Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

Upaya Pemicuan Open Defecation Free (ODF) Dengan Menurunkan Angka


Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Warga Dusun Purwodadi
Desa Bumirejo Kecamatan Dampit Pada Bulan Mei 2018

Oleh:
Aditya Ari Baskoro 160070200011067
Safira Rosalina 160070200011084
Febrian Cahaya Ramadhony PS 160070201111004
Annisa Nurul Huda Jayanty 160070201111002
Prabagaran A/L Kanapathy 150070200011223

Pembimbing
dr. Arief Alamsyah, MARS

Kepala Puskesmas :
drg. Widodo Widjanarko

LABORATORIUM IKM DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3
1.2 Tujuan............................................................................................................................. 6
1.3 Sasaran .......................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Kegiatan.......................................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat bagi Puskesmas Dampit ....................................................................... 6
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat ..................................................................................... 6
1.4.3 Manfaat bagi Mahasiswa ..................................................................................... 6
BAB 2 DATA PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KECAMATAN DAMPIT ............ 7
2.1 Profil Kecamatan Dampit ............................................................................................. 7
2.1.1 Geografis ................................................................................................................ 7
BAB 3 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA ............................................. 5
3.1 Metode Pengambilan Data Primer .................................................................................. 5
BAB 4 HASIL ANALISIS DATA ............................................................................................. 6
4.1 Identifikasi Masalah ......................................................................................................... 6
BAB 5 RUMUSAN DIAGNOSIS KOMUNITAS ................................................................. 10
5.1 Identifikasi Masalah .................................................................................................... 10
BAB 6 PLAN OF ACTION .................................................................................................... 18
6.1 Health Problem and Goal ............................................. Error! Bookmark not defined.
6.2 Faktor Risiko dan Objektif ................................................. Error! Bookmark not defined.
6.3Contributing Risk Factor..................................................... Error! Bookmark not defined.
6.4 Kelompok Sasaran ............................................................. Error! Bookmark not defined.
6.5 Metode .......................................................................... Error! Bookmark not defined.
6.6 Rencana Evaluasi ............................................................... Error! Bookmark not defined.
6.7 Rencana Kerja ................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 29
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana negara berkembang lainnya, Indonesia memiliki masalah
dalam bidang sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat sampai saat ini.
Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Kepmenkes RI nomor
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) yang kemudian diperkuat dengan Permenkes RI nomor
3 tahun 2014 tentang STBM. STBM merupakan pendekatan yang digunakan
untuk merubah perilaku higienitas dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan (Kemenkes RI, 2014). Pada tahun
2016 dari seluruh desa/kelurahan 80.314 yang ada di Indonesia, sebanyak
76.073 desa/kelurahan yang telah mengentri datanya, jumlah desa/kelurahan
yang telah melaksanakan STBM adalah 42% atau mencapai 33.927
desa/kelurahan (STBM, 2016).
Salah satu target Sustainable Developmental Goal (SDG’s) yang
ditetapkan yaitu untuk memastikan ketersediaan dan akses sanitasi air bersih
bagi semua orang. Pada tahun 2015, masih terdapat 2,4 miliar penduduk
yang hidup tanpa sanitasi yang baik termasuk Indonesia dengan negara
ketiga setelah India dan Nigeria (WHO, UNICEF, 2017). Di mana untuk
mendukung hal tersebut Pemerintah Indonesia menetapkan salah satu target
yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019 terkait dengan sanitasi yaitu tercapainya kondisi
Bebas Buang Air Besar Sembarangan (Bebas BABS) atau Open Defecation
Free (ODF) dengan sistem pengelolaan air limbah sistem on-site bagi 100%
total penduduk. Dari data terbaru, desa dengan SBS (Stop Buang Air Besar
Sembarangan) atau ODF yang sudah terverifikasi mencapai 8.814
desa/kelurahan atau 26% dari 33.927 desa/kelurahan dengan STBM. Dalam
rangka mendukung pencapaian target RPJMN termasuk Universal Access
2019, pada akhir tahun 2019 harus tercapai 100% desa/kelurahan
melaksanakan STBM, dan 50% desa/kelurahan STBM harus mencapai SBS/
ODF yang terverifikasi. Dalam upaya pencapaian target Universal Access
2019 ini masih ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya adalah
proses peningkatan perubahan perilaku cenderung membutuhkan waktu
yang relatif lama dan masalah kecukupan pendampingan petugas kepada
masyarakat untuk menerapkan perilaku yang lebih sehat dalam kehidupan
sehari-hari secara berkesinambungan (STBM, 2016).
Perilaku BABS/Open defecation termasuk salah satu contoh perilaku
yang tidak sehat. BABS/Open defecation adalah suatu tindakan membuang
kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak – semak, sungai, pantai atau area
terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah,
udara dan air (Mukherjee, 2011).
Sanitasi, higienitas mandiri dan lingkungan yang buruk berhubungan
dengan penularan beberapa penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera,
demam tifoid dan demam paratifoid, disentri, penyakit cacing tambang,
ascariasis, hepatitis A dan E, penyakit kulit, trakhoma, schistosomiasis,
cryptosporidiosis, malnutrisi dan penyakit yang berhubungan dengan
malnutrisi (Cairncross, 2013). Penyebab penyakit infeksi yang berhubungan
dengan sanitasi buruk adalah bakteri, virus, parasit dan jamur. Siklus ini
dimulai dari kontaminasi tinja manusia melalui pencemaran air dan tanah,
penyebaran serangga dan tangan kotor yang dipindahkan ke makanan
sehingga dikonsumsi oleh manusia. Proses penularan penyakit tersebut
dipengaruhi oleh karakteristik penjamu (imunitas, status gizi, status
kesehatan, usia dan jenis kelamin) dan perilaku penjamu (kebersihan diri dan
kebersihan makanan) (Cairncross et. al, 2006).
Berdasarkan penelitian kualitatif, faktor yang berhubungan dengan
keberhasilan daerah bebas BABS adalah keberadaan kegiatan sosial
kemasyarakatan dan natural leader, pemicuan yang berkualitas, tidak ada
riwayat subsidi, kesadaran untuk membayar dan adanya sangsi sosial.
Adapun faktor yang menyebabkan kegagalan daerah bebas BABS adalah
berfokus pada pembangunan jamban, mengharap adanya subsidi, kurangnya
monitoring paska pemicuan, masyarakat tinggal dekat sungai dan kurangnya
gotong - royong antar warga (Mukherjee, 2011).
Perilaku BABS dan cenderung tidak memanfaatkan jamban merupakan
salah satu kebiasaan yang dimiliki individu akibat dari meniru perilaku orang-
orang di sekitarnya. Menurut Andreas (2014), peran yang paling dominan
dalam sebuah keluarga adalah Kepala Keluarga (KK). Masih adanya KK
yang belum memiliki jamban dan perilaku BABS dipengaruhi beberapa faktor
perilaku, di antaranya predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai, dan sebagainya), pemungkin (sumber daya atau keuangan,
jarak, fasilitas/ sarana, dan prasarana) dan penguat (petugas kesehatan,
petugas lain, kelompok referensi) (Notoatmodjo, 2007).
Salah satu penyebab target belum tercapai bahwa pendekatan yang
digunakan selama ini belum berhasil memunculkan demand, maka
komponen pemberdayaan masyarakat perlu dimasukkan dalam
pembangunan dan penyediaan jamban agar sarana yang dibangun dapat
dimanfaatkan. Untuk tujuan tersebut Indonesia mengadopsi pendekatan
Community Led Total Sanitation (CLTS) yang dikenal sebagai STBM
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) untuk mendapatkan pendekatan yang
optimal dalam pembangunan sanitasi diperdesaan (Kemenkes, 2013).
Pendekatan STBM adalah pendekatan partisipatif untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode
pemicuan. Hasil akhir pendekatan ini adalah merubah cara pandang dan
perilaku sanitasi yang memicu terjadinya pembangunan jamban dengan
inisiatif masyarakat sendiri tanpa subsidi pihak luar serta menimbulkan
kesadaran bahwa kebiasaan BABS adalah masalah bersama karena
berimplikasi kepada semua masyarakat sehingga pemecahannya juga harus
dilakukan dan dipecahkan secara bersama (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan data sekunder yang kami dapat dari Pemegang Program
Kesling Puskesmas Dampit, masih terdapat 24 KK yang melakukan BABS
pada desa Bumirejo. Bedasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan
pemegang program kesling, kader, perawat dan bidan desa, hambatan
tercapainya bebas BABS adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk
tidak membuat pembuangan menuju sungai, terbatasnya ketersediaan air
pada beberapa daerah, adanya anggapan bahwa jamban sehat adalah
mahal dan repot, BABS adalah tindakan yang praktis, BABS tidak berefek
terhadap sakit dan jarak rumah dekat sungai, sehingga hal ini merupakan
kondisi yang penting untuk menjadi fokus perhatian dalam upaya
menghentikan perilaku BABS yang akan berimplikasi terhadap penurunan
morbiditas dan mortalitas penyakit akibat sanitasi yang buruk.
1.2 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai
dampak BABS melalui sebuah program pemicuan berbasis CLTS.

