Anda di halaman 1dari 30

Konsep Kode Etik

Perawatan ICU
Christine Handayani Siburian, S.Kep., Ns., M.Kep
PENGERTIAN
⚫ Kode etik adalah pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai
pedoman perilaku dan menjadi kerangka
kerja untuk membuat keputusan.
⚫ Aturan yang berlaku untuk seorang
perawat Indonesia dalam melaksanakan
tugas/ fungsi perawat
Tujuan Kode Etik Keperawatan

1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra


profesi.
• Dalam hal ini yang di jaga adalah image
organisasi dan mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi.
• Setiap kode etik suatu profesi akan melarang
berbagai bentuk tindakan atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan
nama baik profesi di dunia luar.
2. Untuk menjaga dan memelihara
kesejahteraan para anggota.
⚫ Yang dimaksud kesejahteraan ialah
kesejahteraan material dan spiritual atau
mental.
⚫ Kode etik umumnya menerapkan larangan-
larangan bagi anggotanya untuk melakukan
perbuatan yang merugikan kesejahteraan.
⚫ Kode etik juga menciptakan peraturan yang
ditujukan kepada tingkah laku yang tidak
pantas atau tidak jujur para anggota profesi
dalam interaksinya dengan sesama anggota
profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian
para anggota profesi.
⚫ Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan
pengabdian profesi tertentu sehingga para
anggota profesi mengetahui tugas dan
tanggungjawab pengabdian profesinya.
⚫ Kode etik merumuskan ketentuan yang
perlu dilakukan oleh para anggota profesi
dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu
• kode etik juga memuat tentang
norma-norma serta anjuran agar
profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi,
sesuai dengan bidang
pengabdiannya.
⚫Kode Etik PPNI (Munas IV PPNI
No.09/MUNAS VI/PPNI/2000) tentang
Kode Etik Keperawatan Indonesia.
⚫Diangkat dengan mempertimbangkan
Kode Etik “International Council of
Nursing”, bertanggung jawab :
- Perawat dan klien
- Perawat dan praktek
- Perawat dan masyarakat
- Perawat dan teman sejawat
- Perawat dan profesi
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Perawat dan Klien


1. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan menghargai harkat dan martabat
manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik
dan agama yang dianut serta kedudukan sosial
2. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai
budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup
beragama klien.
Lanjutan..
3. Tanggung jawab utama perawat adalah
kepada mereka yang membutuhkan
asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala
sesuatu yang dikehendaki sehubungan
dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya kecuali jika diperlukan oleh
yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku
Perawat dan Praktek

1. Perawat memlihara dan meningkatkan


kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu
pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional yang
menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien
Lanjutan
3. Perawat dalam membuat keputusan
didasarkan pada informasi yang akurat
dan mempertimbangkan kemampuan
serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima
delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi
nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional
Perawat dan masyarakat

⚫ Perawat
mengemban tanggungjawab
bersama masyarakat untuk memprakarsai
dan mendukung berbaga ikegiatan dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.
Perawat dan teman sejawat
1. Perawat senantiasa memelihara
hubungan baik dengan sesama
perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya,
2. Perawat bertindak melindungi klien
dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis
dan ilegal.
Perawat dan Profesi
1. Perawat mempunyai peran utama dalam
menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta
menerapkannya dalam kegiatan pelayanan
dan pendidikan keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya
profesi untuk membangun danmemelihara
kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi.
Prinsip Etik dalam Keperawatan
1. Autonomy (Kemandirian)
⚫ Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir secara logis dan
mampu membuat keputusan sendiri.
⚫ Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu yang menuntut pembedaan
diri, dan perawat haruslah bisa menghormati dan
menghargai kemandirian ini.
⚫ Contoh: pasien yang menentukan apakah setuju
ataunya akan tindakan yang akan diberikan
seperti tindakan operasi
Lanjutan...
2. Beneficence (Berbuat Baik)
⚫ Prinsip
ini menuntut perawat untuk
melakukan hal yang baik sesuai dengan
ilmu dan kiat keperawatan dalam
melakukan pelayanan keperawatan.

⚫ Contoh perawat menasehati klien dengan


penyakit jantung tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan
tubuh
Lanjutan...
3. Justice (Keadilan)
⚫ Nilai ini direfleksikan ketika perawat bekerja
sesuai ilmu dan kiat keperawatan dengan
memperhatikan keadilan sesuai standar
praktik dan hukum yang berlaku.
⚫ Contoh ketika perawat dinas sendirian dan
ketika itu ada klien baru masuk serta ada
juga klien rawat yang memerlukan bantuan
perawat maka perawat harus
mempertimbangkan faktor-faktor dalam
faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.
4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)
⚫ Prinsip ini berarti seorang perawat dalam
melakukan pelayanannya sesuai dengan ilmu
dan kiat keperawatan dengan tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
⚫ Contoh ketika ada klien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak pemberian
transfusi darah dan ketika itu penyakit
perdarahan (melena). Akhirnya transfusi darah
tidak diberikan karena prinsip beneficence
walaupun pada situasi ini juga terjadi
penyalahgunaan prinsip non- maleficence.
5. Veracity (Kejujuran)

