi pasien harus diberitahu karena kalau ada apa-apa
kita juga nantinya yang disalahkan. Memang kita sebagai seorang perawat kita
harus menjaga kerahasiaan pasien salah satunya tidak menceritakan kepada
pasien dengan tidak menceritakan penyakit pasien kepada orang lain tentang apa
penyakit pasien karena didalam sumpah perawat ada tertulis segala kerahasiaan
pasien tidak boleh diceritakan kepada oarang lain kecuali deperlukan hukum.
 Penjelasan : Prinsip ini merupakan prinsip confidentialy dan juga veracity dan
ini harus dianut oleh perawat dimana perawat harus memberikan informasi yang
lengkap dan mampu mempertahankan kerahasiaan pasien dalam hal-hal yang
sudah ditentukan.

7. Akuntabilitas (Acountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti
pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas
merupakan standar yang pasti yang man tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
 Contoh kongkrit penerapan prinsip etik akuntabilitas perawatan paliatif yaitu
sebagai perawat harus melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan
asuhan keperawatan pada pasien paliatif. Misalnya ketika perawat memberikan
obat atau injeksi kepada pasien dengan baik dan benar. Injeksi ditentukan
berdasarkan advis dan kolaborasi dokter, perawat membuat daftar biaya dari
tindakan dan pengobatan yang diberikan. Dalam contoh tersebut perawat
memiliki tanggung jawab terhadap klien, dokter, rumah sakit dan profesinya. Jika
salah memberikan dosis obat kepada pasien, perawat dapat digugat oleh klien
menerima obat, oleh dokter yang memberi tugas delegasi, dan masyarakatnya
menuntut kemampuan profesional.

Anda mungkin juga menyukai