1.3 Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh masyarakat di Desa Bumirejo
karena Desa Bumirejo merupakan salah satu desa yang ditargetkan untuk
ODF tahun ini serta belum pernah terlaksananya penyuluhan mengenai ODF.

1.4 Manfaat Kegiatan


1.4.1 Manfaat bagi Puskesmas Dampit
1. Memberikan data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat
mengenai dampak BAB sembarangan dan penggunaan jamban.
2. Mendukung program evaluasi pemicuan yang pernah dilakukan
puskesmas sebelumnya.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk dijadikan program yang
dimonitoring secara berkelanjutan dan dapat diterapkan di wilayah
lain.
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak BAB
sembarangan dan manfaat BAB di jamban
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengutamakan
kesehatan dan sanitasi yang baik
3. Menstimulasi peran aktif masyarakat untuk mengurangi pola BAB
sembarangan dan mulai menggunakan jamban dengan benar.
1.4.3 Manfaat bagi Mahasiswa
1. Melatih kemandirian mahasiswa dalam mengidentifikasi dan mencari
pemecahan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan dalam berinteraksi pada masyarakat
dengan masyarakat secara langsung.
3. Sebagai wahana mahasiswa dalam berkontribusi dalam
penanggulangan masalah kesehatan masyarakat.
BAB 2
DATA PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KECAMATAN DAMPIT

2.1 Profil Kecamatan Dampit


2.1.1 Geografis
Kecamatan Dampit merupakan sebuah kecamatan yang terletak di
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur dan memiliki luas 135,300 km2.
Kabupaten Malang sendiri memiliki 33 kecamatan. Kecamatan dampit berlokasi
di sebelah Tenggara 36 km dari kota Malang dengan batas wilayah :
Utara : Kecamatan Wajak & Turen
Timur : Kecamatan Ampelgading & Tirtoyudo
Selatan : Kecamatan Sumbermanjing Wetan
Barat : Kecamatan Sumbermanjing Wetan & Turen
Dampit dibagi menjadi 11 desa dan 1 kelurahan yaitu:
1. Desa Amadanom
2. Desa Baturetno
3. Desa Bumirejo
4. Kelurahan Dampit
5. Desa Jambangan
6. Desa Majangtengah
7. Desa Pamotan
8. Desa Pojok
9. Desa Rembun
10. Desa Srimulyo
11. Desa Sukodono
12. Desa Sumbersuko
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Dampit
2.1.2 Topografis
Secara umum struktur tanah di wilayah Kecamatan Dampit merupakan
jenis tanah pedsolik dengan topografi sebagaian merupakan daratan dan
pegunungan dengan ketinggian 300 – 460 m di atas permukaan laut, dengan
kemiringan kurang dari 40%. Curah hujan rata-rata 1.419 mm setiap tahun.

2.2 Wilayah Kerja Puskesmas Dampit


2.2.1 Data Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas Dampit merupakan sebagian dari wilayah
kecamatan Dampit yaitu terdiri dari kelurahan Dampit, desa Amadanom, desa
Bumirejo, desa Srimulyo, desa Baturetno dan desa Sukodono.

1
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Dampit
Dijabarkan terdiri dari:
Desa / kelurahan : 5 desa / 1 kelurahan
Dukuh : 24 dukuh
RW : 52 RW
RT : 386 RT
KK : 18.186 KK
GAKIN : 3223 KK
NON GAKIN : 14736 KK
Rumah : 16.202 rumah
Posyandu : 60 posyandu aktif, yang terdiri dari posyandu;
 Pratama : 23
 Madya : 21
 Purnama : 11
 Mandiri :5

2
2.2.2 Karakteristik Daerah
Wilayah kerja Puskesmas Dampit merupakan wilayah perkebunan kopi
dan merupakan pegunungan pedesaan. Sebagian besar penduduk
berpenghasilan sebagai petani tanaman perkebunan seperti kopi, cengkeh,
jagung dan sebagian kecil pedagang maupun menjadi TKI di luar negri.
Hubungan lalu lintas antar desa/kelurahan di beberapa tempat jalan
masih tanah atau berbatu, tetapi masih dapat dilalui kendaraan roda 2 atau roda
empat dengan kondisi yang sangat licin saat hujan dan medannya sulit dengan
waktu tempuh 15 menit dan paling lama 1,5 jam yaitu ke desa Sukodono dan
Srimulyo karena jalan yang rusak dan licin.
Jarak Puskesmas dari :
- Kantor Kabupaten Malang : 33,3 km (1 jam 10 menit)
- Dinas Kesehatan di Kepanjen : 23,9 km (50 menit)
- RS Saiful Anwar : 36,5 km (1 jam 20 menit)
- RSUD Kepanjen : 23,7 km ( 50 menit)

2.2.3 Demografi
Total penduduk kecamatan dampit sebanyak 67.438 jiwa, dengan jumlah
laki-laki 33.778 jiwa dan perempuan 33.660 jiwa (berdasarkan Proyeksi
Penduduk Jawa Timur Per Kabupaten/Kota 2010-2020, umpan balik dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Malang).

