Anda di halaman 1dari 33

KONSEP ETIK DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN

Disampaikan pada Seminar HUT PPNI Ke 49


Timika 21 Maret 2023
Oleh : Rosina Leisubun , S.Kep,Ns.M.Kep. CWCCA
Latar Belakang…….
• UU No. 36/tahun 2009 tentang Kesehatan
• UU No. 44/tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• UU.No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan
• PMK No.26 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksana
UU 38 tentang keperawatan.
• PMK NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG JENJANG KARIR PROFESIONAL PERAWAT
KLINIS (Pasal 37) Point b : Perawat dlm melaksanakan Praktik Keperawatan
berkewajiban : Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan Kode Etik, Standar
Pelayanan Keperawatan, Standar Profesi, SPO, dan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
UU Kep no 38 tahun 2014 : “bahwa penyelenggaraan
pelayanan keperawatan harus dilakukan secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman, dan
terjangkau oleh perawat yang memiliki kompetensi,
kewenangan, etik, dan moral tinggi”
Pasal 2 : Praktik Keperawatan berasaskan: perikemanusiaan;
nilai ilmiah; etika dan profesionalitas; manfaat; keadilan;
pelindungan; dan kesehatan dan keselamatan Klien.
Hak Pasien & Perlindungan Pasien
• Dilindungi UU Kesehatan No.36 tahun 2009
pasal 56, 57, dan 58.
• Pasal 56:
Setiap orang berhak menerima atau menolak
sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang
diberikan kepadanya setelah menerima dan
memahami informasi mengenai tindakan itu
secara lengkap (informed consent) – kecuali
dalam penyakit menular, penderita tidak sadar
atau penderita gangguan mental berat.
Hak Pasien & Perlindungan Pasien
• Pasal 57:
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadinya , kecuali dalam hal (1) perintah undang-undang;
(2) perintah pengadilan; (3) izin yang bersangkutan; (4)
kepentingan masyarakat; atau (5) kepentingan orang
tersebut
• .Pasal 58:
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi pada seseorang,
tenaga kesehatan atau penyelenggara kesehatan yang
menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya – kecuali
dalam hal penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan
dalam keadaan darurat
ETIKA
Berasal dari kata ethos
Dalam bentuk tunggal yang berarti
kebiasaan, adat-istiadat, akhlak, watak,
perasaan, sikap, dan cara berpikir
Dalam bentuk jamak (ta etha), berarti
adat kebiasaan.
Jadi etika dapat diartikan sebagai ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan (Bertens,
2000)
Menurut Potter and Perry
(1997)

• Etika berhubungan dengan


bagaimana seseorang harus
bertindak dan bagaimana
mereka melakukan hubungan
dengan orang lain.
Etika Keperawatan
Menurut Cooper (1991) dalam
Potter and Perry (1997), etika
keperawatan dihubungkan dengan
hubungan antar perawat terhadap
orang lain.
Menurut Florence Nightingale, etika
keperawatan merupakan tuntunan
bagi profesi keperawatan.
Kode Etik Keperawatan

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang

digunakan sebagai pedoman perilaku dan menjadi

kerangka kerja untuk membuat keputusan.

Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia

dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah KODE

ETIK PERAWAT NASIONAL INDONESIA, dimana

seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode

etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat

dihindarkan.
Kode Etik menurut PPNI.

• Kode etik keperawatan di Indonesia melalui munas PPNI di Jakarta pada


1989.
• Fungsi Kode Etik Perawat
Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan
profesional dengan :
1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat
diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggungjawab
yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.
2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin
hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.
3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor
dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.
4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.
Aspek Legal dalam Praktik
Keperawatan
• Untuk dapat melaksanakan tugas dan
tindakan dengan aman, perawat
profesional harus memahami batasan
legal dan implikasinya dalam praktik
keperawatan sehari-hari.
• Asuhan keperawatan yang legal diartikan
sebagai praktik keperawatan yang
bermutu dan taat pada aturan, hukum,
serta perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip Etik dalam Keperawatan

• Autonomy
• Beneficence
• Non maleficence
• Justice
• Veracity
• Confidentiality
Autonomy
• keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
• Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya.
• Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu untuk menentukan sendiri
perawatan yang terbaik untuk dirinya.
• Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan
Perwujudan dari Autonomy

