1. Rumah sakit merencanakan pendidikan konsisten dengan misi,jenis pelayanan dan populasi
pasien.
2. Tersedia mekanisme/strukutr pendidikan secara memadai di seluruh Rumah Sakit
3. Struktur pendidikan dan sumber daya diorganisasikan secara efektif
I. Acuan :
UU 36/2009 Tentang Kesehatan PMK no 004 2012 Tentang Petunjuk Tekhnis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit
III. PMK no 004 tahun 2012 tentang petunjuk tekhnis Promosi Kesehatan RS
BAB I Pendahuluan
BAB II Pengertian Rumah Sakit
BAB III Promkes oleh RS
BAB IV Pelaksanaan Promkes bagi Pasien RS
BAB V Pelaksanaan Promkes bagi Klain Sehat
BAB VI Pelaksanaan Promkes di Luar Gedung
BAB VII Langkah – langkah pengembangan Promkes RS
BAB VIII Indikator Keberhasilan
BAB IX Penutup
Menjadi pusat rujukan dalam program promosi kesehatan yang memberikan pengalaman yang luar
biasa pada tahun 2020
Misi :
Menyampaikan informasi kesehatan dan kegiatan rumah sakit kepada masyarakt pengunjung dan
masyarakat di luar lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa secara komprehensif dan tepat
sasaran.
Menghasilkan produk – produk Promosi kesehatan sebagai media edukasi kesehatan yang bermutu
bagi masyarakat khusus ya di lengkungan Rumah Sakit Umum Daerah langsa.
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
Promosi kesehatan Rumah Sakit dengan memberi contoh : tampilan Rumah Sakit yang bersih dan
sehat
Mempergunakan media penyuluhan : dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan
media cetak dan elektronika
Kegiatan penyuluhan langsung : memerlukan waktu dan keterampilan petugas, dapat dilakukan
di masing-masing unit dengan topik khusus.
Promosi kesehatan di luar Rumah Sakit : dilakukan dengan cara membina pasien yang sudah
sembuh atau orang yang potensial untuk jadi kader dilakukan bermitra dengan Dinas Kesehatan
atau sektor lain yang terkait.
6. Indikator
Input : ada tenaga, ada wadah, ada dana, ada sarana dan media, ada rencana kegiatan.
Proses : ada orientasi / pelatihan, ada pertemuan, ada kegiatan dalam dan luar Rumah Sakit yang
berkesinambungan.
Output : ada peningkatan penampilan Rumah Sakit yang bersih dan sehat, ada peningkatan
perilaku yang bersih dan sehat dari petugas, pasien, dan pengunjung.
Pengaturan hubunganm kerja antar satu unit dengan unit lainnya dalam bentuk koordinasi
fungsional,administratif operasional dan atau tekhnik operasioanl. Tata hubungan kerja dibuat untuk
unit – unit kerja yang memiliki tugas – tugas yang cenderung tumpang tindih dengan tugas – tugas
unit lain atau sungguh – sungguh memerlukan kerjasama yang perlu diataur dengan tujuan untuk
memperjelas batas tugas pekerjaaan dan batas wewenng antar unit kerja.
b. Misi
c. Motto
IV. Tujuan
Tujuan dari Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit Kasih Ibu Rengat :
1. Untuk Pasien
a. Meningkatkan pengertian dan sikap pasien tentang penyakitnya sehingga berkeinginan untuk
mempercepat pemulihan serta berupaya agar penyakitnya tidak kambuh lagi dengan cara
konseling kepada pasien.
b. Mengembangkan pengertian dan sikap pasien tentang pemanfaatan fasilitas kesehatan
4. Untuk Petugas RS (dapat dilakukan dengan metode promosi kesehatan berupa advokasi)
V. Rencana Kegiatan
Untuk mengembangkan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit di Rumah Sakit Umum
Daerah Langsa, telah disusun beberapa rencana kegiatan yang dilakukan dengan strategi promosi
kesehatan berupa pemberdayaan, bina suasana, advokasi, dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait.