2.2.4 Sarana
2.2.4.1 Sarana Pendidikan
- PAUD : 14 buah
- TK : 29 buah
- SD : 32 buah
- SLTP : 17 buah
- SLTA : 7 buah
- Pondok Pesantren : 4 buah

2.2.4.2 Sarana Upaya Kesehatan


- Puskesmas unduk : 1 buah
- Puskesmas pembantu : 2 buah (Srimulyo, Sukodono)

3
- Polindes : 5 buah (Polaman, Amadanom, Bumirejo,
Srimulyo, Baturetno dan Sukodono)
- Posyandu : Aktif 60 posyandu
- Dokter praktek swasta : 16 orang
- Dokter umum : 7 orang
- Dokter spesialis : 0 orang
- Dokter gigi : 3 orang
- Bidan praktek swasta : 6 orang
- Klinik swasta : 5 buah
- Rumah bersalin : 1 buah
- Apotik : 4 buah
- Toko obat : 0 buah
- Pengobat tradisional/jamu : 61 orang
- Kader terlatih / terbina dari masyarakat
- Dukun bayi terlatih : 16 orang

Kader posyandu aktif : 300 orang.

4
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

3.1 Metode Pengambilan Data Primer


Untuk data primer didapatkan melalui wawancara tidak terstruktur terhadap
kepala Puskesmas, Bidan dan Perawat desa, Ketua RT Desa Bumirejo dan
kader desa Bumirejo kecamatan Dampit, serta melalui pertanyaan wawancara
terhadap beberapa warga dari Desa Bumirejo. Masing-masing wawancara oleh
perwakilan keluarga yang dipilih secara acak.
3.2 Metode Pengambilan Data Sekunder
Data sekunder gambaran statistik data kesehatan diperoleh dari Dinkes
Kab Malang tahun 2017& dan profil kesehatan Puskesmas Dampit.
3.3 Rencana Analisis Data
Baik data primer maupun sekunder akan diolah menggunakan metode
statistik analitik deskriptif.

5
BAB 4
HASIL ANALISIS DATA

4.1 Identifikasi Masalah


Metode yang digunakan untuk identifikasi masalah adalah dengan
mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui
wawancara terhadap petugas kesehatan di Puskesmas, bidan desa-perawat
desa, di desa Bumirejo, serta perolehan data kuantitatif dengan pembagian
kuisioner dan data kualitatif dengan metode Focus Group Discussion pada warga
desa Bumirejo. Data primer ini digunakan untuk mencari masalah dengan
cakupan tertinggi di desa Bumirejo melalui survey langsung pada masyarakat.
Selanjutnya, pengumpulan data sekunder didapatkan dari laporan tahunan
Puskesmas Dampit pada tahun 2017. Dari data laporan tahunan di Puskesmas
diperoleh dari hasil rekapitulasi tiap bulan oleh semua bidang pelayanan
kesehatan. Hasil rekapitulasi beberapa penyakit terbanyak berdasarkan
kunjungan di Puskesmas Dampit mulai bulan Januari s/d Desember 2017.

4.1.1 Data Primer


Dari hasil wawancara dengan perawat desa dan kader kesehatan di Desa
Bumirejo didapatkan informasi bahwa praktik BAB sembarangan masih dilakukan
oleh masyarakat Desa Bumirejo. Berdasarkan informasi perawat dan kader,
perilaku BAB sembarangan yang dilakukan di RT tersebut adalah walaupun
mayoritas warga tersebut sudah memiliki jamban, masih terdapat beberapa
warga BAB di cubluk dan di sungai.

4.1.2 Data Sekunder


Data sekunder didapatkan dari laporan tahunan di Puskesmas Dampit
pada tahun 2017. Dari data laporan tahunan di Puskesmas diperoleh dari hasil
kepemilikan jamban, ketersediaan air bersih, pemanfaatan jamban serta angka
diare setiap desa, dan dari Kepala Puskesmas Dampit.
Berikut adalah data 15 penyakit terbanyak rawat jalan di Puskesmas
Dampit buat tahun 2017.

6
Tabel 4.1 Sepuluh Penyakit Terbanyak Puskesmas Dampit Bulan Januari
s/d Desember 2017
KODE
NO NAMA PENYAKIT ICD JUMLAH

1 DIARE A09 1102

2 HIPERTENSI I10 2103

3 MYALGIA M79.1 859

4 ASMA J45 226

5 ISPA J06 5707

6 DYSPEPSIA K30 2078

7 TIFOID A01 1905

8 DIABETUS E11.9 1014

9 NASOFARINGITIS J00 725

10 DISORDERS OF TOOTH DEVELOPMENT AND ERUPTION K00 551

(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Dampit 2017)

Tabel 4.2. Data Capaian Program Upaya Kesehatan Puskesmas Tahun 2017

No Upaya Program Hasil Tingkat


Kesehatan cakupan kinerja
1 Program 1.Upaya Promosi Kesehatan 80 kurang
Essensial 2.Upaya Kesehatan Lingkungan 65.2 kurang
3.Upaya Pelayanan KIA/KB 144 Baik
4.Upaya Pelayanan GIZI
97.29 Baik
5.Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Menular 75.24 Kurang
6.Upaya Pengobatan 116 Baik
2 Program 1.Puskesmas dengan rawat inap 40 Kurang
Pengembangan 2.Upaya Kesehatan Usila 100 Baik
3.Upaya Kesehatan Telinga 80 Kurang
4.Upaya Kesehatan Telinga Kurang
66.67
5.Upaya Kesehatan Jiwa
85 Cukup
6.Upaya Kesehatan Olah Raga
83 Cukup
7.Upaya Pencegahan dan
Baik
penanggulanagan penyakit gigi 99
Kurang
8.Bina Kesehatan Tradisional 75
9.Pemberdayaan Masyarakat dalam 83.9
PHBS Cukup
50
10.Pengembangan UKBM Kurang
2.9
11.Program Gizi Kurang

7
3 Manajemen 1.Manajemen Operasional Puskesmas 10 Baik
Puskesmas 2.Manajemen Alat dan Obat 9.8 Baik
3.Manajemen Keuangan Puskesmas 10 Baik
4.Manajemen Ketenagaan Puskesmas Baik
10
5.Manajemen Pembiayaan Baik
6.Manajemen Pengelolaan barang dan 10 Baik
aset 10
4 Mutu 1.Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 10 Baik
(kesga)
2.Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 10 Baik
3.Penanganan Komplikasi kebidanan Baik
10
4.Error rate pemeriksaan BTA (p2ml) Baik
5.Error rate pemeriksaan darah malaria 10 Baik
6.Kepatuhan terhadap standar ANC 10 Baik
(kega) 10
7.Kepatuhan terhadap standar 10 Baik
pemeriksaan TB Paru
8.Tingkat kepuasan pasien terhadap 10 Baik
pelayanan Puskesmas
9.Kematian kasus diare setelah dirawat 10 Baik
>48 jam (Nilai Negatif) (p2ml)
10.Balita bawah garis merah 7 Kurang
11.Drop Out DPT 1 - Campak 10 Baik
(surveilans)

(Sumber: Data Profil Puskesmas Dampit Tahun 2017)

Tabel 4.3. Data Kepemilikan Jamban di Desa Bumirejo tahun 2017

Sarana Buang Air Besar

Closet Closet
Closet Cemplung Cemplung Numpang/ Sembarangan
(+) (+)
(+) (+) Tutup (-) Tutup WC Umum (Sungai)
Cubluk Sungai

9752 783 39 192 7 7 24

Data yang diperoleh dari website STBM Indonesia, dari 12 desa


yang ada di wilayah Dampit, 10 desa sudah dilakukan pemicuan ODF namun
hingga saat ini belum ada desa di Kecamatan Dampit yang sudah terverifikasi
ODF.

