Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DEFENISI

1. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik
di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang – undangan.
2. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendididkan Bidan yang diakui
pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kwalifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara
sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan
3. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
4. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu
dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit
5. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab
moral.
6. Etik adalah Kesepakatan tentang praktik moral, keyakinan, sistem nilai, standar
perilaku individu dan atau kelompok tentang penilaian terhadap apa yang benar dan
apa yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, apa yang merupakan
kebajikan dan apa yang merupakan kejahatan, apa yang dikehendaki dan apa yang
ditolak.
7. Kode etik keperawatan di Indonesia (PPNI) merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku antara : perawat dan klien, perawat dan praktek,
perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi.
8. Kode etik Bidan di Indonesia (IBI) merupakan pola aturan atau tata cara sebagai
pedoman berperilaku dalam melaksanakan kewajiban bidan terhadap klien dan
masyarakat, kewajiban bidan terhadap tugasnya, kewajiban bidan terhadap sejawat
dan tenaga kesehatan lain, kewajiban bidan terhadap profesinya, kewajiban bidan

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 1


terhadap diri sendiri, kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah
air.
9. Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau
menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi
yang tinggi.
10. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peratuaran (hukum) atau tunduk
pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua disiplin sebagai latihan yang bertujuan
mengembangkan diri agar dapat berperilaku tertib.
11. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
berguna
bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia.

Prinsip Etik
1. Respek
Diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati atau menghargai pasien/klien
dan keluarganya. Perawat harus menghargai hak – hak pasien/klien seperti hak
untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar. Penerapan
“Informed consent” secara tidak langsung menyatakan trilogi hak pasien yaitu hak
untuk dihargai, hak untuk menerima dan hak untuk menolak pengobatan.
Perawat/bidan juga harus menghargai mitra kerjanya seperti dokter, ahli gizi dan
petugas kesehatan lain. Perawat/bidan adalah tenaga yang mempunyai kontak yang
paling lama dengan pasien dan dituntut untuk dapat menjawab pertanyaan dengan
cara yang relevan, tepat, empati dan mudah dimengerti.
2. Otonomi
Prinsipnya otonomi berkaitan dengan kemampuan individu untuk membuat
keputusan sendiri. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang
atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Dalam membuat keputusan individu akan menggunakan konsep diri dalam
menentukan atau mempertanggung jawabkan dirinya sendiri. Dalam praktek
keperawatan/kebidanan otonomi direfleksikan pada saat perawat/bidan menghargai
hak – hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 2


3. Beneficens (Kemurahan hati)
Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan
tidak membahayakan orang lain. Kesulitan muncul pada saat menentukan siapa
yang memutuskan hal yang terbaik untuk seseorang. Permasalahan lain yang
muncul berpusat pada apa yang disebut baik dan apa yang disebut tidak baik.
Contohnya suatu keputusan yang harus diambil apakah lebih baik, menopang dan
memperpanjang hidup dalam menghadapi semua ketidak mampuan atau lebih baik
memperbolehkan seseorang untuk meninggal atau mengakhiri penderitaannya.

4. Non Maleficence (Tidak mencederai)


Prinsip yang berkaitan dengan kewajiban perawat/bidan untuk tidak dengan sengaja
menimbulkan kerugian atau cidera yang dapat diartikan dengan adanya kerusakan
fisik seperti nyeri, kecacatan, kematian atau adanya gangguan emosi antara lain
perasaan tidak berdaya, merasa terisolasi dan adanya kesalahan. Kerugian juga dapat
berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat kesalahan.
Prinsip non-maleficence adalah jangan membunuh, menghilangkan nyawa orang
lain, jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan orang lain.

5. Konfidensialitas / Kerahasiaan
Berkaitan dengan penghargaan perawat/bidan terhadap semua informasi tentang
pasien/klien yang dirawatnya. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi
yang diberikan tenaga profesional akan dihargai dan tidak akan kepada pihak lain
secara tidak tepat. Informasi yang diberikan adalah informasi yang relevan.

