Anda di halaman 1dari 9

EVIDENCE BASED MEDICINE

DERMATITIS ATOPIK

Disusun oleh:

Putri Mufrida Rahmah

1102014215

Kelompok 4

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

2019
Skenario
Seorang pria usia 20 tahun, datang ke dokter puskesmas dengan keluhan gatal sejak
2 minggu yang lalu. Keluhan dirasakan bertambah saat pasien berkeringat lebih
atau sehabis mandi. Keluhan tambahan adanya rasa perih atau panas pada bagian
yang gatal terutama saat digaruk atau saat berkeringat. Keluhan demam disangkal.
Pasien memiliki riwayat alergi seafood dan adanya riwayat penyakit asma dalam
keluarga. Pasien sudah pernah merasakan penyakit ini sebelumnya 6 bulan yang
lalu. Berdasarkan status dermatologis didapatkan adanya makula eritema multiple
diskret bentuk irregular ukuran 1x1 cm difus dan disertai likenifikasi di bagian
belakang leher. Dokter mendiagnosa pasien mengalami dermatitis atopik. Dokter
merencanakan untuk melakukan pemberian terapi steroid topical tetapi dokter
bingung akan terapi edukasi pada pasien untuk penggunaan krim pelembab. Dokter
akhirnya memutuskan mencari evidence based medicine terlebih dahulu untuk
mengetahui manakah terapi yang lebih baik dan lebih efektif bagi pasien,
terapi steroid topical atau ditambahkan dengan menggunakan krim pelembab.

Pertanyaan Klinis (Foreground Question)


Terapi mana yang lebih efektif antara kombinasi steroid topikal dan krim pelembab
(emollient) dibandingkan steroid topikal saja untuk derrmatiti atopik?

PICO
P : Pasien pria 20 tahun dengan dermatitis atopik
I : Emollient + steroid topikal
C : Steroid topikal
O : Kombinasi penggunaan steroid topikal dan emollient lebih efektif untuk
pengobatan dermatitis atopik dibandingkan dengan steroid saja

Pencarian Bukti Ilmiah


Alamat website : http://web.a.ebscohost.com
Kata Kunci : Dermatitis atopic AND steroid AND placebo

1
Limitasi : Free full text, academic journal, english, 5 years
limitation
Hasil Pencarian : 78 artikel

Artikel yang Dipilih


Angelova-Fischer I; Rippke F; Richter D; Filbry A; Arrowitz C; Weber T; Fischer
TW; Zillikens D.. Stand-alone Emollient Treatment Reduces Flares After
Discontinuation of Topical Steroid Treatment in Atopic Dermatitis: A Double-
blind, Randomized, Vehicle-controlled, Left-right Comparison Study. 2018; 98:
517-23

2
I. VALIDITY
1. Apakah ada atau tidak randominasi dalam kelompok dan teknik
randominasi yang digunakan?
Iya ada, sampel menggunakan kelompok terapi double-blind dengan
teknik randominasi

2. Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan penertaan semua pasien dalam


pembuatan kesimpulan
a. Mengindentifikasi lengkap atau tidaknya follow-up

Follow up dilakukan sampai munculnya tanda gatal pada salah satu pasien
untuk pertama kalinya pada hari ke 84 (D84) dan adanya satu pasien yang

3
lost follow up pada hari ke 28 (D28) sehingga tidak dimasukkan pada
perhitungan akhir.

b. Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok


randomisasi semula
Ada, analisis pasien dilihat berdasarkan hasil awal munculnya gejala
inflamasi berulang pada dermatitis atopik di kelompok randomisasi
tersebut.

3. Mengidentifikasi ada tidaknya Blinding pada pasien, klonisi dan peneliti


Iya, dilakukan double blind dalam penelitian tersebut.

4. Menentukan ada atau tidaknya persamaan pada kedua kelompok diawal


penelitian
Iya, ada persamaan, karena penelitian dilakukan pada masing-masing kedua
lengan pasien dengan penyakit dermatitis atopik yang termasuk dalam
kriteria inklusi dan ekslusi dan telah diberikan terapi menggunakan steroid
sebelumnya.

4
5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok
selain perlakuan eksperimen
Tidak ada dilakukan perlakuan lain selain perlakuan eksperimen.

5
II. IMPORTANCE
1. Menentukan besar efek relaps DA (CER, EER, ARR, NNT)
Kejadian Relaps JUMLAH (Ʃ)
Ya Tidak
Steroid + Emollient 8 17 25
Placebo (Steroid) 20 5 25
JUMLAH 22 25 50

a. EER (Experimental Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok eksperimental.
𝒂 𝟖
Rumus : 𝒂+𝒃 = 𝟐𝟓 = 0,32 = 32%

b. CER (Control Event Rate)


Proporsi outcome pada kelompok kontrol.
𝒄 𝟐𝟎
Rumus : 𝒄+𝒅 = 𝟐𝟓 = 0,80 = 80%

c. RRR (Relative Risk Reduction)


Berapa persen terapi yang diuji memberikan perbaikan dibanding
kontrol.
𝑪𝑬𝑹−𝑬𝑬𝑹
Rumus : 𝑪𝑬𝑹
𝟎.𝟖𝟎 − 𝟎.𝟑𝟐
= 𝟎.𝟖𝟎

= 0.60 = 60%

d. ARR (Absolute Risk Reduction)


Beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara terapi eksperimen dan
kontrol.
Rumus : CER – EER
= 0.80 – 0.32
= 0.48 = 48%

6
e. NNT (Number Needed to Treat)
Berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan obat eksperimental
untuk memperoleh tambahan satu kesembuhan atau menghindari
kegagalan.
Rumus : 1/ARR
= 1/0.48
= 2,08 ≈ 2 orang

2. Menentukan persisi estimasi efek terapi (95% CI)


Rumus : 95% confidence interval (CI)
Upper Limit = ARR+1,96 SE
= 0,48 + 1,96 [(CER) (1-CER)/ N2 ] + [(EER) (1-EER)/ N1]
= 0,48 + 1,96 [(0,80) (1-0,80)/ 25] + [(0,32) (1-0,32)/ 25]
= 0,48 + 1,96 [0,0064 +0,008704]
= 0,48 + 1,96 [0,015104]
= 0,48 + 0,02
= 0,50

Lower Limit = ARR-1,96 SE


= 0,48 - 1,96 [(CER) (1-CER)/ N2 ] + [(EER) (1-EER)/ N1]
= 0,48 - 1,96 [ (0,80) (1-0,80)/ 25] + [(0,32) (1-0,32)/ 25]
= 0,48 - 1,96 [0,0064 +0,008704]
= 0,48 - 1,96 [0,015104]
= 0,48 - 0,02
= 0,46

Rentang CI nya adalah 0.46 – 0.50. Semakin kecil rentangnya berarti hasil
semakin akurat.

7
III. APPLICABILITY
1. Menentukan kemungkinan penerapan pasien (spectrum pasien dan setting).
Hasil dari jurnal ini dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terapi
dan dapat diaplikasikan pada pasien yang terdapat diskenario yaitu
pengobatan dermatitis atopic berulang sebagai terapi dalam jangka panjang

2. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien.


Keuntungan :
Penggunaan krim pelembab yang berisi emollient dapat berfungsi sebagai
anti inflamasi dan pelembab kulit pada pasien dermatitis atopik ringan
maupun berat untuk jangka panjang dan mengurangi terjadinya risiko relaps
dermatitis atopik setelah penggunaan terapi steroid

Kerugian :
Tidak dijelaskan.

Anda mungkin juga menyukai