SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03
KELURAHAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03
KELURAHAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN TAHUN 2021
Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang
NPM : 2017720099
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini saya susun tanpa tindakan plagiarism sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Jika dikemudian hari
ternyata saya melakukan plagiarism, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima
Judul Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGONTROLAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI RW 03 KELURAHAN JAGAKARSA
JAKARTA SELATAN TAHUN 2021
Pembimbing
Mengetahui,
Ka.Prodi Keperawatan
NPM : 2017720099
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima Sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Dewan Penguji
1. Ns. Naryati, S.Kep.,M.kep ( )
Ditetapkan : Jakarta
Tanggal : 03 Agustus 2021
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai citivis akademi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya
NPM : 2017720099
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, saya memberikan hak kepada
skripsi saya yang berjudul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah
mengelola dalam bentuk data, merawat dan mempublikasikan selama tetap mencantumkan
nama saya ebagai penulis atau pencipta. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya.
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan nikmat dan sehat kepada penulis, sehingga penulis dapat
Penulis menyadari, berhasilnya studi dan penyusunan ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang telah memberikan semangat, bimbingan dan do’a kepada penulis dalam meghadapi
setiap tantangan. Untuk itu, perkenankan penulis agar dapat mengucapkan terima kasih yang
1. Ibu Miciko Umeda, S.Kp., M.Biomed selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan
2. Ibu Ns. Neneng Kurwiyah, S.kep., MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu
3. Ibu Ns. Naryati, S.Kep. M.Kep selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan
waktunya dan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
penulis.
4. Seluruh Dosen dan Staf Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
memberikan doa, kasih sayang, pengertian, dan dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan penelitian.
6. Elvira Avianty dan Ghea Pravitya yang telah meluangkan waktu dan banyak
7. Para 8 sahabat seperjuangan yang saling membantu, berdiskusi dan bertukar fikiran
9. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangannya, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak untuk perbaikan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
ABSTRAK
Pengontrolan tekanan darah adalah tekanan darah yang terkontrol dengan sistole <140 mmHg
dan diastole <90 mmHg. pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat
dilakukan dengan cara penurunan berat badan, olahraga, pengaturan diet rendah garam,
memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat, dan terapi farmakologis. Pengontrolan tekanan
darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sikap, pengetahuan, dukungan keluarga dan
kepatuhan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi di RW 03 Kelurahan
Jagakarsa Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang dilibatkan sebanyak 42 responden dengan
menggunakan rumus Z. Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistic Chi-Square. Hasil
dari penelitian ini diperoleh faktor yang berhubungan dengan pengontrolan tekanan darah
pada penderita hipertensi yaitu sikap (p-value = 0,047), pengetahuan (p-value = 0,040),
dukungan keluarga (p-value = 0,025), dan kepatuhan pengobatan (p-value = 0,040). Saran
dari penelitian ini adalah pelayanan kesehatan khususnya di masyarakat untuk mengetahui
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengontrolan tekanan darah pada penderita
hipertensi dapat diatasi salah satunya dengan mengembangkan program penyuluhan kesehatan
bagi masyarakat baik di internal puskesmas maupun dilakukan di posyandu. Sehingga,
pengontrolan tekanan darah dapat dilakukan secara optimal untuk menjalankan hidup yang
lebih baik.
ABSTRACT
Blood pressure control is controlled blood pressure with systolic <140 mmHg and diastolic
<90 mmHg. Controlling blood pressure in patients with hypertension can be done by losing
weight, exercising, setting a low-salt5t diet, correcting an unhealthy lifestyle, and
pharmacological therapy. Blood pressure control is influenced by several factors, such as
attitudes, knowledge, family support and medication adherence. The purpose of this study
was to determine the factors that influence the control of blood pressure in patients patients
with hypertension in RW 03 Kelurahan Jagakarsa South Jakarta. The research design used is
descriptive-analytic with a cross-sectional approach. The number of samples involved were 42
respondents using the Z formula. The results of the study used Chi-Square statistical test
analysis. The results from this study obtained factors related to controlling blood pressure in
patients with hypertension, such as attitude (p-value = 0,047), knowledge (p-value = 0,040),
family support (p-value = 0,025), and medication adherence (p-value = 0,040). Suggestions
Suggestions from this study are health services especially in the community to find out that the
factors that influence blood pressure control in hypertension sufferers can be overcome, one of
them is by developing health education programs for the community both in the internal health
center and at the posyandu. Thus, controlling blood pressure can be done optimally for a better
life.
COVER DALAM......................................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS....................................................ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.....................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI.....................
i
ABSTRAK................................................................................................................ix
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................9
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian...............................................................................71
6.2 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA
Tekanan darah adalah tekanan yang dikeluarkan darah di dinding arteri. Beberapa
terbuka, perfusi kapiler, dan oksigenasi jaringan tubuh. Tekanan yang berlebih
pembuluh dan mempengaruhi jaringan tubuh yang peka seperti ginjal, mata, dan
Hipertensi yaitu suatu kondisi seseorang yang mengalami tekanan darah diatas
terjadinya tekanan darah tinggi dengan angka 140 mmHg ditunjukkan sebagai
tekanan sistolik dan angka 90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah diastolik.
Penyakit ini juga sering dikatakan sebagai Silent Killer Disease karena datang
secara tiba-tiba dan tidak menunjukkan gejala yang akurat (Kementrian Kesehatan,
2013)
1
2
Penyakit Hipertensi merupakan masalah utama kesehatan yang paling umum ditemukan
di berbagai tempat praktik klinik seperti Rumah Sakit, Puskesmas, atau tempat praktik
klinik lainnya dan tidak jarang ditemukan pada saat pemeriksaan kesehatan rutin atau
berobat dengan keluhan lain. Tidak heran bila hipertensi sudah menjadi masalah
Menurut World Health Organization ada lebih dari 1 Milliar penderita hipertensi pada
tahun 2015. Jadi 1 banding 3 di dunia akan didiagnosis mengalami tekanan darah tinggi
penderita hipertensi di tahun 2025 akan ada 1,5 Milliar penderita hipertensi dan juga
telah diperkirakan ada sebanyak 10 juta orang lebih yang meninggal dunia karena
penyakit tidak menular ini serta komplikasi yang muncul. (WHO, 2013).
Tingginya angka penderita hipertensi karena macam-macam faktor pemicu seperti faktor
yang tidak dapat dikontrol, yaitu keturunan, umur, dan jenis kelamin. Mulai hilangnya
elastis jaringan dan melebarnya pembuluh darah adalah salah satu faktor penyebab
hipertensi pada usia tua (Suiraoka, 2012). Selain itu faktor yang dapat di kontrol seperti
kegemukan, pola makan, kebiasaan merokok, gaya hidup serta alkohol (Sianturi, 2013).
