Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit


Rumah Sakit adalah intitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan dan gawat darurat (Kemenkes RI, 2015).

1. Tujuan Rumah Sakit

Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit:

a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

b. Memberikan perlindungan terhadap lingkungan rumah sakit dan keselamatan

sumber daya manusia di rumah sakit.

c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.

d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia

rumah sakit dan rumah sakit (UU RI No. 44, 2009).

2. Fungsi Rumah Sakit

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan sesuai


dengan standart pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan

yang paripurna.

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.


d. Penyelenggaraan peneltian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan (UU RI No. 44, 2009).

2.2 Penerapan Protokol Kesehatan 5M

Terdapat sejumlah aturan protokol kesehatan yang diterbitkan oleh pemerintah melalui

Kementrian Kesehatan pada awal pandemi. Protokol kesehatan itu adalah : rajin mencuci tangan

memakai sabun/handsanitizer, memakai masker, menjaga jarak minimal satu meter (social

distancing), saat batuk dan bersin menutup mulut, serta mengecek suhu tubuh apabila suhu badan

lebih dari disertai dengan batuk, pilek segera istirahat dan melapor ke unit pelayanan kesehatan

terdekat. Selain mengeluarkan aturan dan himbauan mengenai protokol kesehatan, pemerintah

juga melakukan berbagai sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Edukasi dan sosialisasi ini

berkaitan dengan apa itu virus Corona, apa gejalanya dan penyebabnya, serta bagaimana

pencegahannya. Edukasi dan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah melalui berbagai media

baik itu media massa, media elektronik, ataupun media-media keras seperti pemasangan

spanduk/poster/baliho. Selain melalui media pemerintah pusat melakukan kerjasama antar

instansi/kementrian pemerintah untuk bersama-sama mensosialisasikan berbagai informasi yang

berkaitan dengan virus Corona.

Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahu dan melihat akibat, dampak, serta

efektifitas dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah lebih khususnya Kementrian

kesehatan melalui dinas kesehatan yang ada di daerah.Lebih lanjut lagi, peneliti ingin

mengetahui apakah dampak sosialisasi ini selaras dengan tujuan/target sosialisasi yang

ditetapkan oleh pemerintah. Perlu diketahui bahwa, tujuan dari suatu sosialisasi ialah untuk
mengubah tingkah laku maupun sikap dari target sasaran sosiaisasi yang dalam konteks

penelitian ini adalah masyarakat (Nurdianti, 2014). Sosialisasi menurut Charlotte Buhler (1978)

merupakan proses interaksi memahami, mempelajari, dan mesuaikan diri terhadap kelompoknya

agar dapat melakukan fungsi dan peran dalam kelompok tersebut. Selain itu, sosialisasi juga

salah satu bentuk dari komunikasi yang memiliki tujuan berupa saling mendapatkan informasi

yang mana setiap komponennya saling berhubungan (Devito,2015).

Efektivitas dapat diartikan sebagai refleksi dari tingkat keunggulan atau keberhasilan

dalam menggapai sebuah tujuan atau sasaran yang sebelumnya telah ditetapkan dan memiliki

variasi dan keterkaitan diantara nilai-nilai yang ada (Prakoso, 2015). Efektivitas dapat diartikan

juga sebagai sebuah pemanfaatan secara sadar atas segala sarana-prasarana, dan sumber daya

yang ada dalam jumlah yang telah ditetapkan demi menghasilkan beberapa barang atas jasa yang

dijalankan sebelumnya (Sondang, 2012). Dalam kesempatan kali ini, ada beberapa indikator

efektivitas yang dikemukakan oleh Richard M. Steers yang dikutip oleh Duncan yang akan

digunakan dan dipaparkan oleh peneliti dibawah ini untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam

mencapai tujuan dari sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah (Duncan, 1985).

Menurut Duncan dalam buku “Efektivitas Organisasi” karangan Richard M. Steers

berpendapat bahwa ada tiga indikator dari sebuah efektivitas (Duncan, 1985), yaitu:

1. Pencapaian tujuan: Semua usaha dan cara untuk mencapai tujuan hendaklah dilihat

sebagai sebuah cara atau teknik, supaya pencapaian dari tujuan akhir semakin terjamin.

Oleh sebab itu, diperlukan suatu pentahapan, dalam arti periodisasinya maupun dalam

arti pentahapan dalam mencapai tiap bagian. Ukuran ini terdiri dari beberapa faktor,

yaitu:
a) Waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan sosialisasi

b) Sasaran dan target sosialisasi yang kongkrit

c) Dasar hukum

2. Adaptasi: ukuran efektivitas ini mengukur penyesuaian diri yang dilakukan agar

seseorang dapat meyelaraskan segala perubahanyang ada di dalam sekelilingnya.

Ukuran ini terdiri dari:

a) Sarana dan prasarana.

b) Peningkatan kemampuan.

3. Integrasi: ukuran efektivitas ini mengukur derajat kekuatan dari sebuah

organisasi untuk melakukan peningkatan konsensus, komunikasi, dan sosialisasi

dengan berbagai macam kelompok (Nazarudin, 1994). Ukuran efektivitas ini

terdiri dari beberapa faktor, yaitu:

a) Prosedur.

b) Proses sosialisasi.

Penelitian ini menarik bagi peneliti karena selama pandemi berlangsung di Indonesia,

Pemerintah mengeluarkan statement yang ‘blunder’ saat awal pandemi berlangsung dari

pemerintah akan memberikan diskon pariwisata bagi turis asing ditengah epidemi virus corona,

hingga berbagai kelakar dari pejabat setingkat menteri. Seperti yang terjadi pada menteri

Perhubungan yang mengatakan bahwa Indonesia kebal virus karena doyan makan nasi kucing,

dan kelakar menko Kemaritiman yang mengatakan bahwa virus COVID-19 tidak kuat dengan

cuaca di Indonesia (Persada, 2021). Massifnya persebaran virus corona di Indonesia juga
menarik perhatian peneliti, hal ini dikarenakan Indonesia yang merupakan negara kepulauan

yang memiliki 16.056 pulau, 415 kabupaten, dan 7.094 kecamatan dalam kurun waktu kurang

dari 6 bulan kasus positif Corona sudah hampir merata diseluruh wilayah Indonesia. Selain itu,

banyak kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang penulis nilai inkonsisten dalam menangani

pandemi COVID-19. Seperti, pada akhir tahun 2020 pemerintah melarang masyarakat mudik

tetapi memperbolehkan pulang kampung hingga larangan masyarakat untuk bepergian akan

tetapi tetap memperbolehkan sektor pariwisata tetap buka (detikcom, n.d.,2021). Tujuan

penelitian ini dilakukanialah: (1) Untuk mengetahui efektifitas dari sosialisasi gerakan 5M

terhadap pertambahan jumlah kasus positif COVID-19. (2) Untuk mengetahui apakah ada

dampak yang ditimbulkan dari berbagai program pemerintah dalam upaya memotong rantai

persebaran dari virus COVID-19.

Anda mungkin juga menyukai