Anda di halaman 1dari 18

3

BAB 2
ISI
2.1. Definisi Keluarga

UU No. 10 Tahun 1992


Keluarga adalah keluarga inti, yaitu unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami, istri, atau suami, istri dan anaknya atau ayah dengan
anaknya, atau ibu dengan anaknya1;

Friedman mendefinisikan keluarga sebagai kumpulan dua atau lebih manusia


yang satu sama lain terlibat secara emosional, bertempat tinggal dalam satu
daerah berdekatan1;

Goldenberg mendefinisikan keluarga tidak hanya sebagai sekumpulan


individu yang bertempat tinggal dalam satu ruang fisik dan psikis yang sama,
tetapi juga merupakan sistem sosial alamiah yang memiliki kekayaan
bersama,

mematuhi

peraturan,

peranan,

struktur

kekuasaan,

bentuk

komunikasi, tatacara negosiasi, serta tatacara penyelesaian masalah bersama,


yang memungkinkan berbagai tugas dapat dilaksanakan secara efektif1.
2.2. Bentuk Keluarga
Ada berbagai macam bentuk keluarga, Goldenberg (1980) membedakan
bentuk keluarga menjadi 9 macam, yaitu1 :
1)

Keluarga Inti (Nuclear Family)


Yang terdiri dari ayah, ibu dan anak kandung.

2)

Keluarga Besar (Extended Family)


Keluarga yang disamping terdiri dari suami, istri, dan anak-anak kandung,
juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek,
nenek, menantu, cucu,cicit), maupun menurut garis horizontal (kakak, adik,
ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak istri.

3)

Keluarga Campuran (Blended Family)


Yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.

4)

Keluarga Menurut Hukum Umum (Common Law Family)


Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam
perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.

5)

Keluarga Orang Tua Tunggal (Single Parent Family)


Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena bercerai,
berpisah, ditinggal meninggal atau mungkin tidak pernah menikah, serta
anak-anak mereka tinggal bersama.

6)

Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)


Keluarga yang terdiri dari pria, wanita, anak-anak yang tinggal bersama,
berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.

7)

Keluarga Serial (Serial Family)


Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi
serta memiliki anak-anak dengan pasangan masing-masing, tetapi semuanya
menganggap sebagai keluarga.

8)

Keluarga Gabungan atau Komposit (Composite Family)


Keluarga terdiri dari suami dengan beberapa istri dan anak-anak nya atau istri
dengan beberapa suaminya yang hidup bersama.

9)

Keluarga Tinggal Bersama (Cohabitation Family)


Pria dan wanita yang telah hidup bersama tanpa adanya ikatan pernikahan
yang sah.

2.3. Fungsi Keluarga


Friedman (1981) mengemukakan 6 macam fungsi keluarga, yaitu1:
1. Fungsi afektif (affective function)
Fungsi keluarga dalam pembentukan kepribadian anak, pemantapan
kepribadian orang dewasa serta pemenuhan kebutuhan psikologis para
anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi (sociaization and social placement function)
Fungsi keluarga mempersiapkan anak-anak sehingga dapat menjadi
anggota masyarakat yang produktif dalam masyarakatnya.
3. Fungsi reproduksi (reproduction function)

Fungsi menjaga kelangsungan garis keturunan dan/atau menambah


anggota keluarga yang kelak akan menjadi anggota masyarakat.
4. Fungsi mengatasi masalah keluarga (femily coping function)
Fungsi keluarga memelihara peraturan dan kemapanan keluarga pada
waktu berinteraksi dengan lingkungan dalam dan/atau lingkungan
keluarga.
5. Fungsi ekonomi (economic function)
Fungsi keluarga menyediakan sumber ekonomi secara cukup serta
mengatur pemakaiannya secara efektif.
6. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik (provision of physical necessity)
Fungsi keluarga memenuhi kebutuhan makanan, pakaian, perumahan, dan
atau kesehatan.
Fungsi keluarga dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
1994, yaitu1 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Fungsi Keagamaan
Fungsi Budaya
Fungsi Cinta Kasih
Fungsi Melindungi
Fungsi Reproduksi
Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi Ekonomi
Fungsi Pembinaan Lingkungan

