Karsinoma Mammae
Disusun Oleh
Nisa Kurniawati
H1AP11005
Pembimbing
dr. Diah Herliani, Sp.B
SMF BEDAH
RSUD M.YUNUS KOTA BENGKULU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER PROFESI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Maisaro
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjual sayur
Alamat : Jl. Bumi Ayu RT 02 Bengkulu, Kota Bengkulu
Masuk Rumah Sakit : 21 Juni 2018
No Rekam Medis : 709924
B. ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
Keluhan Utama
Benjolan disertai luka di payudara kiri sejak ± 3 bulan yang lalu.
Riwayat Reproduksi
Menarche usia 17 tahun, lama haid 2 hari, siklus haid tidak teratur,
pasien sudah menggunakan KB suntik selama ± 20 tahun.
Riwayat Kebiasaan
Pasien makan teratur 3 kali sehari. Pasien sehari-hari bekerja di pasar
sebagai penjual sayur. Pasien mengaku tidak merokok dan tidak
mengkonsumsi alkohol. Pasien dulu sering mengonsumsi mie instan hampir
setiap hari.
Status Generalis
Kepala : Normocephal, simetris, tidak terlihat deformitas,
warna kulit sama dengan sekitar.
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
edema palpebra (-/-)
Hidung : Tidak ada terlihat deformitas, discharge (-/-)
Mulut : Mukosa mulut tidak anemis, tidak ada discharge,
pemeriksaan tonsil (-)
Leher : KGB membesar di regio supraclavikula dan di
regio axilla, struma (-), JVP 5-2 mmHG
Regio Thorak
Paru
Inspeksi : Statis dan dinamis simetris kanan dan kiri.
Retraksi sela iga dan supraklavikula (-)
Penggunaan otot bantu nafas (-)
Sifat pernapasan torakoabdominal
Palpasi : Stemfremitus normal kanan = kiri
Ekspansi dinding dada dextra sinistra simetris.
Perkusi : Sonor disemua lapang paru.
Auskultasi : Vesikuler (+) normal.
Wheezing -/-. Ronki -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC 5 linea midklavikula
sinistra, Thrill (-), Lifting (-)
Perkusi : Batas kanan jantung linea sternalis dextra,
Batas kiri jantung linea midklavikula sinistra ICS
V
Batas atas jantung ICS II sinista
Auskutasi : BJ1 dan BJ2 (+) reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
Inspeksi : Supel, tampak asites (+), simetris kanan dan kiri,
tidak ada penonjolan
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Teraba keras di regio epigastrium dan
hipokondrium.
Ekstremitas
Superior : Warna kulit sama dengan sekitar, akral hangat,
CRT < 2”
Inferior : Warna kulit sama dengan sekitar, CRT < 2”,
edema tibia (+/+)
Status lokalis
Regio Payudara Kiri
Inspeksi : Tampak payudara kiri seperti gambaran kembang kol, darah (+),
pus (+).
Palpasi : Teraba massa tidak beraturan dengan diameter ± 10 cm,
konsistensi lunak, tidak berbatas tegas, tidak dapat digerakkan,
nyeri tekan (+), mengeluarkan darah dan pus.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax
Masalah/Diagnosis
Karsinoma mamae sinistra
Penatalaksanaan
1. IVFD RL XX gtt/menit
2. Infus albumin 20% 100 cc
3. Inj ceftriaxone 2x1 gr
4. Inj ranitidin 2x1 amp
5. Inj Asam tranexamat 3x1 amp
6. Paracetamol 3 x 500 mg tab
HASIL FOLLOW-UP
1. Hari pertama pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (21 Juni
2018):
2. Hari kedua pasien menjalani operasi dan dirawat di ruang Seruni (B2) RS
M. Yunus (22 Juni 2018):
3. Hari ketiga pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (23 Juni
2018):
S : Lemas (+), nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/60 mmHg, S:36,8oC N: 87x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20%
100 cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam
tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab.
4. Hari keempat pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (24 Juni
2018):
S : Lemas (+) berkurang, nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung,
nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/60 mmHg, S:36,5oC N: 79x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj
ranitidin 2x1 amp, Inj Asam tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x
500 mg tab, posavit 3 x 1 tab, GV.
5. Hari kelima pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (25 Juni
2018):
S : Lemas (+) berkurang, nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung,
nafsu makan berkurang..