Adapun rencana kegiatan Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit Umum
Dearah Langsa diantaranya adalah
6
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
1. 1 Membuat Rencana Kegiatan
Tahunan Unit PKRS
2. 2 Melaksanakan advokasi /
koordinasi kepada petugas
3. 3 Mengidentifikasi kebutuhan
PKRS di instalasi sasaran
kegiatan dengan cara observasi
lingkungan dan koordinasi
dengan Kepala Ruang / Poli /
Instalasi
4. 4 Analisa data
5. 5 Mengembangkan strategi PKRS
6. 6 Mengembangkan media PKRS
7 - Website PKRS
8 - Leaflet
9 - Radio Medis
10 - Poster / Banner
7. 11 Melaksanakan uji coba media
PKRS
8. 12 Melaksanakan upaya perubahan
perilaku masyarakat RS melalui :
13 - Pemberdayaan
14 - Bina Suasana
15 - Advokasi
16 - Kemitraan
9. 17 Mengevaluasi proses dan hasil
media PKRS
10. 18 Melaksanakan kampanye PHBS
terkait dengan :
19 - Hari TBC
20 - Hari Diabetes Mellitus
21 - Hari Demam Berdarah
22 - Hari Imunisasi
23 - Hari Lansia
24 - Hari Tanpa Tembakau
25 - Hari Anti Narkoba
26 - Hari Anak
27 - Hari ASI
28 - Hari Cuci Tangan Pakai Sabun
29 - Hari Kesehatan Nasioanal
30 - Hari Paru
7
Bulan
No Uraian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket
31 - Hari AIDS/HIV
32 - Hari Kusta
11. 33 Mengembangkan pedoman
PKRS
12. 34 Membuat makalah kesehatan
13. 35 Mengikuti seminar / lokakarya
PKRS
14. 36 Evaluasi Kegiatan
15. 37 Membuat laporan PKRS
Assesmen adalah proses untuk mendapatkan data/informasi dari proses pendidikan yang bertujuan
untuk memantau perkembangan proses pendidikan serta memberikan umpan balik baik kepada pasien
ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli : Menurut Robert M Smith (2002)
“Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan
kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan
anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran
Promosi Kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat
mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan, dan mengembangkan
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
mereka, sesuai sosial budaya mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah bagian dari pendidikan kesehatan dengan memberi
informasi tentang kesehatan kepada pasien, keluarga pasien juga petugas yang bekerja di Rumah
Sakit.
Menurut Simnett (1994), promosi kesehatan adalah memperbaiki kesehatan atau mendorong untuk
menempatkan kesehatan sebagai kebutuhan yang lebih tinggi pada agenda individu ataupun dalam
masyarakat. Aspek promosi kesehatan yang mendasar bertujuan untuk melakukan pemberdayaan
sehingga orang memiliki keinginan lebih besar terhadap aspek kehidupan yang mempengaruhi
kesehatan. Dengan peningkatan pengetahuan maka informasi masalah kesehatan akan membantu
individu maupun masyarakat untuk tanggap dengan masalah kesehatannya dan cepat bertindak untuk
mencari tahu ke tempat pelayanan kesehatan atau untuk mendapatkan pengobatan (Hartono, 2010)
9
Promosi kesehatan dilakukan dengan perencanaan melalui tahap analisis untuk mengetahui
permasalahan dan apa yang menjadi penyebabnya. Dengan melakukan identifikasi permasalahan dan
penyebabnya, dilakukan penyusunan program agar dapat dilakukan penyelesaian permasalahan
tersebut (Dignan dan Carr , 1992).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan, WHO memberi pengertian bahwa promosi
kesehatan merupakan“ the process of enabling individuals and communities to increase control over
the determinants of health and thereby improve their health “(proses mengupayakan individu-individu
dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan, dengan demikian meningkatkan derajat kesehatan). Di Indonesia promosi
kesehatan dirumuskan sebagai “ upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar dapat Universitas Sumatera Utara
menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan “ (Depkes
RI, 2005).
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya Rumah Sakit meningkatkan kemampuan
pasien kelompok masyarakat agar dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan reabilitasinya,
No Elemen Penilaian (EP) SPO
1 PPK 1
klien dan kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah
masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat sesuai
sosial budaya mereka serta didukung kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan (Depkes RI
2008).
a. Standar PPK 1
Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan dan proses pelayanan. Memenuhi standar PPK 1, RSUD Langsa membentuk
11
Team Pendidikan Pasien dan keluarga (Team PPK) yang bertanggung jawab kepada Direktur RSUD
Langsa
Team PPK terdiri dari seluruh dokter, perwakilan perawat per ruang, perwakilan rehabilitasi
medis, perwakilan ahli gizi dan perwakilan farmasi/apoteker. Pengorganisasian Team PPK dipimpin
oleh satu orang ketua, satu orang wakil ketua dan seorang sekretaris.