2.4. Siklus Kehidupan Keluarga


Siklus kehidupan keluarga pada dasarnya sejalan dengan siklus kehidupan
pribadi. Dengan mengetahui perkembangan tiap pribadi, dokter menjadi mengerti
bagaimana keluarga juga memiliki perkembangan yaitu bagaimana dimulainya,
berlalunya dan berakhirnya keluarga.2
Secara umum, perkembangan keluarga akan dimulai dengan peristiwa
memulai keluarga baru, kemudian berlanjut untuk terjadinya penyesuaian
terhadap lahirnya anak pertama, baik itu dalam hal menjadi orang tua baru untuk
si anak ataupun menjadi pasangan yang baru memiliki anak. Kemudian, siklus
dilanjutkan dengan usia menengah yang sering berhubungan dengan pekerjaan,
pasangan dan anak, sampai pada akhirnya proses adaptasi terhadap penuaan. 2

Dengan mengetahui siklus keluarga tempat dimana dokter melakukan


pendekatan dokter keluarga, diharapkan dokter dapat memperkirakan dan
mengenal masalah yang mungkin timbul dalam keluarga sehubungan dengan
kesehatan anggota keluarganya, sehingga dokter dapat membantu keluarga
tersebut melalui siklusnya dengan melakukan beberapa adaptasi. Selain itu,
dengan mengetahui siklus keluarga yang normal dokter dapat membedakan
perkembangan keluarga yang normal dan abnormal sehingga dapat dilakukan
intervensi untuk meningkatkan efektivitas terapi terhadap pasien. 2
Berikut adalah gambaran siklus keluarga dan hubungannya dengan siklus
perkembangan pribadi. 2
Tabel 2.1. Siklus Perkembangan Keluarga & Perkembangan Pribadi
Umur
Siklus Perkembangan Keluarga
Siklus Perkembangan Pribadi
(tahun)
18-21
Dewasa dan belum menikah
Remaja
akhir-dewasa
muda,
transisi usia 30 tahun
22-27
Pasangan muda : membentuk
Dewasa muda, transisi usia 30
keluarga dalam perkawinan.
tahun,
berakhir
dengan
Tahapan dalam perkawinan :
membentuk keluarga (mengakhiri
lajang)
Tahap Bulan Madu (0-2
tahun)
Tahap Awal Perkawinan
(2-10 tahun)
Tahap Pertengahan
Perkawinan (10-25
tahun)
Tahap Jangka Panjang
Perkawinan (> 25 tahun)
28-39
Keluarga dengan anak kecil
Dewasa muda, transisi usia 30
tahun,
berakhir
dengan
membentuk keluarga (mengakhiri
lajang)
35-49
Keluarga dengan anak remaja
Krisis usia menengah, dewasa
menengah
40-59
Keluarga dengan anak-anak Dewasa menengah, transisi usia 50
yang
mulai
meninggalkan tahun
keluarga

45-60
60+

Kekosongan
Keluarga pada usia lanjut

Dewasa menengah, transisi usia 50


tahun
Transisi usia 60, usia tua awal,
transisi menuju ketergantungan
secara fisik, usia tua akhir

