Anda di halaman 1dari 5

Mata kering atau dry eye

- (International Dry Eye Workshop (DEWS) : penyakit multifaktorial dari lapisan air
mata dan permukaan okuler yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala
ketidaknyamanan, gangguan visus, dan instabilitas lapisan air mata sehingga
berpotensi menyebabkan kerusakan pada permukaan okuler.
- National Eye Institute yang merupakan sebuah gangguan lapisan air mata akibat
defisiensi air mata atau penguapan air mata yang berlebihan yang mana kondisi
tersebut menyebabkan kerusakan permukaan interpalpebral mata dan berhubungan
dengan gejala ketidaknyamanan mata

Perempuan >> laki – laki


 40 tahun
10-30& dari populasi

insisi yang di lakukan pada operasi katarak dapat memicu terjadinya sindroma mata kering
(SMK)

ETIO
- penurunan cairan aqueous yang disebabkan oleh sindrom Sjorgen dan bukan sindroma
sjorgen (produksi lakrimalis, obstruksi saluran lakrimalis, hambatan reflek kelenjar
dan penggunaan obat-obat sistemik)
- peningkatan evaporasi, faktor intrinsik (kelainan bentuk kelopak mata, penurunan
reflek berkedip, penurunan produksi kelenjar minyak meibom dan obat-obatan) dan
Faktor ekstrinsik (lensa kontak, penyakit permukaan mata, penurunan vitamin A)
-
GEJALA KLINIS
- nyeri pada bagian mata,
- sensitivitas terhadap cahaya (silau),
- mata berair
- sensasi seperti pasir pada kornea,
- mata terasa gatal dan merah, serta
- penglihatan mata kabur.

PEMERIKSAAN FISIK
- visus normal
- ada foamy tears di konjungtiva forniks
- tes schirmers

PATOF
Disfungsi komponen Lacrimal function unit apa pun dapat menyebabkan dry eye disease
dengan menyebabkan perubahan volume, komposisi, distribusi, atau pembersihan film air
mata.
- Dua mekanisme global:
1. hiperosmolaritas air mata
2. ketidakstabilan lapisan air mata

F. RISIKO
- usia lanjut (> 65 tahun)
- alat kontrasepsi, hamil, ataupun yang telah menopause (hormon-hormon yang bekeja untuk
sekresi air mata yang banyak ditemukan pada perempuan adalah hormon- hormon seperti
eutinizing hormone, follicle stimulating hormone, prolactin, thyroid stimulating hormone,
progesteron, dan estrogen.)
- penyakit (lupus erythematosus, kelainan tiroid, diabetes, lupus, asma, erythematosus,
pemphigus, Stevens-johnsons syndrome, Sjogren syndrome, scleroderma, polyarteritis
nodosa, sarcoidosis, Mickulick.s syndrome)
- Obat (dekongestan, antihistamin. antihipertensi, antidepresan, kontrasepsi oral, diuretik,
obat-obat tukak lambung, tranquilizers, beta bloker, antimuskarinik, anestesi umum)
- lensa kontak lunak yang mengandung kadar air tinggi akan menyerap air mata
- udara panas dan kering, asap, polusi udara, angin, berada diruang ber-AC terus menerus
akan meningkatkan evaporasi air mata
- Mata yang menatap secara terus menerus sehingga lupa berkedip seperti saat membaca,
menjahit, menatap monitor TV, komputer, ponse
- Pasien yang telah menjalani operasi refraktif seperti Photorefractive keratectomy (PRK),
laser-assited in situ keratomileusis (LASIK) akan mengalami mata kering untuk sementara
- post op katarak EKE, SICS, fako dengan insisi transkornea mengakibatkan kerusakan dari
bagian mata antara lain pada kornea, konjungtiva, dan lapisan air mata

DIAGNOSA
- anam (gejala, usia, menopause, pekerjaan, riw penyakit, obat)
- PF
- PP
1. Schirmers I test : menilai kuantitas produksi air mata yang dihasilkan kelenjar
lakrimal. kertas filter schirmer 30 x 5 mm diletakkan pada sakus inferior 1/3 temporal
agar tidak
menyentuh
kornea dan
tanpa anestesi
topikal selama
5 menit.Pada
kertas yang
dibasahi oleh
air mata sebesar
>10 mm dianggap
normal,
sedangkan jika kertas yang basah < 10 mm
- Schirmers I test : mengukur sekresi basal air mata . dgn anestesi topikal. ruang
tertutup tanpa hembusan kipas angin dan kedua mata diperlakukan secara serentak
2. TBUT : menilai stabilitas lapisan air mata. Lapisan air mata diberi pewarnaan
fluoresin dan dilakukan pemeriksaan kornea dengan menggunakan lampu biru. Jika
interval waktu antara mengedip dan terbentuknya dry spot pada kornea kurang dari 10
detik maka dianggap abnormal (nilai normal 15 detik).
3. Pewarnaan fluoresin : mendeteksi adanya kerusakan epitel kornea pada penderita
mata kering berupa pungtata, defek atau ulkus kornea.
- Pewarnaan rose bengal :
- lissamin green
4. Tes Ferning : menilai kualitas serta stabilitas air mata. Bila air mata dibiarkan kering
di atas suatu object glass, dengan menggunakan mikroskop cahaya akan tampak suatu
gambaran kristal berbentuk daun pakis (ferns).
5. Impression Cytology : menggunakan cellulose acetate filter dapat dilakukan untuk
menilai keadaan serta densitas sel-sel permukaan mata, seperti sel epitel, sel goblet,
serta gambaran kerusakan sel yang mengalami keratinisasi

KOMPLIKASI
- Keratitis
- Penipisan kornea
- Infeksi sekunder (bakteri)
- Neovaskularisasi kornea

TATALAKSANA
MEDIKA :
- Artificial tears
- Bergantung penyebabnya (Sjorgen syndrome, disfungsi lakrimal atau meibom).
pengunaan lensa kontak maka -> mengganti jenis lensa kontak atau mengurangi lamanya
penggunaan lensa kontak.
penggunaan obat-obatan -> mengganti obat dengan obat lain yang tidak menyebabkan dry
eye bila memungkinkan
pemasangan sumbat (Punctal Plug) pada lubang saluran pembuangan air mata yang
terletak di sudut kelopak mata -> mengurangi pengaliran keluar air mata -> memperbaiki
lubrikasi permukaan bola mata

Dry Eye Society di Asia merekomendasikan pendekatan penatalaksanaan dengan strategi


tear film oriented therapy (TFOT)
NON-MEDIKA
- Edukasi : bahwa mata kering adalah keadaan menahun dan pemulihan total sukar
terjadi

-
- mencegah pemakaian riasan mata yang mengandung bahan kimia (eyeliner, mascara)
yang dapat merusak permukaan mata,
- menggunakan humidifier untuk melembabkan udara di rumah,
- mencegah menggosok mata jika gatal agar tidak terjadi peradangan dan mata kering,
- mengurangi penggunaan lensa kontak,
- Suplemen nutrisi yang mengandung asam lemak esensial (omega 3) dapat membantu
mengurangi gejala mata kering pada beberapa orang.
- Hindari dehidrasi dengan minum banyak air (8 sampai 10 gelas) setiap hari.
- Kompress kelopak mata (handuk hangat, masker mata, dan kacamata steaming)
dengan air hangat selama 8 menit per hari.
- Hindari merokok (asap rokok dapat merusak lapisan lemak film air mata sehingga
terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan ekskresi air mata sehingga
menimbulkan gejala ketidaknyamanan pada mata)

Anda mungkin juga menyukai