Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai profesi yang
mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas dan pendidikan, profesi
keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai yang akan dibentuk dan dipertahankan.
Namun, secara periodik profesi mengkaji ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk
mengembangkan dan mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling
fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan perlindungan atau advokasi
kepada pasien.
1.4.1 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial
Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat mempengeruhi tindakan dan
mempertahankan apa yang yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai-nilai sebagai
dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien. Berdasarkan Potter dan Perry
(2005) tentang American Association of Colleges of Nursing (AACN) menetapkan tujuh nilai
dan perilaku keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran.
a. Alturisme
Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu sebagai individu yang
perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati, dan ketekunan. Dan nilai profesional
perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika
mereka tidak dapat melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian
pada masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.
b. Persamaan
Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima, asertif, tidak
sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku profesional sebagai perawat yaitu
dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan
memilih pasien dari karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain,
mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan atau kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
c. Estetika
Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya, kreativitas,
imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat beradaptasi dengan
lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
bagi diri sendiri dan orang lain, menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan
positif dalam keperawatan.
d. Kebebasan
Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan, kemerdekaan,
keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai perawat profesional yaitu bisa
menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk
memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap
isu-isu yang kontroversi dalam profesi.
e. Martabat Manusia
Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan pertimbangan, empati,
kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri. Perilaku profesonal sebagai perawat
dapat melindungi hak pasien terhadap kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai
dengan yang mereka inginkan, mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien
dengan hormat tanpa memandang latar belakang.
Universitas Sumatera Utara
f. Keadilan
Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan objektivitas. Perilaku
profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai advokasi dalam perawatan kesehatan
pasien, mealokasikan sumber daya secara adil, dan melaporkan praktik yang tidak kompeten,
tidak etis, dan ilegal secara objektif dan aktual.
g. Kebenaran
Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran, kejujuran, keingintahuan,
rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat yaitu dapat
mendokumentasikan keperawatan secara akurat dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk
membuat suatu keputusan sebelum melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi,
berpartisipasi dalam usaha profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi
mengenai kesehatan.
1.4.2 Nilai Advokasi
Advokasi adalah mendukung, menjunjung, dan mendiskusikan nilai-nilai yang dianut orang lain.
Terbentuknya advokasi terhadap pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari perawat
maupun pasien itu sendiri. Adapun bentuk advokasi yang bisa dilakukan perawat pada pasien
yaitu memberikan informasi atau edukasi, penjelasan tentang prosedur tertentu, penjelasan
tentang hasil tes akhir, keikutsertaan dalam perencanaan perawatan, identifikasi kekuatan pasien
Universitas Sumatera Utara
dan mendengarkan secara hati-hati (American Nurse Association (ANA) Code of Ethics, 1985
dalam Potter & Perry, 2005).
1.5 Klarifikasi Nilai
Menurut Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry, 2005) memperkenalkan
klarifikasi nilai sebagai suatu pendekatan untuk menghargai nilai, menggambarkan sebuah
metode dalam klarifikasi nilai yang meliputi tiga langkah yaitu pertama memilih kepercayaan dan
perilaku seseorang dengan memilih beberapa alternatif, memilih dengan bebas, dan
mempertimbangkan setiap konsekuensi. Kedua menghargai kepercayaan dan perilaku seseorang
dengan menghargai dan menyukai pilihan, memberi dan menyukai pilihan, dan memberi tahu
orang lain tentang pilihan yang diambil. Ketiga bertindak sesuai kepercayaan seseorang dengan
membuat keputusan terhadap kepercayaan orang tersebut dan bertindak dengan pola yang tetap
dan berulang-ulang.
1.5.1 Pemilihan
Memulai klarifikasi nilai ketika seseorang memilih, kemudian membuat prioritas nilai pribadi.
Skala nilai hidup memberikan contoh bagaimana seseorang dapat memulai proses. Hal ini
meliputi 10 nilai yang harus diberi prioritas mereka secara urut. Cara lain untuk menyelesaikan
latihan ini adalah dengan membuat pasien secara bebas menuliskan 10 nilai dan membuat
prioritasnya. Ketika seseorang secara bebas memilih nilai pribadi mereka, mereka akan lebih
Universitas Sumatera Utara
menghargai pilihan akhirnya. Seorang individu juga harus dapat melihat pilihan mereka dan
menilai setiap pilihan yang diwakilkannya.
1.5.2 Menghargai
Menunjukkan kepuasan diri dan publik dengan nilai yang telah dipilih. Seseorang memiliki nilai
dalam rasa percaya diri dengan merasa senang tentang pilihan tertentu. Seorang perawat
membantu pasien menggunakan klarifikasi nilai sehingga orang tersebut dapat menguatkan nilai
pribadi dihadapan orang lain.
1.5.3 Tindakan
Pada suatu nilai yang telah dipilih memperkuat penerimaannya. Tindakan membutuhkan
penerjemahan nilai kedalam perilaku. Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry,
2005) mengusulkan bahwa seseorang harus bertindak secara konsisten dan teratur pada nilai yang
telah dipilih.
1.6 Tantangan Nilai dalam Keperawatan
Profesi keperawatan telah berkembang, pergeseran kritis dalam nilai profesional perawat
memperkeruh kontroversi dan menciptakan ide baru. Perawat secara bersama-sama menghadapi
tantangan untuk memperbaharui dan membentuk nilai profesional dalam perubahan sistem
perawatan kesehatan yang tepat. Maka tantangan nilai muncul sebagai kritik untuk pertumbuhan
personal dan profesionalnya.
Universitas Sumatera Utara