Di dalam perkembangan pribadi, usia transisi adalah usia dimana


seseorang kembali lagi melakukan evaluasi dan mempertanyakan kembali
bagaimana pencapaian dari keputusan-keputusan dalam hidup mereka. Peristiwa
transisi ini dapat terjadi setiap 10 tahun kehidupan, dimana peristiwa ini akan
menjadi sangat rawan untuk menimbulkan masalah, karena akan muncul sikapsikap dan pikiran-pikiran lain dan baru dari seseorang akibat stressor baru yang
dipikirkannya. 2
Misalnya pada transisi usia 30 tahun, seseorang akan sering berpikir
kembali mengenai masalah ekonomi, pernikahan, orang tuanya yang semakin tua,
dan anak-anaknya yang masih kecil. Seseorang akan sering merasa tidak puas dan
menjadikannya konflik dalam hidupnya sehingga mencari suatu solusi berupa
perubahan. Perubahan tersebut dapat berupa keputusan ataupun sikap dan tingkah
laku baru, ataupun manifestasi penyakit/keluhan baru yaitu terutama jika orang
tersebut tidak mampu melalui stressor tersebut melalui adaptasi. Yang cukup
sering terjadi di sini adalah perceraian, depresi, masalah keuangan dan fertilitas.2
Pada transisi usia menengah (50 tahun), seseorang akan merasa bahwa
semua peristiwa yang terjadi dalam beberapa tahun dalam hidupnya terjadi karena
usianya yang semakin tua. Seseorang akan semakin berpikir bahwa sudah
terlambat untuk mencapai tujuan atau target-target dalam hidupnya oleh karena
usianya, atau ketika dia telah terbatas untuk melakukan aktivitas olahraga,
mendapat promosi kerja dan lainnya, itu diakibatkan oleh karena usianya yang
semakin tua. Kalau seseorang berhasil mengatasi transisi ini dengan melakukan
adaptasi yang benar dan mengatasi depresi ini, maka usia ini akan menjadi usia
yang sangat baik dalam hal karier. Transisi terhebat berada pada transisi usia 50
tahun, terutama pada wanita karena terjadinya menopause. Masalah yang mungkin

timbul akan berkaitan dengan masalah anak-anak, pekerjaan, kesehatan


reproduksi, penyakit degeneratif, kronis dan psikosomatis. 2
Untuk usia tua sendiri, dikatakan usia tua yang sukses, jika orang tersebut
memiliki kegiatan dan aktivitas yang rutin yang melibatkan kontak sosial dalam
komunitas, serta memiliki nutrisi yang baik. 2
Dalam siklus perkembangan keluarga, masing-masing tahapan memiliki
masalah yang mungkin dapat terjadi. 2,3

Dewasa & Belum Menikah (Unattached young adult) 3


Pada tahapan ini seorang individu akan memformulasikan hal-hal yang
menjadi

tujuan

hidupnya

dalam

perkembangannya

untuk

menjadi

seseorang. Termasuk dalam membentuk sebuah keluarga. Masalah-masalah


yang sering muncul pada tahap ini adalah:
a. Masalah Medis
Masalah-masalah episodik yang sering terjadi sesuai dengan umur
seseorang, misalnya akne, dysmenorrheal, dan lain-lain.
Masalah yang berhubungan dengan seks seperti penyakit kelamin,
dan kehamilan yang tidak diinginkan.
b. Masalah Emosional
Psikosomatis yang berhubungan dengan pekerjaan baru, peran dan
teman-teman sebaya dalam lingkungannya.
Depresi karena penyesuaian terhadap lingkungan baru, kesulitan
mencari pekerjaan, dan ekspektasi dari orang tua, pasangan/pacar.
c. Masalah Sosial
Tekanan dari teman-teman dalam hal penggunaan alkohol,
merokok, dan lain-lain.
Tekanan dari pacar untuk menikah dan seks pra nikah.

