Anda di halaman 1dari 9

NGC/nursing group centre

Blog ini berisi informasi seputar pendidikan, kesehatan, keperawatan, klinik, penelitian,
jurnal dan artikel
JUMAT, 14 OKTOBER 2011

KONSEP KODE ETIK KEPERAWATAN PPNI


KONSEP KODE ETIK KEPERAWATAN PPNI

1. DEFINISI

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.
Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi
perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.

Kode etik adalah suatu pernyataan formal mengenai suatu standar kesempurnaan
dan nilai kelompok. Kode etik adalah prinsip etik yang digunakan oleh semua anggota
kelompok, mencerminkan penilaian moral mereka sepanjang waktu, dan berfungsi sebagai
standar untuk tindakan profesional mereka.

Kode Etik Keperawatan adalah pernyataan standar professional yang digunakan


untuk bimbingan perilaku & sebagai framework untuk pengambilan keputusan

Kode etik keperawatan di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan
Perawat Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal 29
November1989

2. TUJUAN
Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman
sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan
profesi lain di luar profesi keperawatan.

b. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh praktisi keperawatan
yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.

c. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan


secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
d. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan.

e. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga keperawatan


akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.

3. FUNGSI

Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan bagi status
profesional dengan cara sebagai berikut:

a. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat


diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab yang
diberikan kepada perawat oleh masyarakat

b. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal

c. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang harus dipatuhi


yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai advokator, perawat dengan
tenaga profesional kesehatan lain sebagai teman sejawat, dengan profesi keperawatan
sebagai seorang kontributor dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan
kesehatan

d. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

4. PRINSIP – PRINSIP KODE ETIK KEPERAWATAN


1. Respek

a. Respek diartikan sebagai perilaku perawat sebagai pemimpin yang menghormati atau
menghargai pendapat orang lain.

b. Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien seperti hak untuk pencegahan


bahaya dan mendapatkan penjelasan secara benar.

c. Penerapan “informed-consent” secara tidak langsung menyatakan suatu trilogi hak


pasien yaitu hak untuk dihargai, hak untuk menerima dan menolak trietmen.

d. Penghargaan perawat terhadap pasien diwujudkan dalam pemberian asuhan yang


bermutu secara ramah dan penuh perhatian.

e. Kepekaan perawat dituntut untuk dapat menghargai hak pasien yang berarti
mengetahui kapan menghormati hak pasien/klien untuk menolak trietmen dan kapan
mengesampingkan hak tersebut.
f. Selain menghargai pasien dan keluarganya, perawat juga harus menghargai rekan-
rekan kerjanya seperti dokter, pekerja sosial, ahli gizi dan lain-lain.

2. Otonomi

a. Otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk mengatur dan membuat
keputusannya sendiri meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan,
terutama yang berkaitan dengan situasi dan kondisi, latar belakang individu, campur
tangan hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada.

b. Pada prinsipnya otonomi berkaitan dengan hak seorang pemimpin untuk memilih bagi
diri mereka sendiri, apa yang menurut pemikiran dan pertimbangannya merupakan
hal yang terbaik.

c. Dengan demikian akan melibatkan konsep diri dalam menentukan nasib atau
mempertanggung jawabkan dirinya sendiri

3. Beneficence (kemurahan hati)

a. Kemurahan hati berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan tidak
membahayakan orang lain.

b. Kesulitan muncul pada waktu menentukan siapa yang harus memutuskan hal yang
terbaik untuk seseorang.

c. Pada dasarnya diharapkan seseorang dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri
kecuali bagi mereka yang tidak dapat melakukannya seperti bayi, orang yang secara
mental tidak kompeten dan pasien koma.

d. Permasalahan lain yang muncul berpusat pada “apa yang disebut baik” dan “apa yang
disebut tidak baik”.

e. Sebagai contohnya adalah suatu keputusan yang harus diambil, apakah lebih baik,
menopang dan memperpanjang hidup dalam menghadapi semua ketidak mampuan
atau lebih baik memperbolehkan seseorang untuk meninggal dan mengakhiri
penderitaannya. Tentu saja memerlukan pertimbangan yang sangat hati-hati.

4. Non-Maleficence

a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak dengan sengaja
menimbulkan kerugian atau cidera.

b. Kerugian atau cidera dapat diartikan adanya kerusakan fisik seperti nyeri, kecacatan,
kematian atau adanya gangguan emosi yang antara lain adalah perasaan tidak
berdaya, merasa terisolasi dan adanya kekesalan.
c. Kerugian juga dapat berkaitan dengan ketidak adilan, pelanggaran atau berbuat
kesalahan.

d. Beberapa kewajiban yang berasal dari prinsip non-maleficence antara lain adalah
suatu larangan seperti: jangan membunuh atau menghilangkan nyawa orang lain,
jangan menyebabkan nyeri atau penderitaan pada orang lain, jangan membuat orang
lain tidak berdaya , jangan melukai perasaan orang lain, Prinsip ini berkaitan dengan
kewajiban pemimpin untuk selalu berada dalam kebenaran, tidak berbohong dan
tidak menipu orang lain.

5. Veracity (Kejujuran)

a. Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran,
tidak berbohong atau menipu orang lain.

b. Kejujuran adalah landasan untuk “informed consent” yang baik.

c. Perawat harus dapat menyingkap semua informasi yang diperlukan oleh pasien
maupun keluarganya sebelum mereka membuat keputusan.

