Anda di halaman 1dari 9

TUGAS EBM

“Iron Deficiency Anemia in Pregnancy: Intravenous Versus Oral


Route”

Oleh :
HENDRI PRASETYO
1102012113
Kelompok 3

Pembimbing :
Dr. Yusnita, M. kes, DiplDK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA
JAKARTA 2017
EVIDENCE BASED MEDICINE

Skenario

Seorang wanita berusia 29 tahun dengan usia kehamilan 24 minggu datang ke poliklinik
diantar suaminya dengan keluhan pusing 3 hari terakir. mudah lemah dan lelah selama 1
minggu terakhir. Menurut suaminya dia terlihat lebih pucat dari biasanya. Dari hasil
pemeriksaan lab, dokter menyatakan bahwa wanita ini terkena Anemia Defisiensi Besi,
sehingga disarankan untuk terapi besi oral. Pasien mengatakan pada dokter bahwa dia pernah
mendengar tentang terapi besi intravena dan menanyakan terapi manakah yang lebih efektif
untuk istrinya..

Pertanyaan (foreground question)


Apakah pemberian obat terapi besi intravena lebih efektif dibandingkan dengan terapi besi
oral pada ibu hamil?

PICO
• Population : Wanita hamil dengan anemia defisiensi besi
• Intervention : Terapi besi intravena
• Comparison : Terapi besi oral
• Outcomes :Meningkatkan kadar besi dalamtubuh

Pencarian Bukti Ilmiah


Alamat website : http://www.ncbi.nlm.nih.gov
Kata kunci :iron deficiency anemia AND pregnancy AND intravenous therapy
AND oral therapy
Limitasi : 5 years ( januari 2012 - desember 2017 )
Hasil Pencarian :4
Dipilih artikel : Iron Deficiency Anemia in Pregnancy: Intravenous Versus Oral
berjudul Route
REVIEW JURNAL
Objective:

The aim of this study was to compare the efficacy and safety of intravenous iron with oral
iron in the treatment of iron deficiency anemia of pregnancy.

Materials and methods:

A randomized experimental study was conducted at K. J. Somaiya Hospital involving 200


pregnant women with iron deficiency anemia. In the intravenous group iron dose was
calculated from: Total iron dose required (mg) = 2.4 9 weight kg 9 target hemoglobin actual
hemoglobin) g/dl ? 500. Target hemoglobin was set at 12 g/dl. In the oral group patients
received 200 mg oral ferrous ascorbate daily. Hemoglobin and serum ferritin were reviewed
at 2, 4, and 6 weeks. Paired and independent t test was applied.

Results:

The change in hemoglobin and ferritin levels from baseline was significantly higher in the
intravenous group than the oral group at each measurement (P = 0.000).

Conclusions:

Intravenous iron elevates hemoglobin and restores iron stores faster than oral iron, with no
severe adverse reactions.

CRITICAL APPRAISAL
I. VALIDITY: Apakah hasil penelitian ini valid?

1. Apakah penempatan pasien kedalam kelompok terapi dirandomisasi?

Ya, dilakukan randomisasi, terlihat pada bagian “Abstract” halaman 1


Dan juga tertera pada bagian “Patient and method” halaman 2

2. Apakah semua pasien yang dimasukkan ke dalam penelitian dipertimbangkan dan


disertakan dalam pembuatan kesimpulan?

a. Apakah follow-up lengkap?


Lengkap, penelitan ini melakukan follow up dengan wawancara tertutup melalui
telepon.

b. Apakah pasien dianalisis pada kelompok randomisasi semula?

Pasien dianalisa dengan kriteria inklusi dan eksklusi


3. Apakah pasien, petugas kesehatan dan staf peneliti dibutakan terhadap terapi?

Tidak dibutakan

4. Apakah pada awal penelitian kedua kelompok sama?

Sama

5. Apakah ada persamaan perlakuan pada kedua kelompok selain perlakukan


eksperimen?

Ada
II. IMPORTANCE

6. MENENTUKAN BESAR EFEK TERAPI

a. EER (Experimental Event Rate) : proporsi kegagalan pada kelompok eksperimental


b. CER (Control Event Rate) : proporsi kegagalan pada kelompok kontrol
c. RR (Relative Risk) : Perbandingan antara insiden penyakit yang muncul dalam
kelompok terpapar dengan insiden penyakit yang muncul dalam kelompok tidak
terpapar.
d. RRR (Relative Risk Reduction) : berapa persen terapi yang diuji memberi perbaikan
dibanding kontrol
e. ARR ( Absolute Risk Reduction) : beda proporsi kesembuhan atau kegagalan antara
terapi eksperimen dan kontrol
f. NTT (Number needed to treat) : berapa jumlah pasien yang harus diterapi dengan
obat eksperimental untuk memperoleh tambahan satu kesembuhan atau menghindari
kegagalan

Efek terapi:
1. Hasil : Menghilangkan Gejala

Seluruh pasien menunjukan perubahan kadar Hb.


Outcome (Efek Terapi)
Total
Yes No

Terapi (a) (b) (a+b)


Parenteral
(Experimental)

Terapi Oral (c) (d) (c+d)

(Control)

Total

Experimental event rate (EER) = a/ (a+b) =

Control event rate (CER) = c/ (c+d) =

Relative Risk (RR) = EER / CER =

OR =ad/bc =

CER−EER
Relative risk reduction (RRR) = or 1-RR =
CER

Absolute risk reduction (ARR) = CER−EER =

1
Number needed to treat (NNT) = =
ARR

2. Berapakah presisi estimasi efek terapi?


III. Applicability

7. Apakah ada kemungkinan penerapan pada pasien (spectrum pasien dan setting)?

Belum dapat, karena usia kehamilan pasien 24 minggu sedangkan usia


kehamilan dalam penelitian minimal 28 minggu. Kadar hb pasien 10,3 gr/dL
sedngkan dalam penelitian kadar hb minimal 10 gr/ dL.

8. Apa potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien?

Keuntungan :
Kerugian

Anda mungkin juga menyukai