Anda di halaman 1dari 9

Meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk

pelayanan keperawatan merupakan tantangan bagi profesi keperawatan dalam


mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas
pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan basis pada etika
dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang nilai dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
keperawatan dimana nilai-nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.
Etika merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang
dipakai manusia sebagai dasar sebagai prilaku.Beberapa definisi diatas menegaskan bahwa
moral merupakan bagian dari etik, prinsip-prinsip moral yang diterapkan dalam bidang
keperawatan diantaranya adalah Menghargai otonomi (facilitate autonomy), Kebebasan
(freedom),
Kebenaran (Veracity), Keadilan (Justice), Tidak Membahayakan
(Nonmaleficence), Keuntungan (Beneficence), Kesetiaan (fidelity), Kerahasiaan
(Confidentiality), Hak (Right).
Menghargai otonomi (facilitate autonomy) Suatu bentuk hak individu dalam mengatur
kegiatan/prilaku dan tujuan hidup individu. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu
tanggung jawab terhadap pilihannya sendiri. Contoh menghargai otonomi yang diterapkan
dalam pelayanan keperawatan yaitu dengan memberikan kebebasan pada pasien untuk
memilih pengobatan dan siapa yang berhak mengobatinya sesuai dengan yang diinginkan.
Hal ini juga memperhatikan kenyamanan yang ingin didapatkan oleh klien dalam menerima
layanan. Sebagai contoh terkadang pasien wanita lebih memilih untuk dirawat oleh pemberi
layanan kesehatan atau perawat wanita pula. Selain itu pasien juga memiliki hak untuk
memilih pelayanan atau opsi tindakan yang menurutnya nyaman.
Prinsip yang kedua yaitu Kebebasan (freedom) yaitu Prilaku tanpa tekanan dari luar,
memutuskan sesuatu tanpa tekanan atau paksaan pihak lain sebagai contoh klien mempunyai
hak untuk menerima atau menolak asuhan keperawatan yang diberikan. Paien diberikan
kebebasan untuk menyetujui ataupun tidak menyetujui tindakan apapun yang akan dilakukan
terhadap dirinya. Tindakan apapun yang akan diberikan tetap mempertimbangkan keputusan
dari pasien. Dengan diterapkannya prinsip ini dalam pelayanan maka tidak akan terjadi
pemaksaan kehendak dari pemberi layanan terhadap pasien.
Prinsip yang ketiga yaitu Kebenaran (Veracity) / truth yaitu melakukan kegiatan/tindakan
sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang tidak bertentangan (tepat, lengkap). Sebagai
contoh tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku dimana
klien dirawat. Pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dapat
melindungi perawat ataupun klien yang menerima layanan. Prosedur tindakan yang telah
ditetapkan tentunya disusun untuk menekan resiko negatif dari tindakan yang dilaksanakan
Prinsip yang keempat yaitu Keadilan (Justice) yaitu hak setiap orang untuk diperlakukan
sama. Sebagai contoh tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik dibangsal
maupun di ruang VIP harus sama dan sesuai SAK. Pelayanan kesehatan yang diberikan
terhadap seluruh pasien harus sama tidak dibedakan anatar ruang satu dan ruang yang
lainnya, tidak memandang jabatan ataupun kedudukan dari pasien. Tetapi pada praktiknya
tetap sering ditemui perbedaan layanan yang diberikan antar pasien dengan kelas perawatan
yang berbeda. Dari sinilah timbul pandangan masyarakat bahwa passien oyang dirawat
dikelas bangsal kurang mendapatkan perhatian dari perawat. Perlu ditegaskan lagi kepada
seluruh pemberi layanan kesehatan terutama keperawatan bahwa semua passien memiliki hak
yang sama dalam menerima layanan kesehatan.