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/70 mmHg, S:36,5oC N: 82x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20% 100
cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam tranexamat
3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab.
6. Hari keenam pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (26 Juni
2018):
S : Lemas (+) berkurang, nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung,
nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/60 mmHg, S:36,7oC N: 84x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj
ranitidin 2x1 amp, Inj Asam tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x
500 mg tab, posavit 3 x 1 tab, GV.
7. Hari ketujuh pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (27 Juni
2018):
S : Lemas (+) berkurang, nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung,
nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/70 mmHg, S:36,7oC N: 80x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20% 100
cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam tranexamat
3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab.
8. Hari kedelapan pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (28 Juni
2018):
S : Lemas (+) berkurang, nyeri di payudara kiri, perut tampak kembung,
nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 100/60 mmHg, S:36,7oC N: 83x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20% 100
cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam
tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab,
GV.
10. Hari kesepuluh pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (30
Juni 2018):
S : Perut terasa kembung, nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 100/60 mmHg, S:36,5oC N: 82x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20%
100 cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam
tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab,
GV.
11. Hari kesebelas pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (1 Juli
2018):
S : Perut terasa kembung, nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 90/70 mmHg, S:36,7oC N: 82x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20%
100 cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam
tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab.
12. Hari keduabelas pasien di rawat di ruang Seruni (B2) RS M. Yunus (2 Juli
2018):
S : Perut terasa kembung, nafsu makan berkurang.
O : Sens: Compos Mentis, TD: 100/60 mmHg, S:36,7oC N: 80x, R:20x
Regio payudara sinistra
I: luka basah, darah (+), bau (+), pus (+)
A : Ca mamae sinistra advanced
P : Diet tinggi protein, IVFD RL XX gtt/menit, Infus albumin 20%
100 cc, Inj ceftriaxone 2x1 gr, Inj ranitidin 2x1 amp, Inj Asam
tranexamat 3x1 amp, Paracetamol 3 x 500 mg tab, posavit 3 x 1 tab.
G. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia et malam
Quo ad sanactionam : Dubia et malam
Quo ad fungsionam : Dubia et malam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding
depan dada. Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai
iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya
sampai ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. Dua pertiga dasar tersebut
terletak di depan muskulus pectoralis major dan sebagian muskulus serratus
anterior. Sebagian kecil terletak di atas muskulus obliqus externus. 2, 3
Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus, beberapa lebih besar
daripada yang lainnya, berada dalam fascia superficial, dimana dihubungkan
secara bebas dengan fascia sebelah dalam. 2,3
Suplai Darah
Payudara diperdarahi dari 2 sumber, yaitu arteri thoracica interna yang
merupakan cabang dari arteri axillaries dan arteri intercostal. 2
Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5
mengalirkan darah dari kelenjar payudara.Vena-vena ini mengikuti arterinya.
Vena aksilaris terbentuk dari gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak
di medial atau superficial terhadap arteri aksilaris, menerima juga 1 atau 2 cabang
pectoral dari payudara. Setelah vena ini melewati tepi lateral dari iga pertama,
vena ini menjadi vena subclavikula. Di belakang, vena intercostalis berhubungan
dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos, hemiazygos, dan
accessory hemiazygos. Kemudian mengalirkan ke dalam vena cava superior. Ke
depan, berhubungan dengan brachiocephalica. Melalui jalur kedua dan jalur
pertama metastasis karsinoma payudara dapat mencapai paru-paru. Melalui jalur
ketiga, metastasis dapat ke tulang dan system saraf pusat. 2,3,5
Pada 18% individu, payudara diperdarahi oleh arteri internal thoracic, axillary,
dan intercostals. Pada 30%, kontribusi dari arteri aksilaris tidak berarti. Pada 50%,
arteri intercostal hanya sedikit kontribusinya.