8
Laporan Data ODF

Pemicuan (Jumlah
sudah
No dipicu/Keseluruhan*) Baseline ODF Claim ODF Verified ODF
Nama Kecamatan Jml Desa/Kel Jml Desa/Kel Jml Desa/Kel Jml Desa/Kel
1 WONOSARI 4/8 0 0 8
2 PAKISAJI 12/12 0 0 5
3 NGANTANG 2/13 0 0 5
4 AMPELGADING 13/13 0 0 4
5 DAU 1/10 0 2 3
6 DONOMULYO 3/10 0 0 3
7 LAWANG 11/12 0 0 3
8 GEDANGAN 8/8 0 0 2
9 PONCOKUSUMO 13/17 0 1 4
10 TIRTO YUDO 10/13 0 0 3
11 KARANGPLOSO 5/9 0 0 2
12 TUMPANG 8/15 0 4 3
13 WAGIR 10/12 0 1 2
14 KASEMBON 6/6 0 0 1
15 KEPANJEN 18/18 0 0 3
16 SUMBERMANJING 5/15 0 1 2
17 PAGAK 6/8 0 0 1
18 KALIPARE 9/9 0 2 1
19 WAJAK 9/13 0 0 1
20 BULULAWANG 5/14 0 1 1
21 JABUNG 9/15 0 4 1
22 PAKIS 5/15 0 0 1
23 BANTUR 6/10 0 1 0
24 DAMPIT 10/12 0 3 0
25 GONDANGLEGI 9/14 0 3 0
26 KROMENGAN 7/7 0 0 0
27 NGAJUM 6/9 1 0 0
28 PAGELARAN 6/10 0 1 0
29 PUJON 1/10 0 0 0
30 SINGOSARI 15/17 0 3 0
31 SUMBER PUCUNG 4/7 0 0 0
32 TAJINAN 7/12 0 1 0
33 TUREN 3/17 0 2 0

Tabel 4.3 Data Jumlah KK yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan
(Sumber: www.stbm-indonesia.org)

9
BAB 5
RUMUSAN DIAGNOSIS KOMUNITAS

5.1 Identifikasi Masalah


Dari data sekunder yang didapatkan dari laporan pencapaian target
Puskesmas Dampit serta laporan tahunan Puskesmas Dampit tahun 2017 dan
wawancara petugas kesehatan Puskesmas Dampit disimpulkan bahwa terdapat
beberapa permasalahan kesehatan di kecamatan Dampit. Dari beberapa
permasalahan kesehatan utama yang berpeluang diangkat akan dilakukan
penilaian oleh lima orang Dokter Muda, dan dua orang tenaga kesehatan
Puskesmas untuk menentukan prioritas permasalahan kesehatan utama. Dalam
menentukan prioritas masalah, digunakan metode MSF (magnitude, seriousness,
dan Feasibility) yaitu dengan memperhatikan seberapa besar masalah tersebut
mempengaruhi masyarakat, tingkat keparahan konsekuensi, dan kemudahan
untuk mengkoreksi.

5.1.1 Daftar Masalah


1. Upaya kesehatan lingkungan memiliki hasil cakupan yang kurang
yaitu 65,2% (< 81%)
2. Upaya promosi kesehatan memiliki hasil cakupan yang kurang yaitu
80%
3. Hasil cakupan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
menular masih kurang dengan hasil cakupan sebesar 75,24% (≤80%)
4. Hasil cakupan balita bawah garis merah masih kurang yakni 7 dari 10,
serta kurangnya kunjungan pojok gizi dengan cakupan 2,9%

10
5.1.2 Urutan Prioritas Masalah
Magnitude-Seriousness
Feasibility Sub
No Permasalahan Total
D Total
DM1 DM2 DM3 DM 4 DM5 P
P
Persentase
penduduk 5 4 4 5 3 4 3 28
Kecamatan
Dampit yang
1. melakukan 88
BABS 4 5 3 5 4 5 4 30
sebanyak
9,93% dari total
populasi 4 5 4 5 4 4 4 30

4 3 4 4 2 3 4 24
Upaya promosi
kesehatan
2. 78
yang kurang,
yaitu 80% 5 4 5 4 4 4 3 29

4 5 4 3 3 4 2 25
Hasil cakupan
upaya 3 4 4 4 3 4 4 26
pencegahan
dan
pengendalian
3. penyakit 4 4 3 3 4 4 4 26 78
menular masih
kurang dengan
hasil cakupan
sebesar
75,24% (≤80%) 4 3 4 5 3 3 4 26

Keterangan :
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5
DP : Dokter Puskesmas
P : Perawat
Berdasarkan skoring permasalahan yang dilakukan oleh Dokter Muda
dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Dampit, maka terpiliih adalah persentase

11
penduduk Kecamatan Dampit yang melakukan BABS sebanyak 9,93% dari total
populasi. Kemudian, didapatkan dari data primer dan sekunder bahwa Desa
Bumirejo belum pernah terverifikasi ODF, belum pernah dilakukan pemicuan
ODF dan dusun yang masyarakatnya paling banyak memiliki kebiasaan BABS
adalah Dusun Purwodadi.
Intervensi yang akan dilakukan bertujuan untuk menurunkan angka
kejadian BABS Dusun Purwodadi Desa Bumirejo pada bulan Desember 2018 (8
bulan dari intervensi).

5.2 Diagram Ishikawa

Gambar 3. Diagram Ishikawa

5.3 Analisis Faktor Risiko


Identifikasi akar permasalahan kesehatan atau faktor resiko prioritas di
komunitas, digunakan diagram tulang ikan (Fishbone) atau diagram Ishikawa.
Diagram tulang ikan (Fishbone) merupakan diagram yang menjelaskan
bagaimana suatu permasalahan tersebut bisa terjadi. Diagram ini terdiri dari
bagian kepala dan bagian tulang ikan. Pada bagian kepala ikan merupakan
masalah utama yang dicari tahu faktor risikonya, yaitu kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap perilaku Buang Air Besar Sembarangan.
Pada diagram Ishikawa, terbagi menjadi kategori-kategori pada bagian
tulang ikan yang bisa berpengaruh terhadap topik utama. Kategori-kategori yang
dimasukkan ke dalam bagian tulang ikan tersebut adalah Man, Environment,
Money, Machine, Material dan Method. Kemudian masing-masing kategori dibuat
perincian faktor resiko. Hasil dari diagram Ishikawa dapat digunakan untuk

12
menemukan tindakan berdasarkan pemecahan akar masalah yang diperlukan
untuk mengatasi hal yang menjadi permasalahan.
5.1 Identifikasi Akar Permasalahan Utama
Setelah ditentukan akar masalah berdasarkan diagram Ishikawa,
kemudian dilakukan skoring berdasarkan Nominal Group Technic dengan skala
1-5 untuk menentukan prioritasnya, seperti yang dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 8. Hasil Skoring Penentuan Prioritas Akar Permasalahan


DM 1 DM 2 DM 3 DM 4 DM 5 Total
Akar Permasalahan

MAN
Belum adanya 5 5 5 5 5 25
kesadaran bahayanya
mengalirkan BAB ke
sungai
Sebagian warga masih 5 5 4 4 5 23
MCK di sungai
Kurangnya 5 5 5 5 5 25
pengetahuan mengenai
jamban sehat

ENVIRONMENT
Lahan terlalu miring 5 4 5 4 5 23
Jarak antar rumah 5 5 4 4 5 23
terlalu dekat
Rumah dekat dengan 5 5 4 4 5 23
sungai
Desa terletak di daerah 5 4 4 4 5 22
tinggi
METHOD
Frekuensi penyuluhan 5 5 4 5 5 24
kurang
Belum ada peraturan 5 5 5 5 5 25
khusus yang mengatur

13
larangan BABS
Tidak ada kader khusus 5 4 4 5 5 23
kesling
MATERIAL
Belum ada alat peraga 5 4 5 4 5 23
MACHINE
Masih terdapat warga 3 3 4 3 3 16
yang belum memiliki
akses jamban
Aliran pembuangan tinja 4 3 3 3 4 17
ke sungai
Aliran air dari PAM 5 5 4 5 5 24
terbatas
MONEY
Tidak semua warga 4 3 3 4 5 19
mampu membangun
jamban sehat
Pendapatan yang 4 5 4 3 4 20
bervariasi
Keterangan:
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5

14
Dari 12 faktor risiko yang diduga sebagai penyebab tidak tercapainya target
ODF , didapatkan 5 prioritas akar permasalahan yaitu:
1. Belum adanya kesadaran bahayanya mengalirkan BAB ke sungai
2. Kurangnya pengetahuan mengenai jamban sehat
3. Belum adanya peraturan khusus mengenai aturan larangan BABS.
4. Masih kurangnya penyuluhan mengenai BABS dan Jamban Sehat
5. Aliran air dari PAM yang terbatas

5.4 Identifikasi Solusi


Tabel 9. Hasil Skoring Solusi Akar Permasalahan

Akar DM DM DM DM DM
No Solusi Total
Permasalahan 1 2 3 4 5

Kurangnya Membuat
kesadaran simulasi untuk
penduduk memicu
mengenai kesadaran
1. 5 5 5 5 5 25
bahayanya mengenai
membuang bahayanya
tinja ke aliran buang tinja ke
sungai sungai
Kurangnya Mengadakan
2.
pengetahuan penyuluhan
4 5 5 5 5 24
mengenai mengenai
jamban sehat jamban sehat

15
Belum adanya
peraturan Mengajukan
khusus peraturan desa
3. mengenai mengenai 5 5 5 5 5 25
aturan peraturan
larangan larangan BABS
BABS.

Membuat
presentasi
materi
Masih mengenai
kurangnya BABS dan
5 5 4 5 4 23
penyuluhan jamban sehat
4.
mengenai untuk
BABS dan penyuluhan
Jamban Sehat oleh kader
selanjutnya
Membuat kader
3 4 4 2 4 17
kesling
Memberikan
informasi saat
penyuluhan
Aliran air dari untuk
5. PAM yang menampung air 5 5 4 4 5 23
terbatas semaksimal
mungkin ketika
giliran aliran air
dinyalakan
Keterangan:
DM 1 : Dokter Muda 1
DM 2 : Dokter Muda 2
DM 3 : Dokter Muda 3

16
DM 4 : Dokter Muda 4
DM 5 : Dokter Muda 5
Dari permasalahan utama tersebut akan dibuat rangkaian kegiatan sebagai
upaya penurunan angka BABS melalui pemicuan dan advokasi Open Defecation Free
yang kami sebut dengan Upaya Pemicuan Open Defecation Free (ODF) Dengan
Menurunkan Angka Kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Warga Dusun
Purwodadi Desa Bumirejo Kecamatan Dampit Pada Bulan Mei 2018.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2018 yang mencakup
kegiatan:
1. Pemicuan ODF dan penyuluhan ke masyarakat Dusun Purwodadi Desa
Bumirejo tentang bahaya BAB sembarangan dan Jamban Sehat.

17
BAB 6
PLAN OF ACTION

6.1Health Problem and Goal


Permasalahan utama di Kecamatan Dampit ditentukan untuk membuat
rancangan kegiatan yang sesuai dengan goal yang akan dicapai. Secara lebih dalam,
kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat Bumirejo
tentang pentingnya Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), khususnya perilaku
Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Kegiatan di atas semua bertujuan untuk dapat
merubah perilaku masyarakat Dusun Purwodadi Desa Bumirejo yang masih tingginya
berperilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Tabel 10. Tabel Masalah Kesehatan di Kecamatan Dampit


Health Problem Goal
Belum pernah dilaksanakannya Menurunkan angka kejadian BABS
penyuluhan tentang ODF dan masih pada warga Dusun Purwodadi
adanya masyarakat yang sudah sebesar 60% pada bulan
mempunyai jamban tetapi masih BAB Desember 2018 (8 bulan dari
di aliran air. intervensi)

6.2 Faktor Risiko dan Objektif


Faktor risiko yang menyebabkan belum tercapainya Open Defecation Free
(ODF) di Dusun Purwodadi Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang
dijelaskan dalam bentuk tabel berikut ini:

18
Tabel 11. Poin Penting Faktor Risiko Belum tercapainya Open Defecation Free
(ODF) di Dusun Purwodadi Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten
Malang.