Fenomena yang disebabkan karena berubahnya gaya hidup masyarakat secara global,
konsumsi sayuran segar dan serat, lalu meningkatnya konsumsi garam, lemak, gula, dan
kalori secara terus menerus sehingga berperan besar dalam meningkatnya angka
3
penderita hipertensi. Makanan yang dimakan secara langsung atau tidak langsung sangat
Dalam cara pengontrolan tekanan darah dapat dilakukan dengan pengecekan tekanan
darah secara rutin, meminum obat antihipertensi secara rutin, dan mengatur gaya hidup
seperti diit rendah garam. Pembatasan asupan natrium seperti diit rendah garam
merupakan cara terapi diet untuk mengontrol tekanan darah (Nuraini, 2016).
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu objek. Sikap bukan merupakan
Tindakan karena tidak dapat dilihat langsung melainkan dapat ditafsir terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2017). Semakin baik tingkat sikap dan
badan, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi konsumsi garam secara berlebih, diet
tinggi serat, mengkonsumsi buah dan sayur serta menjalani hidup sehat (Zamfitri, 2012).
informasi mengenai penyakit mereka atau mengingatkan untuk minum obat (Flynn et al.,
2013).
4
tekanan darah lebih dari satu kali di puskesmas untuk Mengetahui keadaan tekanan
darahnya. Penderita yang tidak patuh kontrol maka tekanan darah tidak terkontrol dan
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi hipertensi
penduduk usia ≥ 18 tahun di Indonesia yaitu sekitar 34,11% dengan jumlah penduduk
sekitar 260 juta. Prevalensi hipertensi urutan tertinggi di provinsi Jawa Barat (39,60%),
dan urutan terendah di provinsi Papua (22,22%). Berarti di Indonesia telah mengalami
peningkatan sekitar 8,31% di tahun 2013 sampai dengan 2018, dikarenakan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 yaitu sekitar 25,8%. Prevalensi tertinggi
terdapat di provinsi Bangka Belitung (30,9%) dan terendah tetap berada di provinsi
Papua (16,8%).
Selain itu data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2018 Provinsi DKI Jakarta
tahun sebanyak 33,43% dan mengalami peningkatan dari tahun 2013 – 2018 sebanyak ≥
11%. Data pengukuran menurut jenis kelamin penderita hipertensi terbanyak di tahun
2018 adalah perempuan yaitu 36,85% dibandingkan dengan laki-laki yaitu 34,11%.
Ditemukan juga Prevalensi hipertensi tertinggi pada kelompok usia ≥ 75 tahun sekitar
akan semakin besar (Suiraoka, 2012). Berdasarkan hasil pemeriksaan usia ≥ 18 tahun
menurut Kabupaten/Kota tertinggi tahun 2018 terdapat di Jakarta Pusat yaitu sebanyak
5
39,05% dan prevalensi hipertensi terendah terdapat di Jakarta Selatan yaitu sebanyak
29,93%.
Menurut penelitian Novita Anggreani tahun 2019 tentang “Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Lansia dengan Riwayat Hipertensi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada
bahwa dari 40 sampel orang dengan menggunakan Uji statistic korelasi spearman rank,
pengetahuan lansia tentang hipertensi dengan pengendalian tekanan darah pada lansia p-
value 0,009 (<0,05), dan hubungan sikap lansia tentang hipertensi dengan pengendalian
Menurut Realita Nurhanani, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono tahun 2020 tentang
Antihipertensi” mengatakan bahwa 148 subjek penelitian hasil bivariat menggunakan uji
chi-square dengan taraf signifikansi 5% menyatakan umur (p= 0,007), status pekerjaan
(p= 0,040), tingkat pengetahuan minum obat antihipertensi (p value= 0,001), tingkat
dukungan petugas kesehatan (p= 0,000) terkait dengan tingkat kepatuhan minum obat
Menurut Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi tahun 2016 tentang “Faktor Yang
Di Puskesmas Harapan Raya Kota Pekanbaru Tahun 2016” mengatakan sebanyak 152
orang responden dengan menggunakan analisis statistik univariat dan bivariat dengan uji
0.022), sikap (p value= 0,025), diet (p value= 0,027), olahraga (p value= 0.005),
dukungan keluarga (p value= 0,032) dan peran petugas kesehatan (p value= 0,005).
Menurut Hairunisa, Agustina Arundina, Ita Armyanti tahun 2014 tentang “Hubungan
Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada
Pontianakn Barat” dengan 74 sampel yang menderita hipertensi. Data diolah dengan
menggunakan uji Chi-square dengan uji fisher sebagai uji alternatif. Hasil: sebanyak
35,1% subjek Penelitian yang patuh minum obat dan 33,8% patuh dalam diet, serta
Hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,000) dan diet (p=0,000) dengan
tekanan darah terkontrol. Kesimpulan: terdapat Hubungan yang bermakna antara tingkat
Angka Hipertensi di Jakarta Selatan pada tahun 2018 terdapat 2.247 jiwa yang
mengalami Hipertensi. Data yang didapat dari Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan
terdapat 364 jiwa, Jumlah penderita Hipertensi di Puskesmas Jagakarsa 2 terdapat 197
jiwa dan RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan terdapat 64 jiwa. Hasil studi
mengatakan bahwa jarang berolahraga, masih sering makan-makanan siap saji dan tidak
dapat menghindari makanan yang berlemak, tidak mampu mengurangi pemakaian garam
darahnya, mengurangi pemakaian garam sesuai intruksi dokter karena penderita sering
Berdasarkan gambaran diatas dan dari beberapa hasil penelitian yang telah dijelaskan,
Berdasarkan dari latar belakang diatas didapatkan bahwa Angka Hipertensi di Jakarta
Selatan pada tahun 2018 terdapat 2.247 jiwa yang mengalami Hipertensi. Data yang
didapat dari Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan terdapat 364 jiwa, Jumlah penderita
garam karena sudah terbiasa, masih sering makan-makanan yang siap saji dan tidak
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan
“Apa Saja Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengontrolan Tekanan Darah Pada
Selatan.
medikal bedah untuk membuat tugas-tugas seperti video edukasi, leaflet, poster
atau lembar balik tentang hipertensi yang akan bermanfaat bagi mahasiswa saat
memberikan edukasi pada penderita hipertensi baik saat praktik di Rumah Sakit
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian
Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di arteri saat
berubah drastis dalam hitungan detik, tergantung penyesuaian diri pada saat
umum suatu kejadian tanpa gejala, tekanan yang abnormal tinggi di dalam
arteri yang menyebabkan resiko stroke, gagal jantung, serangan jantung dan
Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan
kali lipat dan beresiko kardiovaskuler dua atau tiga kali lipat (Yassine et al.,
2016).
10
11
darah di dinding pembuluh darah, keadaan tersebut membuat jantung bekerja lebih
2.1.2 Klasifikasi
Tabel 2.1
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 And < 80
Normal 120-129 and/or 80-84
High Normal 130-139 and/or 85-89
Grade 1 hypertension 140-159 and/or 90-99
Grade 2 hypertension 160-179 and/or 100-109
Grade 3 hypertension ≥ 180 and/or ≥ 110
Isolated systolic ≥ 140 And <90
hypertension
Sumber: ESC/ESH, 2018
Hipertensi Primer atau Esensial adalah salah satu faktor risiko terjadinya
b. Hipertensi Sekunder
simpatomimetik).
Pada dasarnya hipertensi tidak memberikan gejala yang spesifik. Umumnya gejala
mengeluh saat bangun pagi dan kemudian secara spontan sembuh setelah
2. Gangguan vaskuler
Gejala klinis paling banyak disebabkan oleh sakit kepala saat bangun, kadang
karena peningkatan tekanan darah, penglihatan kabur, mual dan muntah akibat
2.1.5 Patofisiologi
Hipertensi merupakan proses degeneratif sistem peredaran darah yang dimulai dari
jantung berkerja lebih keras, yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dalam
2.1.6 Komplikasi
14
sebagai berikut:
ensefalopati.
ventrikel kiri, penyakit jantung coroner, disfungsi baik sistolik maupun diastolic
jantung koroner dan stroke karena beban kerja ventrikel kiri yang menyebabkan
Faktor resiko ada 2, faktor resiko yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah,
yaitu:
a. Obesitas
diproduksi oleh pankreas dalam mengatur kadar gula darah. Jika berat badan
cairan juga bertambah. Lalu semakin banyak cairan serta darah yang ditahan,
2015).
b. Pola Makan
garam yang tinggi, pola makan harus sangat diperhatikan agar hipertensi
gram atau satu sendok teh perhari, karena bagian garam yang menyebabkan
darah, Orang yang peka akan natrium lebih mudah mengikat natrium
karena sifat natrium menarik cairan dan akan secara otomatis menaikkan
c. Stress
adrenalin dan memacu jantung berdetak lebih cepat dan kuat sehingga bila
stress berlangsung cukup lama, maka tekanan darah akan tetap tinggi (Ferry,
2013).
d. Merokok
merokok lebih dari 1 bungkus perhari memiliki kerentanan dua kali lebih
Kurniadi, 2015).
a. Jenis kelamin
wanita, karena pria lebih banyak faktor-faktor seperti stres, makan tidak
b. Keturunan
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak
2015).
c. Usia
Sudah tidak bisa dihindari pada kebanyakan orang, bertambahnya usia sama
dengan naiknya ukuran tekanan darah. Tetapi tidak semua orang tua
(53,3%). Usia pada kelompok non hipertensi terbanyak adalah < 55 tahun
Bertambahnya umur maka pembuluh darah semakin turun dan menjadi kaku
terganggu dan fungsi ginjal juga ikut menurun (Gama, dkk, 2014).
2.1.8 Penatalaksanaan
untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas, agar tekanan darah mencapai target
18
untuk penderita yang beresiko tinggi terkena gagal ginjal, diabetes dan
1. Terapi Farmakologis
a. Diuretika
Contoh: Hidroklorotiazid
b. Beta-blocker
c. Penghambat simpatetik
d. Antagonis kalsium
mengalami efek samping seperti batuk kering, pusing, lemas dan sakit
kepala.
Contoh: Kaptopril
pompa jantung.
Contoh: Valsartan
g. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah).
Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan diet rendah kolesterol kaya
protein dan serat, pada penurunan berat badan sebesar 4,5 kg dapat
b. Olahraga
Olahraga teratur seperti renang, bersepeda, senam atau jalan cepat selama
30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu untuk menurunkan tekanan darah.
Salah satu diet untuk hipertensi adalah DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) yang berisi komponen gizi berserat tinggi seperti sayur dan
buah. Pada dasarnya DASH sama dengan makanan sehat lainnya, tetapi
DASH ditandai dengan proporsi yang tinggi sayur dan buah-buahan dan
protein tanpa lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan berat badan, jika
yang bila dihisap dapat menurunkan alirah darah ke berbagai organ serta
laki agar tidak lebih dari 20-30g etanol setara dengan 1 sendok makan atau 1
21
gelas mini stailess, dan perempuan tidak lebih dari 10-20g perhari
budaya.
Faktor yang memungkinkan atau Tindakan saran dan prasarana atau fasilitas untuk
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu objek. Sikap bukan
merupakan Tindakan karena tidak dapat dilihat langsung melainkan dapat ditafsir
Selain itu sikap terhadap kesehatan adalah penilaian orang terhadap hal-hal yang
Ada tiga komponen pokok dalam sikap menurut Allport (1954) dalam
2018).
23
dengan risiko yang ada adalah sikap yang paling tinggi. Penderita yang sudah
mengorbankan waktunya.
a. Pengalaman Pribadi
Tanggapan merupakan salah satu dasar dari terbentuknya sikap. Agar dapat
coroner karena hipertensi maka sikap yang terbentuk adalah harus berhati-hati
Orang adalah salah satu komponen sosial yang mempengaruhi sikap individu.
Contohnya penderita hipertensi akan mengikuti saran dan masukan dari orang
c. Pengaruh Kebudayaan
bersantan, maka akan membentuk sikap bahwa makanan tersebut adalah hal
d. Media Massa
tentang obat untuk menyembuhkan penyakit hipertensi dan jika informasi atau
iklan tersebut menarik maka akan membentuk sikap penderita hipertensi untuk
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Contohnya
penyakitnya namun tetap berusaha untuk sembuh karena mereka yakin bahwa
Pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai penyaluran atau
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
2017).
kadar kolesterol, mengkonsumsi buah serta sayur, diit tinggi serat dan
a. Tahu (know), hanya sebagai recall (memanggil) sesuatu yang spesifik dan
secara benar tentang objek yang diketahui. Contohnya penderita hipertensi yang
telah paham tentang menu diet hipertensi maka akan mudah untuk menerapkan
dikehidupan sehari-hari.
hubungan antar komponen yang terdapat suatu masalah atau objek yang
makanan yang boleh dikonsumsi atau makanan yang tidak boleh dikonsumsi
melakukan justifikasi terhadap suatu objek, penilaian ini didasarkan pada suatu
a. Usia
bertambahnya usia semakin berkembang juga daya tangkap dan pola fikir
seseorang. Daya tangkap dan pola fikir akan menurun setelah melewati usia 40-
60 tahun.
27
b. Pendidikan
dengan Pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah menerima informasi
yang diberikan oleh petugas kesehatan. Hasil Pendidikan ikut membentuk pola
c. Pengalaman
dalam pemecahan masalah yang dihadapi saat masa lalu dan dapat digunakan
d. Informasi
informasi yang baik dari media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lainnya.
28
menerima informasi dari televisi, radio atau akses internet yang biasa
f. Lingkungan
berada di suatu lingkungan. Hal tersebut terjadi karena adanya interaksi yang
hipertensi dengan lingkungan sosial yang baik dan memiliki kader kesehatan
Dukungan keluarga adalah hal yang sangat bermanfaat ketika individu mengalami
stress, dukungan ini juga sesuatu yang sangat efektif terlepas dari strategi mana
Menurut Andarmoyo (2012), bentuk dukungan keluarga ada empat jenis, yaitu:
a. Dukungan Emosional
b. Dukungan Penghargaan
positif terhadap ide-ide. Dukungan ini berisi hal-hal yang digunakan untuk
tekanan darah.
30
c. Dukungan Instrumental
penderita hipertensi seperti rendah garam, rendah kolesterol dan tinggi serat,
d. Dukungan Informasi
Dukungan yang bersifat informasi seperti saran, penghargaan dan umpan balik
tentang cara memecahkan masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat
garam berlebih dan makanan yang mengandung lemak, banyak makan makanan
yang tinggi serat seperti sayur dan buah serta memeriksa tekanan darag secara
pentingnya minum obat secara teratur dan istirahat yang cukup agar tekanan
obat, yang sebelumnya didahului oleh proses konsultasi antara pasien dan keluarga
tekanan darah lebih dari satu kali di puskesmas untuk Mengetahui keadaan
tekanan darahnya. Penderita yang tidak patuh kontrol maka tekanan darah tidak
seperti peran aktif dan ketersediaannya untuk memeriksa ke dokter sesuai dengan
jadwal yang sudah ditentukan dan kepatuhan dalam pengobatan seperti minum
a. Pendidikan.
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana tekanan darah diatas normal dengan sistolik
140 mmHg dan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi pada
penyakit jantung, tetapi pada penyakit lain seperti ginjal, saraf, dan makin tingginya
tekanan darah maka makin besar resikonya (Nurarif A.H., & Kusuma H, 2016).
Menurut Indriyani (2009) dalam Abi Suryana Mandala, Firhat Esfandiari & Anton
(2020) Hipertensi terkontrol adalah tekanan darah sistolik ≤ 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik ≤ 90 mmHg pada penderita yang memodifikasi gaya hidup atau terapi
farmakologis. Hipertensi tidak terkontrol adalah kondisi hipertensi yang tidak benar-
benar diobati atau tidak dikontrol tekanan darahnya dengan hasil sistolik ≥ 140 mmHg
Tekanan darah adalah jumlah gaya yang diberikan oleh darah di arteri saat darah
dipompa ke seluruh sistem peredaran darah. Tekanan darah dapat berubah drastic
dalam hitungan detik, tergantung penyesuaian diri pada saat itu (Herbert Benson
dkk, 2012).
Tekanan darah memiliki dua jenis yaitu tekanan darah rendah dan tekanan darah
tinggi. Faktor peningkatan dan penurunan tekanan darah dipengaruhi oleh adanya
33
homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah sangat diperlukan untuk daya dorong
(Anggara,2013).
Tekanan darah berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik
di dalam tubuh manusia. Tekanan darah di bedakan antara tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah ketika
2. Pemeriksan menjelaskan manfaat dari rileks, agar nilai tekanan darah saat
3. Pasangkan manset pada salah satu lengan dengan jarak sisi manset paling
6. Raba nadi pada lipatan lengan, lalu pompa alat hingga denyut nadi tidak teraba
8. Catat tekanan darah sistolik yaitu nilai tekanan ketika denyut nadi yang pertama
kali terdengar dan tekanan darah diastolik ketika bunyi denyut nadi sudah tidak
terdengar.
dan Sikap Lansia dengan Riwayat Hipertensi dalam Pengendalian Tekanan Darah
mengatakan bahwa dari 40 sampel orang dengan menggunakan Uji statistic korelasi
spearman rank, hasil penelitian tersebut diketahui ada hubungan signifikan antara
pada lansia p-value 0,009 (<0,05), dan hubungan sikap lansia tentang hipertensi
b. Menurut Realita Nurhanani, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono tahun 2020
uji chi-square dengan taraf signifikansi 5% menyatakan umur (p= 0,007), status
0,001), tingkat dukungan petugas kesehatan (p= 0,000) terkait dengan tingkat
tingkat pengetahuan minum obat hipertensi, tingkat dukungan petugas kesehatan, dan
35
antihipertensi.
c. Menurut Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi tahun 2016 tentang “Faktor Yang
sebanyak 152 orang responden dengan menggunakan analisis statistic univariat dan
adalah pengetahuan (p value= 0.022), sikap (p value= 0,025), diet (p value= 0,027),
olahraga (p value= 0.005), dukungan keluarga (p value= 0,032) dan peran petugas
d. Menurut Hairunisa, Agustina Arundina, Ita Armyanti tahun 2014 tentang “Hubungan
Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan Darah Terkontrol Pada
Pontianakn Barat” dengan 74 sampel yang menderita hipertensi. Data diolah dengan
menggunakan uji Chi-square dengan uji fisher sebagai uji alternatif. Hasil: sebanyak
35,1% subjek Penelitian yang patuh minum obat dan 33,8% patuh dalam diet, serta
Hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat (p=0,000) dan diet (p=0,000)
antara tingkat kepatuhan minum obat dan diet dengan tekanan darah terkontrol.
36
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi:
Dapat diubah: Hipertensi merupakan tekanan darah sistolik Komplikasi
140 mmHg dan tekanan darah diastolic 90 Hipertensi:
Obesitas
mmHg. Hipertensi dilaporkan sebagai Stroke, Retinopati
Pola makan penyebab utama penyakit kardiovaskuler di hipertensif,
seluruh dunia. Tekanan darah yang tidak di Penyakit jantung
Stress kontrol meningkatkan resiko penyakit jantung koroner, penyakit
Merokok iskemik empat kali lipat dan beresiko jantung hipertensif,
kardiovaskuler dua atau tiga kali lipat (Yassine gagal ginjal
Tidak dapat diubah: et al., 2016). (Irwan, 2016).
Jenis kelamin
Keturunan
usia Penatalaksanaan
Sumber: Paskah Rina Situmorang (2015), Uli (2013), Ferry (2013), Ulfah Nurrahmani
dan Helmanu Kurniadi (2015), Yuarizal (2016), Bianti Nuraini (2015), Gama, dkk
(2014), Yassine et, al (2016), Irwan (2016), Rudianto (2013), Aspiani (2015).
BAB III
Kerangka konsep menurut (Nursalam, 2017) adalah abstraksi dari suatu realitas
37
38
Sikap
Pengetahuan Pengontrolan Tekanan
Darah
Dukungan Keluarga
Kepatuhan Pengobatan
: Diteliti
3.2 Hipotesis
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.
Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas
Ha: Ada hubungan sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita hipertensi
Ha: Ada hubungan pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita
Ha: Ada hubungan dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah pada
Ha: Ada hubungan kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah pada
Definisi operasional adalah suatu nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi
tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
(STS).
adalah 50.
40
0.
- Jika jawaban
“Benar” diberi
skor 1.
10.
Dukungan Keterlibatan Kuesioner, pengukuran Dukungan Keluarga Ordinal
didapatkan nilai mencapai
Keluarga anggota dilakukan menggunakan
skor jawaban dari nilai
keluarga untuk skala likert yang terdiri
mean, jika:
memotivasi dari 4 dimensi dengan 0 = Dukungan keluarga
kurang jika responden
penderita 21 pertanyaan.
menjawab dengan
hipertensi - Dimensi
skor < mean (71)
selama Emosional nomor 1 = Dukungan keluarga
baik, jika responden
melaksanakan 1-6
menjawab dengan skor
41
Penghargaan
nomor 7-10
- Dimensi
Instrumental
nomor 11-17
- Dimensi Informasi
nomor 18-21
Dengan deskripsi:
5= Selalu (S)
4= Sering (SR)
3= Kadang-kadang
(KD)
2= Jarang-jarang (JR)
105.
42
8.
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
<90 mmHg.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan membahas tentang desain penelitian, populasi dan sampel,
44
45
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan wilayah generalisasi terdiri dari objek dan
subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti
Jagakarsa Jakarta Selatan. Terdiri dari 12 RT (RT 1-12) Jumlah populasi penderita
Sampel merupakan bagian dari jumlah serta karaakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2017). Dari jumlah populasi yang ada, peneliti mengambil
Zα ² PQ
n=
d²
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Q = 1 – p (1 – 0,011 = 0,989)
Dengan demikian, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
0,4179
n=
0,01
n=41,79=42 Responden.
a. Kriteria Inklusi
tekanan darah dengan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
b. Kriteria Ekslusi
2. Tekanan darah normal atau rendah dengan sistolik ≤ 140 mmHg dan
diastolik ≤ 90 mmHg.
hipertensi.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini diambil dari jumlah penderita hipertensi
sebagai berikut:
48
No RT Jumlah Jumlah
Populasi Sampel
1 1 5 3
2 2 6 4
3 3 5 3
4 4 6 4
5 5 5 4
6 6 5 3
7 7 4 3
8 8 5 3
9 9 6 4
10 10 6 4
11 11 6 4
12 12 5 3
64 42
Dari jumlah sampel diatas, responden yang bersedia akan dilibatkan dalam
Penelitian dilakukan dari bulan Februari 2021 hingga Juni 2021. Uji proposal
dilaksanakan pada bulan April dan proses pengambilan data dilaksanakan pada bulan
49
Mei 2021 hingga Juni 2021. Setelah data sudah terkumpul secara lengkap, peneliti akan
melakukan pengelolaan data. Hasil penelitian dipaparkan pada bulan Agustus 2021.
Etika penelitian merupakan hubungan yang harus diperhatikan secara etika antara
peneliti dengan responden. Status hubungan antara peneliti dan responden masing-
masing mempunyai hak dan kewajiban yang harus dihargai (Notoatmodjo, 2012).
Menurut Hidayat (2013) ada beberapa masalah etika yang harus diperhatikan, yaitu:
penelitian agar responden mengerti tentang maksud dan tujuan penelitian serta
informed consent yang telah peneliti ssediakan dan jika menolak maka peneliti
cara responden cukup menulis inisial di kolom yang telah disediakan oleh peneliti.
informasi dari lembar pernyataan yang telah dijawab dan semua data yang telah
Alat pengumpulan data yang digunakan peliti yaitu lembar kuesioner. Kuesioner
merupakan daftar pertanyaan dalam rangka wawancara terstruktur oleh peneliti dengan
Data demografi dalam kuesioner ini yaitu nama (inisial), umur, jenis kelamin,
mmHg dan diastole > 90 mmHg. 1= Terkontrol dengan sistole < 140 mmHg dan
bernilai 10 dan skor tinggi 50. Sikap baik jika responden menjawab dengan
skor > median (26) dan Sikap kurang jika responden menjawab dengan
Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42
Cronbach alpha > nilai r tabel (0,954 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kuesioner sikap valid dan dapat dijadikan alat
ukur penelitian.
Pilihan jawaban dalam kuesioner ini yaitu apabila jawabannya salah maka
diberi skor 0 dan bila jawabannya benar diberi skor 1. Total skor terendah
bernilai 0 dan skor tertinggi bernilai 10. Pengetahuan baik jika responden
menjawab dengan skor > mean (4) dan Pengetahuan kurang jika responden
Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42
Cronbach alpha > nilai r tabel (0,965 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,
likert dan pernyataan yang terdiri dari 4 dimensi pernyataan yaitu dimensi
yaitu nomor 11-17 dan dimensi informasi sebanyak 4 soal yaitu nomor 18-
21. Dimana jawaban dari responden dikatakan total skor terendah 21 dan
dengan skor < mean (71) dan Dukungan keluarga baik, jika responden
Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42
Cronbach alpha > nilai r tabel (0,971 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,
jawaban responden hanya terdapat dua jawaban, yaitu Ya atau Tidak. Nilai
menjawab skor < mean (3) dan Kepatuhan Pengobatan baik, jika responden
Jagakarsa Jakarta Selatan dilakukan pada 30% dari total jumlah sampel 42
54
Cronbach alpha > nilai r tabel (0,941 > 0,5529). Berdasarkan nilai tersebut,
c. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Suku Dinas Jakarta Selatan, peneliti
d. Peneliti melakukan pengocokkan di setiap RT, berapa orang yang terpilih untuk
peneliti. Jika responden bersedia maka peneliti akan menjelaskan tujuan serta
seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak. Bila responden
tidak memakai masker maka oleh peneliti di berikan masker untuk dipakai.
responden.
Menurut Alimun Hidayat A (2017) dalam proses pengolahan data terdapat beberapa
langkah, yaitu:
4.8.1 Editing
dikumpulkan. Semua pernyataan sudah lengkap dan telah terisi sesuai jawaban.
4.8.2 Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri dari beberapa kategori. Data identitas responden akan diberikan kode di
4. Sikap responden: Sangat Tidak Setuju (STS) =1, Tidak Setuju (TS) = 2, Tidak
4.8.3 Tabulating
sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan IBM SPSS
Statistic 22.
Uji statistik yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan analisa berikut:
tekanan darah.
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu
(O−E) ²
X ²=∑
E
Keterangan:
58
Dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (5%), kriteria
pengujiannya yaitu:
a. Bila p value < alpha (0,05) maka hubungan tersebut secara statistik ada
hubungan makna.
b. Bila p value > alpha (0,05) maka hubungan tersebut tidak ada hubungan makna.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini akan membahas mengenai Analisa hasil Penelitian tentang Faktor-
diperoleh selama masa Penelitian, yaitu pada bulan Mei sampai Juli 2021, terdapat
kuesioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah pada responden. Data yang
variabel, dilakukan dalam dua tahap yaitu Analisa Univarat dan Analisa Bivariat.
59
60
Pada data berupa kategori, maka hasil deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi
frekuensi dengan ukuran presentasinya. Berikut ini merupakan hasil Analisa univariat
Data Demografi dalam Penelitian ini adalah Usia yang dalam rentang 20-39 tahun,
40-60 tahun dan lebih dari atau sama dengan 60 tahun; Jenis Kelamin yang berupa
laki-laki dan perempuan; Pekerjaan yang berupa bekerja dan tidak bekerja; Serta
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi (Usia, Jenis Kelamin,
Pekerjaan dan Pendidikan)
n = (42)
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia
Total 42 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 17 40,5
Perempuan 25 59,5
Total 42 100,0
Pekerjaan
Bekerja 19 45,2
Total 42 100,0
61
Pendidikan
Rendah 25 59,5
Tinggi 17 40,5
Total 42 100,0
a. Usia
22 responden (52,4%).
b. Jenis Kelamin
c. Pekerjaan
d. Pendidikan
Independen
Variabel Independen dalam Penelitian ini adalah Sikap yang berupa sikap baik dan
sikap kurang baik; Pengetahuan yang berupa pengetahuan baik dan pengetahuan
kurang baik; Dukungan Keluarga yang berupa dukungan baik dan dukungan
kurang baik; Kepatuhan Pengobatan yang berupa kepatuhan pengobatan baik dan
Tabel 5.2
n = (42)
Baik 15 35,7
Total 42 100,0
Pengetahuan
Baik 12 28,6
Total 42 100,0
63
Dukungan Keluarga
Baik 14 33,3
Total 42 100,0
Kepatuhan Pengobatan
Baik 12 28,6
Total 42 100,0
a. Sikap
27 responden (64,3%).
b. Pengetahuan
c. Dukungan Keluarga
d. Kepatuhan Pengobatan
Dependen
Variabel dependen dalam Penelitian ini adalah pengontrolan tekanan darah yang
Tabel 5.3
n = (42)
Analisa bivariat dalam Penelitian ini menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu
pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah. Hasil Penelitian ini akan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square karena
hubungan dua variabel kategorik dalam penelitian ini yang bersifat kategorik-kategorik.
66
Hasil uji pada peneliatian ini menggunakan tingkat kemaknaan 5% yaitu 0,05. Berikut
Tabel 5.4
Tekanan Darah
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara sikap dengan
Jagakarsa Jakarta Selatan, yaitu terdapat 8 responden (53,3%) dengan sikap baik
dengan sikap kurang baik memiliki pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.
nilai p value = 0,047. Artinya pada alpha 5% terlihat ada hubungan antara sikap
Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,029
67
artinya responden dengan sikap baik memiliki peluang 5,029 kali untuk
Selatan
Tabel 5.5
Tekanan Darah
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara pengetahuan dengan
yang terkontrol.
68
nilai p value = 0,040. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara
03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik
peluang 5,600 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.
Selatan
Tabel 5.6
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa hasil Analisa hubungan antara dukungan keluarga
nilai p value = 0,025. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara
di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik
memiliki peluang 6,133 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang
terkontrol.
Tabel 5.7
nilai p value = 0,040. Artinya pada alpha 5% terlihat ada Hubungan antara
hipertensi di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan. Selain itu, dari hasil uji
baik memiliki peluang 5,600 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah
yang terkontrol.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang keterbatasan penelitian dan hasil penelitian
Adapun keterbatasan yang dialami peneliti selama proses penelitian antara lain
Sebagai berikut:
6.1.1 Pengumpulan data saat Pandemi Covid-19 harus lebih hati-hati dengan
6.1.2 Faktor terhadap pengontrolan tekanan darah yang dikemukakan secara teori
tidak semuanya diteliti sehingga masih ada faktor lain yang mungkin
71
72
a. Usia
jumlah 22 (52,4%).
Hal ini sesuai dengan penelitian Lilies Sundari (2015) tentang faktor-
tahun. Menurut Potter & Perry (2009) dalam Padila (2015) usia
tekanan darah.
b. Jenis Kelamin
Aristoteles, 2018).
c. Pekerjaan
Hal ini sesuai dengan penelitian Helni (2020) tentang faktor yang
d. Pendidikan
menerapkan perilaku hidup sehat. Hal ini sejalan dengan teori yang
(Notoatmodjo, 2010).
a. Sikap
Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,
b. Pengetahuan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,
rendah.
c. Dukungan Keluarga
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riri Maharani,
d. Kepatuhan Pengobatan
Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Hairunisa (2014)
disarankan dokter seperti minum obat setiap hari, sering lupa meminum
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bambang Roesmono,
darahnya, hal ini bisa terjadi karena pola makan yang tidak baik seperti
menjadi tinggi.
79
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi
sikap yang baik, namun perilaku yang dimiliki dalam upaya pengendalian
terhadap hipertensi kurang baik (Sadeq, R & Lafta, R.K, 2017 dalam
darahnya tidak terkontrol karena sudah menjadi suatu kebiasaan. Hal ini
sikap menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai kesehatan
menanggulangi penyakitnya.
itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,600, artinya responden dengan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi
akan memiliki sikap yang baik juga sehingga kesadaran untuk melakukan
mereka sakit maka harus kembali untuk mengontrol tekanan darah lalu
Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 6,133, artinya responden
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Riri Maharani, Dary Putri Syafrandi
0,05). Menurut Lubis (2013) dalam M. Isra K , Billy J dan Mulyadi (2017)
yang kurang baik dalam pengontrolan tekanan darahnya, hal ini dapat
dalam memilih makanan yang boleh dimakan atau makanan yang harus
rutin sesuai yang sudah dijadwalkan. Dengan dukungan keluarga baik yang
diberikan untuk responden, maka keadaan responden pun akan jauh lebih
83
Darah
Selatan. Selain itu, dari hasil uji statistik didapatkan OR = 5,600, artinya
tidak terjadi komplikasi seperti gagal jantung, stroke, gagal ginjal dan juga
kematian.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar usia berusia 40-60
7.1.2 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar bersikap kurang
7.1.3 Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sebagian besar responden berada
(69,0%).
85
86
7.1.4 Ada hubungan antara sikap dengan pengontrolan tekanan darah pada penderita
Selain itu, didapatkan OR = 5,029, artinya responden dengan sikap baik memiliki
peluang 5,029 kali untuk melakukan pengontrolan tekanan darah yang terkontrol.
7.1.5 Ada hubungan antara pengetahuan dengan pengontrolan tekanan darah pada
7.1.6 Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pengontrolan tekanan darah pada
7.1.7 Ada hubungan antara kepatuhan pengobatan dengan pengontrolan tekanan darah
7.2 Saran
bagi mahasiswa khususnya mata ajar ilmu keperawatan mendikal bedah tentang
tugas yang diberikan dengan membuat tugas leaflet, lembar balik, poster atau
video edukasi untuk masyarakat penderita hipertensi agar dapat menjalani hidup
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya agar dapat menjadikan ini sebagai rujukan
atau acuan dalam melakukan penelitian yang lebih luas lagi serta menggali dan
DAFTAR PUSTAKA
Alimatul Hidayat, A. (2013). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Anwar, Kahirul., Rusni Masnina. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi
Dengan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Air Putih Samarinda. Jurnal Keperawatan, Vol 1 (No.1).
Aristoteles. (2018). Korelasi Umur dan Jenis Kelamin dengan Penyakit Hipertensi di
Emergency Center Unit Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Palembang 2017. Indonesia
Jurnal Perawat Vol.3 No.1 (2018) 9-16.
Aspiani, R. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler Aplikasi
NIC&NOC. Jakarta: EGC.
Bauldoff, Gerene, Karen M.Burke, Priscilla LeMone. (2016). Keperawatan Medikal Bedah
(Ed.5). Jakarta: EGC.
Bustan, M. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular . Jakarta: Rineka Cipta.
Doloh, Nuresa., Agus Sudaryanto, Enita Dewi. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Sikap Dalam Pencegahan Komplikasi Penderita Hipertensi di RSUD DR.
Moewardi Surakarta.
Hairunisa. (2014). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Diet Dengan Tekanan
Darah Terkontrol Pada Penderita Hipertensi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Perumnas I Kecamatan Pontianak Barat.
89
Helni. (2020). Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi di Provinsi Jambi.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 34-38.
Isra, M.K., Billy J., Mulyadi. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Hipertensi Pada
Pasien Hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Jurnal Keperawatan (e-KP)
Vol.5 (No.1).
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Maharani, Riri., Dary Putri Syafrandi. (2017). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pengendalian Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Harapan Raya
Kota Pekanbaru Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(5): 165-171.
Nony, Cicilia Ayuningsih Bratajaya., Gerardina Sri Rejeki. (2020). Hubungan Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Tentang Perawatan Hipertensi Pada Lansia Yang Menderita
Hipertensi di Johar Baru Jakarta Pusat. Jurnal Medika, Cendikia 7 (02), 87-93.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2017). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuraini, D. (2016). Diet Sehat dengan Terapi Garam. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
90
Setyoningsih, Heni., Farika Zaini. (2020) Analisis Kepatuhan Terhadap Efek Terapi Pada
Pasien Hipertensi Di Poli Rawat Jalan RSUD dr.R.Soetrasno. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, Vol9 (No.2).
Sundari, L., & Merah, B. (2015) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi. Jurnal Keperawatan, XI(2), 216-223.
Trianni, Lilis. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Dukungan Keluarga
Terhadap Kepatuhan berobat pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ngaliyan
Semarang.
91
Uli, A. (2013). Hubungan Faktor Risiko Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi Pada
Masyarakat Pesisir Laut Kecamatan Belawan . Skripsi Universitas Sumatera Utara.
WHO. (2013). A Global Brief on Hypertenson, The WHO Press Geneva.
Zamfitri, R. (2012). Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Hipertensi Primer Dalam Pola
Diet. Jurnal. Fakultas Keperawatan Universitas Riau, Pekan Baru.
92
Lampiran 1
93
Lampiran 2
94
Lampiran 3
95
Lampiran 4
96
PENELITIAN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Menyatakan bahwa,
2. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan serta manfaat dari
penelitian tersebut.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 2021
Lampiran 5
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nur Nabila Putri Priyono
NIM : 2017720099
Jurusan : Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
Pada saat ini sedang melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul:
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengontrolan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Di RW 03 Kelurahan Jagakarsa Jakarta Selatan Tahun 2021”
Sehubung dengan hal tersebut, pada kesempatan ini saya sangat mengharapkan bantuan anda
untuk mengisi lembar observasi penelitian ini sesuai dengan petunjuk pengisian yang ada.
Bantuan yang diberikan akan sangat membantu pelaksanaan penelitian ini. Atas kesediaan dan
bantuan yang diberikan, saya ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya,
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Demografi
1. Nama (Inisial) :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :( ) 0. Laki-laki
( ) 1. Perempuan
4. Apakah anda bekerja? :( ) 0. Tidak Bekerja
( ) 1. Bekerja
5. Pendidikan terakhir :( ) 1. SD
( ) 2. SMP
( ) 3. SMA
( ) 4. PT
6. Lama menderita Hipertensi :
99
B. Kuesioner Sikap
Berilah tanda centang (√) pada salah satu kolom yang sesuai dengan keadaan anda
yang sebenarnya. Setiap pernyataan hanya satu jawaban yang menurut anda paling
sesuai. Semua pernyataan harus dijawab.
Terdapat lima pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan, yaitu:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
TT : Tidak Tahu
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
C. Kuesioner Pengetahuan
No Pernyataan Tanggapan
TP JR KD SR S
Dimensi Emosional
1 Keluarga ada disaat Bapak/Ibu merasa 1 2 3 4 5
kesepian
2 Keluarga memberikan perhatian kepada 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu
3 Keluarga Bapak/Ibu ada saat dibutuhkan 1 2 3 4 5
4 Keluarga ada disaat Bapak/Ibu merasa 1 2 3 4 5
sendiri
5 Keluarga bertemu dan berbicara disaat 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu membutuhkan mereka
6 Keluarga mau mendengarkan keluh kesah 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu
Dimensi Penghargaan
7 Keluarga memotivasi Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
102
sembuh
8 Keluarga mengingatkan Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
pasrah dan bersyukur kepada Tuhan
9 Keluarga selalu mendukung Bapak/Ibu 1 2 3 4 5
dalam menjaga Kesehatan
10 Keluarga memotivasi Bapak/Ibu untuk 1 2 3 4 5
patuh dalam pengobatan
Dimensi Instrumental
11 Keluarga mengambil obat bila Bapak/Ibu 1 2 3 4 5
tidak bisa mengambilnya sendiri
12 Keluarga mengantar berobat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak bisa pergi sendiri
13 Keluarga memenuhi kebutuhan makan dan 1 2 3 4 5
minum Bapak/Ibu di rumah
14 Keluarga menanggung biaya berobat bila 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak mampu
15 Keluarga Bapak/Ibu menyediakan obat 1 2 3 4 5
saat waktu minum obat
16 Keluarga mengantar berobat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu tidak mampu walau jaraknya
dekat
17 Keluarga membantu memfasilitasi 1 2 3 4 5
pengobatan bila Bapak/Ibu tidak mampu
103
Dimensi Informasi
18 Keluarga Bapak/Ibu mengingatkan tentang 1 2 3 4 5
manfaat minum obat
19 Keluarga Bapak/Ibu mengingatkan 1 2 3 4 5
Kembali risiko yang akan dialami jika
tidak minum obat
20 Keluarga Bapak/Ibu selalu mengingatkan 1 2 3 4 5
untuk minum obat sesuai jadwal yang
sudah ditentukan
21 Keluarga mengingatkan minum obat jika 1 2 3 4 5
Bapak/Ibu lupa
N Pertanyaan Ya Tidak
o
1 Bapak/Ibu minum obat sesuai dosis yang diberikan 1 0
oleh dokter?
