Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

KASUS

Oleh :
Mahlaura Haderani Syuhada
(102121095)

Pembimbing :
dr. Sarita Miguna, Sp.A
dr. Wira Mondana, Sp.A, M.Ked

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR DEPARTEMEN


ILMU KESEHATAN ANAK PROGRAM STUDI PROFESI
DOKTER
UNIVERSITAS BATAM
IDENTITAS
PASIEN
Nama : An. Elwin louis Arjuletha P.

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tanggal Lahir : 06 Oktober 2014

Usia : 8 btahun

Berat Badan : 36 kg

Nomor RM : 014681

Tanggal Masuk : 09 Juli 2022


ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Keluhan Utama Keluhan Tambahan


Demam naik turun 5 hari yang
lalu SMRS
01 02 •

Mual (+)
Muntah (+)
• Lemas (+)
• BAB Cair Warna
Kehitaman disertai cacing
• Gusi Berdarah (+)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga dan

Riwayat penyakit dahulu 03 04 Lingkungan


Riwayat penyakit DBD di dalam keluarga
disangkal dan lingkungan sekitar disangkal
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Pada tanggal 6 Juli 2022 pukul 09.25 WIB pasien


datang ke IGD diantar oleh keluarga dengan
keluhan demam naik turun sejak 5 hari yang lalu
SMRS. Pasien mengalami mual dan muntah
Pasien terlihat lemas. Selain itu, pasien juga
mengalami BAB cair warna kehitaman disertati
cacing dan gusi berdarah.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Tampak lemas, Compos mentis

Tanda Vital
 Tekanan Darah : 101/78mmHg
 Heart Rate : 110x/menit
 Respiratory Rate : 20x/menit
 Temperature : 36.°C
 Crt : < 2 detik

Kepala : Normocephali, Rambut hitam distribusi merata tidak


mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk normal, Nyeri tekan auricular -/-, secret
Hidung : Bentuk normal, Septum deviasi (-), Sekret (-),
Pernafasan cuping hidung (-)
THT : Faring Hiperemis (+)
Mulut : Bibir Tampak Kering, perdarahan pada gusi dan tidak
ada sianosis
Leher : KGB (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pulmo
Inspeksi : Gerak nafas simetris tidak ada bagian hemithorax yang
tertinggal, retraksi sela iga(-)
Palpasi : Gerak nafas simetris tidak ada bagian hemithorax yang
tertinggal
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
Thoraks : Jantung BJ I-II teratur
Abdomen
 Bentuk : Datar, bising usus (+)
Ekstremitas :
 Akral Hangat 4 extremitas (+), pitting oedema (-)
DIAGNOSIS KERJA
DSS (DENGUE SHOCK
SYNDROME)
TATA LAKSANA

IGD Advice dr. Wira Mondana, Sp. A


- IVFD RL 5cc/kgBB/jam
IVFD DS ½ NS 100 cc
- Inj. Paracetamol 4x50 cc
/kgBB/jam - Inj. Inj. Ranitidine 2x 40
Inj. Ranitidin 25 mg mg
Inj. Ondansentron 2 mg - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Paracetamol 50 cc - Inj. Ondancentron 2x4 mg
- Albendazole 1x 300 mg
DIAGNOSIS BANDING

Dengue Fever German Measles

Sepsis Chikungunya
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hematologi Rutin
(06/07/2022 jam 20.08)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin 16.5 12.0 – 15.2
Imuno Serologi
Hematokrit 46.9 36 - 47
Anti Dengue igG : Positive
Anti Dengue igM : Positive Leukosit 4.51 5.0 - 10.0
Trombosit 31 150 - 450
Eritrosit 6.2 4.5 – 5.5
MCV 75.6 82 - 92
MCH 26.6 27 - 31
Imuno Serologi
Dengue NS1 Antigen : Positive MCHC 35.1 31 - 37
HASIL LABORATORIUM
Darah Lengkap (7/07/2022) jam 11.40 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 17.5 12.0 – 15.2 Natrium 117.5 135 - 145

Hematokrit 49.1 36 - 47 Kalium 3.54 3.5 – 5.5

Leukosit 6.44 5.0 - 10.0 Chlorida 89.0 94 - 111

Trombosit 19 150 - 450

Eritrosit 6.6 4.5 – 5.5

MCV 74.3 82 - 92

MCH 26.5 27 - 31

MCHC 35.6 31 - 37
Kimia Klinik (07/07/2022) jam 11.40 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Faal Hati
Albumin 2.8 < 51
Faal Ginjal
Ureum 15.96 11 - 39