RISK FACTOR OBJECTIVE


Kurangnya pengetahuan tentang Dilakukannya rangkaian program Upaya Pemicuan
STBM, khususnya BABS pada ODF Terhadap Masyarakat Dusun Purwodadi Desa
semua masyarakat Dusun Purwodadi Bumirejo:
Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit Pemberian pengetahuan tentang Open Defecation
Free/ Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
dan kesadaran perubahan perilaku pada seluruh
masyarakat Dusun Purwodadi Desa Bumirejo,
Kecamatan Dampit

6.3Contributing Risk Factor

Tabel 12.Contributing Risk Factor Open Defecation/ BABS di Dusun Purwodadi,


Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit

Risk Factor Contributing Risk Factor Sub-Objective

Kurangnya Belum pernah dilakukan Dilakukannya rangkaian


pengetahuan tentang penyuluhan pemicuan program Upaya
STBM, khususnya tentang STBM khususnya Pemicuan ODF
BABS pada seluruh BABS pada seluruh Terhadap Masyarakat
masyarakat Dusun masyarakat Dusun Dusun Purwodadi, Desa
Purwodadi, Desa Purwodadi, Desa Bumirejo:
Bumirejo, Kecamatan Bumirejo, Kecamatan Pemberian pengetahuan
Dampit Dampit tentang Open Defecation
Free/ Stop BABS (Buang
Air Besar Sembarangan)
dan kesadaran
perubahan perilaku pada
seluruh masyarakat
Dusun Purwodadi, Desa

19
Bumirejo, Kecamatan
Dampit

6.4 Kelompok Sasaran

Primer : Seluruh masyarakat Dusun Purwodadi yang memiliki kebiasaan


BABS terutama yang bertempat tinggal dekat sungai Dusun
Purwodadi Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit
Sekunder : Kader Kesehatan Dusun Purwodadi Desa Bumirejo
Tersier : Perangkat Desa Bumirejo
6.5 Metode

Kegiatan yang diharapkan dapat menurunkan angka praktik BABS di Desa


Bumirejo, dilakukan kegiatan untuk mencapai hal tersebut yang terdiri atas 1 rangkaian
kegiatan, yaitu:
1. Dilakukannya rangkaian program pemicuan dan pemberian pengetahuan
tentang Open Defecation Free/ Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)
dan kesadaran perubahan perilaku pada seluruh masyarakat Dusun Purwodadi,
Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit dengan metode yang lebih interaktif, yaitu
menggunakan poster, video & presentasi menggunakan Power Point, alur
kontaminasi oral-fecal, pemetaan, Transect walk, simulasi air yang telah
terkontaminasi (demonstrasi), dan diskusi kelompok (FGD) yang interaktif.

6.6 Rencana Evaluasi


Rencana evaluasi dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 13. Rincian Rencana Kegiatan dan Evaluasi Program

Evaluasi
Rencana Kegiatan
Process Impact Outcome
Dilakukannya rangkaian Seluruh acara Meningkatnya Menurunkan angka
program Upaya terlaksana dengan pengetahuan seluruh kejadian BABS
Pemicuan ODF baik sesuai rundown perwakilan masyarakat sebesar 60% pada
Terhadap Masyarakat acara dan dihadiri Dusun Purwodadi, Desa Dusun Purwodadi,
Bumirejo: 80% seluruh Bumirejo, Kecamatan Desa Bumirejo

20
Pemberian pengetahuan perwakilan Dampit yang diukur dari Kecamatan Dampit
tentang Open Defecation masyarakat Dusun pebandingan hasil pre- pada bulan
Free/ Stop BABS (Buang Purwodadi, Desa test dan post-test Desember 2018 (8
Air Besar Sembarangan) Bumirejo terutama bulan dari
dan kesadaran masyarakat yang intervensi)
perubahan perilaku pada bertempat tinggal
seluruh masyarakat dekat sungai. Dokter
Dusun Purwodadi, Desa muda memberikan
Bumirejo, Kecamatan wawasan dan simulasi
Dampit tentang STBM,
khususnya BABS
pada masyarakat
Dusun Purwodadi,
Desa Bumirejo,
Kecamatan Dampit

21
6.7 Rencana Kerja
Tabel 14. Perencanaan Pelaksanaan Program
No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Tenaga Waktu Biaya Ket
Pelaksana
PERSIAPAN
1 Pembuatan proposal Membuat rancangan kerja Pembimbing DM PKM Dampit DM Minggu I -
operasional
2 Meminta data ODF, Merencanakan kelompok Kepala Puskesmas, PKM Dampit DM Minggu I -
kepemilikan jamban, masyarakat yang akan menjadi Penanggung jawab
angka diare, serta sasaran di desa yang dipilih bagian Kesehatan
pemanfaatan jamban Lingkungan
3 Pertemuan dengan kepala Mendapat dukungan dari kades, Kepala desa, bidan Desa DM Minggu II -
desa, bidan desa, perawat bidan desa, perawat desa. desa, perawat desa. Bumirejo
desa, mengenai rencana
survey
4 Melakukan wawancara Merencanakan intervensi Kepsek Sekolah, Desa DM Minggu II -
dengan narasumber selanjutnya masyarakat Bumirejo
terkait open defecation Bumirejo
5 Pembuatan konsep Membuat materi penyuluhan - Desa DM Minggu III -
intervensi, merencanakan Bumirejo
pertemuan selanjutnya
untuk intervensi
6 Konsultasi dan evaluasi Memutuskan intervensi yang Pembimbing DM FKUB DM Minggu III -

22
materi untuk intervensi paling tepat
6 Seminar proposal Melaporkan rencana kegiatan Pembimbing DM FK UB DM Minggu IV -
7 Pembagian undangan Pemberitahuan kepada sasaran Pihak sekolah, Desa DM Minggu V -
Perangkat Desa Bumirejo
PELAKSANAAN
1 Pelaksanaan program Meningkatkan pengetahuan Perwakilan Dusun DM, Minggu VI Rp.
upaya pemicuan tentang masyarakat, mengubah masyarakat Dusun Purwodadi, perawat 300.0
dampak BAB persepsi masyarakat mengenai Purwodadi, Desa Desa desa, bidan 00
sembarangan BAB sembarangan, dan Bumirejo Bumirejo desa.
pengambilan komitmen untuk
mengubah sikap tentang buang
air besar sembarangan

EVALUASI
1 Evaluasi Semakin banyak masyarakat Seluruh perwakilan Dusun DM Minggu VII -
Dusun Purwodadi Desa masyarakat Dusun Purwodadi,
Bumirejo yang tergerak untuk Purwodadi, Desa Desa
membiasakan tidak buang air Bumirejo Bumirejo
besar sembarangan
Meningkatnya pengetahuan
masyarakat mengenai dampak
BAB sembarangan
2 LPJ Melaporkan hasil kegiatan Pembimbing DM FKUB DM Minggu -

23
VIII

24
BAB 7
EVALUASI PELAKSANAAN HEALTH PROMOTION

7.1 Evaluasi Program Pemicuan Pengetahuan STBM tentang BABS


Tabel 15. Evaluasi Program Pemicuan Pengetahuan STBM tentang BABS

Indikator Keberhasilan Pelaksanaan

PROSES:
 Seluruh acara terlaksana  Kegiatan dimulai tepat waktu dan diakhiri
dengan baik sesuai rundown tepat waktu dan dihadiri oleh target
acara. peserta.
 80 % perwakilan KK warga  Dokter muda mampu memberi
Dusun Purwodadi Desa pengetahuan dan simulasi tentang STBM
Bumirejo hadir dalam acara. pilar 1, tentang BABS.
 Dokter muda memberi
pengetahuan dan simulasi
tentang STBM pilar 1, tentang
BABS.
IMPACT:
 Peningkatan pengetahuan  Peningkatan pengetahuan warga Dusun
warga Dusun Purwodadi Desa Purwodadi Desa Bumirejo akan STBM,
Bumirejo akan STBM, khususnya BABS dan pembuatan jamban
khususnya BABS dan sehat yang diukur dari perbandingan hasil
pembuatan jamban sehat. pre-test dan post-test.
OUTCOME:
• Menurunkan angka kejadian • Belum bisa di evaluasi
BABS pada warga Dusun
Purwodadi sebesar 60% pada
bulan Desember 2018 (8 bulan
dari intervensi)

Dalam kegiatan ini kendala kami adalah :


1. Sulitnya memutuskan sanksi BAB dari pelaku BABS yang disepakati oleh
semua pihak.
2. Sulitnya memberi pemahaman dan mengubah kebiasaan BABS.

25
BAB 8
PEMBAHASAN

Kecamatan Dampit terletak di sebelah tenggara 36 km dari Kabupaten


Malang dan terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan. Jumlah penduduk di kecamatan
ini sebanyak 67.438 jiwa dengan jumlah laki-laki 33.778 jiwa dan perempuan
33.660 jiwa. Salah satu masalah kesehatan yang mencolok di Kecamatan
Dampit adalah belum tercapainya target Open Defecation Free (ODF), terutama
pada Dusun Purwodadi di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit. Hal ini disebabkan
masih ditemukannya pelaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di RT 03
dan 04 RW 12 Dusun Purwodadi, Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit.
Untuk data primer didapatkan melalui wawancara tidak terstruktur
terhadap kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan,
Kepala desa Bumirejo, Perawat desa, Kepala dusun, dan kader desa Bumirejo
kecamatan Dampit, serta melalui pertanyaan kuisoner terhadap beberapa warga
dari RT 03 dan RT 04 RW 12 Dusun Purwodadi, Desa Bumirejo. Masing-masing
kuisioner diisi oleh perwakilan keluarga yang dipilih secara acak. Pembagian
kuisioner dilakukan oleh Dokter Muda pada tanggal 30 April 2018.
Berdasarkan skoring permasalahan yang telah dilakukan, terpilih prioritas
pertama masalah yang harus diintervensi yaitu belum tercapainya ODF di Dusun
Purwodadi, Desa Bumirejo, terutama di RT 03 dan 04 RW 12. Padahal, Pemkab
Malang dan Dinkes Malang telah menargetkan ODF di Desa Bumirejo pada akhir
tahun 2018. Kami memilih akar permasalahan utama yang menjadi prioritas yaitu
kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang STBM, khususnya BABS
terutama pada masyarakat RT 03 dan RT 04 RW 12 Dusun Purwodadi, Desa
Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan pemicuan dan simulasi
mengenai STBM pada tanggal 16 Mei, khususnya BABS dengan metode yang
lebih interaktif, yaitu menggunakan bahan tayang (slide ppt, video, LCD),
pemetaan, transect walk, alur kontaminasi (oral fecal), dan simulasi tentang
aliran sungai, serta diskusi kelompok (FGD). Hal tersebut didasari bahwa selama
ini masyarakat dusun Purwodadi belum pernah menerima penyuluhan mengenai
STBM, khususnya BABS sehingga rasa kepedulian masyarakat tentang
pentingnya STBM, terutama bahaya perilaku BABS belum muncul. Terdapat
peningkatan wawasan warga RT 03 dan 04 RW 12 Dusun Purwodadi Desa

26
Bumirejo, dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai post-test dibanding pre-
test. Secara keseluruhan, acara berjalan baik dan lancar.

27
BAB 9
PENUTUP

9.1 Kesimpulan
1. Dari penilaian skala prioritas yang diambil dari pengumpulan data primer
dan sekunder, masalah kesehatan yang menjadi prioritas dalam
diagnosis komunitas adalah belum tercapainya target Open Defecation
Free (ODF) di kecamatan Dampit, dengan target wilayah di Desa
Bumirejo, Kecamatan Dampit. Hal ini disebabkan masih ditemukannya
pelaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa Bumirejo.
2. Faktor risiko yaitu meliputi kesadaran warga untuk BAB di jamban kurang
meskipun sudah ada akses, Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya
BABS dan jamban sehat, belum adanya keluarga yang mendapatkan
dana dari pemerintah untuk pembangunan jamban, Lokasi kerja yang
jauh dari rumah sehingga mendorong BABS, Belum pernah diadakan
penyuluhan tentang BABS, tidak tersampaikannya informasi BABS ke
anggota keluarga, dan Belum adanya peraturan khusus mengenai aturan
larangan BABS.
3. Sebagai tindak lanjut telah dilakukan intervensi berupa pemberian materi
dalam bentuk sosialisasi pemicuan tentang bahaya BABS pada
masyarakat Dusun Purwodadi Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit.
4. Secara umum, rangkaian program yang diberikan telah berhasil mencapai
indikator keberhasilan jangka pendek (Process dan Impact).

9.2 Saran
1. Puskesmas Dampit sebaiknya juga melakukan follow-up terhadap
perubahan perilaku BABS pada masyarakat Desa Bumirejo terutama
Dusun Purwodadi, Kecamatan Dampit.
2. Perlu dilanjutkan program seperti ini di dusun lain yang belum
dilaksanakan kegiatan karena mengingat daerah ini sudah ODF namun
masih didapatkan kejadian BABS yang tidak terdeteksi sehingga berguna
sebagai reminder dan screening ulang bagi warga dusun lain.
3. Perlu dibuat peraturan desa yang mengikat untuk mengatur larangan
buang air besar sembarangan dan juga sanksi yang akan diberlakukan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Andreas, H. (2014). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keluarga Dalam


Menggunakan Jamban Di Desa Tawin Kecamatan Teluk Kota Ambon.
Tesis. Universitas Diponegoro.

Cairncross S. (2013). Sanitation in the developing world: current status and


future solutions. International Journal of Environmental Health Research.
June(13):S123 – S31.

Cairncross S, Valdmanis, V. Water Supply, Sanitation and Hygiene Promotion.


In: Dean T Jamison ea, editor. Disease Control Priorities in Developing
Countries. 2nd edition ed. Washington (DC): World Bank 2006. p. 771 - 92.

Kemenkes. Indonesia. Peran pendekatan dan Strategi STBM Mendukung


PAMSIMAS. Jakarta: Kemenkes RI; 2014.

Kemenkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013.

Kemenkes RI. Kurikulum dan Modul Pelatihan Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat (STBM). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.

Mukherjee N. Factors Associated with Achieving and Sustaining Open


Defecation Free Communities: Learning from East Java. Water and
Sanitation Program. 2011:1 - 8.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta.

WHO, UNICEF (2017) Progress on Drinking Water, Sanitation and Hygiene,


Update and SDG Baselines, 2017, Geneva.