Team PPK mengorganisasikan kegiatannya dengan membuat program kerja, kerangka acuan,
pedoman teknis dan fasilitas yang diperlukan.
b. Standar PPK 2
Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-masing pasien dan dicatat di rekam medis.
(SPO)
Visi merupakan gambaran masa depan mau jadi apa lembaga kita. Menentukan visi berarti
menentukan tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai. Dalam menentukan visi hendaknya memenuhi
persyaratan:
- Tidak berdasarkan kondisi saat ini
- Berorientasi ke depan
- Mengekspresikan kreatifitas
- Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat
Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh komitmen atau dukungan
dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan perilaku sehat
(DEPKES, 2007).
Tujuan Khusus
1. Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.
2. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
3. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan menerima perubahan.
4. Adanya tindakan/perbuatan/kegiatan nyata (yang diperlukan).
5. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)
pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh. Diharapkan
mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi khusunya melakukan
pendekatan persuaif, dapat dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela
khusunya di depan kelompok saaran.
Pendekatan dan Langkah dalam Advokasi
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan persuasif, secara dewasa,
dan bijak, sesuai keadaan, yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut
UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan para
pemimpin, bekerja sengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa, dan
membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui pembentukan koalisi, pengembangan
jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerjasama bilateral.
Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi (Menurut Depkes, 2007)
1. Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi.
2. Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
3. Siapkan dan kemas bahan informasi.
4. Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional.
5. Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.
Sumber Buku:
1. D.J Maulana, Heri. 2007. Promosi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
2. 2. DEPKES 2007
Skala yaitu sekumpulan item-item yang memiliki serangkaian lambang/simbol atau angka yang
disusun dengan cara tertentu sehingga simbol atau angka itu dengan aturan tertentu dapat diberikan
kepada individu (atau pada perilaku individu) untuk mengkuantifikasikan suatu gejala yang diukur
oleh skala itu (Kerlinger, 1990:788, Chaplin, 1981:444). Pada umumnya skala digunakan untuk
mengukur sikap manusia, tapi juga memungkinkan untuk mengukur kepribadian, sikap, minat,
persepsi atau atribut psikologis lainnya.
Proposal Kegiatan
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Rumah sakit adalah satu usaha yang bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan.
Dalam menjalankan kegiatan diperlukan tenaga yang cukup dan profesional yang menguasai
tekhnologi, alat – alat medis, pelayanan, pasilitas dan sarana yang memadai, penyediaan
peralatan serta sistim managemen administrasi yang terkoordinasi dengan baik karena
pelayanan dengan mutu atau kualitas yang terbaik akan dipilih oleh para pengguna jasa
13
(konsumen), dengan demikian peningkatan pelayanan merupakan hal yang sangat penting
yang harus di perhatikan.
Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh rumah sakit sebagai provider, dimana mutu pelayanan kesehatan bagi pasien berarti
empati, respek dan tanggap akan kebutuhannya, dalam hal ini kebutuhan pelayanan yang
diberikan oleh petugas kesehatan. Sedangkan mutu pelayanan bagi petugas berarti bebas
melakukan sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan
masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang memadai serta terlindungi
oleh aturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Rumusan masalah
Berdasarka latar belakang di atas utnuk memperjelas arah survey maka masalah yang
dirumuskan adalah :
1. Bagaimana tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
Umun Daerah Langsa?
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi dan menentukan tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Langsa?
c. Tujuan Survey
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap kinerja dan pelayanan yang telah
diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang menentukan kepuasan pasien
terhadap pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Langsa
Pembina : Direktur
Penanggung Jawab : Wakil Direktur
Ketua : Cut Eliza Hidayani,SKM
Wakil : Elly Purnama Sari,SKM
Sekretaris : Abd Aziz, S.Kep
Bendahara : Yulizar,SKM
Anggota : Ridwan,SKM
M. Nasir
Faisal,SKM
Aliman
Hasyim
Tim Emunerator : Tenaga Kontrak
Analisa Data : Tim Mutu dan PKRS
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang – undang nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa Organisasi Rumah Sakit disusun
dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi Rumah Sakit dengan menjalankan tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan tata kelola klinis yang baik (GoodClinical
Governance).