Pasangan Muda (The newly maried young adult) 3


Pada tahapan ini terjadi penggabungan dua keluarga melalui sebuah
perkawinan .Ini merupakan masa transisi bagi pasangan yang baru menikah
dari kehidupan lajang menjadi pasangan suami istri. Masalah-masalah yang
sering muncul pada tahap ini adalah:
a. Masalah medis

Kehamilan yang terlalu cepat


Penyakit kelamin
Masalah ginekologis
Infertiliti (kemandulan)
b. Masalah emosional dan Sosial
Depresi karena paksaan untuk cepat-cepat menikah dan bisa juga
depresi karena kehamilan yang tidak diinginkan.
Cemburu pada pekerjaan dan kesuksesan teman.
Masalah yang berhubungan dengan perannya sebagai pasangan,
yang mana terjadi perbedaan dalam berkomunikasi, kepribadian,
kebiasaan dan latar belakang.
Masalah yang berkaitan dengan mertua, teman-teman dan masalah
keuangan.
Masalah dalam penyesuaian di kantor dan pekerjaan.
Ada beberapa tahapan dalam perkawinan: 3
a. Tahap Bulan Madu (Honeymoon Stage): 0-2 tahun
Masalah emosinal di sini adalah komitmen terhadap perkawinan
tersebut. Tugas kritis pada tahap ini yang harus dilakukan oleh
pasanagan tersebut adalah berdiferensiasi dari keluarga masingmasing dan megatur waktu antara pasangan, ekluarga dan temanteman.
b. Tahap Awal Perkawinan (Early Marry Stage): 2-10 tahun
Masalah emosional di sini adalah bagaimana mematangkan
hubungan perkawinan. Tugas kritis pada tahap ini yang harus
dilakukan oleh pasangan tersebut adalah: menjaga romantisme dalam
perkawinan, mengatur waktu agar seimbang antara kebersamaan dan
perpisahan (kegiatan mandiri), serta memperbaharui komitmen
perkawinan.
c. Tahap Pertengahan Perkawinan (Middle Marriage Stage): 10-25 tahun
Masalah emosional di sini adalah menelaah kembali hubungan
perkawinan. Tugas kritis pada tahap ini yang harus dilakuakan adalah
penyesuaian

terhadap

perubahan-perubahan

yang

terjadi

usia

pertengahan dan memperbarui komitmen perkawinan.


d. Tahap Jangka Panjang Perkawinan (Long-term Marriage Stage): >25
tahun

10

Masalah emosional di sini adalah perpisahan dan perencanaan dalam


menghadapi kehidupan pada usia lanjut. Tugas kritis pada tahap ini
yang harus dilakukan adalah menjaga fungsi dari masing-masing
pasangan dan menghadapi kematian pasangan.

Keluarga dengan Anak Kecil (The family with young children) 3


Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga mereka beranjak
dewasa. Dalam hal kelahiran anak merubah status seorang wanita menjadi ibu
dan pria mejadi bapak. Pada tahap ini juga anak-anak mulai sekolah, yang
merupakan kontak pertamanya berhubungan dengan orang lain di luar
keluarganya. Masalah yang sering muncul pada tahap ini adalah :
-Berperan sebagai orang tua :
a. Masalah Medis

Masalah-masalah episodik

Masalah kandungan dan kebidanan

Keluarga berencana

Pemeriksaan kesehatan berkala di tempat kerja

Penyakit kelamin
b. Masalah Emosional dan Sosial
Tekanan dari pasangan
Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan
Masalah dalam mengasuh anak
Masalah komunikasi
Masalah dengan mertua
Masalah dalam merawat orangtua atau mertua yang sakit
Masalah keuangan
-Berperan sebagai anak
a. Masalah Medis
Masalah kesehatan yang episodik
Kecelakaan \
Mental retardasi
Keracunan
b. Masalah Sosial dan Emosional
Belajar mengatasi kekurangannya

11

Perbuatan yang tidak pantas terhadap anak dan menyiakannya


(child abuse and neglect)