29
Lampiran 1

Daftar Hadir Peserta Pemicuan ODF dan Jamban Sehat (Rabu, 16 Mei
2018)

30
Lampiran 2

Rundown Kegiatan Pemicuan ODF


11.00-11.15: Pembukaan+Sambutan+Doa
11.15-11.25: Pre test
11.25-12.00: Acara Sosialisasi (Pemberian materi Jamban Sehat, materi
Kontaminasi Oral Fecal)
12.00-12.30: Pemetaan, Emo Demo (Penghitungan volume tinja,
simulasi/demo air+tinja)
12.30-13.00: Post test+Penutup
13.00-13.30: Transect Walk

31
Lampiran 3

KUISIONER PEMICUAN ODF


Masyarakat Purwodadi Stop Buang Air Besar Sembarangan

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden :
2. Nama :
3. Jenis Kelamin :
4. Umur :
5. Jumlah Anggota Keluarga :
6. Pendidikan Terakhir :
a. Tidak sekolah/tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SLTP
d. Tamat SLTA
e. Perguruan Tinggi
7. Pekerjaan
a. Petani
b. Pedagang
c. Buruh
d. Wiraswasta
e. PNS
8. Pendapatan per kapita
a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000- 2.000.000
c. > Rp. 2.000.000
d. lain-lain, sebutkan ...

Pengetahuan Responden :
1. Apakah saudara mengetahui tentang BAB sembarangan?
A. Ya
B. Tidak
2. Apakah anda mengetahui tentang penyakit yang disebabkan dari BAB sembarangan?
A. Ya
B. Tidak
3. Apakah anda mengetahui tentang jamban sehat?
A. Ya
B. Tidak
4. Apakah anda tahu syarat-syarat jamban yang sehat?
A. Ya, sebutkan…
B. Tidak
5. Darimana anda mengetahui syarat-syarat jamban yang sehat? (untuk yang
tahu)
A. Keluarga C. M. edia
B. Teman D. L
.ain-lain

32
6. Menurut Saudara, apakah yang dimaksud dengan air bersih?
a. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak
b. Air yang terlihat jernih
c. Tidak tahu
d. Lain-lain
7. Menurut Saudara, bagaimana air sungai yang bersih?
a. Air sungai yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa, belum tercemar benda
lain dan tidak menyebabkan keluhan kesehatan jika digunakan
b. Air yang jernih dan tidak berbau
c. Tidak tahu
d. Lain-lain
8 Menurut Saudara, air yang bagaimana yang dapat menyebabkan keluhan/
masalah kesehatan?
a. Air yang yang telah tercemar atau dimasuki benda lain dan tidak memenuhi
syarat kesehatan
b. Air yang terlihat berwarna (keruh) dan berbau
c. Tidak tahu

Sikap responden

1. Apakah anda setuju desa anda dijadikan contoh menjadi desa ODF ( stop buang
air besar sembarangan ) ?
A. Ya, alasan ...
B. Tidak, alasan ...

2. Jika ada warga sekitar yang masih BAB sembarangan apakah yang akan anda
lakukan?
A. Memberitahukan tentang apa yang seharus nya dilakukan dan juga memberi
penjelasan tentang bahaya-bahaya BAB sembarangan
B. Diamkan saja karena itu hak mereka
C. Lain-lain

3. Apakah anda setuju jika dibangun fasilitas buang air besar di desa ini?
A. Ya
B. Tidak

4. Jika sudah dibangun fasilitas BAB di desa ini, apakah anda tetap akan BAB di
sembarang tempat?
A. Ya, alasan ...
B. Tidak, alasan ...

5. Apakah Saudara setuju jika buang air besar di sungai?


A.Tidak Setuju
B.Setuju

33
Perilaku Responden

1. Dimana anda biasa BAB?


A. Jamban C. Sawah
B. Sungai D. L
.ain-lain
2. Apakah saudara selalu cuci tangan dengan sabun setelah BAB?
A. Ya
B. Tidak
3. Apakah keluarga Saudara memilki jamban sendiri?
A. Tidak
B. Ya
4. Apakah anda biasa mencuci piring dan/atau membersihkan diri/ mandi di
sungai?
A. Ya
B. Tidak
5. Apakah keluarga Saudara BAB di sungai?
A. Ya
B. Tidak
6. Apabila air sungai sedang banjir dan keruh, apakah keluarga Saudara
menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari?
A. Ya
B. Tidak
7. Di manakah anda merasa lebih nyaman BAB?
A. Jamban
B. Sungai

iv
Lampiran 4

Soal Pre dan Post test


1. Apa yang dimaksud dengan BABS?
a. Buang air besar di tempat terbuka seperti sungai, kebun, sawah, atau got
b. Buang air besar di WC umum
c. Buang air besar menumpang di rumah tetangga
d. Buang air besar di toilet tertutup

2. Apa yang dimaksud dengan ODF?


a. kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi buang air di
rumah tetangga
b. kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan
buang air di WC yang tidak memiliki pintu
c. kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi buang air tanpa
mengalirkannya ke sungai
d. kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan
perilaku buang air besar sembarang yang berpotensi menyebarkan penyakit

3. Manakah penyakit yang disebabkan oleh BABS?


a. Batuk pilek
b. Kencing manis
c. Diare
d. Maag

4. Langkah apa yang paling tepat untuk memutus penularan penyakit pencernaan?
a. Tutup makanan dengan tudung saji
b. Tidak buang air sembarangan
c. Menggunakan lilin pengusir lalat
d. Mengolah makanan dengan baik

5. Bagaimana cara penyebaran penyakit pencernaan?


a. Udara kotor
b. Tidak memakai sendal di luar rumah
c. Air yang tercemar
d. Banyak nyamuk di lingkungan

6. Manakah yang termasuk jamban tidak sehat?


a. WC cemplung tanpa tutup
b. Jamban leher angsa
c. WC dengan septic tank
d. Jarak WC dan septic tank lebih dari 10 m

v
7. Apa kriteria jamban sehat?
a. Terdapat lalat di sekitar jamban
b. Tidak mencemari air
c. Tidak memiliki pintu dan atap
d. Berlantai tanah

8. Pilihlah manfaat jamban sehat yang paling tepat


a. Lingkungan bersih, sehat, tidak berbau
b. Mengundang hewan penularan penyakit
c. Membuat tanaman sekitar subur
d. Mengurangi bau tidak sedap

9. Manakah yang merupakan bagian jamban sehat


a. Closet, septic tank, resapan
b. Closet, septic tank
c. Closet, septic tank, sumur
d. Closet, resapan, sungai

10. Apa yang akan dilakukan jika tidak memiliki jamban?


a. Menumpang tetangga
b. Buang air di sungai
c. Menggali tanah untuk buang air
d. Buang air di got terdekat

vi
Lampiran 5

Tabel Rekap Pre dan Post Test


No. Aspek Pretest Postest
1 Definisi BABS 81% 85%
2 Definisi ODF 85% 93%

3 Penyakit akibat BABS 85% 100%

4 Pemutusan penularan 59% 84%

5 Penyebaran penyakit 74% 89%

6 Kriteria jamban sehat 74% 81%

7 Kriteria jamban tidak sehat 70% 78%


8 Bagian jamban sehat 78% 93%
9 Manfaat jamban sehat 63% 85%

10 Sikap jika tidak memiliki jamban 70% 74%

vii
Lampiran 6

Presentasi Powerpoint

viii
ix
x
Poster

xi
Lampiran 7

Dokumentasi Kegiatan

xii

Anda mungkin juga menyukai