Prinsip yang kelima yaitu Tidak Membahayakan (Nonmaleficence) yaitu tindakan/


prilaku yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membahayakan orang lain. Sebagai contoh
bila ada klien dirawat dengan penurunan kesadaran, maka harus dipasang side driil. Selain itu
tindakan tindakan yang didasarkan pada standar operasional prosedur maka juga akan
memberikan pelayanan yang aman bagi pasien. Akhir-akhir ini yang menjadi sorotan dalam
pelayanan keperawatan yaitu terkait dengan patient safety yang diantaranya memperhatikan
pemberian isdentitas pada pasien agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian terapi.
Menjaga agar tidak terjadi penyebaran infeksi nosokomnial, penerapan prinsip 5 benar obat
dan pencegahan resiko jatuh. Hal ini merupakan perkembangan yang positif dalam rangka
memberikan pelayanan yang aman bagi pasien.
Prinsip yang keenam yaitu Keuntungan (Beneficence) yaitu Menyeimbangkan hal-hal
yang menguntungkan dan merugikan(membahayakan) dari tindakan yang dilakukan.
Melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain. Sebagai contoh setiap perawat harus dapat
merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
Prinsip yang ketuju Kesetiaan (fidelity) yaitu Memenuhi kewajiban dan tugas dengan
penuh kepercayaan dan tanggung jawab, memenuhi janji-janji. Sebagai contoh Bila perawat
sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh mengingkari janji
tersebut. Tindakan perawat yang tidak menepati janji yang telah disepakati maka akan
menurunkan kepercayaan pasien terhadap perawat. Dalam pemberian layanan harus ada
unsur kepercayaan dari pasien terhadap perawat. Perawat harus senantiasa memiliki
komitmen dalam menjalin kesetiaan terhadap pasiennya agar kepercayaan antara keduanya
tetap terjaga.
Prinsip yang kedelapan yaitu Kerahasiaan (Confidentiality) yaitu melindungi informasi
yang bersifat pribadi. Sebagai contoh Perawat tidak boleh menceritakan rahasia klien pada
orang lain, kecuali seijin klien atau seijin keluarga demi kepentingan hokum. Fenomena
dilapangan yang sering dijumpai bahwa terkadang diluar tempat kerja masih tetap dijumpai
perawat yang membicarakan tentang kondisi pasien mereka. Perlu ditekankan bahwa seluruh
kondisi yang dialami klien dan juga termasuk diagnosis penyakit klien merupakan rahasia
dari klien, selama klien tidak berkenan kondisinya diberitahukan kepada orang lain maka
perawat harus tetap menjaga kerahasiaan tersebut. Terkecuali jika memang diskusi yang
dilakukan tentang kondisi pasien bertujuan untuk pemberian layanan yang tepat bagi yang
bersangkutan atau memberikan keterangan dalam kepentingan hukum.
Prinsip yang terakhir dari moral yaitu Hak (Right) berprilaku sesuai dengan perjanjian
hukum, peraturan-peraturan dan moralitas, berhubungan dengan hukum legal. Sebagai contoh
klien berhak untuk mengetahui informasi tentang penyakit dan segala sesuatu yang perlu
diketahuinya. Perawat wajib memberitahukan hal-hal apapun yang terkait dengan kondisi
pasien yang ingin diketahui. Memberikan informasi secara benar dan sesuai dengan hak
pasien.

Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai profesi yang
mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas dan pendidikan, profesi
keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai yang akan dibentuk dan dipertahankan.
Namun, secara periodik profesi mengkaji ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk
mengembangkan dan mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling
fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan perlindungan atau advokasi
kepada pasien.
1.4.1 Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial
Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat mempengeruhi tindakan dan
mempertahankan apa yang yang dilakukannya.
Universitas Sumatera Utara

Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai-nilai sebagai
dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien. Berdasarkan Potter dan Perry
(2005) tentang American Association of Colleges of Nursing (AACN) menetapkan tujuh nilai
dan perilaku keperawatan esensial yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat
manusia, keadilan, dan kebenaran.
a. Alturisme
Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu sebagai individu yang
perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati, dan ketekunan. Dan nilai profesional
perawat yaitu memberikan perhatian yang penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika
mereka tidak dapat melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian
pada masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.
b. Persamaan
Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima, asertif, tidak
sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku profesional sebagai perawat yaitu
dapat memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan
memilih pasien dari karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain,
mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan atau kesehatan.
Universitas Sumatera Utara

c. Estetika
Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya, kreativitas,
imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat beradaptasi dengan
lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
bagi diri sendiri dan orang lain, menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan
positif dalam keperawatan.
d. Kebebasan
Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan, kemerdekaan,
keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai perawat profesional yaitu bisa
menghargai hak pasien untuk menolak perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk
memberikan berbagai alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap
isu-isu yang kontroversi dalam profesi.
e. Martabat Manusia
Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan pertimbangan, empati,
kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri. Perilaku profesonal sebagai perawat
dapat melindungi hak pasien terhadap kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai
dengan yang mereka inginkan, mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien
dengan hormat tanpa memandang latar belakang.
Universitas Sumatera Utara

f. Keadilan
Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan objektivitas. Perilaku
profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai advokasi dalam perawatan kesehatan
pasien, mealokasikan sumber daya secara adil, dan melaporkan praktik yang tidak kompeten,
tidak etis, dan ilegal secara objektif dan aktual.
g. Kebenaran
Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran, kejujuran, keingintahuan,
rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat yaitu dapat
mendokumentasikan keperawatan secara akurat dan jujur, mendapatkan data yang cukup untuk
membuat suatu keputusan sebelum melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi,
berpartisipasi dalam usaha profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi
mengenai kesehatan.
1.4.2 Nilai Advokasi
Advokasi adalah mendukung, menjunjung, dan mendiskusikan nilai-nilai yang dianut orang lain.
Terbentuknya advokasi terhadap pasien dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari perawat
maupun pasien itu sendiri. Adapun bentuk advokasi yang bisa dilakukan perawat pada pasien
yaitu memberikan informasi atau edukasi, penjelasan tentang prosedur tertentu, penjelasan
tentang hasil tes akhir, keikutsertaan dalam perencanaan perawatan, identifikasi kekuatan pasien
Universitas Sumatera Utara

