TENAGA KEPERAWATAN
RSUD DR. MOEWARDI
RSUD dr.MOEWARDI
2013
BAB I
DEFINISI
A. Etika
Etika adalah kebiasaan hidup yang baik, tata cara hidup yang baik, baik
pada diri seserang maupun masyarakat. (Putri, Fanani,
2010)
B. Disiplin
Disiplin profesi adalah hal-hal yang
mencakup unsur-unsur ketaatan,
kesetiaan,
kesungguhan
dalam
menjalankan
tugas
dan
kesanggupan
berkorban,
dalam
arti
mengorbankan
kepentingan
pribadi
dan
golongannya
untuk kepentingan negara dan masyarakat, sesuai dengan profesi yang
melekat pada dirinya. ( Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang
"Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil")
C. Etika dan Disiplin Profesi Keperawatan
Etika dan disiplin khusus yang mengatur tanggung jawab moral para
perawat. Kesepakatan moralitas para perawat disusun oleh Organisasi
profesi,
berdasarkan suatu sumber yang ada dilingkungan; baik lingkungan
kesehatan,
lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas Keperawatan. Etika
keperawatan terkandung adanya nilai nilai dan prinsip prinsip yang berfokus
bagi praktik perawat. Praktik perawat bermuara pada interaksi profesional
dengan pasien serta menunjukan kepedulian perawat terhadap hubungan yang
telah dilakukannya. (Efendy, Ferry dan Makhfudli.Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009)
D. Kode etik keperawatan
Kode etik keperawatan adalah pernyataan standar profesional yang
digunakan sebagai pedoman perilaku yang menjadi kerangka kerja
dalam membuat keputusan. Kode etik juga memberikan pemahaman kepada
perawat untuk melakukan tindakan sesuai etika, moral
dan
akan
menghindarkan dari tindakan kelalaian yang akan menyebabkan klien tidak
nyaman atau bahkan menyebabkan nyawa klien terancam. (Munas PPNI VI
Bandung, 2000)
E. Azas Kode Etik
Terdapat enam asas etik dalam keperawatan yaitu:
1.
Asas menghormati otonomy klien(
autonomy)
Autonomy yaitu klien memiliki hak untuk memutuskan sesuatu
dalam pengambilan tindakan terhadapnya. Seorang perawat tidak
boleh
memaksakan suatu tindakan pengobatan kepada klien.
2. Asas manfaat( beneficence)
Beneficence yaitu semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat
bagi klien. Oleh karena itu, perlu kesadaran perawat dalam bertindak
agar
tindakannya dapat bermanfaat dalam menolong klien.
3. Asas tidak merugikan (non maleficence)
Non- maleficence yaitu setiap tindakan harus berpedoman pada prinsip
primum non nocere ( yang paling utama jangan merugikan). Resiko
fisik, psikologis, dan sosial hendaknya diminimalisir semaksimal mungkin.
4. Asas kejujuran( veracity)
Veracity yaitu dokter maupun perawat hendaknya mengatakan
sejujur- jujurnya tentang apa yang dialami klien serta akibat yang akan
dirasakan
oleh klien. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat
pendidikan klien agar klien mudah memahaminya.
5. Asas kerahasiaan ( confidentiality)
Confidentiality yaitu perawat maupun dokter harus mampu menjaga
A.
BAB II
RUANG LINGKUP
Hubungan Perawat dengan Klien
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia,
keunikan klien, dan
terpengaruh oleh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur,jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai
nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
5. Perawat wajib memberikan informasi kepada klien terkait
dengan kondisinya saat ini dan rencana tindakan yang akan dilakukan
terhadap
klien
6. Perawat wajib menghormati hak dan kewajiban klien
7. Perawat wajib menjaga keamanan dan keselamatan klien
8. Perawat wajib menjaga privasi klien
B.
2.
D.
E.
BAB III
TATALAKSANA
A.
Teguran tertulis,
Pembinaan oleh atasan langsung.
Pemberian pelatihan terkait dengan pelanggaran yang dilakukan.
Pendampingan saat melakukan kompetensi keperawatan sampai
dengan layak diberikan kewenangan klinisnya.
BAB IV
DOKUMENTASI
Proses penatalaksanaan masalah etik dan displin keperawatan dilakukan
pendokumentasian, mulai dari proses pengaduan/pelaporan masalah etik dan
disipllin keperawatan, kajian etik dan disiplin, sampai dengan rekomendasi
pemberian sangsi dilakukan dan didokumentasikan menggunakan formulir yang
berlaku di RSUD dr. Moewardi.
Ketentuan administrasi :
1. Laporan atau pengaduan bersifat rahasia
2. Terlapor dan saksi diminta untuk menandatangani pernyataan tertulis
di depan Sub Komite Etik dan Disiplin Keperawatan, bahwa semua
keterangan yang diberikan adalah benar. Apabila terlapor dan saksi
menolak permintaan ini maka hal tersebut dicatat untuk bahan
pertimbangan pada waktu mengambil keputusan
3. Semua hasil kajian didokumentasikan oleh Sub Komite Etik dan
Disiplin
Keperawatan Rumah Sakit Dr Moewardi
4. Hasil kajian bersifat rahasia kecuali jika diminta oleh pihak yang
berwajib atas persetujuan Direktur Rumah Sakit Dr Moewardi
Daftar Pustaka
Hegner, Barbara R.2003. Nursing Assistant: a Nursing Proses Approach.
Jakarta: EGC.
Efendy, Ferry dan Makhfudli.2009.Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Manurung, Jasmen. 2008, 2009. Hubungan Karakteristik Perawat dan Pasien
Dengan Tindakan Medik Perawat di Kota Medan. Tesis fakultas Sumatra Utara
Putri, T, H. Fanani, A. 2010. Etika Profei Keperawatan. Citra Pustaka. Yogyakata
Peraturan Menteri Kesehatan RI No: 49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan Rumah sakit.
Jam
Pelapor
Yang dilaporkan
Media laporan
Isi Laporan
Tertulis
Lisan
Surakarta, .
Nama
NIP/NIPK
PENGADUA
N
INTERN
AL
PENGADUAN
EKSTERNAL
KOMITE
KEPERAWATAN
( SUB
ETIK)
KAJIA
N
(MAX. 3 X 24
JAM)
Standar
Revisi
Halaman
Ditetapkan
Tanggal Terbit:
Direktur
Prosedur
Operasional
BASOEKI SOETARDJO
NIP. 19581018 198603 1 009
Pengertian
Penatalaksanaan
Kebijakan
Prosedur
oleh
sub
komite
etik
dan
disiplin
profesi
keperawatan
4. Keputusan diambil berdasarkan pada pedoman etik Rumah
Sakit Dr. Moewardi
5. Komite keperawatan melaporkan keputusan hasil kajian
pelanggaran etik dan disiplin keperawatan kepada Direktur
beserta dengan rekomendasi tindak lanjutnya.
6. Direktur memberikan rekomendasi tindak lanjut kepada
pihak-pihak yang terkait dengan adanya pelanggaran etik
dan disiplin.
Unit Terkait