Anda di halaman 1dari 131

Unggul dalam IPTEK

Kokoh dalam IMTAQ

SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03
KELURAHAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021

NUR NABILA PUTRI PRIYONO


2017720099

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
Unggul dalam IPTEK
Kokoh dalam IMTAQ

SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03
KELURAHAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021

NUR NABILA PUTRI PRIYONO


2017720099

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Keperawatan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Nur Nabila Putri Priyono


NPM : 2017720099
Tanda Tangan :

Tanggal : 03 Agustus 2021


PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nur Nabila Putri Priyono

NPM : 2017720099

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarism sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jika dikemudian hari

ternyata saya melakukan plagiarism, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima

sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jakarta, 03 Agustus 2021


Yang membuat pernyataan,

Nur Nabila Putri Priyono


HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03 KELURAHAN JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN TAHUN 2021

Pembimbing

(Ns. Naryati S.Kep., M.Kep)

Mengetahui,
Ka.Prodi Keperawatan

(Ns. Neneng Kurwiyah, S.kep., MNS)


HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Nur Nabila Putri Priyono

NPM : 2017720099

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima Sebagai bagian

persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program

Studi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dewan Penguji
1. Ns. Naryati, S.Kep.,M.kep ( )

2. Ns. Fitrian Rayasari M.Kep,.Sp.KMB ( )

3. Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep,Sp.Kep.KMB ( )

Ditetapkan : Jakarta
Tanggal : 03 Agustus 2021
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai citivis akademi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya

yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nur Nabila Putri Priyono

NPM : 2017720099

Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, saya memberikan hak kepada

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk mempublikasikan

skripsi saya yang berjudul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah

Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021”.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta berhak menyimpan,

mengelola dalam bentuk data, merawat dan mempublikasikan selama tetap mencantumkan

nama saya ebagai penulis atau pencipta. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya.

Jakarta, 03 Agustus 2021

Nur Nabila Putri Priyono


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-

Nya yang telah memberikan nikmat dan sehat kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan

tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta

Selatan Tahun 2021”

Penulis menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan ini tidak terlepas dari berbagai pihak

yang telah memberikan semangat, bimbingan dan do’a kepada penulis dalam meghadapi

setiap tantangan. Untuk itu, perkenankan penulis agar dapat mengucapkan terima kasih yang

sangat tulus kepada :

1. Ibu Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Ns. Neneng Kurwiyah, S.kep., MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ibu Ns. Naryati, S.Kep. M.Kep selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan

waktunya dan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada

penulis.

4. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan

informasi untuk memudahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian.


5. Orangtua saya tercinta serta Keluarga Besar saya yang tidak pernah berhenti

memberikan doa, kasih sayang, pengertian, dan dukungan kepada saya dalam

menyelesaikan penelitian.

6. Elvira Avianty dan Ghea Pravitya yang telah meluangkan waktu dan banyak

membantu penulis dalam melakukan penelitian.

7. Para 8 sahabat seperjuangan yang saling membantu, berdiskusi dan bertukar fikiran

hingga dapat menyelesaikan penelitian masing-masing tepat pada waktunya.

8. Semua teman-teman program Regular atas segala kebaikan, kebersamaan serta

dukungan moril yang diberikan selama kuliah.

9. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangannya, sehingga

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak untuk perbaikan

penulisan dan penyusunan penelitian di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, 03 Agustus 2021

Penulis
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

SKRIPSI, 03 AGUSTUS 2021

Nur Nabila Putri Priyono


Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pengontrolan Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan
VII BAB + 87 Halaman + 10 Tabel + 2 Skema + 9 Lampiran

ABSTRAK
Pengontrolan tekanan darah adalah tekanan darah yang terkontrol dengan sistole <140 mmHg
dan diastole <90 mmHg. pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat
dilakukan dengan cara penurunan berat badan, olahraga, pengaturan diet rendah garam,
memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat, dan terapi farmakologis. Pengontrolan tekanan
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sikap, pengetahuan, dukungan keluarga dan
kepatuhan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan
Jagakarsa Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang dilibatkan sebanyak 42 responden dengan
menggunakan rumus Z. Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistic Chi-Square. Hasil
dari penelitian ini diperoleh faktor yang berhubungan dengan pengontrolan tekanan darah
pada penderita hipertensi yaitu sikap (p-value = 0,047), pengetahuan (p-value = 0,040),
dukungan keluarga (p-value = 0,025), dan kepatuhan pengobatan (p-value = 0,040). Saran
dari penelitian ini adalah pelayanan kesehatan khususnya di masyarakat untuk mengetahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat diatasi salah satunya dengan mengembangkan program penyuluhan kesehatan
bagi masyarakat baik di internal puskesmas maupun dilakukan di posyandu. Sehingga,
pengontrolan tekanan darah dapat dilakukan secara optimal untuk menjalankan hidup yang
lebih baik.

Kata Kunci: Hipertensi, Pengontrolan Tekanan Darah, Sikap, Pengetahuan, Dukungan


Keluarga, Kepatuhan Pengobatan.
Daftar Pustaka: 44 (2010-2021).
NURSING STUDY PROGRAM
FACULTY OF NURSING
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF JAKARTA

SKRIPSI, AUGUST 03 2021

Nur Nabila Putri Priyono


Factors Affecting Blood Pressure Control among Patients with Hypertension in RW 03
Kelurahan Jagakarsa South Jakarta
VII Chapter + 87 Pages + 10 Tables + 2 Schemes + 9 Attachments

ABSTRACT
Blood pressure control is controlled blood pressure with systolic <140 mmHg and diastolic
<90 mmHg. Controlling blood pressure in patients with hypertension can be done by losing
weight, exercising, setting a low-salt5t diet, correcting an unhealthy lifestyle, and
pharmacological therapy. Blood pressure control is influenced by several factors, such as
attitudes, knowledge, family support and medication adherence. The purpose of this study
was to determine the factors that influence the control of blood pressure in patients patients
with hypertension in RW 03 Kelurahan Jagakarsa South Jakarta. The research design used is
descriptive-analytic with a cross-sectional approach. The number of samples involved were 42
respondents using the Z formula. The results of the study used Chi-Square statistical test
analysis. The results from this study obtained factors related to controlling blood pressure in
patients with hypertension, such as attitude (p-value = 0,047), knowledge (p-value = 0,040),
family support (p-value = 0,025), and medication adherence (p-value = 0,040). Suggestions
Suggestions from this study are health services especially in the community to find out that the
factors that influence blood pressure control in hypertension sufferers can be overcome, one of
them is by developing health education programs for the community both in the internal health
center and at the posyandu. Thus, controlling blood pressure can be done optimally for a better
life.

Keywords: Hypertension, Blood Pressure Control, Attitude, Knowledge, Family Support,


Medication Adherence.
Bibliography: 44 (2010-2021).
DAFTAR ISI

COVER DALAM......................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI.....................
i
ABSTRAK................................................................................................................ix
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Hipertensi.......................................................................................10
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah..............21
2.3 Konsep Sikap......................................................................................................21
2.4 Konsep Pengetahuan...................................................................................25
2.5 Konsep Dukungan Keluarga.......................................................................29
2.6 Konsep Kepatuhan Pengobatan...................................................................31
2.7 Hipertensi Terkontrol dan Tidak Terkontrol...............................................32
2.8 Konsep Tekanan Darah...............................................................................32
2.9 Penelitian Terkait........................................................................................34
2.10 Kerangka Konsep......................................................................................36

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL


3.1 Kerangka Konsep........................................................................................37
3.2 Hipotesis......................................................................................................37
3.3 Definisi Operasional....................................................................................39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian.........................................................................................44
4.2 Populasi dan Sampel...................................................................................45
4.3 Tempat Penelitian........................................................................................48
4.4 Waktu Penelitian.........................................................................................49
4.5 Etika Penelitian...........................................................................................49
4.6 Alat Pengumpulan Data..............................................................................50
4.7 Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................54
4.8 Pengolahan Data..........................................................................................56
4.9 Rencana Analisa Data.................................................................................57

BAB V HASIL PENELITIAN


5.1 Analisa Univariat.........................................................................................59
5.2 Analisa Bivariat...........................................................................................65

BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian...............................................................................71
6.2 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................72

BAB VII PENUTUP


7.1 Kesimpulan..................................................................................................85
7.2 Saran............................................................................................................87

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

Skema 2.10 Kerangka Teori36


Skema 3.1 Kerangka Konsep38
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah pada Dewasa11


Tabel 3.1 Definisi Operasional39
Tabel 4.1 Distribusi Jumah Sampel48
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi.................................60
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Independen..........................62
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Dependen............................65
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Data Sikap dengan Pengontrolan
Tekanan Darah.........................................................................................66
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Data Pengetahuan dengan
Pengontrolan Tekanan Darah...................................................................67
Tabel 5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Data Dukungan Keluarga dengan
Pengontrolan Tekanan Darah...................................................................68
Tabel 5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Data Kepatuhan Pengobatan dengan
Pengontrolan Tekanan Darah...................................................................69
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian


Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Balasan
Lampiran 4 : Lembar Pernyataan Bersedia Sebagai Responden Penelitian
Lampiran 5 : Lembar Observasi Penelitian
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 : Uji Turnitin
Lampiran 8 : Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 9 : Lembar Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah adalah tekanan yang dikeluarkan darah di dinding arteri. Beberapa

tekanan tertentu dalam sistem diperlukan untuk mempertahankan pembuluh

terbuka, perfusi kapiler, dan oksigenasi jaringan tubuh. Tekanan yang berlebih

memiliki efek berbahayanya peningkatan kerja jantung, mengubah struktur

pembuluh dan mempengaruhi jaringan tubuh yang peka seperti ginjal, mata, dan

sistem saraf pusat (Pricilla Le Mone, 2016).

Hipertensi yaitu suatu kondisi seseorang yang mengalami tekanan darah diatas

normal sehingga mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian meningkat

(Triyanto, 2014). Menurut Kemenkes RI tahun 2014, hipertensi merupakan

terjadinya tekanan darah tinggi dengan angka 140 mmHg ditunjukkan sebagai

tekanan sistolik dan angka 90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah diastolik.

Penyakit ini juga sering dikatakan sebagai Silent Killer Disease karena datang

secara tiba-tiba dan tidak menunjukkan gejala yang akurat (Kementrian Kesehatan,

2013)

1
2

Penyakit Hipertensi merupakan masalah utama kesehatan yang paling umum ditemukan

di berbagai tempat praktik klinik seperti Rumah Sakit, Puskesmas, atau tempat praktik

klinik lainnya dan tidak jarang ditemukan pada saat pemeriksaan kesehatan rutin atau

berobat dengan keluhan lain. Tidak heran bila hipertensi sudah menjadi masalah

penyebabnya kematian nomor satu di dunia (Triyanto, 2014).

Menurut World Health Organization ada lebih dari 1 Milliar penderita hipertensi pada

tahun 2015. Jadi 1 banding 3 di dunia akan didiagnosis mengalami tekanan darah tinggi

dan penyandangnya akan meningkat dari tahun ke tahun. WHO memperkirakan

penderita hipertensi di tahun 2025 akan ada 1,5 Milliar penderita hipertensi dan juga

telah diperkirakan ada sebanyak 10 juta orang lebih yang meninggal dunia karena

penyakit tidak menular ini serta komplikasi yang muncul. (WHO, 2013).

Tingginya angka penderita hipertensi karena macam-macam faktor pemicu seperti faktor

yang tidak dapat dikontrol, yaitu keturunan, umur, dan jenis kelamin. Mulai hilangnya

elastis jaringan dan melebarnya pembuluh darah adalah salah satu faktor penyebab

hipertensi pada usia tua (Suiraoka, 2012). Selain itu faktor yang dapat di kontrol seperti

kegemukan, pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup serta alkohol (Sianturi, 2013).

Fenomena yang disebabkan karena berubahnya gaya hidup masyarakat secara global,

seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat berkurangnya

konsumsi sayuran segar dan serat, lalu meningkatnya konsumsi garam, lemak, gula, dan

kalori secara terus menerus sehingga berperan besar dalam meningkatnya angka
3

penderita hipertensi. Makanan yang dimakan secara langsung atau tidak langsung sangat

berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah (Widyaningrum, 2012).

Dalam cara pengontrolan tekanan darah dapat dilakukan dengan pengecekan tekanan

darah secara rutin, meminum obat antihipertensi secara rutin, dan mengatur gaya hidup

seperti diit rendah garam. Pembatasan asupan natrium seperti diit rendah garam

merupakan cara terapi diet untuk mengontrol tekanan darah (Nuraini, 2016).

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu objek. Sikap bukan merupakan

Tindakan karena tidak dapat dilihat langsung melainkan dapat ditafsir terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2017). Semakin baik tingkat sikap dan

pengetahuan seseorang tentang hipertensi maka semakin besar kesadaran seseorang

untuk mengontrol tekanan darah (Subhan, 2015).

Pengetahuan yang kurang dapat mempengaruhi penderita hipertensi untuk dapat

mengatasi kekambuhan atau pencegahan agar tidak terjadi komplikasi. Upaya

pencegahan terhadap penderita hipertensi bisa dilakukan dengan mempertahankan berat

badan, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi konsumsi garam secara berlebih, diet

tinggi serat, mengkonsumsi buah dan sayur serta menjalani hidup sehat (Zamfitri, 2012).

Dukungan keluarga berpengaruh positif dalam mengontrol penyakit. Dukungan keluarga

membantu meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi, dan juga dapat berupa

informasi mengenai penyakit mereka atau mengingatkan untuk minum obat (Flynn et al.,

2013).
4

Kepatuhan pengobatan pada penderita hipertensi adalah ketaatan untuk memeriksa

tekanan darah lebih dari satu kali di puskesmas untuk Mengetahui keadaan tekanan

darahnya. Penderita yang tidak patuh kontrol maka tekanan darah tidak terkontrol dan

terjadi komplikasi (Trianni, 2013).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi hipertensi

penduduk usia ≥ 18 tahun di Indonesia yaitu sekitar 34,11% dengan jumlah penduduk

sekitar 260 juta. Prevalensi hipertensi urutan tertinggi di provinsi Jawa Barat (39,60%),

dan urutan terendah di provinsi Papua (22,22%). Berarti di Indonesia telah mengalami

peningkatan sekitar 8,31% di tahun 2013 sampai dengan 2018, dikarenakan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 yaitu sekitar 25,8%. Prevalensi tertinggi

terdapat di provinsi Bangka Belitung (30,9%) dan terendah tetap berada di provinsi

Papua (16,8%).

Selain itu data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2018 Provinsi DKI Jakarta

tentang prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah usia ≥ 18

tahun sebanyak 33,43% dan mengalami peningkatan dari tahun 2013 – 2018 sebanyak ≥

11%. Data pengukuran menurut jenis kelamin penderita hipertensi terbanyak di tahun

2018 adalah perempuan yaitu 36,85% dibandingkan dengan laki-laki yaitu 34,11%.

Ditemukan juga Prevalensi hipertensi tertinggi pada kelompok usia ≥ 75 tahun sekitar

63,49%. Dengan bertambahnya usia, kemungkinan seseorang dapat menderita hipertensi

akan semakin besar (Suiraoka, 2012). Berdasarkan hasil pemeriksaan usia ≥ 18 tahun

menurut Kabupaten/Kota tertinggi tahun 2018 terdapat di Jakarta Pusat yaitu sebanyak
5

39,05% dan prevalensi hipertensi terendah terdapat di Jakarta Selatan yaitu sebanyak

29,93%.

Menurut penelitian Novita Anggreani tahun 2019 tentang “Hubungan Pengetahuan dan

Sikap Lansia dengan Riwayat Hipertensi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada

Lansia di Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2019” mengatakan

bahwa dari 40 sampel orang dengan menggunakan Uji statistic korelasi spearman rank,

hasil penelitian tersebut diketahui ada hubungan signifikan antara hubungan

pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan pengendalian tekanan darah pada lansia p-

value 0,009 (<0,05), dan hubungan sikap lansia tentang hipertensi dengan pengendalian

tekanan darah pada lansia p-value 0,004 (0,05).

Menurut Realita Nurhanani, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono tahun 2020 tentang

“Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat

Antihipertensi” mengatakan bahwa 148 subjek penelitian hasil bivariat menggunakan uji

chi-square dengan taraf signifikansi 5% menyatakan umur (p= 0,007), status pekerjaan

(p= 0,040), tingkat pengetahuan minum obat antihipertensi (p value= 0,001), tingkat

dukungan petugas kesehatan (p= 0,000) terkait dengan tingkat kepatuhan minum obat

antihipertensi. Disimpulkan bahwa umur, status pekerjaan, tingkat pengetahuan minum

obat hipertensi, tingkat dukungan petugas kesehatan, dan praktek pengendalian

hipertensi berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi.

Menurut Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi tahun 2016 tentang “Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi


6

Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016” mengatakan sebanyak 152

orang responden dengan menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat dengan uji

Chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan perilaku

pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi adalah pengetahuan (p value=

0.022), sikap (p value= 0,025), diet (p value= 0,027), olahraga (p value= 0.005),

dukungan keluarga (p value= 0,032) dan peran petugas kesehatan (p value= 0,005).

Menurut Hairunisa, Agustina Arundina, Ita Armyanti tahun 2014 tentang “Hubungan

Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada

Penderita Hipertensi Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan

Pontianakn Barat” dengan 74 sampel yang menderita hipertensi. Data diolah dengan

menggunakan uji Chi-square dengan uji fisher sebagai uji alternatif. Hasil: sebanyak

35,1% subjek Penelitian yang patuh minum obat dan 33,8% patuh dalam diet, serta

sebanyak 23,0% subjek Penelitian memiliki tekanan darah terkontrol. Terdapat

Hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,000) dan diet (p=0,000) dengan

tekanan darah terkontrol. Kesimpulan: terdapat Hubungan yang bermakna antara tingkat

kepatuhan minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol.

Angka Hipertensi di Jakarta Selatan pada tahun 2018 terdapat 2.247 jiwa yang

mengalami Hipertensi. Data yang didapat dari Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan

terdapat 364 jiwa, Jumlah penderita Hipertensi di Puskesmas Jagakarsa 2 terdapat 197

jiwa dan RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan terdapat 64 jiwa. Hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti terkait wawancara di RW 03 Kelurahan Jagakarsa

Jakarta Selatan dengan 10 orang penderita hipertensi adalah 4 penderita diantaranya


7

mengatakan bahwa jarang berolahraga, masih sering makan-makanan siap saji dan tidak

dapat menghindari makanan yang berlemak, tidak mampu mengurangi pemakaian garam

karena sudah terbiasa. Sedangkan 6 penderita lainnya sangat mengontrol tekanan

darahnya, mengurangi pemakaian garam sesuai intruksi dokter karena penderita sering

datang ke Pelayanan Kesehatan untuk memeriksa kesehatannya.

Berdasarkan gambaran diatas dan dari beberapa hasil penelitian yang telah dijelaskan,

peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengontrolan

Tekanan Darah di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas didapatkan bahwa Angka Hipertensi di Jakarta

Selatan pada tahun 2018 terdapat 2.247 jiwa yang mengalami Hipertensi. Data yang

didapat dari Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan terdapat 364 jiwa, Jumlah penderita

Hipertensi di Puskesmas Jagakarsa 2 terdapat 197 jiwa dan RW 03 Kelurahan Jagakarsa

Jakarta Selatan terdapat 64 jiwa. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RW 03

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan 10 orang penderita hipertensi adalah 4

penderita mengatakan bahwa jarang berolahraga, tidak mampu mengurangi pemakaian

garam karena sudah terbiasa, masih sering makan-makanan yang siap saji dan tidak

dapat menghindari makanan yang berlemak. Sedangkan 6 penderita lainnya sangat

mengontrol tekanan darahnya, mengurangi pemakaian garam sesuai instruksi dokter

karena sering datang ke Pelayanan Kesehatan untuk memeriksa kesehatannya.


8

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan

“Apa Saja Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengontrolan Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada

penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan,

pendidikan dalam pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW

03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

b. Teridentifikasi gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan

tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta

Selatan.

c. Teranalisis hubungan sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

d. Teranalisis hubungan pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

e. Teranalisis hubungan dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah

pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

f. Teranalisis hubungan kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan

darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.


9

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pelayanan Kesehatan

Sebagai masukan pada pelayanan kesehatan khususnya di masyarakat untuk

mengetahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah

pada penderita hipertensi sehingga dapat mengatasi salah satunya dengan

mengembangkan program penyuluhan kesehatan bagi masyarakat baik di internal

puskesmas maupun dilakukan di posyandu-posyandu bekerjasama dengan kader-

kader dimasyarakat, penderita hipertensi dapat dikendalikan sehingga menurunkan

angka penderita hipertensi dan mencegah terjadinya komplikasi.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai penambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa untuk meningkatkan

pengetahuan akan pentingnya pengontrolan tekanan darah pada penderita

Hipertensi. Mengusulkan adanya tugas-tugas kepada mahasiswa pada materi

medikal bedah untuk membuat tugas-tugas seperti video edukasi, leaflet, poster

atau lembar balik tentang hipertensi yang akan bermanfaat bagi mahasiswa saat

memberikan edukasi pada penderita hipertensi baik saat praktik di Rumah Sakit

maupun saat praktik di masyarakat.

1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai tambahan bahan acuan untuk melakukan penelitian berikutnya tentang

faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi

dan meneliti hal-hal lebih lanjut tentang penderita hipertensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di arteri saat

darah dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah dapat

berubah drastis dalam hitungan detik, tergantung penyesuaian diri pada saat

itu. (Herbert Benson, dkk, 2012).

Hipertensi merupakan suatu peningkatan tekanan darah di arteri yang secara

umum suatu kejadian tanpa gejala, tekanan yang abnormal tinggi di dalam

arteri yang menyebabkan resiko stroke, gagal jantung, serangan jantung dan

kerusakan ginjal (Wahyu Rahayu, 2015).

Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan

tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi dilaporkan sebagai

penyebab utama penyakit kardiovaskuler di seluruh dunia. Tekanan darah

yang tidak di kontrol meningkatkan resiko penyakit jantung iskemik empat

kali lipat dan beresiko kardiovaskuler dua atau tiga kali lipat (Yassine et al.,

2016).

10
11

Hipertensi adalah keadaan kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan

darah di dinding pembuluh darah, keadaan tersebut membuat jantung bekerja lebih

keras untuk mengedarkan darah keseluruh tubuh (Yanita, 2017).

Hipertensi adalah gangguan sitem peredaran darah yang mengakibatkan

meningkatnya tekanan darah di atas normal (Depkes, 2018).

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi menurut European Society of Cardiology (ESC) dan

European Society of Hypertension (ESH) tahun 2018

Tabel 2.1

Kategori Tekanan Darah pada Dewasa

BP Category Systolic Diastolic

(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 And < 80
Normal 120-129 and/or 80-84
High Normal 130-139 and/or 85-89
Grade 1 hypertension 140-159 and/or 90-99
Grade 2 hypertension 160-179 and/or 100-109
Grade 3 hypertension ≥ 180 and/or ≥ 110
Isolated systolic ≥ 140 And <90

hypertension
Sumber: ESC/ESH, 2018

2.1.3 Jenis Hipertensi

a. Hipertensi Primer (Esensial)


12

Hipertensi Primer atau Esensial adalah salah satu faktor risiko terjadinya

penyakit serebrovaskuler dan penyakit jantung koroner. Hipertensi merupakan

penyebab banyaknya kematian di masyarakat (Masriadi, 2016).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi Sekunder merupakan penyakit yang penyebabnya dapat ditentukan,

seperti penyakit pembuluh darah dan ginjal. Prevalensinya sekitar 10% (M

Asikin, 2016). Ignatavicius, Workman & Wingkelman (2016) mengemukakan

bahwa penyebab penyakit hipertensi antara lain penyakit ginjal, kehamilan,

pheochromocytoma, tumor otak, ensefalitis, aldosteronisme primer, dan obat-

obatan (misalnya: kontrasepsi oral, mineralokortikoid, glukokortikoid,

simpatomimetik).

2.1.4 Tanda dan Gejala

Pada dasarnya hipertensi tidak memberikan gejala yang spesifik. Umumnya gejala

yang dikeluhkan berkaitan dengan:

1. Peningkatan Tekanan Darah

Sakit kepala (pada penderita hipertensi berat) biasanya di daerah oksipital,

mengeluh saat bangun pagi dan kemudian secara spontan sembuh setelah

beberapa jam, pusing, mudah lelah.

2. Gangguan vaskuler

Epistaksis, hematuria, penglihatan kabur akibat perubahan retina, iskemia

serebral transien, angina pektoris, sesak akibat gagal jantung.

3. Penyakit yang mendasari


13

Pada hiperaldosteronisme primer didapatkan poliuria, polidipsi, kelemahan otot

karena hipokalemia, pada sindroma Cushing didapatkan peningkatan berat

badan dan ketidakstabilan emosi, pada Pheochromocytoma dapat berupa sakit

kepala, postural dizziness.

Gejala klinis paling banyak disebabkan oleh sakit kepala saat bangun, kadang

karena peningkatan tekanan darah, penglihatan kabur, mual dan muntah akibat

peningkatan pembuluh darah (Crowin 2000 dalam Wijaya&putri, 2013).

2.1.5 Patofisiologi

Hipertensi merupakan proses degeneratif sistem peredaran darah yang dimulai dari

atherosklerosis, dimana gangguan struktur pembuluh darah perifer berlanjut

dengan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan ini disertai dengan penyempitan

yang menghambat sirkulasi darah perifer. Kekakuan aliran darah menyebabkan

jantung berkerja lebih keras, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam

sistem peredaran darah. Proses patologis hipertensi ditandai dengan peningkatan

resistensi perifer yang terus-menerus sehingga jantung akan mengkompensasinya

dalam bentuk hipertensi dalam waktu yang lama (Bustan, 2015).

2.1.6 Komplikasi
14

Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ menurut Irwan, 2016 adalah

sebagai berikut:

a. Serebrovaskuler : Stroke, transient ischemic attacks, demensia vaskuler,

ensefalopati.

b. Mata : Retinopati hipertensif.

c. Kardiovaskuler : Penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau hipertrofi

ventrikel kiri, penyakit jantung coroner, disfungsi baik sistolik maupun diastolic

dan berakhir pada gagal jantung (Heart Failure).

d. Ginjal : Nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis.

e. Arteri Perifer : Klaudikasio intermiten.

Hipertensi yang persisten berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, resiko penyakit

jantung koroner dan stroke karena beban kerja ventrikel kiri yang menyebabkan

terjadinya hipertrofi (Priscilla, 2017).

2.1.7 Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko ada 2, faktor resiko yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah,

yaitu:

1. Faktor yang dapat di ubah

a. Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah dimana massa tubuh meningkat

dikarenakan lemak yang jumlahnya berlebih. Biasanya pada orang-orang

yang gemuk seringkali menderita hipertensi.


15

Kenaikan volume darah dan bertambahnya beban pada tubuh seringkali

berhubungan dengan hipertensi, semakin besar bebannya maka semakin

berat juga kerja jantung dalam memompa darah keseluruh tubuh.

Kemungkinan lain adalah faktor produksi insulin, yaitu hormon yang

diproduksi oleh pankreas dalam mengatur kadar gula darah. Jika berat badan

bertambah maka terdapat pula pengeluaran insulin yang bertambah.

Bertambahnya insulin akan membuat ginjal kurang dalam menyerap

natrium. Karena bertambahnya natrium dalam tubuh akan membuat volume

cairan juga bertambah. Lalu semakin banyak cairan serta darah yang ditahan,

maka tekanan darah akan semakin meningkat (Paskah Rina Situmorang,

2015).

b. Pola Makan

Pada penderita hipertensi masih banyak sekali yang masih mengkonsumsi

garam yang tinggi, pola makan harus sangat diperhatikan agar hipertensi

dapat terkontrol terlebih penggunaan garam. Kementrian Kesehatan

menganjurkan masyarakat umum yang sehat menggunakan garam yaitu 5

gram atau satu sendok teh perhari, karena bagian garam yang menyebabkan

hipertensi adalah sodium.

Makanan yang diasinkan dapat menyebabkan peningkatan pada tekanan

darah, Orang yang peka akan natrium lebih mudah mengikat natrium

sehingga menimbulkan retensi cairan dan meningkatnya tekanan darah,


16

karena sifat natrium menarik cairan dan akan secara otomatis menaikkan

tekanan darah (Uli, 2013).

c. Stress

Stress dapat merangsang kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormon

adrenalin dan memacu jantung berdetak lebih cepat dan kuat sehingga bila

stress berlangsung cukup lama, maka tekanan darah akan tetap tinggi (Ferry,

2013).

d. Merokok

Merokok dapat menyebabkan penyakit jantung, meningkatnya denyut

jantung serta tekanan darah. Merokok akan menimbulkan resiko yang

berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perharinya, seseorang yang

merokok lebih dari 1 bungkus perhari memiliki kerentanan dua kali lebih

besar dibanding yang tidak merokok (Ulfah Nurrahmani dan Helmanu

Kurniadi, 2015).

2. Faktor yang tidak dapat di ubah

a. Jenis kelamin

Pada umumnya pria lebih mudah menderita hipertensi dibandingkan dengan

wanita, karena pria lebih banyak faktor-faktor seperti stres, makan tidak

terkontrol dan kelelahan. (Yuarizal, 2016).


17

b. Keturunan

Seseorang dengan orang tua yang menderita hipertensi mempunyai resiko

dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak

memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Ditemukan 70-80% kasus

hipertensi primer (essensial) dengan riwayat dalam keluarga (Bianti Nuraini,

2015).

c. Usia

Sudah tidak bisa dihindari pada kebanyakan orang, bertambahnya usia sama

dengan naiknya ukuran tekanan darah. Tetapi tidak semua orang tua

memiliki tekanan darah tinggi apabila orang tersebut mengatur hidupnya

sesuai dengan pencegahan hipertensi.

Berdasarkan kelompok usia pada hipertensi terbanyak adalah usia ≥ 55 tahun

(53,3%). Usia pada kelompok non hipertensi terbanyak adalah < 55 tahun

(83,3%) (Idha Kurniasih, dkk, 2011).

Bertambahnya umur maka pembuluh darah semakin turun dan menjadi kaku

serta terjadinya kerapuhan pada pembuluh darah, aliran darah akan

terganggu dan fungsi ginjal juga ikut menurun (Gama, dkk, 2014).

2.1.8 Penatalaksanaan

Penatalaksaan hipertensi yaitu farmakologis dan non farmakologis. Bertujuan

untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas, agar tekanan darah mencapai target
18

untuk penderita yang beresiko tinggi terkena gagal ginjal, diabetes dan

mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya (Kartikasari, 2012).

1. Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat anti hipertensi dan

diharapkan mempunyai biovailabilitas yang tinggi dan konsisten sehingga

efektivitasnya dapat diperkirakan, waktu paruh yang Panjang sehingga

mempunyai efek pengendalian tekanan darah yang Panjang pula dan

meningkatkan survival dengan menurunkan risiko gagal jantung dan

mengurangi serangan balik infark miokard (Widyanto dan Triwibowo, 2013).

Menurut Rudianto (2013) obat anti hipertensi yaitu:

a. Diuretika

Bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan di

tubuh berkurang dan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.

Contoh: Hidroklorotiazid

b. Beta-blocker

Bekerja untuk menurunkan daya pompa jantung dengan kontraindikasi pada

penderita yang mengalami gangguan pernafasan seperti asma bronkial.