6. Keadilan / Justice
Kewajiban untuk selalu berlaku adil kepada semua orang. Adil berari tidak memihak
atau tidak berat sebelah. Azas ini bertujuan melaksanakan keadilan dalam transaksi
dan pelayanan/perlakuan antar individu pasien/klien berarti setiap orang harus dapat
perlakuan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 3


7. Kesetiaan
Berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan tanggung
jawab yang telah dibuat, apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab
maka diperlukan penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

8. Kejelasan (Veracity/Truthfullness & honesty)


Kewajiban untuk mengatakan kebenaran . Nilai ini diperlukan oleh pemberi
pelayanan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk
menyakinkan bahwa pasien sudah mengerti. Terkait erat dengan prinsip otonomi,
khususnya terkait informed-consent. Prinsip veracity mengikat pasien dan perawat
untuk selalu mengutarakan kebenaran.

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 4


BAB II
RUANG LINGKUP

Direktur menetapkan kebijakan etik dan disiplin profesi keperawatan kepada


tenaga keperawatan klinis agar dilakukan sosialisasi kode etik profesi , pembinaan etik
dan disiplin, penegakan disiplin tenaga keperawatan. Implementasi tersebut di atas
dengan berpedoman pada SPO alur penyelesaian etik dan disiplin profesi keperawatan
yang telah ditetapkan Direktur .

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 5


BAB III
TATALAKSANA

Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika profesi dalam
praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan
pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam
kehidupan profesi.

Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring”
merupakan inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran
terhadap standar pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu
dimulai dari pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan
masyarakat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik


antara lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan
Klinis, menghadapi pasien gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan
yang sudah mulai berorientasi pada bisnis.

Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan kemampuan yang dipelajari


pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang penting dipelajari dan
diimplementasikan dalam praktik.

Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika


profesi perlu dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi
sehingga pelayanan keperawatan dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin
pasien akan aman dan mendapat kepuasan.

Tugas subkomite disiplin dan etik frofesi


a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. Merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik
dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
d. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis; dan

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 6


e. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

Mekanisme kerja :
a. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
1) Mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran
etik dan disiplin di dalam rumah sakit;
2) Melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik
dan disiplin profesi.
b. Membuat keputusan. Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan
dengan melibatkan panitia Adhoc.
c. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
1) Pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
2) Pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada Direktur Medik dan Keperawatan
melalui Ketua Komite Keperawatan;
3) Rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada Direktur Utama.
d. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi:
1) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat
dalam pelaksanaan praktik keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
2) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal,
materi/topik dan metode serta evaluasi.
3) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah,
lokakarya, “coaching”, simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus
dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
e. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 7


PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 8
BAB IV
DOKUMENTASI

Penyimpanan dokumen yang terkait dengan subkomite disiplin dan etik profesi
keperawatan berada di komite keperawatan.

Dokumen setiap staf perawat klinis yang meliputi :


1. Portofolio : identitas pribadi, identitas keluarga, riwayat pendidikan, riwayat
kepangkatan, daftar pelatihan, riwayat pekerjaan keperawatan sesuai nota tugas,
penghargaan yang diterima.
2. Surat Penugasan Klinis (Clinical Previlege)
3. Surat Kewenangan Klinis (Clincal Appointment)
4. Surat Rekomendasi Komite Keperawatan
5. Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat / Bidan
6. Ijazah Pendidikan Keperawatan
7. Sertifikat Perawat Klinis
8. Lampiran semua sertifikat-sertifikat pelatihan keperawatan

Dokumen Komite Keperawatan yang meliputi :


1. Telaahan penanganan pelanggaran etik dan disiplin profesi
2. Notulen rapat dengan anggota subkomite disiplin dan etik profesi
3. Absensi setiap rapat
4. Formulir-formulir isian pelanggaran etik dan disiplin profesi

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 9


PANDUAN

ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH

PADANG 2019

PANDUAN SUB ETIK DAN DISIPLIN PROFESI KEPERAWATAN Page 10

Anda mungkin juga menyukai