Faktor Risiko
Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk
berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki
beberapa faktor risiko tersebut. Beberapa faktor risiko tersebut adalah:
1. Umur
Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring
bertambahnya umur seorang wanita. Sekitar 1 hingga 8 kejadian kanker
payudara yang invasif ditemukan pada wanita yang lebih muda dari usia 45
tahun, sedangkan 2 hingga 3 kejadian ditemukan pada wanita berusia 55
tahun keatas. 2,5
2. Jenis kelamin
Kanker payudara 100 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada
laki-laki. Alasan utamanya adalah karena pada wanita, sel-sel pada payudara
lebih sering terekspose oleh hormon-hormon estrogen dan progesteron yang
mempengaruhi peertumuhan sel-sel pada payudara.9 Angka kejadian kanker
payudara pada laki-laki hanya 1 %.2
Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar dari ductus,
menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B).
b. Lobular carcinoma in situ
Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang digolongkan
sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari kelenjar yang
memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding
lobulus. Mengacu pada National Cancer Institute, Amerika Serikat,
seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25% munculnya kanker
invasive (lobular atau lebih umum sebagai infiltrating ductal carcinoma)
sepanjang hidupnya.
2. Invasive carcinoma
a. Paget’s disease dari papilla mammae
Sering muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla mammae, dapat
berupa lesi bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease biasanya
berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan
mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla mammae
akan menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran atau
perubahan pagetoid). Pada kanker ini terlihat sel besar pucat dan
bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan
untuk Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau
modified radical mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya
kanker invasif.
b. Invasive ductal carcinoma
Adenocarcinoma with productive fibrosis (Scirrhous carsinoma)
Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60%
kasus kanker ini mengadakan metastasis (baik mikro maupun
makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini biasanya terdapat pada
wanita perimenopause atau postmenopause dekade kelima sampai
keenam, sebagai massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan
pada potongan melintang, tampak permukaannya membentuk
konfigurasi bintang di bagian tengah dengan garis berwarna putih
kapur atau kuning menyebar ke sekeliling jaringan payudara. Sel-sel
kanker sering berkumpul dalam kelompok kecil, dengan gambaran
histologi yang bervariasi.
Medullary carcinoma (4%)
Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara,
berkisar 4% dari seluruh kanker payudara yang invasif dan
merupakan kanker payudara herediter yang berhubungan dengan
BRCA-1. Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder
terhadap nekrosis dan perdarahan. 20% kasus ditemukan bilateral.
Karakterisitik mikroskopik dari medullary carcinoma berupa:
1. Infiltrat limforetikular yang padat terutama terdiri dari sel
limfosit dan plasma.
2. Inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk dan mitosis
aktif.
3. Pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau tidak ada
diferensiasi duktus atau alveolar.
Sekitar 50% kanker ini berhubungan dengan DCIS dengan
karakteristik terdapatnya kanker perifer, dan kurang dari 10%
menunjukkan reseptor hormon.
Mucinous (colloid) carcinoma (2%)
Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe khusus
lain dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara
yang invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan
ditemukan pada wanita yang lebih tua. Karena komponen
musinnya, sel-sel kanker ini dapat tidak terlihat pada pemeriksaan
mikroskopik.
Papillary carcinoma (2%)
Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara
sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya
ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan sering menyerang
wanita non kulit putih. Ukurannya kecil dan jarang mencapai
diameter 3 cm.
Tubular carcinoma (2%)
Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker
payudara sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif.
3. Invasive lobular carcinoma (10%)
Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara. Gambaran
histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak
jelas, dan sedikit sitoplasma.Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi
adanya musin dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring
cell carcinoma). Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral. Karena
pertumbuhannya yang tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.
4. Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)
Catatan:
Dinding dada adalah termasuk iga, otot, interkosialis, dan serratus anterior
tapi tidak termasuk otot pektoralis.
Catatan:
Patologi (pN)
pNx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya atau
tidak diangkat)
pN0 : Tidak terdapat metastasis ke kgb secara patologi, tanpa
pemeriksaan tambahan untuk “isolated tumor cells” (ITC)
Catatan:
ITC adalah sel tumor tunggal atau kelompok sel kecil dengan ukuran tidak
lebihdari 0,2 mm yang biasanya hanya terdeteksi dengan pewarnaan
imunahistokimia (IHC) atau metode molekular lainnya tapi masih dalam
pewarnaan H & E. ITC tidak selalu menunjukkan adanya aktifitas keganasan
seperti proliferas atau reaksi stromal.
Catatan:
Tidak terdeteksi secara klinis/klinis negatif: adalah tidak terdetek dengan
pencitraan (kecuali limfoscinligrafi) atau dengan pemeriksaan fisik.
M : Metastasis jauh
Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai
M0 : Tidak terdapat metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh
Grup stadium
Stadium 0 : Tis N0 M0
Stadium 1 : T1 N0 M0
Stadium IIA : T0 N1 M0
T1 N1 M0
Stadium IIB : T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA : T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T3 N2 M0
Stadium IIIB : T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Stadium IIIC : Tiap T N3 M0
Stadium IV : TiapT Tiap N M1
Prosedur Diagnosis
I. Pemeriksaan Klinis 1,2,3
I. Anamnesis:
1. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
a. Benjolan
b. Kecepatan tumbuh
c. Rasa sakit
d. Nipple discharge
e. Nipple retraksi dan sejak kapan
f. Krusta pada areola
g. Kelainan kulit: dimpling, peau d’orange, ulsrasi, venektasi
h. Perubahan warna kulit
i. Benjolan ketiak
j. Edema lengan
2. Keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis, antara lain:
a. Nyeri tulang (vertebra, femur)
b. Rasa penuh di ulu hati
c. Batuk
d. Sesak
e. Sakit kepala hebat dan lain-lain
II. Pemeriksaan fisik
1. Status generalis, cantumkan performance status
2. Status lokalis:
a. Payudara kanan dan kiri harus diperiksa
b. Masa tumor:
- Lokasi
- Ukuran
- Konsistensi
- Permukaan
- Bentuk dan batas tumor
- Jumlah tumor
- Terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.
pektoralis dan dinding dada
c. Perubahan kulit:
Kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit
Pedu d’orange, ulserasi
d. Nipple:
- Tertarik
- Erosi
- Krusta
- Discharge
e. Status kelenjar getah bening:
- KGB aksila :
Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu sama lain atau
jaringan sekitar
- KGB infraklavikula : idem
- KGB supra klavikula : idem
f. Pemeriksaan pada daerah yang dicurigai metastasis:
- Lokasi organ (paru, tulang, hepar, otak)
Teknik pemeriksaan2,10
Penderita diperiksa dengan badan bagian atas terbuka
1. Posisi tegak (duduk)
Lengan penderita jatuh bebas di samping tubuh, pemeriksa berdiri di
depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi
dilihat simetri payudara kiri dan kanan; perubahan kulit berupa peau
d’orange, kemerahan, dimpling, edema, ulserasi dan nodul satelit;
kelainan puting susu seperti retraksi, erosi, krusta dan adanya
discharge.
2. Posisi berbaring
Penderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata
di atas lapangan dada, jika perlu bahu atau punggung diganjal dengan
bantal kecil terutama pada penderita yang payudaranya besar. Palpasi
dilakukan dengan mempergunakan falang distal dan falang medial jari
II, III dan IV yang dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial
setinggi iga kedua sampai ke distal setinggi iga keenam, juga
dilakukan pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Palpasi
juga dapat dilakukan dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir di
daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar
dengan menekan daerah sekitar papil. Pemeriksaan dengan rabaan
halus akan lebih teliti daripada dengan rabaan kuat karena rabaan
halus akan dapat membedakan kepadatan massa payudara. Pada
pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor berdasarkan kuadran
payudara (lateral atas, lateral bawah, medial atas, medial bawah, dan
daerah sentral), ukuran tumor (diameter terbesar), konsistensi,
permukaan, bentuk dan batas-batas tumor, jumlah tumor serta
mobilitasnya terhadap jaringan sekitar payudara, kulit, m.pektoralis
dan dinding dada.
Catatan:
Pada daerah yang tidak ada mammogarfi 1 USG, untuk deteksi dini
dilakukan dengan SADARI dan pemeriksaan fisik saja.
Follow up
a. Tahun 1 dan 2 Kontrol tiap 2 bulan
b. Tahun 3 s/d 5 Kontrol tiap 3 bulan
c. Setelah tahun 5 Kontrol tiap 6 bulan
d. Pemeriksaan fisik Setiap kali kontrol
e. Thorax foto Setiap 6 bulan
f. Lab, marker Setiap 2-3 bulan
g. Mammografi kontra lateral Setiap tahun atau ada indikasi
h. USG Abdomen/lever Setiap 6 bulan atau ada indikasi
i. Bone scanning Setiap 2 bulan atau ada indikasi
Prognosis
5 tahun survival untuk stadium I adalah 94%, stadium IIa 85%, IIb 70%,
dimana pada stadium IIIa sekitar 52%, IIIb 48% dan untuk stasium IV adalah
18%.2,4
DAFTAR PUSTAKA