6. Konfidensialitas (Kerahasiaan)

a. Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan perawat terhadap semua informasi tentang
pasien/klien yang dirawatnya.

b. Pasien/klien harus dapat menerima bahwa informasi yang diberikan kepada tenaga
profesional kesehatan akan dihargai dan tidak disampaikan/diberbagikan kepada
pihak lain secara tidak tepat.

c. Perlu dipahami bahwa berbagi informasi tentang pasien/klien dengan anggota


kesehatan lain yang ikut merawat pasien/klien tersebut bukan merupakan
pembeberan rahasia “selama informasi tersebut relevan dengan kasus yang
ditangani”.

7. Fidelity (Kesetiaan)

a. Kesetiaan berkaitan dengan kewajiban untuk selalu setia pada kesepakatan dan
tanggung jawab yang telah dibuat.

b. Setiap tenaga keperawatan mempunyai tanggung jawab asuhan keperawatan kepada


individu, pemberi kerja, pemerintah dan masyarakat.

c. Apabila terdapat konflik diantara berbagai tanggung jawab, maka diperlukan


penentuan prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada .

8. Justice (Keadilan)
a. Keadilan berkenaan dengan kewajiban untuk berlaku adil kepada semua orang.

b. Perkataan adil sendiri berarti tidak memihak atau tidak berat sebelah.

c. Azas ini bertujuan untuk melaksanakan keadilan dalam transaksi dan


pelayanan/perlakuan antar individu pasien/klien, berarti setiap orang harus
mendapatkan perlakuan yang sama sesuai dengan kebutuhannya.

d. Dampak dari prinsip ini antara lain adalah tuntutan masyarakat kepada pemerintah
untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang tidak
dapat mereka penuhi sendiri.

5. KODE ETIK KEPERAWATAN PPNI

1. Perawat dan Klien

a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan


martabat manusia, keunikan klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang
dianut serta kedudukan social

b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara


suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien

c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan

d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan


tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku

2. Perawat dan Praktek

a. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui


belajar terus menerus

b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai


kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain

d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan


selalu menunjukan perilaku profesional

3. Perawat dan Masyarakat

Perawat mengemban tanggungjawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan


mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat

4. Perawat dan Teman Sejawat

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun


dengan tenaga kesehatahn lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh

b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal

5. Perawat dan Profesi

a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan

b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi


keperawatan

c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan


memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi

APLIKASI KODE ETIK KEPERAWATAN DI KINIK

1. Perawat dan klien

Salah satu tanggung jawab utama perawat untuk memenuhi rasa nyaman adalah dengan
melakukan tindakan memandikan klien. Berdasarkan observasi dilapangan masih banyak
perawat yang tidak memandikan pasien. tindakan perawat seperti ini tentu tidak sesuai
dengan kode etik perawat PPNI yaitu perawat dalam melaksanakan pengabdiannya,
senantiasa berpedoman pada tanggung jawab yang pangkal tolaknya bersumber pada
adanya kebutuhan terhadap perawatan individu, keluarga, dan masyarakat. Hal ini terjadi
karena :

 kurangnya rasa tanggungawab dan empati

 Beban kerja yang tinggi

 Tidak adanya punishment dan reward tehadap tindakan yang dilakukan sehingga
tidak adanya motivasi untuk bekerja secara profesional

2. Perawat dan praktik

Masih ditemukan perawat dalam melaksanakan askepnya tidak sesuai dengan standar
praktek keperawatan padahal perawat sudah mengetahui prosedur yang
sebenarnya cthnya dalam perawatan luka masih menggunakan 1 set redressing
untuk beberapa orang pasien. Ini dapat membahayakan pasien dan melanggar prinsip
non malefisien ( tidak merugikan pasien) , Hal ini terjadi karena :

 Keterbatasan alat

 Control dari atasan yang tidak ada

 Masih kurangnya pemahaman ttg tindakan yang dilakukan

3. Perawat dan masyarakat

Berdasarkan observasi di lapangan, keterlibatan perawat dalam meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat sudah semakin berkembang, hal ini terlihat dari berdirinya UKBM
(Unit kesehatan berbasis masyarakat) yang difasilitasi perawat, cth : adanya posyandu
lansia, posyandu balita, UKS serta penyuluhan kesehatan dimasyarakat. Namun demikian
Pemantauan harus tetap dilaksanakan

4. Perawat dan teman sejawat

Nilai-nilai yang terkandung dalam hubungan perawat dan teman sejawat belum
sepenuhnya teraplikasikan di lapangan, contohnya ketika ada teman sejawat yang
melakukan kesalahan dalam melakukan tindakan keperawatan seharusnya sebagai
sejawat perlu mengingatkan untuk proses perbaikan, bukan sebaliknya membiarkan hal
ini atau menyudutkan mereka.

5. Perawat dan profesi keperawatan

Nilai Dalam hal ini perawat bertanggung jawab untuk memantau mutu pendidikan dan
pelayanan keperawatan , tapi keadaan yang kita lihat sekarang ini adalah banyaknya
berdiri Stikes tanpa memperhatikan mutu dari pendidikan yang akan mereka berikan
kepada peserta didiknya ( SDM pengajar, kelengkapan labor untuk praktek), ironisnya
perawat yang seharusnya berperan utama hal ini belum ada control dan evaluasi dari
PPNI

DAFTAR PUSTAKA

Kapuk (2009). Etika dan hukum. (http://www.google.com).

Kathy Malloch, (2006). Applied Ethics in Nursing. New York : Springer Publishing Company, Inc.
Ningsih Nurna, (2008). Kode Etik keperawatan. (http:// www.google.com).

Potter and Perry, 2005. Buku ajar Pundamental Keperawatan, cetakan pertama Jakarta : EGC

Saphitri, M.K, (2009). Penerapan Kode etik Keperawatan di RS. Bhakti Tamtama Semarang Jakarta

Yadhiest di 09.22
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini

Buat sebuah Link


Beranda

Lihat versi web


MENGENAI SAYA

Yadhiest
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai