Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN CAIRAN

1. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul, A.2006).

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis
dan lingkungan (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake dan output dimana pemakaian
cairan pada orang dewasa antara 1500ml-3500ml/hari, biasanya pengaturan cairan
tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.

Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan minuman dan cairan
intravena (IV) dan distribusi keseluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya. Jika
semua terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu cairan intra seluler (CIS) dan cairan ekstra seluler
(CES).

Cairan intra seluler (CIS), cairan dalam sel (60% dari cairan tubuh). CIS menyusun
sekitar 40% dari berat tubuh sedangkan, CES adalah cairan yang berada di luar sel
yang menyusun sekitar 20% dari berat tubuh. CES dibagi menjadi dua yaitu cairan
interstisial (cairan disekitar sel 15% dari berat tubuh) dan cairan instravaskuler di
plasma darah (sekitar 5% dari berat tubuh)

2. Fisiologi sistem
1) Fungsi cairan tubuh :
a. mempertahankan panas tubuh, dan pengaturan temperatur
tubuh
b. Transport nutrient ke sel
c. Transport hal sisa metabolisme
d. Transport hormone
e. Pelumas antar organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem
kardiovaskuler
2) Fungsi normal sistem :
a. Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam
mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi
ginjal, yaitu sebagai pengatur air, pengatur konsentrasi garam
dalam darah, pengatue keseimbangan asam-basa darah,
pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170liter
darah untuk disaring setiap saat.

Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh


kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring
cairan. Cairan yang kesaring (Filtrate Glomerulus), kemudian
mengalir melalui tubulus renalis yang sel-selnya menyerap
semua bahan yang dibutuhkan rata-rata 1liter darah
mengandung 500cc plasma yang mengalir melalui glomerulus.
Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh
ADH dan aldosteron. Produksi urine untuk semua usia
1ml/kg/jam. Pada orang dewasa produksi urine sekitar
1,5liter/hari.

b. Kulit
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait
dengan proses pengatur panas. Proses ini diatur oleh pusat
pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan
kemampuan mengendalikan arteriol cutan dengan cara
vasodilatasi dan vasomotorik. Proses pelepasan panas dapat
dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang
dikeluarkan tergantung banyaknya darah yang mengalir melalui
pembuluh darah dalam kulit. Hilangnya cairan melalui kulit
diatur oleh saraf simpatis yang menerima rangsang aktivitas
kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat
dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan yang
meningkatkan demam.

c. Paru-Paru
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan
menghasilkan insensible water loss kurang lebih 400ml/hari.
Proses pengeluaran cairan terkait dengan respon akibat
perubahan upaya kemampuan bernafas.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem


a) Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh, metabolisme yang
diperlukan dan berat badan.
b) Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat, seseorang dapat kehilangan
Nacl melalui keringat sebanyak 15-30 g/hari.
c) Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi,
proses ini menimbulkan pergerakan cairan dari interstitial ke intraseluler.
d) Stress
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah
dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air.
Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan menurunkan produksi
urine.
e) Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan
hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.
4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem
1. Hipovolemik
Adalah kondisi akibat kekuranganvolume cairan Ekstraseluler (CES) dan dapat
terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestin, pendarahan sehingga
menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi pada hipovolemik
adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (Peningkatan frekuensi jantung,
kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH dan
aldosteron. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal
akut.

Gejala : Pusing, lemah, letih, anoreksia,mual, muntah, rasa haus, gangguan


mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu meningkat, turgor
kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering, tanda-tanda
penurunan berat badan akut, mata cekung pengosongan vena jugularis. Pada bayi
dan anak-anak adanya penurunan jumlah air mata.
2. Hipervolemia
Adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi pada saat :
a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
b. Fungsi ginjal abnormal dengan penurunan ekskresi natrium dan air
c. Kelebihan pemberian cairan
d. Perpindahan CIS ke plasma

Gejala: sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekanan darah, nadi kuat,
asites, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena jugularis dan irama
gallop.
B. Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Kebutuhan Cairan

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan

a. Pola Intake
- Jumlah cairan yang dikonsumsi
- Tipe cairan yang biasa dikonsumsi
b. Pola eliminasi
- Mual muntah diare
- Kebiasaan berkemih
- Perubahan jumlah maupun frekuensi
- Karakteristik urine
c. Evaluasi status kehilangan cairan klien
- Tanda-tanda
- Edema
- Rasa haus berlebihan
- Membran mukosa kering
d. Proses penyakit yang mengganggu keseimbangan cairan
- Kanker
- Luka bakar

Riwayat Kesehatan

- Keluhan utama
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat Penyakit lalu
- Riwayat Penyakit keluarga

b. Pemeriksaan fisik : data fokus

Pemeriksaan fisik:

- Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun


- Kepala : normal atau abnormal
- Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak
- Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak
- Mulut dan Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, lidah putih atau tidur
- Hidung : normal atau abnormal
- Leher : adanya pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
- Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan atau tidak
- Berat badan : Menurun atau tidak
c. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan diagnostik
- Pemeriksaan darah lengkap (jumlah sel darah, Hb, Hematokrit)
- PH dan berat jenis urine
- Pemeriksaan elektrolit serum
- Analisa gas darah

2. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan


Batasan Karakteristik:
 Ketidak cukupan cairan peroral
 Balance negative antara asupan dan haluaran
 Penurunan berat badan
 Kulit/membrane mukosa kering (turgor menurun)
 Peningkatan Natrium serum
 Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih
 Urine pekat atau sering berkemih
 Penurunan turgor kulit
 Haus, mual atau anoreksia

Faktor yang berhubungan:

 Haluaran urine berlebihan sekunder akibat diabetes insipidus


 Peningkatan permeabilitas kapiler dan kehilangan cairan melalui evaporasi akibat
luka bakar
 Kehilangan cairan akibat demam, drainase abnormal dari luka, diare
 Diuretik yang berlebihan
 Mual, muntah
 Gangguan menelan atau kesulitan makan
2. Kelebihan volume cairan
Batasan Karakteristik:
 Edema
 Kulit tegang, mengkilap
 Asupan melebihi haluaran
 Sesak napas
 Kelebihan berat badan

Faktor yang mempengaruhi:

 Gangguan mekanisme regulasi cairan, sekunder akibat gagl jantung


 Penurunan kontraktilitas dan penurunan curah jantung
 Tekanan osmotik, koloid plasma yang rendah, retensi natrium
 Kelebihan asupan natrium/cairan
3. Resiko syok
Faktor Resiko:
 Akan dikembangkan

Kondisi terkait:

 Hipotensi
 Hipovolemia
 Hipoksemia
 Hipoksia
 Infeksi
 Sindrome respons inflamasi sistem
4. Gangguan intregitas kulit
Batasan karakteristik:
 Nyeri akut
 Gangguan intregitas kulit
 Perdarahan
 Hematoma
 Kemerahan
 Area panas lokal

Faktor yang berhubungan:

Eksternal:

 Kelembapan
 Hipertermia
 Hipotermia
 Lembap
 Tekanan pada tonjolan tulang

Internal:

 Gangguan volume cairan


 Nutrisi tidak adekuat

3. Perencanaan

No Dx.Kep NOC NIC Rasional


1. Kekurangan Tujuan: Setelah - monitor ststus - untuk
Volume dilakukan tindakan hidrasi(kelem mengetahui
Cairan asuhan keperawatan bapan perkembang
diharapkan: membrane an status
- cairan seimbang mukosa, nadi dehidrasi
- hidrasi adekuat,TD) - untuk
- status nutrisi: jika memantau
intake cairan dan diperlukan TTV
nutrisi - Monitor TTV normal
KH: - Kolaborasi - untuk
- mempertahanka dengan tim mengganti
n urine output medis cairan yang
sesuai dengan pemberian IV keluar
BB dan usia - Monitor status - untuk
- TD, nadi, suhu cairan memantau
dalam batas termasuk status cairan
normal intake output yang keluar
- Tidak ada tanda- cairan - untuk
tanda volume - Monitor BB memantau
cairan turun, - Anjurkan BB
elastidsitas klien - Untuk
turgor baik, menambah memantau
membrane intake oral kebutuhan
mukosa lembab, (cairan cairan dan
tidak ada rasa maupun nutrisi
haus berlebihan nutrisi)
2. Kelebihan Tujuan: setelah - Pasang urine - Untuk
volume dilakukan tindakan kateter bila monitor jika
cairan asuhan keperawatan diperlukan output
diharapkan: - Monitor ttv berlebih
- Cairan dan - Monitor terus
elektrolit indikasi menerus
seimbang retensi atau - Untuk
- Hidrasi kelebihan monitor ttv
KH: cairan dalam batas
- Terbebas dari - Monitor BB normal
edema - Tentukan - Mengetahui
- Terbebas dari riwayat tanda-tanda
kelelaha, jumlah dan kelebihan
kecemasan, tipe intake cairan
kebingungan cairan dan - Mengontrol
- Bunyi nafas eliminasi BB
bersih tidak - Tentukan - Mengetahui
dypsneu atau kemungkinan riwayat dan
ortopneu faktor resiko tipe intake
- Menjelaskan dari ketidak cairan dan
indikator seimbangan eliminasi
kelebihan cairan cairan - Untuk
- (hipertermia, mengetahui
terapi diuretik, penyebab
kelainan renal, kelebihan
gagal jantung) cairan
elektrolit.
3. Resiko Tujuan: setelah - Monitor ttv - Memastikan
Syok dilakukan tindakan - Monitar hasil TTV
asuhan keperawatan lab (asam normal
diharapkan: laktat, PH - Memantau
- Tidak terjadi arteri) perkembang
syok atau dapat - Beri cairan IV an
dikontrol kristaloid(Nac pengobatan
Dengan KH: l 0,9% sesuai terhadap
- TD normal kebutuhan suatu jenis
140/90 mmHg - Monitor penyakit
- Nadi perifer 60- statuscairan tertentu
100x/menit intake output - Mempertah
- RR 14-20x/mnt - Terapi O2 dan ankan atau
- SaO2 >90% ventilasi mengganti
- Tidak pucat mekanik cairan tubuh
- Tidak terjadi yang
distensi vena mengandun
jugularis g air,
- Tidak ada edema elektrolit,pr
perifer otein,karbo
hidrat dan
lemak
memperbaik
i
keseimbang
an asam
basa
- Memastikan
klien tidak
mengalami
kekurangan/
kelebihan
cairan
- Untuk
mencegah
hipoksia
dan SaO2
>90%
4. Gangguan Tujuan: setelah - Kaji daerah - Untuk
integritas dilakukan tindakan perianal mengetahui
kulit asuhan keperawatan - Anjurkan pada luas
diharapkan: keluarga untuk kerusakan
Integritas kulit normal, selalu jaringan
turgor kulit elastis membersihkan anus
dengan KH: dan - Menjaga
- Tidak ada mengeringkan agar daerah
dehidrasi daerah anus anus tidak
- Tidak ada setiap kali lembab
eritema BAB - Mengurangi
- Pembentukan - Berikan salep iritasi pada
jaringan parut pada daerah daerah
- Terjadi anus setelah perianal.
penyusutan luka dibersihkan
- Penatalaksanaan keperawatan
1. Menghitung tetesan infus
Jumlah Tetesan Infus per menit : jumlah keb.cairamx faktor tetes
Waktu(jam)x 60 menit
Faktor tetes
Makro: 20 tetes
Mikro: 60 tetes

2. Menghitung Keseimbangan Cairan


IWL (BBX15%)

C. Daftar Pustaka

Abdul,Aziz.2006.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:EGC

Brunner&Suddarth.2002.Anatomi&Fisiologi.Jakarta:EGC

Nanda International.2020.Diagnosa Keperawatan: Definisi dan klasifikasi.Jakarta:EGC

Tarwoto&Wartonah,2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi


4.Jakrta:Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai