Anda di halaman 1dari 11

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD UNDATA PALU
I.

IDENTITAS PASIEN
1. Namapasien
2. Umur
3. Jeniskelamin
4. Pekerjaan
5. Agama
6. Status
7. Tanggal pemeriksaan

: Nn. N
: 19 tahun
: Perempuan
: Mahasiswa
: Islam
: Belum Menikah
: 15 Juni 2015

Keluhan utama

: Kutil pada alat kelamin disertai rasa gatal

Riwayat sekarang

: Wanita 19 tahun datang ke poli kulit dan kelamin dengan


keluhan muncul kutil pada kemaluan sejak kurang lebih 1
bulan yang lalu. Awalnya kutil muncul di kemaluan
sebelah kanan kemudian menyebar ke sisi lainnya.
Keluhan disertai dengan keputihan yang kental, berwarna
putih susu, berbau dan rasa gatal yang dialami sejak 5
bulan yang lalu. Pasien mengaku telah melakukan
hubungan seksual dengan lawan jenis yang sering
berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Pasien telah mengobati keputihannya dengan obat mizoral
selama 2 minggu dan tidak ada perubahan.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga :


Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan keluhan yang sama seperti
pasien.

II.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis :
Kondisi umum : Sakit ringan

Status gizi
: Baik
Kesadaran
: Komposmentis
2. Hygiene : baik
3. Status venerologis :
Kepala

: tidak ada ujud kelainan kulit

Wajah

: tidak ada ujud kelainan kulit

Leher

: tidak ada ujud kelainan kulit

Dada

: tidak ada ujud kelainan kulit

Perut

: tidak ada ujud kelainan kulit

Punggung

: tidak ada ujud kelainan kulit

Bokong

: tidak ada ujud kelainan kulit

Genitalia

:Papul, ukuran miliar, sirkumskrip, tersebar


pada bagian labia mayora.

Ekstremitasatas

: tidak ada ujud kelainan kulit

Ekstremitasbawah : tidak ada ujud kelainan kulit


Kel.limfe

III.

GAMBAR

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Gambar 1. Tampak kutil seperti papul, bentuk teratur, ukuran miliar, sirkumskrip
pada bagian labia mayor
IV.

RESUME
Pasien wanita umur 19 tahun datang dengan kutil pada kemaluan yang
dialami sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan yang
kental, berwarna putih susu, berbau dan rasa gatal yang dialami sejak 5 bulan
yang lalu. Pasien mengaku telah melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenis yang sering berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom.
Pasien telah mengobati keputihannya dengan obat mizoral selama 2 minggu.
Status venereologis; papul, ukuran miliar, sirkumskrip, tersebar pada bagian
labia mayora.

V.

DIAGNOSIS BANDING
1. Kondiloma Akuminata dan fluor albus ec gonore
2. Veruka vulgaris
3. Moluskum Kontangiosum

VI.

ANJURAN PEMERIKSAAN
Tes Acetowhite
Whiff tes
Kultur

VII.
VIII.

DIAGNOSIS KERJA
Kondiloma Akuminata dan fluor albus ec. gonore
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
A adalah Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seks sebelum

menikah.
B adalah Be Faithful atau Setia, artinya jika pasien kelak sudah

menikah hanya berhubungan seks dengan pasangan yang sah saja.


C adalah Condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa
dilakukan,

harus

digunakan

alat

pencegahan

yaitu

dengan

menggunakan kondom.
2. Medikamentosa
Cefixime trihydrate (Sporetic) 100 mg 1x4
Azitromisin 500 mg 1x2
Rencana elektrocauter
IX.

PROGNOSIS
1. Qua edvitam
2. Qua edfungsionam
3. Qua edsanationam
4. Qua ad cosmeticam

: bonam
: bonam
: dubia ad bonam
: bonam

Pembahasan
Pasien wanita umur 19 tahun datang ke poli klinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Undata dengan kutil pada kemaluan yang dialami sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai dengan keputihan yang kental, berwarna putih susu,
berbau dan rasa gatal yang dialami sejak 5 bulan yang lalu. Pasien mengaku telah
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis yang sering berganti-ganti
pasangan. Pasien telah mengobati keputihannya dengan obat mizoral selama 2
minggu. Status venereologis; papul, ukuran miliar, sirkumskrip, pada bagian labia
mayora.

Dari hasil anamnesis dan status dermatologis, pasien didiagnosis sebagai


kondiloma akuminata + fluor albus
Kondiloma akuminata adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh
virus papiloma humanus (VPH) tipe tertentu dengan kelainan berupa
fibroepitelioma pada kulit dan mukosa, bertangkai, dan permukaan berjonjot.(1,4)
Virus Papiloma Humanus (VPH) adalah virus DNA yang merupakan virus
epiteliotropik (menginfeksi epitel) dan tergolong dalam famili papovaviridae.
Dengan cara hibridisasi DNA, sampai saat ini telah dapat diisolasi lebih dari 100
tipe VPH, namun yang dapat menimbulkan kondiloma akuminata sekitar 23 tipe.
VPH belum dapat dibiak dalam kultur sel (in vitro) sehingga penelitian terhadap
virus tersebut sangat terbatas. Telah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi
VPH tipe tertentu pada genital dengan terjadinya karsinoma serviks. Berdasarkan
kemungkinan terjadinya displasia epitel dan keganasan maka VPH dibagi menjadi
VPH yang mempunyai resiko rendah (low risk) dan VPH yang mempunyai resiko
tinggi (high risk). VPH tipe 6 dan 11 paling sering ditemukan pada kondiloma
akuminata yang eksofitik dan pada displasi derajat rendah, sedangkan VPH tipe
16 dan 18 sering ditemukan pada displasia derajat tinggi dan keganasan.(1)
Masa inkubasi kondiloma akuminata berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata
2-3 bulan). VPH masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi pada kulit, sehingga
kondiloma akuminata sering timbul di daerah yang mudah mengalami trauma
pada saat hubungan seksual.(1)
Penyakit ini dijumpai pada usia produktif terutama pada orang dewasa.
Diperkirakan bahwa 30% sampai 50% orang dewasa aktif seksual terinfeksi oleh
HPV. Kebanyakan individu yang aktif seksual terinfeksi HPV sub klinis dan
asimptomatik. Kondiloma akuminata dapat menyerang semua bangsa dimana
frekuensi antara laki-laki dan perempuan adalah sama.(3)
Kondiloma akuminata biasanya asimptomatik tetapi tergantung pada ukuran dan
lokasi anatomi, dapat nyeri dan gatal.Gambaran klinisnya dapat berupa papul
kecil yang mungkin bergabung menjadi plak, papul keratotik, bunga anggur yang
berkelompok (cauliflower) atau papul yang datar. Pada laki-laki daerah yang
terkena adalah frenulum, corona, glans penis, preputium, dan skrotum. Pada
wanita daerah yang terkena adalah labia, klitoris, periuretra, perineum, vagina,

servix. Daerah anogenital pada keduanya perineal, perianal, anus, rektum, meatus
uretra, saluranuretra.(2,3)
Faktor resiko terjadinya kondiloma akuminata adalah berganti-ganti
pasangan seksual, dan hubungan seksual pada usia dini. Penularan kondiloma
akuminata terjadi pada permukaan mukosa yang lebih tipis dari pada kulit
berkeratin yang lebih tebal sehingga mikro abrasi pada permukaan epitel
memungkinkan virion dari pasangan seksual yang terinfeksi masuk kedalam
lapisan sel basal pasangan yang tidak terinfeksi.(2,3)
Gejala Klinis pada kondiloma akuminata yaitu
a. Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel
(banyak) dengan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam.
b. Terkadang penderita mengeluh nyeri. Jika timbul infeksi sekunder
berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak
sedap.
c. Umumnya di daerah lipatan yang lembab pada genitalia eksterna. Pada
pria, misalnya di: perineum dan sekitar anus, sulkus koronarius, gland
penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis. Pada
wanita, misalnya di: vulva dan sekitarnya, introitus vagina, labia mayor,
labia minor, terkadang pada porsio uteri.
Dari pemeriksaan anamnesis, pasien ini juga mengeluh dengan adanya
keputihan yang dialami sejak 5 bulan.
Fluor albus (leukorea, keputihan) merupakan gejala keluarnya cairan dari
vaginaselain darah. Keputihan bukan merupakan penyakit melainkan salah satu
tanda dan gejaladari suatu penyakit organ reproduksi wanita
Fluor albus dapat dibedakan yang fisiologik dan patologik. Fluor albus yang
patologis diakibatkan oleh infeksi alat reproduksi bagian bawah atau pada daerah
yang lebih proksimal, yang bisa disebabkanoleh infeksi Gonokokus, Trikomonas,
Klamidia, Treponema, Candida, Human papilomavirus, dan Herpes Genitalis.
Penularannya dapat terjadi melalui hubungan seksual. Fluor albus juga dapat
disebabkan oleh iritasi,neoplasma/keganasan, benda asing, radiasi, dan fisura.