Keluarga dengan Anak Remaja (The family with adolescent3


Pada saat anak-anak beranjak dewasa, pasangan tersebut memasuki usia
pertengahan dan orang tua mereka memasuki usia lanjut.
-Berperan sebagai anak :
a. Masalah Medis
Masalah penggunaan obat-obat terlarang dan lainnya
Penyakit kelamin
Acne, bau badan yang tidak sedap
Masalah ginekologis
Masalah menstruasi, alergi dan enyakit kulit lainnya
Khitanan
b. Masalah Sosial dan Emosional
Bereksperimen dalam seks yang dapat menyebabkan kehamilan
pada usia dini

Homoseksual

Konflik dengan orang tua

Depresi karena tekanan teman sebaya, krisis identitas

Prostitusi pada anak

Kecenderungan untuk bunuh diri

-Berperan sebagai orang tua


a. Masalah Medis

Masalah medis biasa

Masalah kandungan dan kebidanan

Tanda-tanda pre-menopause

b. Masalah Sosial dan Emosional

Krisis usia pertengahan

12

Usia puncak pada pria

Perselingkuhan

Perasaan tidak aman karena perubahan dalam penampilan sejalan


dengan bertambahnya usia

Keluarga

dengan

Anak-Anak

yang

Mulai

Meninggalkan

Keluarga

(Launching family) 3
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah/ keluarga dan
berakhir setelah anak terakhir juga meninggalkan rumah/keluarga.
-Berperan sebagai orang tua :
a. Masalah Medis

Masalah medis biasa

Masalah kandungan dan kebidanan

Penyakit-penyakit degeneratif
b. Masalah Sosial dan Emosional

Penurunan karir sejalan dengan bertambahnya usia

Sindroma kesepian

Ketergantungan pada anak-anak

Masalah keuangan karena pensiun dini

Perselingkuhan

Merawat orang tua/ mertua yang telah tua dan sakit

Penyesuaian terhadap anggota baru karena perkawinan anakanak


-Berperan sebagai anak
a. Masalah Medis

Masalah kesehatan yang etrjadi secara episodik

Masalah obstetri dan ginekologis


Masalah kesehatan yang berhubungan dengan remaja dan dewasa
muda
b. Masalah Sosial dan Emosional

Masalah kemandirian

Konflik dengan orang tua

Depresi karena tekanan teman sebaya

Keluarga pada Usia Lanjut (Family in later life) 3

13

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Dilanjutkan
dengan pensiunnya salah satu atau kedua pasangan dan berakhir pada saat
keduanya meninggal.
a. Masalah Medis

Masalah medis biasa

Masalah kandungan dan kebidanan

Penyakit-penyakit degeneratif

Masalah urologis

Masalah menopausal
b. Masalah Sosial dan Emosional
Depresi karena ditinggal amti pasangan dan depresi karena
penyakit
Psikosomatis karena ditinggal anak-anak
Kesepian
Penyesuaian keuangan setelah pensiun
Dengan mengetahui siklus keluarga ini, dokter diharapkan mampu
membantu adaptasi tiap anggota keluarga, terutama dalam menghadapi
penyakit/masalah kesehatan salah satu anggota keluarganya. Bentuk adaptasi
tersebut bisa dalam hal memiliki pengetahuan yang baik dan benar yang diberikan
oleh dokter tersebut menurut pengalaman dan bidang keilmuannya. 2
2.5. Penilaian Keluarga
Seorang dokter dalam melakuakn pendekatan atau intervensi dalam sebuah
keluarga harus mengerti bahwa dirinya sedang bekerja dengan keluarga yang
sedang menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan dan dengan penyakit
yang tidak diinginkan.3,4
Keluarga merupakan tempat dimana pasien berharap untuk mendapat
dukungan. Dokter dapat melakukan penilaian akan keluarga untuk mengetahui
pengaruh keluarga yang dapat ditimbulkan terhadap penyakit/ terapi yang sedang
dijalani pasien, dan sebaliknya, termasuk juga untuk mengetahui ada tidaknya
disfungsi dalam keluarga. 3,4
Ada beberapa alat yang dapat digunakan dalam melakukan penilaian
keluarga. Untuk mendapat penilaian dan deskripsi biologis dapat digunakan

14

genogram, deskripsi emosional dengan menggunakan family circle, sedangkan


untuk menilai disfungsi dalam keluarga dapat menggunakan skor APGAR. 3,4
1.