⚫ Prinsip ini tidak hanya dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
⚫ Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif.
⚫ Contoh Ny. A masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur
karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan
tersebut dan meninggal dunia. Ny. A selalu bertanya-tanya tentang
keadaan suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk
belum memberitahukan kematian suaminya kepada klien. Perawat
dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.
6. Fidelity (Menepati Janji)
⚫ Tanggung jawab besar seorang perawat
adalah meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan, dan meminimalkan
penderitaan.
⚫ Untuk mencapai itu perawat harus
memiliki komitmen menepati janji dan
menghargai komitmennya kepada orang
lain.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
⚫ Kerahasiaan adalah informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien.
⚫ Dokumentasi tentang keadaan kesehatan
klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan, upaya peningkatan
kesehatan klien dan atau atas permintaan
pengadilan.
⚫ Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan harus dihindari.
8. Accountability (Akuntabilitas)
⚫ Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
berbagai kondisi tanpa terkecuali.
⚫ Contoh perawat bertanggung jawab pada diri
sendiri, profesi, klien, sesame teman sejawat,
karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah
memberi dosis obat kepada klien perawat dapat
digugat oleh klien yang menerima obat, dokter
yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat
yang menuntut kemampuan professional.
Informed Consent
Informed consent secara harfiah terdiri dari dua
kata yaitu informed dan consent.
⚫ Informed berarti telah mendapat penjelasan atau
informasi; sedangkan
⚫ consent berarti memberi persetujuan atau
mengizinkan. Dengan demikian informed consent
berarti suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi
⚫ Informed consent adalah pernyataan setuju dari
pasien yang diberikan dengan bebas dan
rasional, sesudah mendapatkan informasi dari
dokter yang sudah dimengerti olehnya
⚫ Informed consent atau persetujuan
Medik/Informed consent adalah persetujuan
yang diberikan oleh pasien sesuai dengan
pasal 1 (a) Permenkes RI Nomor
585/MEN.KES/PER/X/1989.
⚫ Di mana pasal 1 (a) menyatakan bahwa
persetujuan tindakan medik (informed
consent) adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarganya atas dasar
penjelasan mengenai tindakan medik yang
akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Bentuk Informed Consent
⚫ Ada dua bentuk Informed consent yaitu:
1. dengan pernyataan (expression), dapat
secara lisan (oral) dan secara tertulis
(written);
2. dianggap diberikan, tersirat (implied)
yaitu dalam keadaan biasa atau normal
dan dalam keadaan gawat darurat.
Expressed Consent
⚫ Expressed consent adalah persetujuan yang dinyatakan
secara lisan atau tulisan, bila yang akan dilakukan lebih
dari prosedur pemeriksaan dan tindakan yang biasa.
⚫ Sebaiknya pasien diberikan pengertian terlebih dahulu
tindakan apa yang akan dilakukan.
⚫ Misalnya, pemeriksaan dalam lewat anus atau dubur
atau pemeriksaan dalam vagina, dan lain-lain yang
melebihi prosedur pemeriksaan dan tindakan umum. Di
sini belum diperlukan pernyataan tertulis, cukup dengan
persetujuan secara lisan saja. Namun bila tindakan yang
akan dilakukan mengandung resiko tinggi seperti
tindakan pembedahan atau prosedur pemeriksaan dan
pengobatan invasif, harus dilakukan secara tertulis.
Implied Consent
⚫ Implied consent adalah persetujuan yang
diberikan pasien secara tersirat, tanpa
pernyataan tegas.
⚫ Isyarat persetujuan ini ditangkap dokter dari
sikap pasien pada waktu dokter melakukan
tindakan, misalnya pengambilan darah untuk
pemeriksaan laboratorium, pemberian
suntikan pada pasien, penjahitan luka dan
sebagainya.
⚫ Implied consent berlaku pada tindakan yang
biasa dilakukan atau sudah diketahui umum.
Tiga Element Informed Consent
1. Threshold Element
⚫ Elemen ini sifatnya lebih ke arah syarat,
yaitu pemberi consent haruslah
seseorang yang kompeten (mampu).
⚫ Kompeten disini diartikan sebagai
kapasitas untuk membuat keputusan
medis.
2. Information Elements
Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu,
⚫ disclosure (pengungkapan) dan
⚫ Understanding (pemahaman).

3. Consent Elements
⚫ Elemen ini terdiri dari dua bagian yaitu, voluntariness
(kesukarelaan, kebebasan) dan authorization
(persetujuan).
⚫ Kesukarelaan mengharuskan tidak ada tipuan,
misrepresentasi ataupun paksaan. Pasien juga harus
bebas dari ”tekanan” yang dilakukan tenaga medis
yang bersikap seolah-olah akan ”dibiarkan” apabila
tidak menyetujui tawarannya.
Masalah yang Ditemukan dalam
Proses Informed Consent
⚫ Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan
terlalu teknis
⚫ Perilaku dokter yang terburu-buru atau tidak
perhatian atau tidak ada waktu untuk tanya-
jawab
⚫ Pasien sedang dalam keadaan stres emosional
sehingga tidak mampu mencerna informasi
⚫ Pasien dalam keadaan tidak sadar/ mengamuk

Anda mungkin juga menyukai