Informed Consent
• Proses pemberian informasi
hingga pasien memberikan
persetujuan atas tindakan yang
dilakukan
Beneficience (manfaat)

• prinsip ini menuntut perawat untuk


melakukan hal yang baik dan bermanfaat
→ dapat mencegah kesalahan atau
kejahatan.
• Contoh perawat menasehati klien tentang
program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat
mengatakan untuk tidak dilakukan karena
alasan resiko serangan jantung.
Non maleficience (tidak merugikan)
• prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
pasien.
• Contoh: ketika ada pasien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter
harus mengistrusikan pemberian transfusi
darah. Akhirnya transfusi darah diberikan
karena tindakan tersebut tidak merugikan
pasien
Justice (Keadilan)
• nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan tanpa membedakan pasien berdasarkan
status ekonomi, sosial, suku, ras, dll.
• Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika
itu ada pasien dari kelas I yang meminta bantuan
untuk makan. Di saat yang sama, terdapat
keluarga pasien dari kelas III sedang meminta
bantuan karena pasien mengeluh sesak. Perawat
harus tahu yang mana yang didahulukan tanpa
membedakan berdasarkan status kelas ekonomi
Veracity (Kejujuran)
• Nilai ini bukan hanya dimiliki oleh
perawat namun harus dimiliki oleh
seluruh pemberi layanan kesehatan
untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien untuk meyakinkan agar klien
mengerti.
• Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran
merupakan dasar membina hubungan
saling percaya.
Confidentiality (Kerahasiaan)
• kerahasiaan mengenai informasi
tentang klien harus dijaga karena hal
tersebut merupakan privasi klien.
• Contohnya adalah dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien.
Dokumen ini hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan
harus dihindari.
• Setiap pasien pada dasarnya memiliki hak
yang sama, namun pada kenyataannya justru
pasien yang mampu lebih diprioritaskan
dibanding yang tidak mampu.
• Misalnya saja seperti kasus nenek yang tidak
mampu dengan seorang pejabat. Padahal
keduanya mempunyai penyakit yang sama –
sama parah. Namun pihak rumah sakit justru
lebih memprioritaskan pejabat yang dinilai
martabatnya lebih tinggi dikarenakan
martabat yang notabene mempunyai hak
untuk menjatuhkan institusi tersebut.

Justice
• Pasien yang tidak mampu harus kehilangan
kebebasannya dalam memilih pengobatan
yang terbaik untuk kesembuhannya justru
haknya sebagai pasien dihilangkan begitu
saja dikarenakan terbatasnya materi yang
pasien miliki. Padahal pasien dapat
memanfaatkan kebebasannya tersebut untuk
kebaikan dirinya. Namun apadaya nenek
tersebut tidak mempunyai keluarga dan dana
yang mencukupi sehingga harus mematuhi
prosedur dari rumah sakit tersebut

Autonomy
• Pelayanan di rumah sakit tidak
hanya dituntut secara intelektual
melainkan softskill perlu dimiliki
setiap tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kepada klien
atau pasien sesuai dengan standar.

Beneficience –
Non malefecience
• Dalam nilai ini, perawat
menyampaikan instruksi dengan
benar dari pimpinan rumah sakit
untuk memindahkan nenek ke
bangsal umum. Perawat
menyampaikan dengan jujur kepada
nenek apa yang harus dilakukannya
untuk mematuhi aturan dari
instansi.

