Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH PRIBADI

BLOK 1
SEMESTER 1
BIOETIK KEDOKTERAN DALAM KASUS PELAKSANAAN
SIRKUMSISI DIBAWAH UMUR``

Thasya Rohadatul Aisy


10-2021-128 (K-B)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA)

Jalan Arjuna Utara, No. 6, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510
Abstrak

Profesi sebagai seorang dokter merupakan profesi yang dianggap mencabar oleh masyarakat. Seorang
dokter mempunyai komitmen dan tanggungjawab besar terhadap pasien-pasiennya. Keupayaan untuk
berinteraksi dengan pasien sangat penting karena dengan adanya komunikasi yang baik, setiap sesuatu
yang dilakukan akan berjalan dengan lancar. Jadi, apabila berinteraksi dengan pasien, pastinya ada
berbagai etika yang harus dipatuhi dan diikuti oleh seorang dokter. Disebabkan itu, dokter perlu belajar
tentang etika kedokteran agar masalah-masalah disiplin berlaku. Berdasarkan Sumpah Hippokrates yang
diamalkan oleh Negara Barat sejak abad 5SM, etika kedokteran dalam melayani para pasien didukung
oleh empat prinsip moral yaitu Benificence, Non-maleficence, Autonom, dan Justice.

Abstract

The profession as a doctor is a profession that is considered challenging by society. A doctor has a great
commitment and responsibility towards his patients. The ability to interact with patients is very
important because with good communication, everything that is done will run smoothly. So, when
interacting with patients, of course there are various ethics that must be obeyed and followed by a
doctor. Because of this, doctors need to learn about medical ethics in order for disciplinary issues to
apply. Based on the Hippocratic Oath which has been practiced by Western countries since the 5th
century BC, medical ethics in serving patients is supported by four moral principles, namely beneficence,
non-maleficence, autonomy, and justice.

Latar Belakang

Mata kuliah kedokteran ini menjelaskan perihal hak dan kewajiban pasien dan dokter agar pelayanan
kesihatan dapat dijalankan dengan baik dan tidak ada pihak yang tidakmerasa puas dengan kualitas
kedokteran. Berdasarkan kasus yang telah diperbahaskan dalam kelas Problem Based Learning(PBL),
terdapat banyak contoh peristiwa yang menunjukkan contoh prinsip moral dalam berbagai jenis situasi
sukar. Kasus ini menceritakan tentang 27 dokter yang baru lulus dari universitas c enggan melakukan
aksi social yaitu buka praktek sirkumsisi cuma-Cuma dibalai desa dengan mimg-iming diberikan alat tulis.
dan langsung mengambil tindakan kepada pasien dibawah umur tersebut tanpa persetujuan orang
tuanya, serta terdapat infeksi pada pasien tersebut setelah dua hari sirkumsisi akibat kelalaian.

Rumusan Masalah

Keputusan untuk pasien dibawah umur dalam melakukan sirkumsisi

Tujuan

 Mengetahui kaidah dasar bioetik


 Mengetahui kaidah bioetik kedokteran
 Mampu mengklarikikasikan kaidah pada skenario
 Mampu menjelaskan kaidaah autonom dan non maleficence lebih detail

Pembahasan

Seorang dokter mempunyai komitmen dan tanggungjawab besar terhadap pasien-pasiennya. Jadi,
apabila berinteraksi dengan pasien, pastinya ada berbagai etika yang harus dipatuhi dan diikuti oleh
seorang dokter. Maka dari itu, dokter perlu belajar tentang etika kedokteran agar masalah-masalah
disiplin berlaku. Berdasarkan Sumpah Hippokrates yang diamalkan oleh Negara Barat sejak abad 5SM,
etika kedokteran dalam melayani para pasien didukung oleh empat prinsip moral yaitu :

a) Benificence,
Dasar bioetika beneficence ini boleh diaplikasikan ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang
wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan melakukan yang terbaik
untuk kepentingan pasien. Dokter juga pasti telah menjangkakan dimana kebaikan yang akan
dialami pasien melebihi keburukannya. Primafacienya adalah sesuatu yang umum dan bisa
berubah. Tetapi didalam kaidah ini tidak terdapat pada kasus di skenario ini.
Antara kaidah yang terdapat didalam kaidah beneficence ini :
 Mengutamakan Alturisme (menolong tanpa pamrih rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
 Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya menguntungkan
seorang dokter
 Tidak ada pembatasan “goal based”
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
suatu keburukannya
 Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang
 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
b) Non-maleficence,
Prinsip yang kedua dalam bioetika kedokteran adalah prinsip non maleficence. Prinsip dilakukan
ketika pasien dalam keadaan gawat darurat dimana diperlukan tindakan segera untuk
menyelamatkan nyawanya. Prinsip moral ini mengutamakan tindakan yang meminimalisasikan
kerugian pada pasien. Seorang dokter dilarang melakukan apa-apa jenis tindakan yang
memperburuk keadaaan pasien. Selain itu, ada beberapa kaidah yang terdapat didalam non
maleficence yaitu Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien. Dalam diskusi ini, usia
sang anak masih di bawah umur dan anak masih memerlukan persetujuang orang tua.
Kemudian, Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter. Dalam diskusi ini, akhirnya
sang anak dirugikan dengan adanya infeksi. Dan Tidak membahayakan pasien karena kelalaian.
Di dalam diskusi ini tidak dijelaskan, tetapi mungkin ada kelalaian yang menyebabkan infeksi.
Entah kelalaian pada dokter atau pada pasien.
c) Autonomy,

Prinsip yang ketiga ialah autonomy yaitu prinsip moral yang menghargai hak pasien dalam
membuat keputusan demi dirinya sendiri dengan syarat pasien tersebut sadar, dewasa dan
kompeten. Pasien adalah makhluk berakal yang tidak boleh dijadikan alat semata mata lantas
kita berkewajiban untuk menghormati manusia sebagai makhluk yang otonom. Pada prinsip ini
ada beberapa kaidah yang terdapat didalam kasus pada skenario ini yaitu antaranya, Tidak
mengintervensi pasien dalam membuat keputusan. Dalam skenario ini membahas bahwa
dilakukannya sirkumsisi karena sang anak di iming-iming akan diberikan alat-alat tulis.
Kemudian, Melaksanakan Informed Consent. Sedangkan Dalam scenario ini tidak adanya
informed consent dari pasien. Dan Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri. Pada scenario ini dibahas karena anak belum bisa menangkap inti dari
sirkumsisi yg akan dilakukan.

d) Justice,
Prinsip bioetika keempat ini bermaksud keadilan yaitu kkeadilan yang sama untuk semua orang
berbeda mengikut kondisi pasien, kebutuhan rawatan berdasarkan penyakit, dan bukannya
mengikut kekayaan atau derajat. Jadi seorang dokter itu tidak bias berat sebelah dalam
melayani pasien-pasiennya. Prinsip ini tidak terdapat didalam kasus pada scenario ini.
Terdapat beberapa kaidah dalam prinsip justice yaitu;
 Membelakukan segala sesuatu secara universal
 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hokum pasien

Kesimpulan

Mengenai pembahasan pada kasus yang terdapat di skenario ini bahwasanya, 27 dokter yang baru lulus
dari universitas c ini telah melanggar prinsip-prinsip non maleficence dan autonomy dalam kaidah
bioetika yang mana tidak mencerminkan tindakan seorang dokter yang baik dan benar (professional).
Walaupun 37 dokter ini tidak melanggar kesemua prinsip-prinsip bioetik ini, tetap saja harus
melaksanakan sikap positif dan meninggalkan contoh yang negative itu agar profesi seorang dokter terus
menjadi mulia baik diluar maupun didalam.

Daftar Pustaka

1. Dr. Budiman Hartono, Bahan kuliah modul 1 blok 1: who am i?bioetika,humaniora dan
profesionalisme seorang dokter.Fakultas Kedokteran Universitas KristenKrida
Wacana;Jakarta:2015/2016.
2. Hanafiah, M. J., Amir, Amri. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 4. Jakarta:Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 20093.
3. Hak-Hak Pesakit. http://hpitas.moh.gov.my/v2/modules/informasi/item.php?itemid=72
(18September 2015)

Anda mungkin juga menyukai