Contoh: Metoprolol, Propranolol, dan Atenolol

c. Penghambat simpatetik

Menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja saat beraktivitas).

Contoh: Metildopa, Resepin, dan Klonidin

d. Antagonis kalsium

Kontraksi jantung akan terhambat untuk menurunkan daya pompa jantung.

Contoh: Nifedipin, Diltiasem, dan Verapamil


19

e. Inhibitor ACE (Anti Converting Enzym)

Menghambat pembentukan zat angiotensin II, namun penderita akan

mengalami efek samping seperti batuk kering, pusing, lemas dan sakit

kepala.

Contoh: Kaptopril

f. Penghambat Reseptor Angiotensin II

Menghalangi penempelan pada zat Angiotensin II untuk meringankan daya

pompa jantung.

Contoh: Valsartan

g. Vasodilator

Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot

pembuluh darah).

Contoh: Prasosin, Hidralasin

2. Terapi Non Farmakologis

Menurut Aspiani (2015):

a. Penurunan berat badan

Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan diet rendah kolesterol kaya

protein dan serat, pada penurunan berat badan sebesar 4,5 kg dapat

menurunkan tekanan darah sekitar 10 mmHg.

Pada penderita hipertensi yang mengalami obesitas sangat dianjurkan untuk

menurunkan berat badan mencapai IMT normal 18,5-22,9 kg/m₂, lingkar

pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80cm pada perempuan (Kementrian

Kesehatan RI, 2013).


20

b. Olahraga

Olahraga teratur seperti renang, bersepeda, senam atau jalan cepat selama

30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu untuk menurunkan tekanan darah.

c. Pengaturan diet rendah garam

Salah satu diet untuk hipertensi adalah DASH (Dietary Approaches to Stop

Hypertension) yang berisi komponen gizi berserat tinggi seperti sayur dan

buah. Pada dasarnya DASH sama dengan makanan sehat lainnya, tetapi

DASH ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan buah-buahan dan

protein tanpa lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan berat badan, jika

mengalami obesitas akan dikurangi kalorinya. Dianjurkan juga menurunkan

pemasukan kadar natrium. Rata-rata natrium yang digunakan masyarakat

3.300 mg lalu dikurangi ke 2.300 mg perhari agar dapat mengurangi kasus

hipertensi (Bustan, 2015).

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Rekomendasi gaya hidup menurut CHEP 2011 untuk mencegah resiko

menjadi hipertensi adalah olahraga yang teratur, tidak mengkonsumsi

alkohol, dan mempertahakan berat badan (Setiati, 2015).

Berhenti merokok mampu mengurangi efek jangka Panjang karena asap

rokok mengandung zat-zat beracun seperti nikotin dan karbon monoksida

yang bila dihisap dapat menurunkan alirah darah ke berbagai organ serta

meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2015).

Pada penderita hipertensi yang mengkonsumsi alkohol dianjurkan bagi laki-

laki agar tidak lebih dari 20-30g etanol setara dengan 1 sendok makan atau 1
21

gelas mini stailess, dan perempuan tidak lebih dari 10-20g perhari

(Katsilambros dkk, 2013).

2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah

Menurut Notoatmojo (2012), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pengontrolan

seseorang antara lain:

2.2.1 Faktor-faktor Pemudah (Predisposing factor)

Faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Adapun faktor tersebut

adalah pengetahuan, perilaku, sikap, pekerjaan, Pendidikan, keyakinan dan nilai

budaya.

2.2.2 Faktor-faktor Pendukung (Enable factor)

Faktor yang memungkinkan atau Tindakan saran dan prasarana atau fasilitas untuk

terjadinya perilaku Kesehatan.

2.2.3 Faktor-faktor Pendorong (Reinforcing factor)

Faktor yang mendorong terjadinya perilaku kesehatan atau peran petugas

kesehatan serta dukungan keluarga.

2.3 Konsep Sikap

2.3.1 Pengertian Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu objek. Sikap bukan

merupakan Tindakan karena tidak dapat dilihat langsung melainkan dapat ditafsir

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2017).


22

Selain itu sikap terhadap kesehatan adalah penilaian orang terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan seperti sikap terhadap penyakit menular

atau tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

dan sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2018).

2.3.1 Komponen Sikap

Ada tiga komponen pokok dalam sikap menurut Allport (1954) dalam

Notoatmodjo (2017), yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Evaluasi emosional terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak

2.3.2 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2017), sikap terdiri dari empat tingkatan, yaitu:

a. Menerima (receiving), mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

Contohnya warga yang menderita hipertensi bersedia untuk mendengarkan

penyuluhan dari Puskesmas tentang hipertensi.

b. Merespons (responding), memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan tugas

yang diberikan merupakan indikasi sikap. Tidak memperhatikan benar atau

salah berarti individu menerima ide tersebut. Contohnya warga bersedia

menjawab dan menyanggupi penugasan yang diberikan untuk melihat bahwa

ide tentang perilaku kesehatan yang dipromosikan telah diterima (Induniasih,

2018).
23

c. Menghargai (valuating), mengajak orang lain untuk mendiskusikan suatu

masalah. Contohnya warga yang menderita hipertensi mengajak penderita

hipertensi lainnya untuk mengurangi konsumsi garam sesuai yang telah

dianjurkan saat penyuluhan.

d. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang dipilih

dengan risiko yang ada adalah sikap yang paling tinggi. Penderita yang sudah

mau mengikuti penyuluhan tentang hipertensi harus berani untuk

mengorbankan waktunya.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Beberapa faktor yang mempengaruhi sikap menurut Azwar (2013), yaitu:

a. Pengalaman Pribadi

Tanggapan merupakan salah satu dasar dari terbentuknya sikap. Agar dapat

mempunyai tanggapan, seseorang harus memiliki pengalaman yang berkaitan

dengan objek psikologis. Contohnya penderita hipertensi yang memiliki

pengalaman sedih tentang orang terdekat yang mengalami penyakit jantung

coroner karena hipertensi maka sikap yang terbentuk adalah harus berhati-hati

terhadap penyakit hipertensi agar tidak mengalami penyakit jantung coroner.

b. Pengaruh Orang lain yang dianggap penting

Orang adalah salah satu komponen sosial yang mempengaruhi sikap individu.

Contohnya penderita hipertensi akan mengikuti saran dan masukan dari orang

yang dianggap penting seperti keluarga.


24

c. Pengaruh Kebudayaan

Kebudayaan dimana kita dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap. Contohnya kebiasaan makan makanan yang berminyak dan

bersantan, maka akan membentuk sikap bahwa makanan tersebut adalah hal

biasa sehingga penderita hipertensi akan sulit mengurangi makanan tersebut.

d. Media Massa

Sarana komunikasi, memiliki engaruh beda dalam pembentukan opini dan

kepercayaan individu. Contohnya penderita hipertensi melihat tayangan televisi

tentang obat untuk menyembuhkan penyakit hipertensi dan jika informasi atau

iklan tersebut menarik maka akan membentuk sikap penderita hipertensi untuk

membeli dan mengkonsumsinya.

e. Lembaga Pendidikan dan Agama

Sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Contohnya

penderita hipertensi dengan agama yang baik akan mudah menerima

penyakitnya namun tetap berusaha untuk sembuh karena mereka yakin bahwa

penyakitnya adalah ujian dari Allah SWT.

f. Pengaruh Faktor Emosional

Pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran atau

pengalihan bentuk mekanisme mempertahankan ego. Contohnya penderita

hipertensi berprasangka penyakitnya tidak akan sembuh dan membentuk sikap

malas untuk minum obat dan tidak mengatur pola makannya.


25

2.4 Konsep Pengetahuan

2.4.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra

manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo,

2017).

Kurangnya pengetahuan akan mempengaruhi penderita hipertensi untuk mengatasi

kekambuhannya, upaya pencegahan terhadap penderita hipertensi bisa dilakukan

dengan mempertahankan berat badan, mengurangi konsumsi garam, menurunkan

kadar kolesterol, mengkonsumsi buah serta sayur, diit tinggi serat dan

menjalankan hidup sehat (Wahyuni, 2018).

2.4.2 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2017) ada enam tingkatan pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (know), hanya sebagai recall (memanggil) sesuatu yang spesifik dan

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension), merupakan kemampuan menginterpretasikan

secara benar tentang objek yang diketahui. Contohnya penderita hipertensi yang

telah diberikan penjelasan tentang pencegahan hipertensi maka penderita

mampu menjelaskan ulang bagaimana cara pencegahan hipertensi tersebut.

c. Aplikasi (application), kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada kondisi yang sebenarnya. Contohnya penderita hipertensi yang


26

telah paham tentang menu diet hipertensi maka akan mudah untuk menerapkan

dikehidupan sehari-hari.

d. Analisis (analysis), kemampuan menjabarkan dan memisahkan lalu mencari

hubungan antar komponen yang terdapat suatu masalah atau objek yang

diketahui. Contohnya penderita hipertensi mampu membedakan antara

makanan yang boleh dikonsumsi atau makanan yang tidak boleh dikonsumsi

oleh penderita hipertensi.

e. Sintesis (synthesis), kemampuan seseorang dalam merangkum dalam suatu

hubungan di dalam bentuk keseluruhan yang baru. Contohnya penderita

hipertensi mampu merencanakan makanan yang akan dimakan setiap harinya.

f. Evaluasi (evaluation), hal yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam

melakukan justifikasi terhadap suatu objek, penilaian ini didasarkan pada suatu

kriteria yang ditentukan sendiri. Contoh penderita hipertensi mampu melakukan

evaluasi terhadap pengaruh mengurangi makanan yang menggunakan garam

secara berlebih terhadap tekanan darahnya.

2.4.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Astutik (2013) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu:

a. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola fikir seseorang, semakin

bertambahnya usia semakin berkembang juga daya tangkap dan pola fikir

seseorang. Daya tangkap dan pola fikir akan menurun setelah melewati usia 40-

60 tahun.
27

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan mampu menentukan tingkat kemampuan seseorang dalam

memahami pengetahuan yang telah di peroleh. Umumnya pendidikan

mempengaruhi suatu proses pembelajaran, semakin tinggi tingkat Pendidikan

maka semakin baik tingkat pengetahuannya. Contohnya penderita hipertensi

dengan Pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi

yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hasil Pendidikan ikut membentuk pola

pikir dan sikap dalam pengambilan keputusan seseorang. Namun tingkat

Pendidikan yang rendah tidak selamanya menghambat seseorang untuk belajar.

c. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu proses dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan mengulang kembali pengetahuan yang telah di peroleh

dalam pemecahan masalah yang dihadapi saat masa lalu dan dapat digunakan

dalam upaya memperoleh pengetahuan. Contohnya penderita hipertensi yang

mengkonsumsi makanan yang merupakan makanan diet hipertensi seperti

garam secara berlebih maka akan mengakibatkan meningkatnya tekanan darah.

d. Informasi

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tetapi mendapatkan

informasi yang baik dari media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan

lain-lain maka dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Contohnya

penderita hipertensi mendapatkan informasi tentang penyakit hipertensi pada

saat mendapatkan edukasi dari petugas puskesmas atau pelayanan kesehatan

lainnya.
28

e. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat meningkatkan

pengetahuannya. Selain itu status ekonomi juga dapat mempengaruhi

pengetahuan dengan tersedianya suatu fasilitas yang dibutuhkan seseorang.

Contoh penderita hipertensi dengan ekonomi yang rendah kurang mampu

menerima informasi dari televisi, radio atau akses internet yang biasa

digunakan dalam menerima informasi.

f. Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan pengetahuan yang

berada di suatu lingkungan. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi yang

akan di respon sebagai pengetahuan pada setiap individu. Contohnya penderita

hipertensi dengan lingkungan sosial yang baik dan memiliki kader kesehatan

yang baik di lingkungannya akan berupaya dalam memberikan penyuluhan

kepada penderita hipertensi sehingga akan memberikan pengetahuan yang

bermanfaat untuk penderita hipertensi.

2.5 Konsep Dukungan Keluarga

2.5.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarganya. Anggota keluarga memandang orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan jika diperlukan (Friedman, 2013).


29

Dukungan keluarga adalah hal yang sangat bermanfaat ketika individu mengalami

stress, dukungan ini juga sesuatu yang sangat efektif terlepas dari strategi mana

yang digunakan dalam mengatasi stress (Sri Lestari, 2012).

2.5.2 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Andarmoyo (2012), bentuk dukungan keluarga ada empat jenis, yaitu:

a. Dukungan Emosional

Dukungan yang melibatkan perhatian terhadap individu sehingga individu

merasa nyaman, dicintai, diperhatikan, dan mendengarkan keluh kesah orang

lain. Contoh bentuk dukungan emosional keluarga terhadap penderita hipertensi

berupa membantu mengendalikan emosi saat penderita sedang marah arag

tekanan darah tidak meningkat dan keluarga mensupport pekerjaan yang

dilakukan sehingga penderita merasa keluarganya memperhatikannya dan

penderita tidak mengalami stress.

b. Dukungan Penghargaan

Dukungan yang melibatkan ekspresi berupa pernyataan setuju dan penilaian

positif terhadap ide-ide. Dukungan ini berisi hal-hal yang digunakan untuk

mengevaluasi diri. Dapat diwujudkan dengan dorongan dan semangat untuk

berusaha atau maju. Contoh bentuk dukungan penghargaan yang dapat

diberikan oleh keluarga untuk penderita hipertensi dengan meminta pendapat

penderita untuk menentukan tempat untuk memeriksakan kesehatannya dan

tekanan darah, menerima penderita dalam keadaan apapun dengan segala

keterbatasannya misalnya saat penderita sedang dirawat karena meningkatnya

tekanan darah.
30

c. Dukungan Instrumental

Dukungan yang melibatkan dukungan langsung seperti bantuan dalam

melakukan tugas tertentu. Contohnya seseorang meminjamkan pinjaman uang

kepada keluarganya, dimensi ini memperlihatkan dukungan dalam bentuk nyata

terhadap anggota keluarganya. Contoh bentuk dukungan instrumental yang

dapat diberikan pada penderita hipertensi dapat berupa mengantarkan penderita

untuk memeriksakan tekanan darahnya, membantu menyediakan makanan

penderita hipertensi seperti rendah garam, rendah kolesterol dan tinggi serat,

membantu membiayai pengobatan dan pemeriksaan kesehatan.

d. Dukungan Informasi

Dukungan yang bersifat informasi seperti saran, penghargaan dan umpan balik

tentang cara memecahkan masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat

mengurangi munculnya stressor pada pasien. Contoh bentuk dukungan

informasi keluarga terhadap penderita hipertensi seperti menjelaskan tentang

pentingnya menjaga pola makan yang baik seperti mengurangi penggunaan

garam berlebih dan makanan yang mengandung lemak, banyak makan makanan

yang tinggi serat seperti sayur dan buah serta memeriksa tekanan darag secara

rutin ke Puskesmas atau ke pelayanan kesehatan lainnya, menjelaskan

pentingnya minum obat secara teratur dan istirahat yang cukup agar tekanan

darah tidak meningkat.


31

2.6 Konsep Kepatuhan Pengobatan

2.6.1 Pengertian Kepatuhan Pengobatan

Kepatuhan merupakan perilaku untuk menaati saran dokter tentang pengunaan

obat, yang sebelumnya didahului oleh proses konsultasi antara pasien dan keluarga

pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa medis (Fatmah, 2012).

Kepatuhan pengobatan pada penderita hipertensi adalah ketaatan untuk memeriksa

tekanan darah lebih dari satu kali di puskesmas untuk Mengetahui keadaan

tekanan darahnya. Penderita yang tidak patuh kontrol maka tekanan darah tidak

terkontrol dan terjadi komplikasi (Trianni, 2013).

2.6.2 Pengukuran Tingkat Kepatuhan

Keberhasilan pengobatan pada penderita hipertensi dipengaruhi oleh faktor-faktor

seperti peran aktif dan ketersediaannya untuk memeriksa ke dokter sesuai dengan

jadwal yang sudah ditentukan dan kepatuhan dalam pengobatan seperti minum

obat antihipertensi. Kepatuhan pengobatan pada penderita dapat diukur

menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah metode MMAS (Morisky

Medication Adherence Scale) (Evadewi, 2013).

2.6.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Utami & Raudatussalamah (2016), yaitu:

a. Pendidikan.

b. Dukungan sosial dan keluarga.

c. Perubahan model terapi.


32

d. Meningkatkan interaksi antara dokter dengan pasien.

2.7 Hipertensi terkontrol dan tidak terkontrol

Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah diatas normal dengan sistolik

140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi pada

penyakit jantung, tetapi pada penyakit lain seperti ginjal, saraf, dan makin tingginya

tekanan darah maka makin besar resikonya (Nurarif A.H., & Kusuma H, 2016).

Menurut Indriyani (2009) dalam Abi Suryana Mandala, Firhat Esfandiari & Anton

(2020) Hipertensi terkontrol adalah tekanan darah sistolik ≤ 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik ≤ 90 mmHg pada penderita yang memodifikasi gaya hidup atau terapi

farmakologis. Hipertensi tidak terkontrol adalah kondisi hipertensi yang tidak benar-

benar diobati atau tidak dikontrol tekanan darahnya dengan hasil sistolik ≥ 140 mmHg

dan diastolik ≥ 90 mmHg.

2.8 Konsep Tekanan Darah

2.8.1 Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di arteri saat darah

dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah dapat berubah drastic

dalam hitungan detik, tergantung penyesuaian diri pada saat itu (Herbert Benson

dkk, 2012).

Tekanan darah memiliki dua jenis yaitu tekanan darah rendah dan tekanan darah

tinggi. Faktor peningkatan dan penurunan tekanan darah dipengaruhi oleh adanya
33

homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah sangat diperlukan untuk daya dorong

mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena

(Anggara,2013).

2.8.2 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik

di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik

dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika

menguncup (kontraksi) sedangkan, tekanan darah diastolic adalah tekanan darah

Ketika mengendor kembali (rileksasi) (Suri, 2017). Prosedur pengukuran tekanan

darah menggunakan sphygnomanometer manual:

1. Responden duduk rileks dan tenang sekitar 5 menit.

2. Pemeriksan menjelaskan manfaat dari rileks, agar nilai tekanan darah saat

pengukuran tersebut dihasilkan nilai yang stabil.

3. Pasangkan manset pada salah satu lengan dengan jarak sisi manset paling

bawah 3 cm dari siku kemudian rekatkan dengan baik.

4. Tangan responden diposisikan di atas meja dengan posisi telapak tangan

terbuka keatas dan sejajar dengan jantung.

5. Lengan yang terpasang manset harus bebas dari lapisan apapun.

6. Raba nadi pada lipatan lengan, lalu pompa alat hingga denyut nadi tidak teraba

kemudian dipompa kembali sampai tekanan meningkat 30 mmHg.

7. Tempelkan stetoskop pada perabaan denyut nadi, lepaskan pemompa perlahan-

lahan dan dengarkan bunyi denyut nadi tersebut.


34

8. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika denyut nadi yang pertama

kali terdengar dan tekanan darah diastolik ketika bunyi denyut nadi sudah tidak

terdengar.

9. Pengukuran sebaiknya dilakukan 2 kali dengan selang waktu 2 menit, jika

terdapat perbedaan hasil pengukuran sebesar 10 mmHg atau lebih lakukan

pengukuran untuk ke 3 kalinya.

2.9 Penelitian Terkait

a. Menurut penelitian Novita Anggreani tahun 2019 tentang “Hubungan Pengetahuan

dan Sikap Lansia dengan Riwayat Hipertensi dalam Pengendalian Tekanan Darah

Pada Lansia di Puskesmas Sibolangit Kabupaten Deli Serdang tahun 2019”

mengatakan bahwa dari 40 sampel orang dengan menggunakan Uji statistic korelasi

spearman rank, hasil penelitian tersebut diketahui ada hubungan signifikan antara

hubungan pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan pengendalian tekanan darah

pada lansia p-value 0,009 (<0,05), dan hubungan sikap lansia tentang hipertensi

dengan pengendalian tekanan darah pada lansia p-value 0,004 (0,05).

b. Menurut Realita Nurhanani, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono tahun 2020

tentang “Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat

Antihipertensi” mengatakan bahwa 148 subjek penelitian hasil bivariat menggunakan

uji chi-square dengan taraf signifikansi 5% menyatakan umur (p= 0,007), status

pekerjaan (p= 0,040), tingkat pengetahuan minum obat antihipertensi (p value=

0,001), tingkat dukungan petugas kesehatan (p= 0,000) terkait dengan tingkat

kepatuhan minum obat antihipertensi. Disimpulkan bahwa umur, status pekerjaan,

tingkat pengetahuan minum obat hipertensi, tingkat dukungan petugas kesehatan, dan
35

praktek pengendalian hipertensi berhubungan dengan tingkat kepatuhan minum obat

antihipertensi.

c. Menurut Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi tahun 2016 tentang “Faktor Yang

Berhubungan Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016” mengatakan

sebanyak 152 orang responden dengan menggunakan analisis statistic univariat dan

bivariat dengan uji Chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan faktor yang

berhubungan dengan perilaku pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi

adalah pengetahuan (p value= 0.022), sikap (p value= 0,025), diet (p value= 0,027),

olahraga (p value= 0.005), dukungan keluarga (p value= 0,032) dan peran petugas

kesehatan (p value= 0,005).

d. Menurut Hairunisa, Agustina Arundina, Ita Armyanti tahun 2014 tentang “Hubungan

Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada

Penderita Hipertensi Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan

Pontianakn Barat” dengan 74 sampel yang menderita hipertensi. Data diolah dengan

menggunakan uji Chi-square dengan uji fisher sebagai uji alternatif. Hasil: sebanyak

35,1% subjek Penelitian yang patuh minum obat dan 33,8% patuh dalam diet, serta

sebanyak 23,0% subjek Penelitian memiliki tekanan darah terkontrol. Terdapat

Hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,000) dan diet (p=0,000)

dengan tekanan darah terkontrol. Kesimpulan: terdapat Hubungan yang bermakna

antara tingkat kepatuhan minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol.
36

2.10 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
Mempengaruhi:
Dapat diubah: Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik Komplikasi
140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 Hipertensi:
Obesitas
mmHg. Hipertensi dilaporkan sebagai Stroke, Retinopati
Pola makan penyebab utama penyakit kardiovaskuler di hipertensif,
seluruh dunia. Tekanan darah yang tidak di Penyakit jantung
Stress kontrol meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, penyakit
Merokok iskemik empat kali lipat dan beresiko jantung hipertensif,
kardiovaskuler dua atau tiga kali lipat (Yassine gagal ginjal
Tidak dapat diubah: et al., 2016). (Irwan, 2016).
Jenis kelamin
Keturunan
usia Penatalaksanaan

Farmakologi: Diuretik tazid, Non Farmakologis:


Atenolol, Metoprolol, Antagonis Penurunan berat badan,
kanal kalsium, Inhibitor enzim Olahraga, Pengaturan diet
pengubah angiotensin, Antogis rendah garam, diet tinggi
reseptorangiostensin II, Antagonis kalium, diet rendah
alfa, dan obat-obat lain seperti kolesterol.
Faktor-faktor pengontrolan
metildopa atau moksonidin. Tekanan Darah:
Sikap
Tekanan darah terkontrol
Pengetahuan
Dukungan keluarga
Kepatuhan pengobatan

Sumber: Paskah Rina Situmorang (2015), Uli (2013), Ferry (2013), Ulfah Nurrahmani

dan Helmanu Kurniadi (2015), Yuarizal (2016), Bianti Nuraini (2015), Gama, dkk

(2014), Yassine et, al (2016), Irwan (2016), Rudianto (2013), Aspiani (2015).
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep menurut (Nursalam, 2017) adalah abstraksi dari suatu realitas

sehingga dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan tentang

keterkaitan antara variable yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2017), macam-macam variabel meliputi:

1. Variabel Independen (bebas): variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

timbulnya variabel dependen (terikat).

2. Variabel Dependen (terikat): variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel independen pada penelitian ini adalah sikap, pengetahuan, dukungan

keluarga, kepatuhan pengobatan, sedangkan variabel dependen adalah

pengontrolan tekanan darah.

37
38

Variabel Independen Variabel Dependen

Sikap
Pengetahuan Pengontrolan Tekanan
Darah
Dukungan Keluarga
Kepatuhan Pengobatan

3.1 Skema Kerangka Konsep

: Diteliti

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas

masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2017).

Hipotesis Alternatif atau disingkat Ha menyatakan adanya hubungan antara variabel X

dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok.

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

Ha: Ada hubungan sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi

di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

Ha: Ada hubungan pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

Ha: Ada hubungan dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.


39

Ha: Ada hubungan kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi

tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2015).

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Independen Operasional Ukur

Sikap Pandangan, Kuesioner. Pengukuran Sikap didapatkan nilai Ordinal


mencapai skor jawaban dari
perasaan atau dilakukan menggunakan
nilai median, jika:
penilaian baik skala likert dengan 10
0= Sikap kurang baik jika
positif maupun pertanyaan. responden menjawab
dengan skor < median
negatif Dengan deskripsi:
(26)
responden 5= Sangat Setuju (SS)
1= Sikap baik jika
mengenai 4= Setuju (S) responden menjawab
dengan skor ≥ median
hipertensi 3= Tidak Tahu (TT)
(26)
2= Tidak Setuju (TS)

1= Sangat Tidak Setuju

(STS).

Skor terendah adalah

10 dan skor tertinggi

adalah 50.
40

Pengetahua Pengetahuan Kuesioner. Pengetahuan didapatkan Ordinal


nilai mencapai skor jawaban
n adalah segala Pengukuran dilakukan
dari nilai mean, jika:
sesuatu yang menggunakan skala
0= Pengetahuan kurang jika
diketahui oleh guttman yang terdiri responden menjawab
dengan skor < mean (4)
responden dari 10 pertanyaan
1= Pengetahuan baik jika
mengenai dengan deskripsi:
responden menjawab
hipertensi. - Jika jawaban dengan skor ≥ mean (4)

“Salah’ diberi skor

0.

- Jika jawaban

“Benar” diberi

skor 1.

Skor terendah adalah 0

dan skor tertinggi adalah

10.
Dukungan Keterlibatan Kuesioner, pengukuran Dukungan Keluarga Ordinal
didapatkan nilai mencapai
Keluarga anggota dilakukan menggunakan
skor jawaban dari nilai
keluarga untuk skala likert yang terdiri
mean, jika:
memotivasi dari 4 dimensi dengan 0 = Dukungan keluarga
kurang jika responden
penderita 21 pertanyaan.
menjawab dengan
hipertensi - Dimensi
skor < mean (71)
selama Emosional nomor 1 = Dukungan keluarga
baik, jika responden
melaksanakan 1-6
menjawab dengan skor
41

pengobatan. - Dimensi ≥ mean (71)

Penghargaan

nomor 7-10

- Dimensi

Instrumental

nomor 11-17

- Dimensi Informasi

nomor 18-21

Dengan deskripsi:

5= Selalu (S)

4= Sering (SR)

3= Kadang-kadang

(KD)

2= Jarang-jarang (JR)

1= Tidak Pernah (TP)

Skor terendah adalah 21

dan skor tertinggi adalah

105.
42

Kepatuhan Ketaatan Kuesioner, pengukuran Kepatuhan didapatkan nilai Ordinal


mencapai skor jawaban dari
Pengobatan responden dilakukan menggunakan
nilai mean, jika:
dalam skala guttman dengan 8
0= Kepatuhan Pengobatan
mengkonsumsi pertanyaan. kurang jika responden
menjawab skor < mean
obat anti Dengan deskripsi:
(3)
hipertensi - Jika jawaban
1= Kepatuhan Pengobatan
sesuai dengan “Tidak” diberi baik, jika responden
menjawab skor ≥ mean
ketentuan skor 0
(3).
yang diberikan - Jika jawaban “Ya”

oleh dokter. diberi skor 1

Skor terendah adalah 0

dan skor tertinggi adalah

8.
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Dependen Operasional Ukur

Pengontrolan Tekanan Kuesioner dengan 0= Tekanan darah Ordinal


menanyakan tidak terkontrol
Tekanan darah yang
pengontrolan tekanan dengan sistole
Darah terkontrol
darah tiga bulan >140 mmHg dan
adalah sistole terakhir. diastole >90
Dengan deskripsi: mmHg.
<140 mmHg
0= Tidak terkontrol 1= Tekanan darah
dan diastole
1= Terkontrol terkontrol
<90 mmHg. dengan sistole
<140 mmHg
dan diastole
43

<90 mmHg.
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel,

tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data,

prosedur pengumpulan data, pengolahan data, dan rencana Analisa data.

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan

Cross Sectional yaitu melakukan penelitian dalam satu waktu. Peneliti

menggunakan desain Cross Sectional bermaksud mengidentifikasi ada atau

tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam

satu kali pengukuran menggunakan alat ukur kuesioner (Nursalam, 2017).

Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021.

44
45

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian merupakan wilayah generalisasi terdiri dari objek dan

subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan. Terdiri dari 12 RT (RT 1-12) Jumlah populasi penderita

Hipertensi adalah 64 orang.

4.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah serta karaakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2017). Dari jumlah populasi yang ada, peneliti mengambil

sampel dengan menggunakan rumus Z :

Zα ² PQ
n=

Keterangan:

n = Jumlah sampel

α = nilai standar normal untuk α= 0,05 atau 5% → Zα = 1,96

P = Prevalensi penelitian Tika Desi Indriani, 2015 (1,1%)

Q = 1 – p (1 – 0,011 = 0,989)

d = Kesalahan prediksi yang masih bisa diterima (10%)


46

Dengan demikian, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

(1,96) ² x 0,011 x 0,989


n=
0,12

0,4179
n=
0,01

n=41,79=42 Responden.

4.2.2.1 Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria Inklusi merupakan karakteristik umum subjek yang diteliti dari

populasi target yang terjangkau (Nursalam, 2017). Kriteria inklusi pada

penelitian ini, yaitu:

1. Warga RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan

2. Pasien laki-laki maupun perempuan

3. Bersedia menjadi responden

4. Dapat berkomunikasi dengan baik

5. Didiagnosa sebagai penderita hipertensi (Hipertensi merupakan

tekanan darah dengan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan

darah diastolik 90 mmHg atau lebih (Yassine et al., 2016)


47

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi merupakan menghilangkan subjek yang tidak memenuhi

kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017). Kriteria Ekslusi

pada penelitian ini, yaitu:

1. Bukan warga RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan

2. Tekanan darah normal atau rendah dengan sistolik ≤ 140 mmHg dan

diastolik ≤ 90 mmHg.

3. Responden yang dalam waktu 3 bulan terakhir tidak terdeteksi

hipertensi.

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Probability Sampling

dengan Simple Random Sampling. Simple Random Sampling adalah karena

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak dan tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2017).

Teknik pengambilan sampel penelitian ini diambil dari jumlah penderita hipertensi

di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan sebanyak 42 orang dan diambil

secara acak dengan cara di kocok perwakilan masing-masing RT yang berjumlah

12 RT yang ada di wilayah RW 03 tersebut, dengan distribusi masing-masing RT

sebagai berikut:
48

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Sampel dari penderita hipertensi di RW 03

No RT Jumlah Jumlah

Populasi Sampel
1 1 5 3
2 2 6 4
3 3 5 3
4 4 6 4
5 5 5 4
6 6 5 3
7 7 4 3
8 8 5 3
9 9 6 4
10 10 6 4
11 11 6 4
12 12 5 3
64 42

Dari jumlah sampel diatas, responden yang bersedia akan dilibatkan dalam

penelitian selama kuota responden di RW 03 tersedia.