dan mendengarkan secara hati-hati (American Nurse Association (ANA) Code of Ethics, 1985
dalam Potter & Perry, 2005).
1.5 Klarifikasi Nilai
Menurut Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry, 2005) memperkenalkan
klarifikasi nilai sebagai suatu pendekatan untuk menghargai nilai, menggambarkan sebuah
metode dalam klarifikasi nilai yang meliputi tiga langkah yaitu pertama memilih kepercayaan dan
perilaku seseorang dengan memilih beberapa alternatif, memilih dengan bebas, dan
mempertimbangkan setiap konsekuensi. Kedua menghargai kepercayaan dan perilaku seseorang
dengan menghargai dan menyukai pilihan, memberi dan menyukai pilihan, dan memberi tahu
orang lain tentang pilihan yang diambil. Ketiga bertindak sesuai kepercayaan seseorang dengan
membuat keputusan terhadap kepercayaan orang tersebut dan bertindak dengan pola yang tetap
dan berulang-ulang.
1.5.1 Pemilihan
Memulai klarifikasi nilai ketika seseorang memilih, kemudian membuat prioritas nilai pribadi.
Skala nilai hidup memberikan contoh bagaimana seseorang dapat memulai proses. Hal ini
meliputi 10 nilai yang harus diberi prioritas mereka secara urut. Cara lain untuk menyelesaikan
latihan ini adalah dengan membuat pasien secara bebas menuliskan 10 nilai dan membuat
prioritasnya. Ketika seseorang secara bebas memilih nilai pribadi mereka, mereka akan lebih
Universitas Sumatera Utara

menghargai pilihan akhirnya. Seorang individu juga harus dapat melihat pilihan mereka dan
menilai setiap pilihan yang diwakilkannya.
1.5.2 Menghargai
Menunjukkan kepuasan diri dan publik dengan nilai yang telah dipilih. Seseorang memiliki nilai
dalam rasa percaya diri dengan merasa senang tentang pilihan tertentu. Seorang perawat
membantu pasien menggunakan klarifikasi nilai sehingga orang tersebut dapat menguatkan nilai
pribadi dihadapan orang lain.
1.5.3 Tindakan
Pada suatu nilai yang telah dipilih memperkuat penerimaannya. Tindakan membutuhkan
penerjemahan nilai kedalam perilaku. Raths, Harmin, dan Simon (1979, dalam Potter & Perry,
2005) mengusulkan bahwa seseorang harus bertindak secara konsisten dan teratur pada nilai yang
telah dipilih.
1.6 Tantangan Nilai dalam Keperawatan
Profesi keperawatan telah berkembang, pergeseran kritis dalam nilai profesional perawat
memperkeruh kontroversi dan menciptakan ide baru. Perawat secara bersama-sama menghadapi
tantangan untuk memperbaharui dan membentuk nilai profesional dalam perubahan sistem
perawatan kesehatan yang tepat. Maka tantangan nilai muncul sebagai kritik untuk pertumbuhan
personal dan profesionalnya.
Universitas Sumatera Utara

1.6.1 Tantangan Pribadi


Tindakan perawat untuk mengatasi konflik dan tantangan pribadi dalam membentuk dan
menerima nilai maupun kualitas perilakunya, maka seorang perawat harus memiliki pengetahuan
yang lebih luas dan profesional. Seorang perawat akan memiliki kesulitan melakukan perannya
sebagai seorang profesional ketika nilai pribadinya tidak jelas dan tidak meyakinkan. Perawat
harus menghadapi tantangan, usaha untuk memahami situasi hidup dan pengalaman orang lain.
Tantangan Profesional
Priester (1992, dalam Potter & Perry, 2005) mengemukakan enam nilai yang mendasar sistem
perawatan kesehatan di Amerika. Keenam nilai itu meliputi autonomi profesional, autonomi
pasien, perlindungan pasien, kedaulatan pelanggan, perawatan berkwalitas tinggi dan akses yang
universal pada perawatan. Menurut Aroskar (1993, dalam Potter & Perry, 2005) membuat
rekonfigurasi dari nilai tersebut dan menantang keperawatan untuk memainkan posisi kunci
dalam proses tersebut. Sebuah rangka kerja yang baru akan mengatur kembali atau menghasilkan
definisi yang baru dari nilai yang telah ada dan menambahkan nilai yang memiliki penekanan
lebih besar untuk kepentingan pasien. Maka perawat perlu memahami nilai-nilai esensial dalam
melakaukan asuhan keperawatan.
Universitas

Anda mungkin juga menyukai