Anda di halaman 1dari 5

Kaidah Dasar Bioetik

Dewi Kusuma Wangsa


102015170 / A4
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No. 6, Jakarta Barat 11510
E-mail : dewi.2015fk170@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Bioetik adalah cabang dari etika yang lebih memfokuskan untuk
menginvestigasi masalah di bidang medis dan biologi. Dalam bioetik, terdapat 4
kaidah dasar bioetik (KDB) yaitu, beneficence, non-maleficence, justice, dan
autonomy.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembacanya dapat mengerti
tentang kaidah dasar bioetik (KDB) yang harus diterapkan dalam dunia kedokteran
dan menjadi lebih mengerti dan memahami tentang kaidah-kaidah dasar bioetik.
Dimana di dalamnya terdapat prinsip-prinsip etik seperti beneficence, nonmaleficence, autonomy, dan justice.
Pembahasan
Menurut KBBI, etika merupakan apa yg baik dan apa yang buruk dan hak dan
kewajiban moral (akhlak). Etika manusia sudah ada sejak kecil, sejak kita sudah
mengetahui bagaimana cara mendengar, berbicara, dan juga melihat. Dengan cara
mendengar, berbicara, maupun melihat kita bisa mengetahui apakah hal tersebut baik
atau buruk. Dengan adanya etika, kita bisa mengetahui apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
Etika seringkali diikutsertakan dalam menilai dan menyelesaikan masalah
masalah yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi khususnya dalam bidang
kedokteran dan biologi, yang disebut sebgagai bioetik. Dalam dunia kedokteran dan
biologi, bioetik berperan penting karena dengan adanya bioetik, kita dapat

Kaidah Dasar Bioetik


memecahkan masalah konflik moral yang timbul dalam tindakan dan praktek
kedokteran.
Prinsip Prinsip Dasar Bioetik
Dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pasien, tidak dapat
dipungkiri bahwa seorang dokter akan dihadapkan dengan berbagai masalah
mengenai etika. Untuk dapat menentukan suatu solusi dari suatu permasalahan,
seorang dokter tidak boleh hanya memperhatikan hal medis saja, tetapi dari segi
etisnya juga harus diperhatikan agar pasien tidak hanya menjadi objek, melainkan
juga subjek.
Dalam dunia kedokteran, terdapat beberapa prinsip. Namun, di Indonesia
terdapat 4 prinsip utama atau yang pada umumnya disebut Kaidah Dasar Bioetik
(KDB), yang terdiri atas :
Beneficence (berbuat baik), berarti prinsip untuk berbuat baik yang bukan
untuk merugikan kepentingan pasien. Lebih jelasnya, bisa dikatakan bahwa
beneficence ialah tindakan dokter yang menghormati martabat manusia, dan berusaha
mengambil tindakan yang lebih banyak dampak baik bagi pasien daripada dampak
buruknya. Prinsip ini lebih sering digunakan dalam kasus yang umum dan pasien
dalam kondisi yang wajar.
Beneficence terbagi menjadi beberapa prinsip lainnya, yaitu general
beneficence, yang dilakukan untuk melindungi hak dan mencegah terjadinya kerugian
pada yang lain. Specific beneficence, prinsip untuk menolong orang cacat dan
menyelamatkan nyawa manusia dari bahaya. Tidak hanya 2 prinsip saja, terdapat juga
prinsip

yang mengutamakan kepentingan pasien (altrualisme), memandang

pasien/keluarga tak hanya untuk menguntungkan untuk pihak dokter, tetapi sebagai
pihak yang patut ditolong, memaksimalisasi akibat baik yang diterima pasien, dan
juga menjamin nilai pokok untuk melakukan yang terbaik pada pasien.
Non maleficence (tidak merugikan) memiliki prinsip dasar yaitu, primum
non nocere, seorang dokter memiliki kewajiban untuk tidak melakukan perbuatan
yang dapat memperburuk keadaan pasien dan meminimalisir akibat buruknya atau
do no harm. Prinsip ini lebih sering diterapkan pada keadaan gawat atau darurat dan
tindakan dokter terbukti efektif untuk mencegah bahaya pada pasien.
2

Kaidah Dasar Bioetik


Dalam kaidah ini, terkadang dapat terjadi Theory of Double Effect atau teori
akibat ganda. Yang dimaksudkan adalah, teori dimana tindakan yang dianggap
merugikan tidak selalu dianggap buruk. Tindakan tersebut dapat dilakukan apabila
bertujuan untuk memperoleh akibat baik dan tidak ada cara lain yang lebih tepat. Pada
dasarnya, teori ini memiliki beberapa prinsip yaitu, tindakan tersebut secara intrinsik
tidak salah, atau setidaknya netral, tujuan pokoknya ialah untuk memperoleh akibat
baik, bukan akibat buruk, dan sudah dipertimbangkan secara matang bahwa memang
tidak ada cara lain yang lebih tepat.
Justice (keadilan), prinsip dimana dokter memberikan perlakuan atau tindakan
yang adil terhadap semua pasiennya pada kasus yang sama tanpa membeda bedakan
pasiennya berdasarkan perbedaan suku, ras, agama, kedudukan sosial, ekonomi, dan
sebagainya.
Dalam prinsip justice, terdapat 4 jenis keadilan yaitu komparatif, distributif,
sosial, dan hukum. Komparatif ialah perbandingan antar kebutuhan penerima,
sedangkan distributif ialah membagi bersama kebahagiaan maupun beban secara adil
dan rata. Sedangkan, sosial merupakan kebajikan melaksanakan dan memberikan
kesejahteraan bersama. Dan yang terakhir yaitu hukum, adalah saling bergantian
memberikan atau mengembalikkan hak kepada yang berhak demi mencapai
kesejahteraan umum.
Autonomy (otonomi), prinsipnya adalah pasien menentukan nasibnya sendiri
tanpa hambatan, paksaan, atau campur-tangan dari pihak luar dengan cara informed
consent. Namun, informed consent memiliki beberapa syarat dasar yaitu, pasien harus
sadar, sehat jiwa dan raga, dan dewasa. Apabila pasien tidak sadarkan diri, dokter
dapat melakukan informed consent terhadap keluarga pasien, dengan cara
menghubungi keluarga pasien yang bersangkutan. Kaidah ikutannya adalah tell the
truth, hormatilah hak privasi pasien dan apabila ditanya, bantulah menjawabnya agar
pasien dapat mengambil keputusan yang penting.
Pembahasan Kasus
Seorang pasien perempuan, 21 tahun, dengan radang usus buntu dibawa ke
unit gawat darurat di sebuah rumah sakit. Kondisi pasien dalam keadaan sakit parah
dan membutuhkan perawatan segera yang intensif. Setibanya di unit gawat darurat,

Kaidah Dasar Bioetik


dokter jaga dan perawat yang menerima pasien terkesan lamban, dan tidak
mengacuhkan. Setelah diperiksa dan diberi penanganan, dokter jaga di UGD merujuk
ke dokter spesialis bedah. Dokter spesialis beda baru datang memeriksa pasien dokter
mengatakan bahwa pasien harus segera dioperasi dan dokter memberitahu kepada
keluarga pasien bahwa biaya operasi tidak sedikit. Pelaksanaan operasinya pun tidak
bisa segera, karena dokter tersebut masih banyak jadwal operasi yang lain.
Pelanggaran prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini adalah :
Non-Maleficence, karena dokter spesialis, dokter jaga dan perawat tidak menerapkan
prinsip dari non-maleficence yaitu, tidak mencegah pasien dari bahaya karena
meskipun mereka menangani pasien darurat, tetapi mereka melakukannya secara
lamban dan terkesan tidak mengacuhkan sehingga kerugian bagi pasien lebih banyak
dari manfaat untuk pasien.
Kesimpulan
Dari pembahasan kasus tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa belum
semua dokter telah melaksanakan KDB dalam kesehariannya. Seperti yang dapat kita
lihat dari kasus ini, dokter spesialis, dokter jaga dan perawat melakukan pelanggaran
KDB yaitu non-maleficence (tidak mencegah pasien dari bahaya dengan datang
terlambat).
Sangat disayangkan bahwa kenyataannya belum semua dokter melakukan
keempat aspek KDB yang seharusnya mereka terapkan dalam dunia kedokteran.
Sangat diharapkan sebagai dokter, kita harus mampu untuk melaksanakan seluruh
prinsip bioetik agar tercipta suasana dan hubungan yang baik antara dokter dengan
pasien, keluarga pasien, dan juga orang di sekitar pasien.

Kaidah Dasar Bioetik


Daftar Pustaka
(1) Darmadipura Sajid. 2005. Kajian Biotik. Surabaya: Air Langga University Pers.
(2) Sachrowardi, Qomariyah & Basbeth, Ferryal. 2011. Bioetik: Isu & Dilema. Jakarta
Selatan: Pensil-324.
(3) Shiel, William C., dkk. 2010. Kamus Kedokteran Websters New World. Jakarta
Barat: Indeks.

Anda mungkin juga menyukai