Kreatinin 0.4 0.6 – 1.3


HASIL LABORATORIUM
Darah Rutin (08/07/2022) jam 07.32
WIB
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hemoglobin 11.5 12.0 – 15.2

Hematokrit 32.1 36 - 47

Leukosit 5.38 5.0 - 10.0

Trombosit 19 150 - 450

Eritrosit 4.3 4.5 – 5.5

MCV 74.7 82 - 92

MCH 26.7 27 - 31

MCHC 35.8 31 - 37
HASIL RONTGEN THORAX
Foto Thorax (10/01/2021) jam 13.02
WIB

KESAN:
Effusi pleura dextraminimal.
Besar cor dalam batas normal
FOLLOW UP 1
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
06/07/2022 Demam naik turun (+), GCS : E3 M6 V5 DSS (Dengue - IVFD RL 5cc/kgBB/jam
13.00 WIB muntah(+), mual (+) BAB Kes : CM Shock Syndrome) - Inj. Paracetamol 4x50 cc
Cair warna kehitaman (+), HR : 110 x/menit - Inj. Inj. Ranitidine 2x 40
cacing (+), Gusi berdarah (+), RR : 20 x/menit mg
lemas (+) T : 36.5°C
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
SpO2 : 97%
- Inj. Ondancentron 2x4 mg
Akral : hangat
- Albendazole 1x 400 mg

06/07/2022 Demam naik turun (+), HR : 108 x/menit DSS (Dengue - IVFD RL 5cc/kgBB/jam
22.00 WIB muntah(+), mual (+) BAB RR : 20 x/menit Shock Syndrome) - Inj. Paracetamol 4x50 cc
Cair warna kehitaman (+), T : 36.7°C - Inj. Inj. Ranitidine 2x 40
cacing (+), Gusi berdarah (+), SpO2 : 98% mg
lemas (+) Akral : hangat - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ondancentron 2x4 mg
- Albendazole 1x 400 mg
07/07/2022 Nyeri perut (+), Mata KES: Somnolen DSS (Dengue Advice dr. Wira Mondana, Sp.A
- O2 2 LPM
08.00WIB Bengkak (+), ptekie (+) HR : 117 x/menit Shock Syndrome) - IVFD RL ½ cc/kgBB/jam
RR : 28 x/menit + Phlebilitis - Inj. Lasix 40 mg (extra)
T : 34.5°C - Lactulac syr 3 x 1
- Photo thorax
SpO2 : 99% - Pantau monitor
TD : 151/90 mmHg
Akral : Dingin
FOLLOW UP 2
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
07/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E4 M6 V5 DSS (Dengue - Pantau TTV
10.00 WIB menurun (+), mual (-), muntah Kes : CM Shock Syndrome) - O2 sesuai kebutuhan
- Warmer
(Masuk PICU) (-), ptekie (+) HR : 107 x/menit + Phlebitis - Widahes 360 cc/kgBB/jam
RR : 26 x/menit - dalam 1 jam
T : 37.6°C - Hes 3 cc/kgBB/jam
SpO2 : 98% - Inj. PCT 4 x 50 cc
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
TD : 116/87 mmHg - Inj. Ondancentron 2x8 mg
Akral : Hangat - Inj. Ranitidine 2x40 mg
- Inj. OMZ 1 x 40 mg
- Inj. Ondansentron 2 x4 mg
- Inj. Furosemid 2 x 20 mg
- Pyrantel 1x1 300 mg (3 hari)
- Lactulos 3x1 cth