4.3 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

4.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2021 hingga Juni 2021. Uji proposal

dilaksanakan pada bulan April dan proses pengambilan data dilaksanakan pada bulan
49

Mei 2021 hingga Juni 2021. Setelah data sudah terkumpul secara lengkap, peneliti akan

melakukan pengelolaan data. Hasil penelitian dipaparkan pada bulan Agustus 2021.

4.5 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan hubungan yang harus diperhatikan secara etika antara

peneliti dengan responden. Status hubungan antara peneliti dan responden masing-

masing mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihargai (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Hidayat (2013) ada beberapa masalah etika yang harus diperhatikan, yaitu:

4.5.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden

penelitian agar responden mengerti tentang maksud dan tujuan penelitian serta

mengetahui dampak penelitian yang dilakukan dengan cara memberikan lembar

persetujuan. Pasien yang bersedia menjadi responden menandatangani lembar

informed consent yang telah peneliti ssediakan dan jika menolak maka peneliti

tetap menghormati hak pasien tersebut.

4.5.2 Anonymity (Tanpa Nama)

Anonymity adalah memberi jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan

tidak mencantumkan nama. Anonymity ini diaplikasikan pada penelitian dengan

cara responden cukup menulis inisial di kolom yang telah disediakan oleh peneliti.

4.5.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality merupakan memberikan jaminan kerahasiaan, baik informasi

maupun masalah-masalah lainnya (Supardi&Rustika, 2013). Peneliti menjelaskan


50

kepada pasien yang bersedia menjadi responden bahwa kerahasiaan terhadap

informasi yang telah dikumpulkan oleh peneliti dengan tidak menyebarluaskan

informasi dari lembar pernyataan yang telah dijawab dan semua data yang telah

diolah akan segera dimusnahkan.

4.6 Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan peliti yaitu lembar kuesioner. Kuesioner

merupakan daftar pertanyaan dalam rangka wawancara terstruktur oleh peneliti dengan

responden (Imron M, 2014).

Dalam penelitian ini

4.6.1 Data Demografi

Data demografi dalam kuesioner ini yaitu nama (inisial), umur, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan, lamanya menderita hipertensi.

4.6.2 Kuesioner Pengontrolan Tekanan Darah

Kuesioner dengan wawancara, menanyakan pengontrolan tekanan darah tiga bulan

terakhir dengan klarifikasi: 0= Tidak Terkontrol, 1= Terkontrol. Dengan

interpretasi Pengontrolan tekanan darah: 0= Tidak terkontrol dengan sistole >140

mmHg dan diastole > 90 mmHg. 1= Terkontrol dengan sistole < 140 mmHg dan

diastole < 90 mmHg.

4.6.3 Kuesioner Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah

4.6.3.1 Faktor Sikap


51

Instrumen pertama adalah sikap dengan pertanyaan yang terdiri dari 10

pertanyaan. Penentuan jawaban kuesioner menggunakan skala likert,

dimana pilihan jawaban responden terdapat lima pilihan jawaban yaitu 1=

STS (Sangat Tidak Setuju), 2= TS (Tidak Setuju), 3= TT (Tidak Tahu), 4=

S (Setuju) dan 5= SS (Sangat Setuju). Dikatakan total skor rendah jika

bernilai 10 dan skor tinggi 50. Sikap baik jika responden menjawab dengan

skor > median (26) dan Sikap kurang jika responden menjawab dengan

skor < median (26).

Sebelum kuesioner diatas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian,

peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42

responden, sehingga didapatkan 13 responden untuk dilibatkan dalam uji

ini. Data yang didapat kemudian diolah, sehingga didapatkan nilai

Cronbach alpha > nilai r tabel (0,954 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kuesioner sikap valid dan dapat dijadikan alat

ukur penelitian.

4.6.3.2 Faktor Pengetahuan

Instrument kedua adalah pengetahuan dengan pertanyaan yang terdiri dari

10 pertanyaan. Kuesioner ini menggunakan skala guttman yang

pertanyaannya positif dan terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan

dukungan pendidikan di nomor 1-2, dukungan pengetahuan nomor 3-5,

dukungan keluarga nomor 6-8, dukungan fasilitas keluarga nomor 9-10.


52

Pilihan jawaban dalam kuesioner ini yaitu apabila jawabannya salah maka

diberi skor 0 dan bila jawabannya benar diberi skor 1. Total skor terendah

bernilai 0 dan skor tertinggi bernilai 10. Pengetahuan baik jika responden

menjawab dengan skor > mean (4) dan Pengetahuan kurang jika responden

menjawab dengan skor < mean (4).

Sebelum kuesioner diatas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian,

peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42

responden, sehingga didapatkan 13 responden untuk dilibatkan dalam uji

ini. Data yang didapat kemudian diolah, sehingga didapatkan nilai

Cronbach alpha > nilai r tabel (0,965 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kuesioner pengetahuan valid dan dapat dijadikan

alat ukur penelitian.

4.6.3.3 Faktor Dukungan Keluarga

Instrument ketiga adalah dukungan keluarga dengan menggunakan skala

likert dan pernyataan yang terdiri dari 4 dimensi pernyataan yaitu dimensi

emosional, dimensi penghargaan, dimensi instrumental, dan dimensi

informasi. Terdiri dari 21 pertanyaan dengan pertanyaan dari dimensi

emosional sebanyak 6 soal yaitu nomor 1-6, dimensi penghargaan

sebanyak 4 soal yaitu nomor 7-10, dimensi instrumental sebanyak 7 soal

yaitu nomor 11-17 dan dimensi informasi sebanyak 4 soal yaitu nomor 18-

21. Dimana jawaban dari responden dikatakan total skor terendah 21 dan

skor tertinggi 105. Dukungan keluarga kurang jika responden menjawab


53

dengan skor < mean (71) dan Dukungan keluarga baik, jika responden

menjawab dengan skor > mean (71).

Sebelum kuesioner diatas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian,

peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42

responden, sehingga didapatkan 13 responden untuk dilibatkan dalam uji

ini. Data yang didapat kemudian diolah, sehingga didapatkan nilai

Cronbach alpha > nilai r tabel (0,971 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kuesioner dukungan keluarga valid dan dapat

dijadikan alat ukur penelitian.

4.6.3.4 Faktor Kepatuhan Pengobatan

Instrument keempat adalah kepatuhan pengobatan yang terdiri dari 8

pertanyaan. Penentuan jawaban kuesioner menggunakan skala guttman,

jawaban responden hanya terdapat dua jawaban, yaitu Ya atau Tidak. Nilai

terendah 0 dan tertinggi 8. Kepatuhan Pengobatan kurang jika responden

menjawab skor < mean (3) dan Kepatuhan Pengobatan baik, jika responden

menjawab skor > mean (3).

Sebelum kuesioner diatas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian,

peneliti telah melakukan uji validitas dan reabilitas di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42
54

responden, sehingga didapatkan 13 responden untuk dilibatkan dalam uji

ini. Data yang didapat kemudian diolah, sehingga didapatkan nilai

Cronbach alpha > nilai r tabel (0,941 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,

dapat disimpulkan bahwa kuesioner kepatuhan pengobatan valid dan dapat

dijadikan alat ukur penelitian.

4.7 Prosedur Pengumpulan Data

4.7.1 Tahap Persiapan

a. Mengajukan surat izin pengambilan data awal ke bagian akademik Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

b. Menyerahkan surat izin ke Ketua RW 03 Jagakarasa, Kepala Puskesmas

Kelurahan Jagakarsa, dan Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan.

c. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan, peneliti

ke Puskesmas Kecamatan untuk meminta persetujuan pengambilan data di

Puskesmas Kelurahan. Setelah mendapat persetujuan, peneliti ke Puskesmas

Kelurahan untuk meminta data.

d. Peneliti meminta data pasien penderita Hipertensi di Puskesmas, berkordinasi

dengan Petugas Puskesmas dan Petugas Posyandu/Posbindu di RW 03.

4.7.2 Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti melakukan pendekatan kepada Petugas Puskesmas untuk mendapatkan

data penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa.


55

b. Peneliti melakukan pendekatan kepada ketua RW dan ketua

Posyandu/Posbindu untuk mendapatkan data penderita hipertensi dan

menjelaskan tujuan penelitian.

c. Pengumpulan sampel dilakukan dengan mengikuti kriteria inklusi, sebelum ke

responden peneliti meminta data dependen hasil pengontrolan tekanan darah 3

bulan terakhir di puskesmas dan menuliskan hasilnya pada format kuesioner

pengontrolan tekanan darah.

d. Peneliti melakukan pengocokkan di setiap RT, berapa orang yang terpilih untuk

dijadikan responden. Setelah mendapatkan hasil yang didapatkan, peneliti

memilih acak penderita hipertensi untuk dijadikan responden dan menanyakan

kepada responden tersebut apakah responden bersedia menjadi responden

peneliti. Jika responden bersedia maka peneliti akan menjelaskan tujuan serta

cara pengisian kuesioner penelitian, responden menandatangani lembar

informed consent dan langsung mengisi kuesioner penelitian. Peneliti

melakukan penelitian terhadap responden dengan mematuhi protocol kesehatan

seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Bila responden

tidak memakai masker maka oleh peneliti di berikan masker untuk dipakai.

e. Peneliti menjelaskan setiap pertanyaan yang ada di kuesioner, dan

mengingatkan bahwa pertanyaan wajib di isi semua. Apabila sudah terisi

semua, maka kuesioner dikumpulkan untuk di proses.

4.7.3 Tahap Akhir

a. Pengecekkan jumlah lembar kuesioner, apakah berjumlah sama atau tidak


56

b. Peneliti mengakhiri pertemuan dengan responden setelah kuesioner telah

terkumpul semuanya dan peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi

responden.

4.8 Pengolahan Data

Menurut Alimun Hidayat A (2017) dalam proses pengolahan data terdapat beberapa

langkah, yaitu:

4.8.1 Editing

Editing merupakan upaya memeriksa Kembali kebenaran data yang sudah

dikumpulkan. Semua pernyataan sudah lengkap dan telah terisi sesuai jawaban.

4.8.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori. Data identitas responden akan diberikan kode di

setiap itemnya seperti:

1. Jenis Kelamin responden: Laki-laki = 0, Perempuan = 1

2. Responden Bekerja: Tidak Bekerja = 0, Bekerja = 1

3. Pendidikan terakhir responden: SD = 1, SMP = 2, SMA = 3, PT = 4

4. Sikap responden: Sangat Tidak Setuju (STS) =1, Tidak Setuju (TS) = 2, Tidak

Tahu (TT) = 3, Setuju (S) = 4, Sangat Setuju (SS) = 5

5. Pengetahuan responden: Salah = 0, Benar = 1

6. Dukungan Keluarga responden: Tidak Pernah (TP) = 1, Jarang-jarang (JR) = 2,

Kadang-kadang (KD) = 3, Sering (SR) = 4, Selalu (S) = 5.

7. Kepatuhan Pengobatan responden: Tidak = 0, Ya = 1.


57

4.8.3 Tabulating

Tabulating merupakan tahap penyusunan data dengan membuat tabel-tabel data

sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan IBM SPSS

Statistic 22.

4.9 Rencana Analisa Data

Uji statistik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan analisa berikut:

4.9.1 Analisa Univariat

Dalam penelitian ini analisis univariat digunakan untuk menjelaskan masing-

masing proporsi variabel yang diteliti dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi. Baik variabel independent, yaitu sikap, pengetahuan, dukungan

keluarga, kepatuhan pengobatan. Maupun variabel dependen yaitu pengontrolan

tekanan darah.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu

variabel dependen (Pengontrolan Tekanan Darah) dan variabel independent (sikap,

pengetahuan, dukungan keluarga dan kepatuhan pengobatan). Uji bivariat ini

menggunakan Analisa Chi-Square guna mengetahui hubungan variabel penelitian

dengan nilai kemaknaan (p value) < 0,05 (5%).

Rumus Uji Chi Square

(O−E) ²
X ²=∑
E

Keterangan:
58

O= Observed frekuensi (nilai hasil pengamatan)

E= Expected frekuensi (nilai yang diharapkan)

X²= Nilai uji Chi Square atau distribusi kuesioner

Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (5%), kriteria

pengujiannya yaitu:

a. Bila p value < alpha (0,05) maka hubungan tersebut secara statistik ada

hubungan makna.

b. Bila p value > alpha (0,05) maka hubungan tersebut tidak ada hubungan makna.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan membahas mengenai Analisa hasil Penelitian tentang Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan berdasarkan data yang

diperoleh selama masa Penelitian, yaitu pada bulan Mei sampai Juli 2021, terdapat

42 responden yang terdiri dari 12 RT dari RT 1 sampai 12. Dengan mengisi

kuesioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah pada responden. Data yang

diperoleh diolah dan dianalisis untuk Mengetahui Hubungan dari masing-masing

variabel, dilakukan dalam dua tahap yaitu Analisa Univarat dan Analisa Bivariat.

Analisa Univariat adalah dengan membuat distribusi frekuensi sedangkan Analisa

Bivariat dilakukan untuk Mengetahui Hubungan variable-variabel dengan

menggunakan uji chi-square.

5.1 Analisa Univariat

Analisa univariat dalam penelitian mendeskripsikan masing-masing variabel yaitu

usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, sikap, pengetahuan, dukungan

keluarga, kepatuhan pengobatan dan pengontrolan tekanan darah.

59
60

Pada data berupa kategori, maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi dengan ukuran presentasinya. Berikut ini merupakan hasil Analisa univariat

dalam penelitan ini.

5.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi

Data Demografi dalam Penelitian ini adalah Usia yang dalam rentang 20-39 tahun,

40-60 tahun dan lebih dari atau sama dengan 60 tahun; Jenis Kelamin yang berupa

laki-laki dan perempuan; Pekerjaan yang berupa bekerja dan tidak bekerja; Serta

Pendidikan yang berupa Pendidikan rendah dan Pendidikan tinggi.

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi (Usia, Jenis Kelamin,
Pekerjaan dan Pendidikan)
n = (42)
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia

20-39 tahun 17 40,5

40-60 tahun 22 52,4

≥60 tahun 3 7,1

Total 42 100,0
Jenis Kelamin

Laki-laki 17 40,5

Perempuan 25 59,5

Total 42 100,0
Pekerjaan

Tidak bekerja 23 54,8

Bekerja 19 45,2

Total 42 100,0
61

Pendidikan

Rendah 25 59,5

Tinggi 17 40,5

Total 42 100,0

a. Usia

Berdasarkan tabel 5.1, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan usia penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas berusia 40-60 tahun yaitu sebanyak

22 responden (52,4%).

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.1, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan jenis kelamin penderita hipertensi di RW 03

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas berjenis kelamin

perempuan yaitu sebanyak 25 responden (59,5%).

c. Pekerjaan

Berdasarkan tabel 5.1, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan pekerjaan penderita hipertensi di RW 03

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas tidak bekerja yaitu

sebanyak 23 responden (54,8%).

d. Pendidikan

Berdasarkan tabel 5.1, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan Pendidikan penderita hipertensi di RW 03


62

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas berpendidikan rendah

yaitu sebanyak 25 responden (59,5%).

5.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Variabel

Independen

Variabel Independen dalam Penelitian ini adalah Sikap yang berupa sikap baik dan

sikap kurang baik; Pengetahuan yang berupa pengetahuan baik dan pengetahuan

kurang baik; Dukungan Keluarga yang berupa dukungan baik dan dukungan

kurang baik; Kepatuhan Pengobatan yang berupa kepatuhan pengobatan baik dan

kepatuhan pengobatan kurang baik.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Independen (Sikap, Pengetahuan,

Dukungan Keluarga, Kepatuhan Pengobatan)

n = (42)

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Sikap

Baik 15 35,7

Kurang Baik 27 64,3

Total 42 100,0

Pengetahuan

Baik 12 28,6

Kurang Baik 30 71,4

Total 42 100,0
63

Dukungan Keluarga

Baik 14 33,3

Kurang Baik 28 66,7

Total 42 100,0
Kepatuhan Pengobatan

Baik 12 28,6

Kurang Baik 30 71,4

Total 42 100,0

a. Sikap

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan sikap penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas bersikap kurang baik yaitu sebanyak

27 responden (64,3%).

b. Pengetahuan

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa data distrubusi frekuensi

responden berdasarkan pengetahuan penderita hipertensi di RW 03

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas berpengetahuan kurang

baik yaitu sebanyak 30 responden (71,4%).

c. Dukungan Keluarga

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan dukungan keluarga penderita hipertensi di RW 03

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas dukungan keluarga kurang

baik yaitu sebanyak 28 responden (66,7%).


64

d. Kepatuhan Pengobatan

Berdasarkan tabel 5.2, didapatkan bahwa data distribusi frekuensi

responden berdasarkan kepatuhan pengobatan penderita hipertensi di RW

03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan mayoritas kepatuhan pengobatan

kurang baik yaitu sebanyak 30 responden (71,4%).

5.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Variabel

Dependen

Variabel dependen dalam Penelitian ini adalah pengontrolan tekanan darah yang

berupa tidak terkontrol dan terkontrol.


65

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Dependen

(Pengontrolan Tekanan Darah)

n = (42)

Variabel Frekuensi Persentase (%)


Pengontrolan Tekanan
Darah
Terkontrol 13 31,0
Tidak Terkontrol 29 69,0
Total 42 100,0

a. Pengontrolan Tekanan Darah

Berdasarkan tabel 5.3, didapatkan bahwa dari 42 responden, terdapat 13

(31,0%) dengan kategori pengontrolan tekanan darah terkontrol dan 29

(69,0%) dengan kategori pengontrolan tekanan darah tidak terkontrol.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden

berada pada kategori pengontrolan tekanan darah tidak terkontrol.

5.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat dalam Penelitian ini menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

sikap dengan pengontrolan tekanan darah, pengetahuan dengan pengontrolan tekanan

darah, dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah, serta kepatuhan

pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah. Hasil Penelitian ini akan disajikan

dalam bentuk tabel distribusi. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square karena

hubungan dua variabel kategorik dalam penelitian ini yang bersifat kategorik-kategorik.
66

Hasil uji pada peneliatian ini menggunakan tingkat kemaknaan 5% yaitu 0,05. Berikut

ini merupakan data hasil Analisa bivariat pada Penelitian ini.

5.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Data Sikap dengan Pengontrolan Tekanan

Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Data Sikap dengan Pengontrolan

Tekanan Darah

Variabel Tekanan Darah Total


95% P
Independen Terkontrol Tidak OR
CI value
Terkontrol
∑ % ∑ % ∑ %
Sikap 1,235 –
Baik 8 53,3 7 46,7 15 100,0 5,029 20,478 0,047
Kurang Baik 5 18,5 22 81,5 27 100,0
Jumlah 13 31,0 29 69,0 42 100,0

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara sikap dengan

pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan, yaitu terdapat 8 responden (53,3%) dengan sikap baik

memiliki pengontrolan tekanan darah yang terkontrol dan 5 responden (18,5%)

dengan sikap kurang baik memiliki pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan

nilai p value = 0,047. Artinya pada alpha 5% terlihat ada hubungan antara sikap

dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,029
67

artinya responden dengan sikap baik memiliki peluang 5,029 kali untuk

melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Data Pengetahuan dengan Pengontrolan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta

Selatan

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Data Pengetahuan dengan Pengontrolan

Tekanan Darah

Variabel Tekanan Darah Total


95% P
Independen Terkontrol Tidak OR
CI value
Terkontrol
∑ % ∑ % ∑ %
Pengetahuan 1,307 –
Baik 7 58,3 5 41,7 12 100,0 5,600 23,996 0,040
Kurang Baik 6 20,0 24 80,0 30 100,0
Jumlah 13 31,0 29 69,0 42 100,0

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara pengetahuan dengan

pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan, yaitu terdapat 7 responden (58,3%) dengan pengetahuan

baik memiliki pengontrolan tekanan darah yang terkontrol dan 6 responden

(20,0%) dengan pengetahuan kurang baik memiliki pengontrolan tekanan darah

yang terkontrol.
68

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan

nilai p value = 0,040. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara

pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW

03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik

didapatkan OR = 5,600 artinya responden dengan pengetahuan baik memiliki

peluang 5,600 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Data Dukungan Keluarga dengan Pengontrolan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta

Selatan

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Data Dukungan Keluarga dengan

Pengontrolan Tekanan Darah

Variabel Tekanan Darah Total


95% P
Independen Terkontrol Tidak OR
CI value
Terkontrol
∑ % ∑ % ∑ %
Dukungan
Keluarga 1,462
Baik 8 57,1 6 42,9 14 100,0 6,133 – 0,025
Kurang Baik 5 17,9 23 82,1 28 100,0 25,727
Jumlah 13 31,0 29 69,0 42 100,0

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara dukungan keluarga

dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan, yaitu terdapat 8 responden (57,1%) dengan dukungan

keluarga baik memiliki pengontolan tekanan darah yang terkontrol dan 5


69

responden (17,9%) dengan dukungan keluarga kurang baik memiliki pengontrolan

tekanan darah yang terkontrol.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan

nilai p value = 0,025. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara

dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi

di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik

didapatkan OR = 6,133 artinya responden dengan dukungan keluarga baik

memiliki peluang 6,133 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang

terkontrol.

5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Data Kepatuhan Pengobatan dengan

Pengontrolan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan

Jagakarsa Jakarta Selatan

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Data Kepatuhan Pengobatan dengan

Pengontrolan Tekanan Darah

Variabel Tekanan Darah Total


95% P
Independen Terkontrol Tidak OR
CI value
Terkontrol
∑ % ∑ % ∑ %
Kepatuhan
Pengobatan 1,307
Baik 7 58,3 5 41,7 12 100,0 –
5,600 0,040
Kurang Baik 6 20,0 24 80,0 30 100,0 23,99
6
Jumlah 13 31,0 29 69,0 42 100,0
70

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara kepatuhan

pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW

03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, yaitu terdapat 7 responden (58,3%)

dengan kepatuhan pengobatan baik memiliki pengontrolan tekanan darah yang

terkontrol dan 6 responden (20,0%) dengan kepatuhan pengobatan kurang baik

memiliki pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan

nilai p value = 0,040. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara

kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji

statistik didapatkan OR = 5,600 artinya responden dengan kepatuhan pengobatan

baik memiliki peluang 5,600 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah

yang terkontrol.
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan membahas tentang keterbatasan penelitian dan hasil penelitian

yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan

darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

6.1 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan yang dialami peneliti selama proses penelitian antara lain

Sebagai berikut:

6.1.1 Pengumpulan data saat Pandemi Covid-19 harus lebih hati-hati dengan

peraturan protokol kesehatan yang ketat, karena peneliti melakukan dengan

turun langsung dalam penyebaran kuesioner dan melakukan pengukuran

tekanan darah secara berkala.

6.1.2 Faktor terhadap pengontrolan tekanan darah yang dikemukakan secara teori

tidak semuanya diteliti sehingga masih ada faktor lain yang mungkin

berpengaruh diluar variabel yang diteliti.

71
72

6.2 Pembahasan Hasil Penelitian

6.2.1 Hasil Analisa Univariat

6.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi (usia, jenis

kelamin, pekerjaan, dan pendidikan).

a. Usia

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

responden yang menderita hipertensi berusia 40-60 tahun dengan

jumlah 22 (52,4%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Lilies Sundari (2015) tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi rata-rata berusia

lansia awal dengan rentan usia 46-55 tahun sebanyak 83 (53,6%).

Demikian pula penelitian Kishore, Gupta, Kohli, dan Kumar (2016)

kejadian hipertensi lebih tinggi pada individu berusia lebih dari 35

tahun. Menurut Potter & Perry (2009) dalam Padila (2015) usia

mempengaruhi kejadian hipertensi karena bertambahnya usia maka

elastisitas di pembuluh darah menurun sehingga jantung sulit untuk

mengalirkan darah ke seluruh tubuh dan jantung harus bekerja lebih

ekstra untuk memompa darah sehingga menyebabkan peningkatan

tekanan darah.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 25 (59,5%).


73

Hal ini sesuai dengan penelitian Fatharani Maulidina, Nanny Harmani,

Izza Suraya (2018) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas jati luhur bekasi tahun

2018 menjelaskan bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan

lebih banyak terkena hipertensi dari pada responden laki-laki dengan

total 44 (53,7%). Ada beberapa faktor yang dialami perempuan seperti

perempuan lebih tanggap memeriksakan kesehatannya ke pelayanan

kesehatan dan juga perempuan yang sudah menopause akan mudah

mengalami hipertensi. Produksi hormone estrogen menurun saat

menopause sehingga wanita kehilangan efek menguntungkannya, lalu

tekanan darah akan meningkat (Caseey&Benson, 2006 dalam

Aristoteles, 2018).

c. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

responden tidak bekerja dengan jumlah 23 (54,8%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Helni (2020) tentang faktor yang

berhubungan dengan kejadian hipertensi di provinsi jambi menjelaskan

bahwa responden yang tidak bekerja lebih banyak mengalami

hipertensi. Seseorang yang tidak bekerja memiliki kemungkinan

mengalami hipertensi yang disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik

yang kurang aktif atau aktifitas fisik ringan.


74

d. Pendidikan

Berdasarkan hasil Penelitian didapatkan bahwa sebagian besar

responden berpendidikan rendah dengan jumlah 25 (59,5%).

Hal ini sesuai dengan penelitian Fatharani Maulidina, Nanny Harmani,

Izza Suraya (2018) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas jati luhur bekasi tahun

2018 menjelaskan bahwa responden dengan pendidikan rendah lebih

banyak terkena hipertensi dengan total 56 (63,4%). Peneliti tidak

meneliti tentang tingkat pendidikan namun pendidikan sangat

mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan seseorang dalam

menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini sejalan dengan teori yang

mengatakan tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap

pengetahuan seseorang, semakin banyak informasi yang didapatkan

maka dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang

untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang didapatkannya

(Notoatmodjo, 2010).

6.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Independen

a. Sikap

Berdasarkan hasil Penelitian dari 42 responden yang menderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, mayoritas

bersikap kurang yaitu sebanyak 27 responden (64,3%).

Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,

Dary Putri Syafrandi (2016) dengan judul Faktor Yang Berhubungan


75

Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016

yaitu didapatkan hasil sebanyak 92 responden (60,5%) bersikap negatif.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap

kurang terhadap pengontrolan tekanan darah. Tetapi dari penelitian ini,

tidak semua yang bersikap kurang menderita hipertensi, seseorang

dengan sikap baik juga bisa menderita hipertensi. Namun hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa semakin berkurangnya sikap yang

dimiliki seseorang maka semakin meningkat juga angka penderita

hipertensi. Sikap menjadi faktor yang paling kuat dalam pengontrolan

tekanan darah, seseorang yang menderita hipertensi jika memiliki sikap

yg positif maka potensinya dalam menjalani pengobatan akan lebih

besar dibandingkan yang bersikap negatif. Menurut penelitian Yayuk

(2004) dalam dirham (2012) tingkat pengetahuan seseorang

berpengaruh terhadap sikapnya. Berarti semakin baik pengetahuan

seseorang maka akan semakin baik juga sikapnya dalam pengontrolan

tekanan darahnya karena berkeinginan untuk sembuh.

b. Pengetahuan

Berdasarkan hasil Penelitian dari 42 responden yang menderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, mayoritas

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 30 responden (71,4%).


76

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,

Dary Putri Syafrandi (2016) dengan judul Faktor Yang Berhubungan

Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016

yaitu didapatkan hasil sebanyak 83 responden (54,6%) berpengetahuan

rendah.

Pada penelitian ini sebagian besar responden memiliki pengetahuan

kurang terhadap pengontrolan tekanan darah. Pengetahuan yang baik

tentang hipertensi dapat mempengaruhi responden dalam pengontrolan

tekanan darah, dengan banyaknya pengetahuan yang didapatkan

tentang kesehatan maka responden dapat mengetahui penyebab dan

pengobatannya untuk penyakit yang dideritanya. Pendidikan juga

menjadi salah satu alasan responden berpengetahuan kurang,

pendidikan responden yang relatif rendah membuat kemampuan

responden dalam mendapatkan atau memahami informasi tentang

hipertensi menjadi kurang.

c. Dukungan Keluarga

Berdasarkan hasil Penelitian dari 42 responden yang menderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, mayoritas

dukungan keluarga kurang sebanyak 28 responden (66,7%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,

Dary Putri Syafrandi (2016) dengan judul Faktor Yang Berhubungan


77

Dengan Perilaku Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita

Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016

yaitu didapatkan hasil sebanyak 82 responden (53,9%) dukungan

keluarga tidak mendukung.

Keluarga memegang peran penting dalam melakukan perawatan bagi

anggota keluarganya. Menurut Ningrum (2012) dalam M. Isra K , Billy

J dan Mulyadi (2017) dukungan keluarga diperlukan oleh penderita

hipertensi yang membutuhkan perawatan dalam waktu yang lama.

Dukungan keluarga yang baik dapat memotivasi penderita untuk selalu

aktif dalam mengontrol tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan.

Dengan dukungan yang positif dari keluarga, penderita hipertensi

mampu dan juga bersemangat dalam pengobatannya karena merasa

didukung untuk sembuh.

d. Kepatuhan Pengobatan

Berdasarkan hasil Penelitian dari 42 responden yang menderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, mayoritas

kepatuhan pengobatan kurang sebanyak 30 responden (71,4%).

Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Hairunisa (2014)

dengan judul Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet

Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia Di

Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat

yaitu didapatkan hasil sebanyak 48 responden (64, 9%) kepatuhan

minum obat tidak patuh.


78

Kepatuhan adalah suatu perilaku seseorang yang menjalankan terapi

dan pengobatan sesuai anjuran yang didapatkan dari pelayanan

kesehatan. Kepatuhan sangat berpengaruh dalam menentukan

keberhasilan pengobatan hingga 100% (Kozier & Barbara (2010) dalam

Khairul Anwar, Rusni Masnina (2019). Ketidakpatuhan penderita

dalam pengobatan yaitu karena tidak mengikuti anjuran yang telah

disarankan dokter seperti minum obat setiap hari, sering lupa meminum

obat, dan bosan meminum obat.

6.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Dependen

Berdasarkan hasil Penelitian dari 42 responden yang menderita hipertensi

di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan, mayoritas tekanan

darahnya tidak terkontrol yaitu sebanyak 29 responden (69,0%).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Roesmono,

Hamsah, Irwan (2017) dengan judul hubungan perilaku mengontrol

tekanan darah dengan kejadian hipertensi yaitu didapatkan hasil sebanyak

18 responden (60,0%) tekanan darahnya tidak terkontrol.

Pada Penelitian ini penderita lebih banyak tidak mengontrol tekanan

darahnya, hal ini bisa terjadi karena pola makan yang tidak baik seperti

masih menggunakan garam secara berlebih, tidak melakukan olahraga

secara teratur, makan-makanan berlemak sehingga membuat lemak

menumpuk yang akan mengakibatkan jantung bekerja lebih ekstra untuk

memompa darah ke seluruh tubuh dan menimbulkan tekanan darah

menjadi tinggi.
79

6.2.2 Hasil Analisa Bivariat

6.2.2.1 Hubungan Sikap dengan Pengontrolan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi

square, didapatkan nilai p = 0,047. Artinya, pada alpha 5% terlihat ada

hubungan antara sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari

hasil uji statistik didapatkan OR = 5,029, artinya responden dengan sikap

baik memiliki peluang 5,029 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan

darah yang terkontrol.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi

(2016) yang menyampaikan bahwa ada hubungan antara sikap responden

dengan perilaku pengendalian tekanan darah (0,025 < 0,05).

Sikap merupakan keyakinan positif atau negatif seseorang dalam

menampilkan suatu perilaku tertentu. Sikap yang dimiliki seseorang tidak

terlepas dari pengetahuan yang dimilikinya, dimana penderita tidak

mengetahui bagaimana cara mereka mengontrol tekanan darahnya dan

mayoritas penderita menganggap hipertensi adalah penyakit biasa yang

tidak perlu dikhawatirkan. Walaupun seseorang memiliki pengetahuan dan

sikap yang baik, namun perilaku yang dimiliki dalam upaya pengendalian

terhadap hipertensi kurang baik (Sadeq, R & Lafta, R.K, 2017 dalam

Cicilia Nony Ayuningsih & Gerardina Sri Rejeki 2019).


80

Hasil Penelitian yang didapatkan bahwa responden memiliki sikap yang

kurang baik dalam pengontrolan tekanan darahnya, terkadang responden

tidak menyadari bahwa aktifitas yang dilakukan dapat membuat tekanan

darahnya tidak terkontrol karena sudah menjadi suatu kebiasaan. Hal ini

masih banyak terjadi karena responden tidak dapat menghindari atau

mengurangi makanan yang tinggi kandungan garamnya. Maka dari itu

sikap menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai kesehatan

seseorang dalam menentukan cara pengontrolan untuk penderita hipertensi.

Untuk mendapatkan sikap yang baik dari responden perlu memberikan

pengetahuan serta informasi yang jelas tentang pentingnya kesehatan agar

responden dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mencegah dan

menanggulangi penyakitnya.

6.2.2.2 Hubungan Pengetahuan dengan Pengontrolan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi

square, didapatkan nilai p = 0,040. Artinya, pada alpha 5% terlihat ada

hubungan antara pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain

itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,600, artinya responden dengan

pengetahuan baik memiliki peluang 5,600 kali untuk melakukan

pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.


81

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi

(2016) yang menyampaikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

responden dengan perilaku pengendalian tekanan darah (0,022 < 0,05).

Menurut Jie Gu et al (2014) dalam Nuresa Doloh, Agus Sudaryanto, Enita

Dewi (2015) pengetahuan penderita hipertensi tentang pencegahan

hipertensi meliputi pembatasan konsumsi garam, menerima penerangan

kesehatan secara berkala dan mengunjungi komunitas pasien hipertensi

untuk mendapatkan pelayan pengontrolan tekanan darah. Pengetahuan

yang baik akan membuat penderita lebih termotivasi untuk melakukan

pengontrolan tekanan darah.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki pengetahuan yang

kurang baik dalam pengontrolan tekanan darahnya, dimana bila responden

memiliki pengetahuan yang baik tentang pengontrolan tekanan darah maka

akan memiliki sikap yang baik juga sehingga kesadaran untuk melakukan

pengontrolan tekanan darah dapat dilakukan dengan baik. Semakin baik

pengetahuan yang dimiliki maka semakin baik pula upaya untuk

mengontrol hipertensi yang dideritanya. Penderita hanya mengetahui jika

mereka sakit maka harus kembali untuk mengontrol tekanan darah lalu

mengambil obat dan artinya mereka hanya mengobati hipertensi bukan

mengontrol tekanan darah itu sendiri.


82

6.2.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengontrolan Tekanan Darah

Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi

square, didapatkan nilai p = 0,025. Artinya, pada alpha 5% terlihat ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah

pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.

Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 6,133, artinya responden

dengan dukungan keluarga baik memiliki peluang 6,133 kali untuk

melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi

(2016) yang menyampaikan bahwa ada hubungan antara dukungan

keluarga responden dengan perilaku pengendalian tekanan darah (0,032 <

0,05). Menurut Lubis (2013) dalam M. Isra K , Billy J dan Mulyadi (2017)

Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga menunjukkan perhatian

dan kepedulian keluarga sehingga penderita hipertensi termotivasi untuk

menjalani pengobatannya dengan baik dan benar.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki dukungan keluarga

yang kurang baik dalam pengontrolan tekanan darahnya, hal ini dapat

terjadi karena keluarga tidak mengingatkan dan membantu responden

dalam memilih makanan yang boleh dimakan atau makanan yang harus

dihindarinya, serta keluarga tidak mengingatkan responden untuk kontrol

rutin sesuai yang sudah dijadwalkan. Dengan dukungan keluarga baik yang

diberikan untuk responden, maka keadaan responden pun akan jauh lebih
83

baik dalam mengontrol tekanan darahnya, karena keluarga memegang

peran penting dalam perawatan kesehatan anggota keluarganya dan

keluarga merupakan tempat yang aman untuk membantu penderita untuk

pemulihan dari penyakitnya.

6.2.2.4 Hubungan Kepatuhan Pengobatan dengan Pengontrolan Tekanan

Darah

Berdasarkan hasil analisa bivariat dengan menggunakan uji statistik chi

square, didapatkan nilai p = 0,040. Artinya, pada alpha 5% terlihat ada

hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan

darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta

Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,600, artinya

responden dengan kepatuhan pengobatan baik memiliki peluang 5,600 kali

untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hairunisa (2014) yang

menyampaikan bahwa ada hubungan antara kepatuhan pengobatan

responden dengan tekanan darah terkontrol (0,000 < 0,05). Kepatuhan

minum obat sangat penting untuk mencapai keberhasilan terapi sedangkan

ketidakpatuhan memberi efek negatif pada pasien karena pencapaian

pengobatan tidak sesuai yang diharapkan (Mutmainah & Rahmawati 2010

dalam Heni Setyoningsih & Farika Zaini 2020).


84

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki kepatuhan

pengobatan yang kurang baik dalam pengontrolan tekanan darahnya,

seseorang yang menderita hipertensi akan cenderung tidak patuh karena

merasa bosan dan jenuh dalam menjalani pengobatan sehingga tingkat

kesembuhan tidak sesuai yang diharapkan. Kepatuhan yang kurang dalam

pengobatan adalah kegagalan yang paling utama dalam pengontrolan

tekanan darah karena biasanya masalah ketidakpatuhan pengobatan

hipertensi paling umum ditemukan dalam pengobatan penyakit kronis yang

membutuhkan pengobatan jangka panjang. Perilaku responden yang rutin

mengonsumsi obat dapat mempertahankan tekanan darahnya sehingga

tidak terjadi komplikasi seperti gagal jantung, stroke, gagal ginjal dan juga

kematian.
BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian yang telah dilakukan terhadap 42 responden di RW

03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi, dapat disimpulkan :

7.1.1 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar usia berusia 40-60

tahun dengan jumlah 22 (52,4%), berjenis kelamin perempuan dengan

jumlah 25 (59,5%), tidak bekerja dengan jumlah 23 (54,8%) dan

berpendidikan rendah dengan jumlah 25 (59,5%).

7.1.2 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar bersikap kurang

dengan jumlah 27 (64,3%), berpengetahuan kurang dengan jumlah 30

(71,4%), dukungan keluarga kurang dengan jumlah 28 (66,7%) dan

kepatuhan pengobatan kurang dengan jumlah 30 (71,4%).

7.1.3 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar responden berada

pada pengontrolan tekanan darah yang tidak terkontrol dengan jumlah 29

(69,0%).

85
86

7.1.4 Ada hubungan antara sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita

hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan p value: 0,047.

Selain itu, didapatkan OR = 5,029, artinya responden dengan sikap baik memiliki

peluang 5,029 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

7.1.5 Ada hubungan antara pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan p

value: 0,040. Selain itu, didapatkan OR = 5,600, artinya responden dengan

pengetahuan baik memiliki peluang 5,600 kali untuk melakukan pengontrolan

tekanan darah yang terkontrol.

7.1.6 Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah pada

penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan p

value: 0,025. Selain itu, didapatkan OR = 6,133 , artinya responden dengan

dukungan keluarga baik memiliki peluang 6,133 kali untuk melakukan

pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.

7.1.7 Ada hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah

pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan p

value: 0,040. Selain itu, didapatkan OR = 5,600, artinya responden dengan

kepatuhan pengobatan baik memiliki peluang 5,600 kali untuk melakukan

pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.


87

7.2 Saran

7.2.1 Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan

kesehatan dalam memberikan penanganan yang tepat untuk pengontrolan tekanan

darah bagi penderita hipertensi dalam meningkatkan pola hidup sehat.

7.2.2 Institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan

bagi mahasiswa khususnya mata ajar ilmu keperawatan mendikal bedah tentang

pentingnya pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi. Sehingga

mahasiswa dapat di ajarkan dalam memberi informasi atau diaplikasikan sebagai

tugas yang diberikan dengan membuat tugas leaflet, lembar balik, poster atau

video edukasi untuk masyarakat penderita hipertensi agar dapat menjalani hidup

yang lebih baik.

7.2.3 Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menjadikan ini sebagai rujukan

atau acuan dalam melakukan penelitian yang lebih luas lagi serta menggali dan

memecahkan masalah kesehatan terutama faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi pengontrolan tekanan darah.


88

DAFTAR PUSTAKA

Alimatul Hidayat, A. (2013). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.

Alimatul Hidayat, A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anwar, Kahirul., Rusni Masnina. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi
Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Air Putih Samarinda. Jurnal Keperawatan, Vol 1 (No.1).

Aristoteles. (2018). Korelasi Umur dan Jenis Kelamin dengan Penyakit Hipertensi di
Emergency Center Unit Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang 2017. Indonesia
Jurnal Perawat Vol.3 No.1 (2018) 9-16.

Aspiani, R. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi
NIC&NOC. Jakarta: EGC.

Bauldoff, Gerene, Karen M.Burke, Priscilla LeMone. (2016). Keperawatan Medikal Bedah
(Ed.5). Jakarta: EGC.

Bustan, M. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular . Jakarta: Rineka Cipta.
Doloh, Nuresa., Agus Sudaryanto, Enita Dewi. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Sikap Dalam Pencegahan Komplikasi Penderita Hipertensi di RSUD DR.
Moewardi Surakarta.

Flynn, Sarah J. Et al. (2013). Facilitators and barriers to hypertension self-management in


Urban African Americans: Perspectives of patiens and family members. Patient
Preference and Adherence 2013, 7 : 741-749.

Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga . Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Hairunisa. (2014). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan
Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat.
89

Helni. (2020). Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Jambi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 34-38.

Herbert Benson, d. (2012). Menurunkan Tekanan Darah. Jakarta: Gramedia.


Imron, M. (2014). Metodologi Penelitian Bidang Keseha,tan Edisi 2. Jakarta: CV Sagung
Seto.

Isra, M.K., Billy J., Mulyadi. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Hipertensi Pada
Pasien Hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Jurnal Keperawatan (e-KP)
Vol.5 (No.1).

Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.

Kishore.J., Gupta.N., Kohli.C., Kumar.N. (2016). Prevalence of hypertension and


determination of its risk factors in Rural Delhi: International Journal of Hypertension.

Maharani, Riri., Dary Putri Syafrandi. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya
Kota Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(5): 165-171.

Maulidina, Fatharani dkk. (2018) Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian


Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Jati Luhur Bekasi Tahun 2018. Arkesmas,
Volume 4, No.1, Juni 2019.

Nony, Cicilia Ayuningsih Bratajaya., Gerardina Sri Rejeki. (2020). Hubungan Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Tentang Perawatan Hipertensi Pada Lansia Yang Menderita
Hipertensi di Johar Baru Jakarta Pusat. Jurnal Medika, Cendikia 7 (02), 87-93.

Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2017). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nuraini, D. (2016). Diet Sehat dengan Terapi Garam. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
90

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


(P.P.Lestari, Ed 4). Jakarta: Salemba Medika.

Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rahayu Utaminingsih, W. (2015). Mengenal dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi,


Jantung dan Stroke untuk Hidup Lebih Berkualitas. Yogyakarta: Media Ilmu.

Rina Situmorang, P. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi


Pada Penderita Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2014.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol.11 No.1.

Roesmono, Bambang., Hamsah., Irwan. (2017). Hubungan Perilaku Mengontrol Tekanan


Darah Dengan Kejadian Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, Vol.6 (NO. 2).

Rudianto, B. (2013). Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes . Yogyakarta: Sakkhasukma.

Setyoningsih, Heni., Farika Zaini. (2020) Analisis Kepatuhan Terhadap Efek Terapi Pada
Pasien Hipertensi Di Poli Rawat Jalan RSUD dr.R.Soetrasno. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, Vol9 (No.2).

Sugiyono. (2015). Metode Penlitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif: Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor


Risiko 9 Penyakit Degeneratif (Pertama). Yogyakarta: Nuha Medika.

Sundari, L., & Merah, B. (2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi. Jurnal Keperawatan, XI(2), 216-223.

Trianni, Lilis. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan berobat pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ngaliyan
Semarang.
91

Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Uli, A. (2013). Hubungan Faktor Risiko Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Pesisir Laut Kecamatan Belawan . Skripsi Universitas Sumatera Utara.
WHO. (2013). A Global Brief on Hypertenson, The WHO Press Geneva.

Widyaningrum, S. (2012). Hubungan antara Konsumsi Makanan dengan Kejadian Hipertensi


Pada Lansia. Skripsi. Jember: Program Studi Gizi Masyarakat Universitas Jember.

Wijaya, A. & P (2013). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.


Williams, B. a. (2018). ESC/ESH Guide-Lines on Management of Arterial Hypertension.
EurHeart Journal, In Press.

Yassine Mohammad, A.-H. A. (2016). Evaluation of Medication Adherence in Lebanese


Hypertensive Patients. Journal of Epidemiology and Globab Health Ministry of
Health, Saudi Arabia, 6(3), pp. 157-167.

Zamfitri, R. (2012). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Hipertensi Primer Dalam Pola
Diet. Jurnal. Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Pekan Baru.
92

Lampiran 1
93

Lampiran 2
94

Lampiran 3
95

Lampiran 4
96

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA SEBAGAI RESPONDEN

PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Menyatakan bahwa,

1. Telah mendapatkan penjelasan tentang penelitian “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengontrolan Tekaanan Darah Pada Penderita Hipertensi”.

2. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan serta manfaat dari

penelitian tersebut.

Dengan pertimbangan diatas saya memutuskan bersedia untuk berpartisipasi menjadi

responden penelitian ini, tanpa paksaan dari pihak manapun juga.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 2021

Yang membuat pernyataan

Nama & Tanda Tangan


97

Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03
KELURAHAN JAGAKARA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021

Yth. Responden Penelitian


Di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Nabila Putri Priyono
NIM : 2017720099
Jurusan : Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pada saat ini sedang melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021”
Sehubung dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan bantuan anda
untuk mengisi lembar observasi penelitian ini sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada.
Bantuan yang diberikan akan sangat membantu pelaksanaan penelitian ini. Atas kesediaan dan
bantuan yang diberikan, saya ucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,

Nur Nabila Putri Priyono


98

Lampiran 6

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPETENSI DI RW 03 KELURAHAN

JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021

Petunjuk pengisian kuesioner:

1. Baca dan pahami baik-baik setiap pertanyaan dengan teliti.


2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pilihan anda, berikan tanda
ceklis (√) pada jawaban yang dianggap benar.
3. Tanyakan pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas.

A. Data Demografi
1. Nama (Inisial) :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :( ) 0. Laki-laki
( ) 1. Perempuan
4. Apakah anda bekerja? :( ) 0. Tidak Bekerja

( ) 1. Bekerja

5. Pendidikan terakhir :( ) 1. SD
( ) 2. SMP
( ) 3. SMA
( ) 4. PT
6. Lama menderita Hipertensi :
99

B. Kuesioner Sikap
Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan anda
yang sebenarnya. Setiap pernyataan hanya satu jawaban yang menurut anda paling
sesuai. Semua pernyataan harus dijawab.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
TT : Tidak Tahu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

No Pernyataan Tanggapan Skor


STS TS TT S SS
1 Jika merasa pusing dan tengkuk 1 2 3 4 5
terasa berat dalam jangka waktu yang
lama, sebaiknya memeriksakan diri
ke pelayanan kesehatan terdekat.
2 Penderita hipertensi sebaiknya 1 2 3 4 5
memeriksakan tekanan darahnya
setiap dua minggu sekali.
3 Jika mudah marah, suka tidur, serta 1 2 3 4 5
mudah lelah perlu datang ke
puskesmas untuk cek tensi.
4 Konsumsi garam yang berlebihan 1 2 3 4 5
tidak disarankan penderita hipertensi.
5 Mengurangi makanan yang 1 2 3 4 5
meningkatkan tekanan darah seperti
keju, gorengan, dan santan kental
perlu dilakukan oleh penderita
hipertensi.
6 Penderita tekanan darah tinggi boleh 1 2 3 4 5
melakukan olahraga ringan seperti
jogging, bersepeda, dan berenang.
7 Jika tengkuk terasa pegal dan mata 1 2 3 4 5
100

berkunang-kunang maka minum


obat anti hipertensi sesuai dosis
8 Saya akan melakukan perawatan, 1 2 3 4 5
pengobatan, serta kontrol tekanan
darah minimal sekali dalam dua
minggu di pelayanan kesehatan.
9 Mengkonsumsi makanan berlemak 1 2 3 4 5
tidak baik bagi penderita Hipertensi
10 Dukungan keluarga sangat penting 1 2 3 4 5
peranannya dalam keberhasilan
penderita hipertensi dalam
menjalankan dietnya.

C. Kuesioner Pengetahuan

No Pertanyaan Benar Salah


1 Hipertensi disebut juga sebagai penyakit darah 1 0
tinggi?
2 Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau lebih 1 0
merupakan tekanan darah tinggi?
3 Tekanan darah 120/80 mmHg merupakan tekanan 1 0
darah normal?
4 Stroke, sakit jantung dan gagal ginjal merupakan 1 0
komplikasi penyakit hipertensi?
5 Sakit kepala, mudah lelah, pusing, penglihatan kabur 1 0
merupakan tanda dan gejala hipertensi?
6 Faktor usia, jenis kelamin dan keturunan merupakan 1 0
faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah?
7 Faktor obesitas, pola makan, stress dan merokok 1 0
merupakan faktor resiko hipertensi yang dapat
diubah?
8 Penurunan berat badan, olahraga, diet rendah garam 1 0
101

dan memperbaiki gaya hidup yang tidak sehat


merupakan penanggulangan penyakit hipertensi?
9 Buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan makanan 1 0
yang tidak menyebabkan darah tinggi?
10 Obat hipertensi diminum secara rutin untuk 1 0
mengurangi resiko darah tinggi?

D. Kuesioner Dukungan Keluarga


Pilih salah satu jawaban yang Bapak/Ibu yakini paling benar dengan memberikan
tanda ceklis (√).
Keterangan:
TP = Tidak Pernah
JR = Jarang-Jarang
KD = Kadang-Kadang
SR = Sering
S = Selalu

No Pernyataan Tanggapan
TP JR KD SR S

Dimensi Emosional
1 Keluarga ada disaat Bapak/Ibu merasa 1 2 3 4 5
kesepian
2 Keluarga memberikan perhatian kepada 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu
3 Keluarga Bapak/Ibu ada saat dibutuhkan 1 2 3 4 5
4 Keluarga ada disaat Bapak/Ibu merasa 1 2 3 4 5
sendiri
5 Keluarga bertemu dan berbicara disaat 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu membutuhkan mereka
6 Keluarga mau mendengarkan keluh kesah 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu
Dimensi Penghargaan
7 Keluarga memotivasi Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
102

sembuh
8 Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
pasrah dan bersyukur kepada Tuhan
9 Keluarga selalu mendukung Bapak/Ibu 1 2 3 4 5
dalam menjaga Kesehatan
10 Keluarga memotivasi Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
patuh dalam pengobatan
Dimensi Instrumental
11 Keluarga mengambil obat bila Bapak/Ibu 1 2 3 4 5
tidak bisa mengambilnya sendiri
12 Keluarga mengantar berobat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak bisa pergi sendiri
13 Keluarga memenuhi kebutuhan makan dan 1 2 3 4 5
minum Bapak/Ibu di rumah
14 Keluarga menanggung biaya berobat bila 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak mampu
15 Keluarga Bapak/Ibu menyediakan obat 1 2 3 4 5
saat waktu minum obat
16 Keluarga mengantar berobat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak mampu walau jaraknya
dekat
17 Keluarga membantu memfasilitasi 1 2 3 4 5
pengobatan bila Bapak/Ibu tidak mampu
103

Dimensi Informasi
18 Keluarga Bapak/Ibu mengingatkan tentang 1 2 3 4 5
manfaat minum obat
19 Keluarga Bapak/Ibu mengingatkan 1 2 3 4 5
Kembali risiko yang akan dialami jika
tidak minum obat
20 Keluarga Bapak/Ibu selalu mengingatkan 1 2 3 4 5
untuk minum obat sesuai jadwal yang
sudah ditentukan
21 Keluarga mengingatkan minum obat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu lupa

E. Kuesioner Kepatuhan Pengobatan

N Pertanyaan Ya Tidak
o
1 Bapak/Ibu minum obat sesuai dosis yang diberikan 1 0
oleh dokter?
2 Bapak/Ibu tidak pernah lupa minum obat walaupun 1 0
sibuk bekerja?
3 Bapak/Ibu tidak berhenti minum obat tanpa 1 0
sepengetahuan dokter?
4 Bapak/Ibu tidak pernah lupa membawa obat ketika 1 0
bepergian?
5 Bapak/Ibu masih rutin mengkonsumsi obat? 1 0
6 Bapak/Ibu tidak berhenti minum obat pada saat tidak 1 0
merasakan gejala?
7 Bapak/Ibu tidak merasa terganggu harus minum obat 1 0
setiap hari?
8 Bapak/Ibu tidak pernah lupa untuk mengkonsumsi 1 0
obat?

F. Kuesioner Pengontrolan Tekanan Darah


104

No Nama Responden Bulan Hasil Pengontrolan Nilai


(Inisial) (Januari-Maret Tekanan Darah (April Rata-Rata
2021) 2021)
105

10
106

Lampiran 7

Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengontrolan
Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di RW
03 Kelurahan Jagakarsa
Jakarta Selatan Tahun 2021
by Nur Nabila Putri Priyono

Submission date: 25-Aug-2021 09:44PM (UTC+0700)


Submission ID: 1635782314
File name: Nur_Nabila_Putri_Priyono_2017720099_Uji_Turnitin.docx (183.36K)
Word count: 13184
Character count: 85980
107

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah


pada Penderita Hipertensi di RW 03 Kelurahan Ja g a k a r s a Ja k a r ta
S e la ta n T a h u n 2 0 2 1
ORIGINALITY REPORT

12 %
SIMILARITY INDEX
11%
INTERNET SOURCES
8%
PUBLICATIONS
1%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

www.ejurnalmalahayati.ac.id
1
Internet Source 4 %

jurnal.untan.ac.id
2
Internet Source 2 %

repository.unair.ac.id
3
Internet Source 2 %

research.unissula.ac.id
4
Internet Source 1 %

jurnal.htp.ac.id
5
Internet Source 1 %

Dian Utama Pratiwi Putri, M. Inggil Prasetyo,


6 Achmad Djamil. "Hubungan Obesitas, Stres Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Usia Dewasa Muda Di
1%
Wilayah Puskesmas Sumbersari Kota Metro",
Malahayati Nursing Jo u r n a l, 2 0 2 0
Publication

eprints.ums.ac.id
108

Lampiran 8

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

1. Kuesioner Sikap

Case Processing Summary


N % Reliability Statistics
Cases Valid 13 100.0 Cronbach's
Excludeda 0 .0 Alpha N of Items
Total 13 100.0 .954 10
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Item-Total Statistics
Scale Cronbach’s
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
if Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
Ke pelayanan kesehatan
jika pusing dlm waktu yg 27.00 102.667 .852 .947
lama
Penderita memeriksa TD
27.23 102.859 .802 .949
2 minggu sekali
Jika mudah marah, lelah
perlu datang untuk cek 27.00 102.667 .852 .947
tensi
Konsumsi garam berlebih
tidak disarankan bagi 27.69 103.231 .685 .954
penderita Hipertensi
Mengurangi makanan
27.31 100.397 .701 .955
yang meningkatkan TD
Penderita TD tinggi boleh
27.00 101.667 .897 .945
jogging,bersepeda
Jika tengkuk pegal dan
mata berkunang-kunang
27.23 101.359 .866 .946
minum obat
antihipertensi
109

Kontrol TD minimal 2
27.31 103.397 .759 .951
minggu sekali
Mengkonsumsi makanan
berlemak tidak baik bagi 27.31 102.064 .772 .950
penderita Hipertensi
Dukungan keluarga saat
penting dlm keberhasilan 27.00 101.667 .897 .945
diet

2. Kuesioner Pengetahuan

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 13 100.0 Reliability Statistics
Excluded a
0 .0 Cronbach's
Total 13 100.0 Alpha N of Items
a. Listwise deletion based on all variables in the .965 10
procedure.

Item-Total Statistics
Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Hipertensi Penyakit
6.46 12.769 .803 .962
Darah Tinggi
Tekanan >140/90 mmHg
6.69 11.731 .887 .959
Tekanan darah tinggi
Tekanan 120/80 mmHg
6.46 12.769 .803 .962
Tekanan darah normal
Stroke, Jantung
merupakan Komplikasi 6.46 12.769 .803 .962
penyakit jantung
Sakit kepala, pusing,
mudah lelah tanda dan 6.69 11.731 .887 .959
gejala hipertensi
110

Faktor usia, keturunan


merupakan faktor resiko 6.46 12.769 .803 .962
yang tidak dpt diubah
Faktor obesitas, pola
makan merupakan faktor 6.69 11.731 .887 .959
resiko yang dpt diubah
Olahraga, diet rendah
garam penanggulangan 6.69 11.731 .887 .959
penyakit hipertensi
Buah, sayur merupakan
makanan yang tidak
6.46 12.769 .803 .962
menyebabkan darah
tinggi
Obat hipertensi diminum
rutin untuk mengurangi 6.69 11.731 .887 .959
resiko darah tinggi

3. Kuesioner Dukungan Keluarga

Case Processing Summary


N % Reliability Statistics
Cases Valid 13 100.0 Cronbach's
a Alpha N of Items
Excluded 0 .0
.971 21
Total 13 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Item-Total Statistics
Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Keluarga ada disaat
79.15 348.641 .632 .971
Bapak/Ibu merasa kesepian
Keluarga memberikan
79.08 340.910 .850 .969
perhatian kepada Bapak/Ibu
111

Keluarga Bapak/Ibu ada


78.92 340.910 .761 .969
saat dibutuhkan
Keluarga ada disaat
79.15 348.641 .632 .971
Bapak/Ibu merasa sendiri
Keluarga bertemu disaat
Bapak/Ibu membutuhkan 78.92 336.410 .939 .968
mereka
Keluarga mau
mendengarkan keluh kesah 78.92 349.410 .719 .970
Bapak/Ibu
Keluarga memotivasi
78.46 345.769 .718 .970
Bapak/Ibu untuk sembuh
Keluarga mengingatkan
Bapak/Ibu untuk pasrah dan 78.54 334.436 .850 .968
bersyukur kepada Tuhan
Keluarga selalu mendukung
Bapak/Ibu dalam menjaga 78.31 351.064 .780 .970
Kesehatan
Keluarga memotivasi
Bapak/Ibu untuk patuh 78.54 334.436 .850 .968
dalam pengobatan
Keluarga mengambil obat
bila Bapak/Ibu tidak bisa 78.54 334.436 .850 .968
mengambilnya sendiri
Keluarga mengantar
berobat jika Bapak/Ibu 79.15 348.641 .632 .971
tidak bisa pergi sendiri
Keluarga memenuhi
kebutuhan makan dan 78.85 343.974 .704 .970
minum Bapak/Ibu di rumah
Keluarga menanggung
biaya berobat bila 78.62 330.256 .825 .969
Bapak/Ibu tidak mampu
Keluarga Bapak/Ibu
menyediakan obat saat 78.85 343.974 .704 .970
waktu minum obat
Keluarga mengantar
berobat jika Bapak/Ibu
78.77 341.859 .784 .969
tidak mampu walau
jaraknya dekat
112

Keluarga membantu
memfasilitasi pengobatan
78.77 338.192 .770 .969
bila Bapak/Ibu tidak
mampu
Keluarga Bapak/Ibu
mengingatkan tentang 79.08 328.910 .798 .969
manfaat minum obat
Keluarga Bapak/Ibu
mengingatkan Kembali
78.92 331.910 .791 .969
risiko yang akan dialami
jika tidak minum obat
Keluarga Bapak/Ibu selalu
mengingatkan untuk minum
78.92 336.410 .939 .968
obat sesuai jadwal yang
sudah ditentukan
Keluarga mengingatkan
minum obat jika Bapak/Ibu 78.92 331.910 .791 .969
lupa

4. Kuesioner Kepatuhan Pengobatan

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 13 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 13 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 8
Item-Total Statistics
113

Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Minum obat sesuai dosis
5.23 7.026 .593 .945
dokter
Tidak pernah lupa
minum obat walaupun 5.31 6.231 .855 .929
sibuk bekerja
Tidak berhenti minum
obat tanpa 5.31 6.231 .855 .929
sepengetahuan dokter
Tidak pernah lupa
membawa obat saat 5.54 5.769 .801 .933
bepergian
Masih rutin
5.54 5.769 .801 .933
mengkonsumsi obat
Tidak berhenti minum
obat saat tidak 5.31 6.231 .855 .929
merasakan gejala
Tidak merasa terganggu
harus minum obat setiap 5.54 5.769 .801 .933
hari
Tidak pernah lupa
5.31 6.231 .855 .929
konsumsi obat

Lampiran 9

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI

Nama : Nur Nabila Putri Priyono


NPM : 2017720099
Nama Pembimbing : Bu Naryati
Judul Penelitian : Faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan
tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03
114

Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan.


Saran TTD
No HARI/TGL MATERI KONSULTASI Pembimbing Pembimbing

1 24 Februari Mencari Fenomena untuk Mencari 3 judul dan 3


2021 menetapkan judul. penelitian terdahulu.

2 27 Februari Pengajuan judul proposal Lanjut pengerjaan


2021 BAB I

3 14 Maret Membahas BAB I Mengerjakan revisian


2021 - Menambahkan
penelitian terdahulu
- Memperbaiki
rumusan masalah

4 19 Maret Membahas BAB II Mengerjakan revisian


2021 keseluruhan

-
5 24 Maret Membahas BAB III Mengerjakan revisian
2021 - Menambahkan dan melanjutkan BAB
variable IV
confounding
- Memperbaiki hasil
ukur
6 16 April Membahas BAB IV Mengerjakan revisian
2021 - Sampel penelitian
(perbaikan rumus)
- Alat Pengumpulan
Data
115

7 21 April Membahas Kuesioner Mengerjakan revisi


2021

8 12 Mei 2021 Membahas Revisian hasil Mengerjakan revisi


siding proposal

9 23 Juni 2021 Membahas BAB V Mengerjakan revisi

10 28 Juni 2021 Membahas BAB V Mengerjakan revisi

11 03 Juli 2021 Membahas BAB III, IV, V Mengerjakan Revisi

12 14 Juli 2021 Membahas BAB VI, VII Menggabungkan


semua BAB

13 26 Juli 2021 Materi Skripsi ACC

14 31 Juli 2021 Latihan Presentasi B.ing

Anda mungkin juga menyukai