Genogram
Genogram adalah diagram yang menggambarkan struktur keluarga,

riwayat penyakit keluarga, hubungan keluarga, peristiwa penting, sehingga


memudahkan dokter untuk mengambil banyak informasi secara cepat. 3,4
Manfaat membuat genogram adalah mencatat nama dan peran setiap
anggota keluarga, memisahkan keluarga besar dalam beberapa generasi, mencatat
masalah-masalah kesehatan tiap anggota keluarga, mencatat tanggal-tanggal
penting dalam sejarah keluarga, memprediksi kemungkinan masalah kesehatan
yang dapat timbul pada pasien dan keluarga dengan menggunakan terapan ilmu
kedokteran, dan memberi informasi yang lengkap dan mudah sebuah keluarga.
Genogram dapat berisi minimal 3 generasi yang dituliskan dalam huruf
Romawi.3,4

Gambar 2.1. Genogram


Kelahiran pertama di setiap generasi terletak di paling kiri kemudian
diikuti kelahiran berikutnya di sebelah kanan. Nama keluarga dituliskan di bagian
atas. Nama, umur dan masalah medis di bagian bawah setiap simbol. Pasien
diidentifikasi dengan tanda panah dan kodefikasi lainnya, dan jangan lupa untuk
mencantumkan tanggal pembuatan. 3,4
Berikut ini adalah beberapa simbol dan artinya yang digunakan dalam
genogram :

15

2.

Family Circle (Lingkaran Keluarga)


Family Circle dapat memberi ilustrasi tentang pandangan pasien tentang

keluarganya yang dapat memberikan informasi tentang hubungan dalam keluarga


yang berlangsung saat ini dan dapat berubah dari waktu ke waktu terutama saat
transisi atau saat penyakit serius datang. 3,4
Family Circle dapat memberi ilustrasi tentang pandangan pasien tentang
keluarga dan temannya. Pasien diminta untuk menggambarkan lingkaran besar
dan menambahkan lingkaran-lingkaran kecil atau simbol lain untuk mewakili
dirinya dan orang lain yang penting dalam hidupnya. Lokasi simbol-simbol ini
mewakili juga persepsi hubungan. Contohnya, simbol yang berdekatan
menunjukkan kedekatan pasien dengan orang tersebut. Pasien harus yakin bahwa
tidak ada yang salah dan benar dalam menggambarkan family circle karena ini
menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 3,4
Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat diajukan untuk membantu
menggali informasi dalam family circle. 3,4

16

Tabel 2.2. Pertanyaan dalam Lingkaran Keluarga


Hal dalam Hubungan
Pertanyaan
Siklus Keluarga
Apakah lingkaran ini telah berubah
dari yang dulu pernah?
Dukungan
Kepada
siapa Anda
meminta
dukungan?
Dukungan, Batasan
Seberapa besar keluarga Anda?
Batasan
Apakah arti dari orang luar, arti dari
jarak antar anggota?
Keterbukaan
Siapakah yang hilang?(kematian,
perceraian)
Hirarki
Siapa yang berada dalam posisi
berkuasa? Simbolnya?
Triangulasi, Sekutu
Apa arti kelompok, sekutu?
Ketergantungan
Siapa yang sering berhubungan
dengan siapa?

Gambar 2.2. Contoh Family Circle (Lingkaran Keluarga)


3.

Skor APGAR
Merupakan alat penilaian keluarga yang dapat menggambarkan fungsi

keluarga lewat kepuasan anggota keluarganya terhadap keluarga itu sendiri.