Penyebab paling penting dari fluor albus patologik ialah infeksi. Disini
cairanmengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan
sampai hijau,seringkali lebih kental dan berbau.(4)
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi. Pada
pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang telah resisten terhadap penisilin. Pada umumnya penularannya
melalui hubungan kelamin yaitu secara genito-genital, orogenital dan ano-genital.
Tetapi disamping itu dapat juga terjadi secara manual melalui alat-alat, pakaian.(4)
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis. Pada lesi yang
meragukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang. Adapun pemeriksaan
penunjang yang di anjurkan adalah Tes Acetowhite, dengan cara bubuhkan asam
asetat 5% dengan lidi kapas pada lesi yang di curigai. Dalam beberapa menit lesi
akan berubah warna menjadi putih. Perubahan warna pada lesi di daerah perianal
perlu waktu lebih lama (sekitar 15 menit).(1)
Menurut teori, ada beberapa cara pengobatan kondiloma akuminata yaitu
kemoterapi, tindakan bedah, dan imunoterapi. Pemilihan cara pengobatan yang
dipakai tergantung pada besar, lokalisasi, jenis dan jumlah lesi, serta keterampilan
dokter yang melakukan pengobatan.(1,3)
1. Kemoterapi
Tinktura podofilin 10%-25%, setelah melindungi kulit di sekitar lesi
dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, oleskan tinktura podofilin pada
lesi dan biarkan selama 1-4 jam, kemudian dicuci. Pemberian obat
dilakukan seminggu dua kali sampai lesi hilang. Pada lesi yang
hiperkeratotik,

pemberian

podofilin

tidak

memberi

hasil

yang

memuaskan. Setiap kali pemberian jangan melebihi 0,5 cc karena akan


diabsorpsi dan bersifat toksik. Obat ini tidak boleh diberikan pada wanita

hamil.
Asam trikloroasetat 50-90%, pemberiannya adalah seminggu sekali dan
harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus yang dalam. Dapat

diberikan kepada wanita hamil.


Krim 5-fluorurasil 1-5%, obat ini terutama untuk Ka yang terletak di atas
meatus uretra. Pemberiannya setiap hari sampai lesi hilang

2. Tindakan bedah: bedah skalpel, bedah listrik, bedah beku (N 2 cair, N2O cair),
bedah laser (laser CO2).
3. Interferon alfa, beta. Dosis interferon alfa yang diberikan adalah 4-6 kali 10
mega IU intramuskular 3 kali seminggu selama 6 minggu, sedangkan
interferon beta diberikan dengan dosis 2 kali 10 mega IU intramuskular
selama 10 hari berturut-turut.
4. Immunoterapi, pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap
pengobatan dapat diberikan pengobatan bersama imunomodulator. Salah satu
obat yang saat ini sering dipakai adalah Imiquimod. Imiquimod dalam bentuk
krim, dioleskan 3 kali seminggu, paling lama 16 minggu. Dicuci setelah 6-8
jam pemakaian.(1)
Pada pasien ini dilakukan pembedahan karena kondiloma akuminata yang
sudah banyak dan jika tidak ditangani akan menyebar ke sisi lain.
Sedangkan penatalaksanaan non medikamentosa pada pasien ini di berikan
edukasi berupa:

A adalah Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seks sebelum

menikah.
B adalah Be faithful atau Setia, artinya jika kelak pasien sudah menikah

hanya berhubungan seks dengan pasangan yang sah saja.


C adalah Condom, artinya jika memang cara A dan B tidak bisa
dilakukan, harus digunakan alat pencegahan yaitu dengan menggunakan
kondom.(1)
Prognosis

kondiloma

akuminata

umumnya

baik,

walaupun

sering

mengalami residif. Faktor predisposisi dicari, misalnya higiene, adanya fluor


albus. Prognosis flour albus baik karena infeksinya dapat disembuhkan walaupun
dapat timbul kembali pada 20-30% wanita walaupun tidak menunjukkan gejala.
Pengobatanulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai

Referensi:

1. Farida, Z,. Penyakit Menular Seksual. Balai penerbit FKUI: Jakarta. 2008.
2. Lowell AG, Stevent IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, Klaus W.
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. Eighth edition. New York
:McGraw-Hill. 2012.
3. Murtiastutik, D. Kondiloma Akuminata. Infeksi Menular Seksual. Surabaya:
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga; 2008.
4. Sularsito, S, D., Djuanda, S. Ilmu Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Balai
penerbit FKUI: Jakarta. 2013.

REFLEKSI KASUS

KONDILOMA AKUMINATA DAN FLUOR


ALBUS ec. GONORE

Nama

: Sri Reski Pratama

No. Stambuk : N 111 14 074


Pembimbing : dr. Diany Nurdin, M.Kes, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015

Anda mungkin juga menyukai