2 Bapak/Ibu tidak pernah lupa minum obat walaupun 1 0
sibuk bekerja?
3 Bapak/Ibu tidak berhenti minum obat tanpa 1 0
sepengetahuan dokter?
4 Bapak/Ibu tidak pernah lupa membawa obat ketika 1 0
bepergian?
5 Bapak/Ibu masih rutin mengkonsumsi obat? 1 0
6 Bapak/Ibu tidak berhenti minum obat pada saat tidak 1 0
merasakan gejala?
7 Bapak/Ibu tidak merasa terganggu harus minum obat 1 0
setiap hari?
8 Bapak/Ibu tidak pernah lupa untuk mengkonsumsi 1 0
obat?
10
106
Lampiran 7
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengontrolan
Tekanan Darah pada
Penderita Hipertensi di RW
03 Kelurahan Jagakarsa
Jakarta Selatan Tahun 2021
by Nur Nabila Putri Priyono
12 %
SIMILARITY INDEX
11%
INTERNET SOURCES
8%
PUBLICATIONS
1%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
www.ejurnalmalahayati.ac.id
1
Internet Source 4 %
jurnal.untan.ac.id
2
Internet Source 2 %
repository.unair.ac.id
3
Internet Source 2 %
research.unissula.ac.id
4
Internet Source 1 %
jurnal.htp.ac.id
5
Internet Source 1 %
eprints.ums.ac.id
108
Lampiran 8
1. Kuesioner Sikap
Item-Total Statistics
Scale Cronbach’s
Scale Mean Variance if Corrected Alpha if
if Item Item Item-Total Item
Deleted Deleted Correlation Deleted
Ke pelayanan kesehatan
jika pusing dlm waktu yg 27.00 102.667 .852 .947
lama
Penderita memeriksa TD
27.23 102.859 .802 .949
2 minggu sekali
Jika mudah marah, lelah
perlu datang untuk cek 27.00 102.667 .852 .947
tensi
Konsumsi garam berlebih
tidak disarankan bagi 27.69 103.231 .685 .954
penderita Hipertensi
Mengurangi makanan
27.31 100.397 .701 .955
yang meningkatkan TD
Penderita TD tinggi boleh
27.00 101.667 .897 .945
jogging,bersepeda
Jika tengkuk pegal dan
mata berkunang-kunang
27.23 101.359 .866 .946
minum obat
antihipertensi
109
Kontrol TD minimal 2
27.31 103.397 .759 .951
minggu sekali
Mengkonsumsi makanan
berlemak tidak baik bagi 27.31 102.064 .772 .950
penderita Hipertensi
Dukungan keluarga saat
penting dlm keberhasilan 27.00 101.667 .897 .945
diet
2. Kuesioner Pengetahuan
Item-Total Statistics
Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Hipertensi Penyakit
6.46 12.769 .803 .962
Darah Tinggi
Tekanan >140/90 mmHg
6.69 11.731 .887 .959
Tekanan darah tinggi
Tekanan 120/80 mmHg
6.46 12.769 .803 .962
Tekanan darah normal
Stroke, Jantung
merupakan Komplikasi 6.46 12.769 .803 .962
penyakit jantung
Sakit kepala, pusing,
mudah lelah tanda dan 6.69 11.731 .887 .959
gejala hipertensi
110
Item-Total Statistics
Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Keluarga ada disaat
79.15 348.641 .632 .971
Bapak/Ibu merasa kesepian
Keluarga memberikan
79.08 340.910 .850 .969
perhatian kepada Bapak/Ibu
111
Keluarga membantu
memfasilitasi pengobatan
78.77 338.192 .770 .969
bila Bapak/Ibu tidak
mampu
Keluarga Bapak/Ibu
mengingatkan tentang 79.08 328.910 .798 .969
manfaat minum obat
Keluarga Bapak/Ibu
mengingatkan Kembali
78.92 331.910 .791 .969
risiko yang akan dialami
jika tidak minum obat
Keluarga Bapak/Ibu selalu
mengingatkan untuk minum
78.92 336.410 .939 .968
obat sesuai jadwal yang
sudah ditentukan
Keluarga mengingatkan
minum obat jika Bapak/Ibu 78.92 331.910 .791 .969
lupa
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.941 8
Item-Total Statistics
113
Corrected
Scale Scale Item- Cronbach'
Mean if Variance Total s Alpha if
Item if Item Correlatio Item
Deleted Deleted n Deleted
Minum obat sesuai dosis
5.23 7.026 .593 .945
dokter
Tidak pernah lupa
minum obat walaupun 5.31 6.231 .855 .929
sibuk bekerja
Tidak berhenti minum
obat tanpa 5.31 6.231 .855 .929
sepengetahuan dokter
Tidak pernah lupa
membawa obat saat 5.54 5.769 .801 .933
bepergian
Masih rutin
5.54 5.769 .801 .933
mengkonsumsi obat
Tidak berhenti minum
obat saat tidak 5.31 6.231 .855 .929
merasakan gejala
Tidak merasa terganggu
harus minum obat setiap 5.54 5.769 .801 .933
hari
Tidak pernah lupa
5.31 6.231 .855 .929
konsumsi obat
Lampiran 9
-
5 24 Maret Membahas BAB III Mengerjakan revisian
2021 - Menambahkan dan melanjutkan BAB
variable IV
confounding
- Memperbaiki hasil
ukur
6 16 April Membahas BAB IV Mengerjakan revisian
2021 - Sampel penelitian
(perbaikan rumus)
- Alat Pengumpulan
Data
115