Dengan menilai skor APGAR dapat dilihat ada tidaknya disfungsi dalam keluarga.
APGAR sendiri merupakan singkatan dari adaptation, partnership, growth,
affection, resolve yaitu kepuasan dinilai dari aspek biologis, psikologis dan
komunitas. 3,4
Manfaat skor APGAR adalah memantau pada saat keluarga berperan/terlibat
dalam pemulihan pasien/ rehabilitasi, untuk mengetahui fungsi keluarga, berperan

17

dalam pemantauan pengobatan pasien pada keluarga yang dalam kondisi krisis,
misalnya pada terapi keluarga pada pasien ketergantungan obat, dan pelengkap
bila perilaku pasien menunjukkan adanya masalah psikososial yang berhubungan
dengan disfungsi keluarga. 3,4

Adaptation (Adaptasi)
Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang
diperlukannya dari anggota keluarga lain.
Parthership (Kemitraan)
Tingkat kepuasan dalam bekomunikasi.
Growth (Pertumbuhan)
Tingkat
kepuasan
dalam
kebebasan

untuk

mematangkan

pertumbuhan/kedewasaan.
Affection (Kasih Sayang)
Tingkat kepuasan terhadap kasih sayang dan interaksi emosional dalam

keluarga.
Resolve (Kebersamaan)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi

waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga.


Tabel 2.3. Penilaian APGAR
No

1
2

Pernyataan

Saya puas dengan cara keluarga


saya membagi waktu bersama
Saya puas bahwa saya dapat
kembali kepada keluarga saya, bila
saya menghadapi masalah.
Saya puas dengan cara keluarga
saya membahas serta membagi
masalah dengan saya.
Saya puas bahwa keluarga saya
mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan dan ataupun
arah hidup yang baru.
Saya puas dengan cara keluarga
saya menyatakan kasih sayang dan
menanggapi emosi.

Sering/
Selalu

Kadangkadang
pernah

Jarang/
tidak
pernah

18

Keterangan
Total Nilai
7-10
4-6
0-3

: Jawaban sering/selalu: nilai 2


Kadang-kadang
: nilai 1
Jarang/ tidak pernah : nilai 0
:
: Keluarga sehat (highly functional family)
: Keluarga yang kurang sehat (moderately dysfunctional family)
: Keluarga yang tidak sehat (severely dysfunctional family)

2.6. Keterlibatan Dokter Keluarga dengan Keluarga


Seorang dokter harus memberikan perhatian terhadap penyakit ataupun
terapi pasien dan sebaliknya. Pertemuan dengan pasien dan keluarganya sangat
penting dalam mengetahui hal ini. Pengaruh keluarga terhadap kesehatan seorang
menurut McWhinney antara lain dalam bentuk penyakit keturunan, perkembangan
bayi dan anak, penyebaran penyakit, pola penyakit dan kematian, dan proses
penyembuhan penyakit. Sedangkan pengaruh penyakit/ kesehatan seseorang
terhadap keluarganya tergantung pada bentuk, fungsi dan siklus kehidupan
keluarga itu sendiri.3
Setiap dokter keluarga harus memutuskan seberapa jauh keterlibatannya
dengan keluarga. Ada lima tingkatan keterlibatan dokter dengan keluarga seperti
dideskripsikan lewat tabel di bawah ini. 3
Tabel 2.4. Tingkat Keterlibatan Dokter dengan Keluarga
Tingkat
Keterangan
Pandangan/Pemikiran
Perilaku Dokter
Dokter
1
Perhatian
Berkomunikasi dengan
Bertemu dengan
minimal
keluarga hanya berguna
keluarga dan hanya
terhadap
karena alasan praktis
berdiskusi tentang
keluarga
medis dan hukum.
penyakit pasien saja
secara medis.
2
Informasi dan
Keluarga berguna dan
Bertemu dengan
nasihat medis
berperan dalam hal
keluarga untuk
diagnosis dan terapi,
membicarakan diagnosa
sehingga diperlukan
dan terapi pasien;
keterbukaan untuk
Mengidentifikasi
mengikutsertakan
disfungsi keluarga dari
keluarga.
luar saja; merujuk.
3
Perhatian dan
Dokter memiliki perhatian Bertemu dengan
Dukungan
dan hubungan yang
keluarga untuk memberi
berdampak pada pasien
perhatian terhadap

