Anda di halaman 1dari 37

DENGUE HAEMORRHAGIC

FEVER
Oleh:
Ekavia Putri Setyani
(20360244)

Pembimbing:
dr. Ari Kurniasih, M. Ked (Ped), Sp. A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
2022
LAPORAN KASUS
Nama : Nabila Syakirah
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 7 tahun 0 bulan 14 hari
IDENTITAS Tanggal lahir : 21 Januari 2015

PASIEN Alamat : Jl. Tuamang No. 102 C Sidorejo


Hilir, Medan Tembung
Agama : Islam
No RM : 00374504
Tanggal MRS : 04 Februari 2022
Ruangan : Hijir Ismail III C
ANAMNESA
Keluhan Utama : Demam
Telaah :
Pasien laki-laki usia 6 tahun 11 bulan datang dibawa oleh orang tuanya ke rumah sakit
haji medan dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
bersifat naik turun, meningkat pada sore menjelang malam, demam tidak disertai kejang.
Pasien mengeluh mual dan ada muntah 2-3 kali perhari berisi air dan sedikit sisa
makanan, tidak ada darah, kira-kira sebanyak ½ gelas aqua. Pasien juga mengeluhkan
nyeri perut. Pasien sulit makan dan terasa lemas, bibir pasien terasa kering dan pecah
pecah. Batuk (-), Pilek (-), Ruam (-), BAK dan BAB normal.
ANAMNESA
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak Ada
Riwayat Pengobatan : Pasien sebelumnya berobat ke klinik dan diberikan terapi Inj. Norages ampul,
Inj. Ranitidine ampul , Inj. Ondansetron ampul.
Riwayat Kehamilan : Ibu rutin kontrol secara teratur ke bidan, G2P2A0, jamu (-), obat-obatan (-),
hipertensi (-), DM (-), Asma (-)
Riwayat Kelahiran : Os lahir cukup bulan, persalinan spontan ditolong oleh dokter, segera menangis
BBL : 3750 gram, PBL : 50 cm
Riwayat ASI : Diberikan ASI sampai 24 bulan
Riwayat Imunisasi : BCG, Hepatitis B, DPT, Polio
Riwayat Tumbuh Kembang : Tumbuh kembang baik sesuai usia
PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum
• Kesan sakit : Tampak sakit sedang
• Sesorium : Compos mentis
• Kuantitatif : GCS 15 (E= 4, V= 5, M= 6)
• TD : 98/72 mmHg
• HR : 113 x / menit
• RR : 26 x / menit
• Temperatur : 36,3 °c
• SPO2 : 99 %
PEMERIKSAAN FISIK

B. Data Antropometri

Berat Badan : 21 kg
Panjang Badan : 109 cm
GAMBAR CDC

BB/U = x 100% = 91% (BB Normal)

TB/U = x 100% = 90% (Tinggi Normal)

BB/TB = x 100% = 113% (overweight)


PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Kepala
Bentuk : Normochepali, Simetris, ubun-ubun tertutup
- Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut
- Wajah : Simetris, pucat (-), ikterik (-).
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), Pupil isokor,
Reflek cahaya (+/+).
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Kepala
- Hidung : DBN, sekret (-/-), Pernapasan cuping Hidung (-)
- Telinga : DBN, sekret (-), nyeri tekan (-)
- Mulut : DBN, bibir kering (+)
- Lidah : Lidah kotor (-)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Leher
- Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
- Massa : Tidak ada
- Pembesaran Tiroid : Tidak teraba membesar
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Thoraks (Paru)
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, fusiformis,
Palpasi : Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler (+/+), ronkhi basah (-/-), wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Thoraks (Paru)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Fremitus kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BJ I-II regular , murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Palpasi : nyeri tekan (+) epigastrium
Perkusi : Timpani di keempat kuadran abdomen
PEMERIKSAAN FISIK
D. STATUS GENERALIS
Ekstremitas : akral dingin, Capillary refill time < 2”,
petekie (-)
Genitalia : Perempuan
Anus/Rectum : Tidak dilakukan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 04/02/2022

Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 16.6 11.7-15.5 g/dL
Hematokrit 49.9 37-45 %
Leukosit 5.50 4-11 ribu/mm3
Trombosit 34 150-440 ribu/mm3
Eritrosit 6.16 4.19-5.96 juta/uL
PDW 16.0 9.0-13.0 fL
RDW-CV 12.5 11.5-14.5 %
MPV 9.7 7.2-11.1 fL
PCT 0.033 0.150—0.400 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Index Eritrosit
MCV 81 77-95 fL
MCH 27 25-33 Pg
MCHC 33 31-37 g/dL
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 0 1-3 %
Neutrofil Segmen 34 50-70 %
Limfosit 55 20-45 %
Monosit 11 4-8 %
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMMERIKSAAN LABORATORIUM : 04/02/2022

