Anda di halaman 1dari 25

Masalah Issue Etik dalam

Keperawatan
Ns. Hernandia Distinarista, M.Kep
Masalah etika terjadi ketika pilihan perlu dibuat

Jawabannya mungkin tidak jelas/ pilihannya tidak


ideal

Akibatnya: terjadi penurunan kualitas pelayanan pasien; hubungan


klinis yang bermasalah & tekanan moral
(mengetahui hal yang benar untuk dilakukan tetapi tidak mampu
melakukannya)
Manajer keperawatan rentan
Perawat melihat manajer
thdp masalah etika dlm
keperawatan dalam mengambil
keperawatan & tekanan moral
keputusan yang tepat dan etis
karena peran kepemimpinannya
Sebelum melangkah ke peran manajer
keperawatan, perawat pelaksana
harus memahami peran pengambil
keputusan etis dalam pekerjaan
sehari-hari
Contoh situasi etika dalam praktik keperawatan:

Anggota kelg ingin


menyembunyikan informasi Solusi: Perawat menganjurkan
medis dari pasien yang sakit kepada kelg untuk mengatakan
Kejujuran vs menyembunyikan
untuk melindungi psikologis kebenaran, kejujuran sebagai
informasi
pasien. Namun pasien berhak factor kunci dalam hubungan
mengetahui tentang kondisi perawat-pasien
medis pasien.
Kebutuhan perawatan vs alokasi sumber daya

Beberapa pelayanan kesehatan langka dalam


sumber daya yang dimiliki (peralatan medis dan staf
ahli)

Manajer keperawatan diharapkan menyertakan staf


dalam proses penganggaran shg mereka dapat
memahami kebutuhan & tuntutan di pelayanan.
Otonomi vs kebijakan

Perawat seharusnya memberikan obat yang diresepkan


tetapi pasien berhak menolaknya. Otonomi pasien dapat
bertentangan dengan arahan medis, pasien berhak menolak
semua perawatan medis.

Solusi: penting bagi perawat untuk memahami latar belakang


pasien, keadaan individu, memberikan informasi tentang
kebutuhan pengobatan. Gunakan prinsip etika dalam
berkomunikasi dgn pasien & kelg: peduli, hormat, terbuka
dan jujur
Bagaimana mengatasi dilema etik dalam keperawatan?
Perawat menjalani pendidikan tinggi dan
mengikuti pelatihan klinis sebelum mjd
perawat

Belajar menghadapi dilema etika di tempat


kerja melalui pengalaman dan berinteraksi
dgn pasien dr waktu ke waktu

Setiap perawat berjuang untuk


mengidentifikasi apakah sesuatu itu etis,
perawat dapat meninjau kode etik
keperawatan
Mendiskusikan masalah etika
dengan perawat di unit kerja
dgn melakukan dialog terbuka

Perawat dapat belajar dari


kesalahan oral dan belajar
bgmn menyelesaikan masalah
yang menyangkut etika
Dalam issue etik keperawatan ada beberapa hal yang melanggar
kode etik keperawatan:
Malpraktik
Malpraktik
• Adalah kesalahan atau kegagalan pelaksanaan professional karena keterampilan
yang tidak memadai dan tidak beralasan, ketaatan terhadap profesi atau hukum,
praktik kejahatan , tindakan melanggar hukum atau tidak bermoral.
• Strategi yang efektif bagi perawat dalam upaya menghindari perkara malpraktik
adalah memberikan perawatan yang aman untuk klien mereka.
• Klien tidak dapat menjadi penggugat, kecuali sampai mereka mengalami cidera.
• Jika perawat telah melakukan tindakan yang beralasan dan cermat, ia tidak akan
bertanggung jawab atas cidera akibat tindakan atau kelalaiannya.
• Dalam kasus malpraktik tindakan perawatan yang kurang beralasan akan dinilai
sebagai bukti yang diperoleh dari saksi ahli, kebijakan dan prosedur institusi,
Undang-undang, dan aturan administrative, standar asosiasi professional dan
literature professional.
• Oleh karena itu, strategi kedua untuk mencegah malpraktik adalah mengetahui
dan mematuhi standar keperawatan
Contoh kasus malpraktik:
• Kasus perawat salah memberikan obat atau salah route pemberian
(per oral/mulut, tetapi yang diberikan per vaginam);
• Kasus perawat salah pemberian infus (kadaluarsa); dan
• Kasus perawat salah pemberian transfusi (golongan darah berbeda).
• Terhadap tindakan perawat ini tidak dikenakan sanksi pidana karena
tidak diatur dalam Undang-undang Kesehatan maupun Undang-
Undang tentang Rumah Sakit dan pasien juga tidak sampai meninggal
dunia. Tindakan yang dilakukan terhadap perawat tersebut adalah
pemberian sanksi administrasi dan pembinaan profesi sesuai dengan
Peraturan Internal di RS
• Dalam prakteknya terkadang terjadi kesalahan/kelalaian tindakan
yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien, namun terkadang sulit
membedakan apakah kelalaian biasa atau malpraktik.
• Kelalaian adalah perilaku yang tidak sesuai standar perawatan.
• Malpraktik terjadi ketika asuhan keperawatan yang tidak sesuai dan
menuntut praktik keperawatan yang aman.
Aborsi
• cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal
dengan istilah aborsi yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi
(pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.
• Hal ini dapat disimpulkan bahwa abortus adalah suatu proses
pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
bertumbuh.
• Di satu pihak aborsi dianggap ilegal dan dilarang oleh agama sehingga
masyarakat cenderung menyembunyikan kejadian aborsi, di lain pihak
aborsi terjadi dimasyarakat.
Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP), seperti dalam pasal 299, Pasal 346, pasal
348, pasal 349 KUHP, abortus provokatus criminalis
dilarang dan diancam hukuman pidana tanpa
memandang latar belakang perbuatannya dan
orang yang mealkukannya, yaitu semua orang
baik pelaku maupun penolong aborsi.
Euthanasia
• Secara etimologis, euthanasia dapat diartikan kematian yang
baik atau mati dengan baik tanpa penderitaan. Ada pula
yang menyebutkan bahwa euthanasia merupakan praktek
pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara
yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau
menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan
dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
Klasifikasi Euthanasia Dilihat dari orang yang membuat keputusan
euthanasia dibagi menjadi
• Voluntary euthanasia , jika yang membuat keputusan adalah orang
yang sakit

• Involuntary euthanasia ,jika yang membuat keputusan adalah orang


lain. Seperti pihak keluarga atau dokter karena pasien mengalami
koma medis
Pada prinsipnya hak untuk hidup merupakan
hak fundamental atau hak asasi dari setiap
manusia. Konstitusi kita yakni UUD 1945
melindungi hak untuk hidup ini dalam Pasal
28A UUD 1945 yang menyebutkan bahwa
setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.
Pasal 344 KUHP yang bunyinya: “Barang
siapa merampas nyawa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri yang jelas
dinyatakan dengan kesungguhan hati,
diancam dengan pidana paling lama 12
tahun penjara”.
AIDS
• Tidak saja menimbulkan dampak pada penatalaksanaan klinis tetapi
juga dampak sosial, kekhawatiran masyarakat serta masalah hukum
dan etika.
• Oleh karena sifat virus penyebab AIDS yaitu HIV dapat menular pada
orang lain maka muncul ketakutan masyarakat untuk berhubungan
dengan penderita AIDS dan kadang-kadang penderita AIDS sering di
perlakukan tidak adil dan di diskriminasikan.
• Perawat pasien AIDS akan mengalami berbagai stres pribadi,
termasuk takut tertular atau menularkan pada keluarga.
Perlakuan diskriminatif pada pasien AIDS
maka Negara perlu memberikan
perlindungan dan jaminan terhadap pasien
AIDS, salah satunya merevisi atau
menerbitkan peraturan perundang-
undangan yang melindungi pengidap
HIV/AIDS dari segala perlakukan diskriminatif
UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Transplantasi Organ
• Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia
tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya sendiri atau
tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
• Tindakan medik ini sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan
fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi pengganti (alternatif)
yang merupakan upaya terbaik untuk menolong penderita/pasien
dengan kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan
dibandingkan dengan pengobatan biasa atau dengan cara tetapi.
Tindakan medik ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena masih
harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama,
hukum, budaya, etika dan moral
Hasil penelitian transplantasi organ
menurut Al-Qur’an
 Pertama, bahwa seseorang tidak boleh memberikan
atau menjual organ kepada orang lain. Di perbolehkan
jika adanya ketentuan-ketentuan mendesak secara
syar’i, dan tidak adanya kemudharatan bagi pendonor.
Ketentuan lainnya juga bukan merupakan organ vital
yang mempengaruhi kehidupannya. Dan tidak ada
upaya medis lain untuk menyembuhkannya, kecuali
dengan transplantasi.
 Kedua, Kontribusi yang dapat dilakukan mukmin dalam
transplantasi organ adalah hifz al-nafs (penyelamatan
Jiwa).

Anda mungkin juga menyukai