Veracity
JENIS-JENIS PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN
Pelanggaran Ringan : Melalaikan tugas, seperti :
tidak masuk kerja tanpa izln
tidak melakukan tugas yang merupakan tanggung
jawabnya (tidak melengkapi status, tidak merapikan alat
setelah dipakai, dll)
menggunakan handphone saat bekerja untuk
kepentingan pribadi dalam waktu yang lama
tidur saat bertugas shif malam
suka memposting foto di media sosial saat jam sibuk
(08.00-12.00)
Pelanggaran Ringan : Berperilaku tidak menyenangkan
penderita atau keluarga,seperti :
tidak sopan terhadap pasien
membentak atau berbieara kasar ke pasien /
keluarga
mengabaikan keluhan pasien dan keluarga
Tidak bersikap sopan saat berada dalam ruang
perawatan,seperti :
Tertawa keras dan terbahak-bahak di ruang perawatan
Bersikap cuek, acuh tak acuh saat ada tamu
pengunjung
Makan-makan di nurse station
Tidak berpenampilan rapi, seperti :
Tidak memakai atribut uniform dengan lengkap (ID
Card)
Memakai sepatu bertumit tinggi (tinggi tumit ~ 3 em)
Memakai make up berlebihan
Memakai perhiasan berlebihan yaitu eincin dan gelang
Memakai baju ketat, sempit atau kecil
Memakai sendal saat melayani pasien.

Menjawab telfon tanpa menyebutkan identitas.


Berbicara kasar dan mendiskreditkan tmn sejawat
dihadapan umum / forum.
Pelanggaran Sedang, seperti :
 Meminta imbalan berupa uang atau barang kepada pasien atau keluarga
untuk kepentingan pribadi atau kelompok
 Memukul pasien dengan sengaia, tanpa menimbulkan kecacatan fisik
 Menyalahgunakan uang perawatan atau pengobatan pasien untuk
kepentingan pribadi atau kelompok
 Merokok saat masih memakai uniform perawat
 Berjudi di Iingkungan kerja saat masih memakai uniform perawat
 Menceritakan aib ternan seprofesi atau menjelekkan profesi perawat
dihadapan profesi lain
 Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi
keperawatan pada profesi lain dalam forum, media cetak, maupum media
online
 Sering melakukan Pelanggaran Etik Ringan (minimal 3 kali)
Pelanggaran Berat
 Melakukan tindakan keperawatan tanpa mengikuti prosedur sehingga
penderitaan pasien bertarnbah parah atau b~hkan meninggal
 Salah memberikan obat sehingga berakibat fatal bagi pasien
 Membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah atau sakratul maut tanpa
memberikan pertolongan
 Berjudi atau memlnum minuman beralkohol sampal mabuk diruangan
perawatan
 Menodai kehormatan pasien
 Memukul atau berbuat kekerasan pada pasien dengan sengaja sampai
terjadi cacat fisik
 Menyalah gunakan obat pasien untuk kepentingan pribadi atau
kelompok.
 Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi keperawatan pada
profesi lain dalam forum, media cetak, maupum media online yang mengakibatkan
adanya tuntutan hukum
lanjutan
• Bentuk Sanksi
– a. Penasehatan
– b. Peringatan lisan
– c. Peringatan tertulis
– d. Pembinaan perilaku
– e. Reschooling (pendidikan/ pelatihan ulang)
– f. Pemecatan sementara (3 bln, 6 bln, 12 bln);
– g. Pencabutan keanggotaan
• Sifat Sanksi : pada dasarnya bersifat pembinaan kecuali
pemecatan.
SANKSI UNTUK PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN
Sanksi Pelanggaran Ringan :
Yang bersangkutan mengucapkan janji untuk
tidak mengulangi perbuatannya lagi
Meminta maafterhadap pihak yang dirugikan
Sanksi pelanggaran Sedang :
Harus mengembalikan barang atau uang yang

diminta kepada pasien atau keluarganya


Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan
Membuat surat pernyataan diatas kertas segel
bermaterai bahwa tidak akan mengulanginya
Sanksi Pelanggaran Berat, seperti :
Harus meminta maaf terhadap pihak
yang dirugikan
Membuat surat pemyataan diatas kertas
meterai bahwa tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi
Dilaporkan kepada pihak kepolisian
Diberhentikan dari kedinasan dengan tidak
hormat
Daftar Pustaka

Buku Standar Kode Etik


Keperawatan, tahun 2017-2020
Etika Keperawatan dan
Keperawatan Profesional, Ngesti W
Utami, dkk tahun 2017 Kementrian
Kesehatan 2017.
SEMOGA DISKUSI
INI DAPAT
MENJADI
RUJUKAN DALAM
MENERAPKAN
PERILAKU ETIK
KEPERAWATAN DI
TEMPAT TUGAS
KITA MASING2

Anda mungkin juga menyukai