07/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E4 M5 V6 DSS (Dengue - Pantau TTV
- O2 sesuai kebutuhan
01.50 WIB menurun (+), mual (-), muntah Kes : Composmentis Shock Syndrome) - Warmer
(-), ptekie (+) HR : 102 x/menit + Phlebitis - Pasang CVC
RR : 21 x/menit - Widahes 360 cc/kgBB/jam
- dalam 1 jam
T : 36.7°C - Hes 3 cc/kgBB/jam
SpO2 : 97% - Inj. PCT 4 x 50 cc
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
TD : 100/59 mmHg - Inj. Ondancentron 2x8 mg
Akral : Hangat - Inj. Ranitidine 2x40 mg
- Inj. OMZ 1 x 40 mg
- Inj. Ondansentron 2 x4 mg
- Inj. Furosemid 2 x 20 mg
- Pyrantel 1x1 300 mg (3 hari)
- Lactulos 3x1 cth
FOLLOW UP 3
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
08/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E4 M6V5 DSS (Dengue Shock - Pantau TTV
05.00 WIB menurun (+), mual(-), muntah HR : 107 kali/menit Syndrome) + - O2 sesuai kebutuhan
(-), ptekie (+) RR : 26 kali/menit Phlebitis - Warmer
T : 37.6⁰C - Pasang CVC
SPO2 : 98% - Widahes 360 cc/kgBB/jam
TD : 116/87mmHg - dalam 1 jam
Akral : Hangat - Hes 3 cc/kgBB/jam
- Inj. PCT 4 x 50 cc
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ondancentron 2x8 mg
- Inj. Ranitidine 2x40 mg
08/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E4 M6 V5 DSS (Dengue Shock - Inj. OMZ 1 x 40 mg
12.00 WIB meningkat (+), mual(+), muntah HR : 111 kali/menit Syndrome) + - Inj. Ondansentron 2 x4 mg
(-), lemas (+), ptekie (+) RR : 15 kali/menit Phlebitis - Inj. Furosemid 2 x 20 mg
T : 37.⁰C - Pyrantel 1x1 300 mg (3 hari)
SPO2 : 98% - Lactulos 3x1 cth
TD : 113/67 mmHg
Akral : Hangat
08/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E4 M6 V5 DSS (Dengue Shock
15.00 WIB meningkat (+), mual(+), muntah HR : 112 kali/menit Syndrome) +
(-), lemas (+), ptekie (+) RR : 34 kali/menit Phlebitis
T : 37.2⁰C
SPO2 : 98%
TD : 116/63 mmHg
Akral : Hangat
FOLLOW UP 4
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning
09/07/2022 Demam (+), nafsu makan GCS : E5 M5 V5 DSS (Dengue Shock - Pantau TTV
07.00 WIB meningkat (+), mual(+), HR : 103 kali/menit Syndrome) + Phlebitis - O2 sesuai kebutuhan
muntah (-), lemas (+), RR : 27 kali/menit - Warmer
T : 37.2⁰C - Pasang CVC
SPO2 : 99% - Widahes 360 cc/kgBB/jam
TD : 104/95 mmHg - dalam 1 jam
Akral : Hangat - Hes 3 cc/kgBB/jam
- Inj. PCT 4 x 50 cc
- Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj. Ondancentron 2x8 mg
- Inj. Ranitidine 2x40 mg
- Inj. OMZ 1 x 40 mg
- Inj. Ondansentron 2 x4 mg
- Inj. Furosemid 2 x 20 mg
- Pyrantel 1x1 300 mg (3 hari)
- Lactulos 3x1 cth

09/07/2022 Demam (-), nafsu makan GCS : E5 M5 V5 DSS (Dengue Shock - Pantau TTV
10.00 WIB meningkat (+), mual(-), HR : 104 kali/menit Syndrome) - O2 sesuai kebutuhan
(Pindah RANAP) muntah (-), lemas (+), RR : 22 kali/menit DSS (Dengue Shock - Warmer
T : 37.0⁰C Syndrome) + Phlebitis - IVFD D5 1/2
- Inj. PCT 4 x 50 cc
SPO2 : 99% - Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
TD : 100/79 mmHg - Inj. Furosemid 1 x 20 mg
Akral : Hangat - Lactulos 3x1 cth
PEMBAHASAN
DEFINISI
• DSS atau Dengue Shock Syndrome adalah syok hipovolemik yang
terjadi pada DBD, yang diakibatkan peningkatan permeabilitas
kapiler yang disertai kebocoran plasma.
• Syok dengue umumnya terjadi pada fase kritis, yaitu sakit pada hari
ke 4-5 dan sering kali didahului oleh tanda bahaya (warning signs)
ETIOLOGI

Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk


Stegomiya Aegipty dan Stegomiya Albopictus. Virus dengue
didalam tubuh manusia mengalami masa inkubasi 4 – 7 hari
(Viremia) yang disebut degan masa inkubasi intrinsik.
Penularan terjadi setiap kali nyamuk menggigit, sebelum
menghisap darah akan mengeluarkan air liur melalui saluran
alat tusuknya (Probocis).
PERJALANAN PENYAKIT

Fase Demam

Fase KRITIS

Fase KONVALESEN
PENYULIT

 Dehidrasi  Syok akibat kebocoran  Hipervolemia (Jika terapi


 Demam tinggi dapat plasma cairan intravena diberikan
menyebabkan gangguan  Perdarahan massif secara berlebihan atau
neurologi dan kejang  Gangguan organ dilanjutkan sampai fase
demam konvalesens
 Edema paru akut

Demam Kritis Konvalesens


DIAGNOSIS
DEMAM BERDARAH
DENGUE

 Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, terus menerus, kontinua.
 Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epitaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan/atau melena; maupun berupa Uji Torniquette positif.
 Nyeri kepala, myalgia, arthralgia, nyeri retroorbital.
 Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, rumah, atau di sekitar rumah.
 Hepatomegali
 Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala:
 Peningkatan nilai hematokrit >20% dari pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur.
 Ditemukan adanya efusi pleura, asites
 Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
 Trombositopenia <100.000/mm 3
Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi klinis, ditambah bukti perembesan
plasma dan trombositopenia cukup menegakkan diagnosis DBD.
DIAGNOSIS
WarniNG SIGNS

Klinis Demam turun tetapi keadaan anak memburuk


Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah yang menetap
Gelisah
Perdarahan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria

Laboratorium Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan


penurunan cepat jumlah trombosit
Hematokrit awal tinggi
DIAGNOSIS
DENGUE SHOCK
SYNDROME
(Syok terkompensasi)

 Takikardia
 Takipnea
 Tekanan nadi (perbedaan antara sistolik dan diastolik) <20
mmHg
 (CRT) > 2 detik
 Akral dingin
 Produksi urin < 1 ml/kgBB/jam
 Anak gelisah
DIAGNOSIS
DENGUE SHOCK
SYNDROME
(Syok dekompensasi)

 Takikardia dan takipnea


 Hipotensi (sistol dan diastole menurun)
 Nadi cepat dan kecil
 Pernapasan Kussmaul
 Sianosis
 Kulit lembab dan dingin
 Profound shock : nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
TATALAKSANA DSS

 Berikan terapi oksigen 2-4 L/menit


 Berikan resusitasi cairan dengan cairan kristaloid isotonic intravena dengan jumlah cairan
10-20 ml/kgBB dalam waktu 1 jam. Periksa hematokrit.
 Bila syok teratasi, berikan cairan dengan dosis 10 ml/kgBB/jam selama 1-2 jam.
 Bila keadaan sirkulasi stabil, jumlah cairan dikurangi secara bertahap menjadi 7,5, 3, dan
1,5 ml/kgBB/jam. Pada umumnya setelah 24-48 jam pasca resusitasi, cairan intravena
sudah tidak lagi diperlukan. Pertimbangkan untuk mengurangi jumlah cairan yang
diberikan secara intravena bila masukan cairan melalui oral makin membaik.
 Bila syok tidak teratasi, periksa analisis gas darah, hematokrit, kalsium dan gula darah
untuk menilai kemungkinan adanya A-B-C-S yang memungkinkan memperberat syok
hipovolemik. Apabila salah satu atau beberapa kelainan ditemukan, segera lakukan
koreksi.
PEMANTAUAN DSS

1. Tanda vital setiap 15-30 menit, selanjutnya setiap jam apabila syok
sudah teratasi.
2. Analisa gas darah, gula darah, kalsium pada saat masuk rumah
sakit terutama pada pasien syok dekompensasi atau syok
berkepanjangan.
3. Hematokrit harus diperiksa sebelum pemberian cairan resusitasi
pertama dan kedua, selanjutnya setiap 4-6 jam.
4. Produksi urin harus ditampung dan diukur.
5. Bila adanya gangguan fungsi organ lain, seperti ginjal, hati,
gangguan pembekuan, dan jantung; periksa fungsi ginjal, fungsi
hati, fungsi koagulasi dan EKG.
6. Hati hati akan kemungkinan terjadinya edema paru akibat
kelebihan cairan.

Anda mungkin juga menyukai