Jumlah Total Sel


Total Limfosit 3.05 0.58-4.47 Ribu/uL
Total Basofil 0.00 0-0.1 Ribu/uL
Total Monosit 0.62 0.17-1.22 Ribu/uL
Total Eosinofil 0.00 0-0.61 Ribu/uL
Total Neutrofil 1.9 1.88-7.82 Ribu/uL

IMUNO-SEROLOGI (WIDAL TEST)


ANTIGEN S. TYPHI S.PARATYPHI A S.PARATYPHI B S. PARATYPHI C
O 1/320 1/160 1/80 1/160
H 1/80 1/160 1/80 1/160
DIAGNOSIS
BANDING
1. DHF (Dengue Haemorragic Fever)
2. Demam Dengue
3. Demam Thypoid

DIAGNOSIS KERJA
DHF (Dengue Haemorragic Fever)
PENATALAKSANAA
N
• IVFD RL 250 cc guyur selanjutnya 60 tpm (micro)
• PCT 4x2 cth
• Curcuma syrup 1x1 cth
• Inj. Ranitidine 20 mg/ 12 jam
• Domperidone syrup 3x1 cth
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
04-02-22 - Demam (+) HR:90x/menit 1. IVFD RL 60 gtt/menit
naik turun RR: 22x/menit (micro)
- Mual (+) T: 36,5 ºC (08.00) DHF (Dengue 2. PCT 4x2 cth
- Muntah (+) 1x T: 37,8 ºC (19.00) Haemorragic Fever) 3. Curcuma syrup 1x1 cth
SpO2 : 99%, 4. Inj. Ranitidine 20 mg/ 12
  jam
5. Domperidone syrup 3x1
cth
6. Anjurkan banyak minum
7. Berikan kompres

05-02-22 - Demam (+) HR: 88x/menit 1. IVFD RL 60 gtt/menit


naik turun RR: 22x/menit DHF (Dengue (micro)
- Mual (+) T : 36,7 ºC (jam 13.00) Haemorragic Fever) 2. PCT 4x2 cth
- Muntah (-) T : 37,3 ºC (jam 18.00) 3. Curcuma syrup 1x1 cth
SpO2 : 98% 4. Inj. Ranitidine 20 mg/ 12
  jam
5. Domperidone syrup 3x1
cth
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
06-02-22 -Demam naik HR:90x/menit 1. IVFD RL 60 gtt/menit
turun RR: 24x/menit (micro)
-Mual (-) T: 37,1ºC (08.00) DHF (Dengue 2. PCT 4x2 cth
T: 36,8 ºC (19.00) Haemorragic Fever) 3. Curcuma syrup 1x1 cth
  SpO2 : 98% 4. Inj. Ranitidine 20 mg/
12 jam
5. Domperidone syrup 3x1
cth
DENGUE
HAEMORRHAGIC
FEVER
DEFINISI

Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai penyakit infeksi akut dengan


penyebab virus dengue. Virus ini merupakan sebuah virus RNA untai positif
yang berada di genus Flavivirus dari famili Flaviviridae. Penyakit DBD
mewabah lewat gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina yang terdapat virus
dengue dalam tubuhnya. Terdapat beberapa nyamuk lain yang dapat menjadi
vektor DBD yaitu nyamuk Aedes Polynesiensis, Aedes Scutellaris dan Aedes
Albopictus namun jenis ini lebih sedikit ditemukan.
EPIDEMIOLOGI
Penyakit demam berdarah dengue atau dikenal dengan dengue hemoragic fever (DHF)
merupakan jenis penyakit yang sangat mematikan. Kecenderungan penyakit ini ditemukan di
Negara tropis seperti di Negara Indonesia. Inisden kejadian DHF dari data 2015 menujukkan
angka kematian yang diakibatkan oleh infeksi penyakit tersebut sebesar 1.071 jiwa dari total
kejadian sebesar 12/650 kasus. Dari 33 kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara hampir
keseluruhan kabupaten/kota mempunyai kasus DBD. Kabupaten/Kota dengan Angka
cakupan tertinggi kasus DBD adalah Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1.326 kasus, Kota
Medan sebanyak 1.068 kasus, dan Kabupaten Simalungun sebanyak 736 kasus. Untuk
Kabupaten/ Kota dengan kasus DBD dengan cakupan yang rendah adalah Kabupaten Nias
Utara 0 kasus.
ETIOLOGI

Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk. Virus dengue termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga
Flaviviridae yang terdapat 4 serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN -3, dan DEN-4.
Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat
rantai tunggal dengan berat molekul 4 x106. Keempat serotype virus tersebut
semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam bedarah dengue. DEN-3
merupakan serotipe terbanyak yang ditemukan di Indonesia.
vektor

Faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit berdasarkan segitiga epidemiologi dipengaruhi oleh factor
manusia sebagai host dan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD. Walaupun Aedes aegypti
diperkirakan sebagai vektor utama penyakit dengue hemorrhagic fever (DHF), pengamatan epidemiologis
dan percobaan penularan di laboratorium membuktikan bahwa Aedes acuttelaris dan Aedes polynesiensis
yang terdapat di kepulauan Pasifik Selatan dapat menjadi vektor demam dengue. Di indonesia, walaupun
vektor DHF belum diselidiki secara luas, Aedes aegypti diperkirakan sebagai vektor terpenting didaerah
perkotaan, sedangkan Aedes albopictus di daerah perdesaan.
GEJALA KLINIS

Gejala DBD ditandai dengan manifestasi klinis, yaitu demam tinggi, perdarahan
terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah
(circulatory failure). Selain itu terdapat kriteria laboratoris yaitu trombositopeni
dan hemokonsentrasi (hematokrit menigkat). Trombosit dihasilkan dalam sumsum
tulang tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Fungsi utama trombosit
adalah membentuk sumbat mekanik selama respons hemostasis normal terhadap
cedera vaskuler. Tanpa trombosit,dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui
pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi
serta aktivitas prokoagulannya sangat penting.
PATOGENESIS
Respons imun yang diketahui berperan dalam patogenesis dengue yang pertama adalah hipotesis
antibodi dependent enhancement yaitu respons humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan
dalam netralisas virus, sitolisis, yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibodi.
Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit atau
makrofag. Limfosit T baik Thelper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respons imun seluler
terhadap virus dengue. Diferensiasi T-helper yaitu Th1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan
limfokin, sedangkan Th2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10. Monosit dan makrofag berperan
dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan
replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag. aktivitasi komplemen oleh kompleks imun
menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a. Titer IgM antiplatelet terlihat tinggi pada pasien DBD dan
atau yang mengalami DSS jika dibandingkan dengan pasien demam dengue. Antibodi antiplatelet inilah
yang diduga menyebabkan platelet lisis. Reaksi antigen dan antibodi dalam tubuh akibat infeksi virus
menyebabkan infeksi virus dengue lebih berat.
KLASIFIKASI
TATALAKSANA DBD TANPA
SYOK
Anak dirawat di rumah sakit Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air
sirup, susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-obatan ini dapat
merangsang terjadinya perdarahan. Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
- Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
- Kebutuhan cairan parenteral Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam, Berat badan 15-40 kg : 5
ml/kgBB/jam, Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
- Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium (hematokrit, trombosit,
leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
- Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah cairan secara bertahap
sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam sejak
kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan. Apabila terjadi perburukan klinis
berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok terkompensasi.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
No Kasus Teori

1 keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah - DBD didahului oleh demam mendadak disertai gejala klinik yang
sakit. tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang,
sendi dan kepala. Demam sebagai gejala utama terdapat pada
semua kasus. Lama demam sebelum dirawat berkisar antara 2-7
hari.

- (Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, 2015).

2 Pasien mengeluh mual dan ada muntah 2-3 kali DBD didahului oleh demam mendadak disertai gejala klinik yang
perhari tidak spesifik seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi
Pasien sulit makan dan terasa lemas, dan kepala.

(Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, 2015).


PEMBAHASAN
No Kasus Teori

5 Akral dingin (+/+) Manifestasi syok pada anak terdiri atas:


1) Kulit pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki,
tangan dan hidung sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini
disebabkan oleh sirkulasi yang insufisien yang menyebabkan
peninggian aktivitas simpatikus secara refleks
2) Anak yang semula rewel, cengeng dan gelisah lambat laun
kesadarannya menuran menjadi apatis, sopor dan koma. Hal ini
disebabkan kegagalan sirkulasi serebral.
3) Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi
menjadi cepat sampai tidak dapat diraba oleh karena kolap
sirkulasi.
4) Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang.
5) Tekanan sistolik pada anak menurun menjadi 80 mmHg atau
kurang.
6) Oliguria sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang
meliputi arten renalis.
(Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis, 2015)
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus
Flavivirus, family Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan
DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
• Dengue Haemorrhagic Fever di klasifikasikan menjadi dua yaitu Dengue Haemorrhagic Fever
dengan syok terkompensasi dan Dengue Haemorrhagic Fever dengan syok dekompenasi.
• Dengue Haemorrhagic Fever memiliki gejala yang didahului oleh demam mendadak disertai gejala
seperti anoreksia, lemah, nyeri punggung, tulang, sendi dan kepala. Lama demam sebelum dirawat
berkisar antara 2-7 hari. Uji tourniquet (+) . Hati yang membesar Diagnosis cukup dtekan secara
klinik. Pemeriksaan penunjang pada kasus dbd adalah Darah lengkap pada hasil darah rutin dapat
dijumpai trombositopenia (dibawah 150.000 – 440.000), leukopenia (dibawah 4000), serta
peningkatan hematokrit sampai 10%.
• Penatalaksanaaan pada DHF tatalaksana secara teori diberikan terapi simtomatik serta supportif.
TERIMAKASIH..
WASSALAMU’ALAIKUM
WR.WB..

Anda mungkin juga menyukai