19

Penilaian dan
Intervensi

Terapi
keluarga

dan keluarganya, hal


tersebut berpengaruh
terhadap diagnosis dan
terapi.
Sistem keluarga, dinamika
dan perkembangan
keluarga pasti menjadi hal
yang penting dalam
diagnosis dan terapi.

Dinamika keluarga dan


kesehatan pasien akan
berhubungan erat,
perubahan pola keduanya
dapat dilakukan.

pengaruh penyakit/
terapi pasien terhadap
keluarga.
Bertemu dengan
keluarga dan membantu
mereka mengubah peran
dan interaksi ke arah
yang lebih efektif dalam
menghadapi stres,
penyakit, terapi pasien.
Bertemu dengan
keluarga secara rutin
untuk mengubah
dinamika dan aturan
yang berhubungan
dengan perkembangan
penyakit/ terapi.

Seorang dokter yang bukan atau sedang mengikuti pelatihan dokter


keluarga biasanya bekerja pada tingkat 1 atau 2, sedangkan dokter keluarga
minimal harus berada di tingkat 4 dalam memberikan pelayanan terhadap
keluarga, dimana tingkat 4 ini disebut primary care counseling. 3
Pada tingkat 4 diharapkan dokter keluarga telah mengetahui dan
membantu keluarga pasien dalam menghadapi perubahan yang diakibatkan
pengaruh penyakit/terapi pasien terhadap keluarganya itu sendiri, sehingga stres
tersebut pada keluarga berkurang dan nantinya akan berujung pada perbaikan
kondisi pasien yang lebih mudah dicapai. 3
BAB 3
KESIMPULAN
Dengan menggunakan pendekatan dokter keluarga, saat seorang dokter
bekerja dengan keluarga, dengan memahami perkembangan individu baik itu
pasien ataupun anggota keluarganya, dan dengan memahami perkembangan
keluarga, dan juga dengan memiliki kemampuan penjajakan pengaruh, penilaian
keluarga dan konseling dalam keluarga, maka akan menghasilkan efek yang
sangat bermanfaat terhadap kesehatan pasien.

20

DAFTAR PUSTAKA
1.

Diskamara, E.R., 2009. Hubungan Profil Keluarga dengan Pola Penyakit


Pasien Keluarga Binaan Klinik Dikter Keluarga Fakultas Kedokteran

2.

Universitas Indonesia Tahun 2006-2008.6-11.


Sloane, Philip D. Curtis, Pieter, 1993. Human Life Cycle : Health Care
Implication. In : Essential of Family Medicine, 2nd edition. Editor : Philip D.

3.

Sloane, Lisa M. Slatt, Peter Cutis. USA : William & Wilkins. 1-16.
Fujiati, Ismi Ilmiati, 2005. Dasar-Dasar Kedokteran Keluarga. Medan: USU

4.

Press.27-34.
Berolzheimer, Nathan, Thower, Susan M. Koch-Hattern, Alberta. 1993.
Working with Families. In : Essential of Family Medicine, 2nd edition.
Editor: Philip D. Sloane, Lisa M. Slatt, Peter Cutis. USA : William &

5.

Wilkins. 19-30.
Sloane, Philip D., Thayer W., Larry G., Warren P., Kurt S., 2007. Family
Medicine in Todays Changing Health Care System. In : Essential of Family
Medicine, 5th edition. Editor: Philip D. Sloane, Lisa M. Slatt, Peter Cutis.
USA : William & Wilkins. 10-12.

Anda mungkin juga menyukai