Tata kelola rumah sakit yang baik adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen Rumah Sakit
yang berdasarkan prinsip-prinsip tranparansi, akuntabilitas, independensi dan
responsibilitas,kesetaraan dan kewajaran.
Tata kelola klinis yang baik adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang
meliputi kepemimpinan klinik, audit klinis, data klinis, resiko klinis berbasis bukti, peningkatan
kinerja, pengelolaan keluhan, mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan
profesional, dan akreditasi rumah sakit.
Untuk mewujudkan tata kelola perusahaan dan klinis yang baik, rumah sakit harus
menyediakan regulasi (norma), standar-standar, prosedur dan kriteria (patokan/parameter) yang
dijalankan secara konsisten, karena regulasi sebagai sumber hukum formil berupa peraturan tertulis
akan mengikat secara umum segenap unsur yang ada di rumah sakit.
Regulasi menjadi salah satu penentu perkembangan perumah- sakitan yang kini menghadapi
berbagai tantangan. Mulai dari tuntutan masyarakat atas peningkatan kualitas layanan,
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran serta kondisi sosial politik dan ekonomi
masyarakat.
Penyiapan dokumen sebagai regulasi merupakan hal pokok di rumah sakit karena merupakan
acuan dalam pelaksanaan pelayanan RS. Dalam Pedoman Regulasi ini dijelaskan dokumen yang harus
dibuat oleh rumah sakit, dengan disertai penjelasan penyusunannya sehingga memudahkan rumah
sakit dalam menyusun dokumen regulasi rumah sakit. Untuk dapat terjadinya persamaan persepsi
dalam penyusunan dokumen rumah sakit, maka disusunlah Panduan Pengendalian Dokumen RS
XXX
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
15
1. Tersedianya panduan bagi RS dalam penyusunan dokumen yang berbentuk regulasi Rumah
Sakit.
2. Membantu menyiapkan dokumen yang merupakan bagian yang cukup penting di Rumah
sakit
3. Menjadi kerangka hukum dan manajerial yang menjadi acuan bagi rumah sakit dalam
mencapai tujuannya
Tujuan Khusus :
Berisi tujuan khusus dibuatnya panduan
BAB II
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus
dilakukan, dengan demikian merupakan hal pokok yang menjadi dasar untuk menentukan
ataumelaksanakan kegiatan Sedangkan panduan adalah merupakan petunjuk dalam
melakukankegiatan.
Pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar
pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan benar, diperlukan
pengaturanmelalui SPO.
5. Prosedur
Prosedur suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan
waktudan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan. Prosedur menggambarkan
suatuaktifitas yang mengalir dalam satu organisasi. Di level inilah Flowchart dan
workflowdikelompokkan. Prosedur di RS XXX dibuat dalam bentuk naratif proses yang tertulis
panjanglebar beberapa halaman sehingga tidak sepraktis Flowchart dan workflow.
6. Instruksi kerja
Instruksi Kerja adalah salah satu salah satu dokumen yang berisi tentang instruksi-instruksi
yangharus dilakukan oleh semua pihak di dalam organisasi. Kalimat-kalimatnya lebih
bersifatinstruktif, bukan narasi.
Instruksi kerja berupa penjelasan pelaksanaan suatu aktivitas dalam prosedur yang
padaumumnya lakukan oleh satu jabatan/posisi. Contoh Instruksi Kerja adalah
instruksimenghidupkan mesin, memadamkan api kebakaran, cara membuka paket, dan lain-lain.
7. Catatan Mutu
Catatan mutu adalah bukti dari proses kerja gyang sudah dilakukan/dikerjakan, bukti ini
dapatditulis dalam sebuah form sesuai prosesnya masing-masing.
Catatan mutu pada prinsipnya juga merupakan suatu dokumen yang dibuat dalam dalam formatform,
dengan nomor dokumen sesuai dengan prosedur pengendalian dokumen.
Masih ada beberapa dokumen level 1 yang belum masuk: bylaws, AD/ART
C. DOKUMEN MEDIS
1. PANDUAN NASIONAL PENGELOLAAN PENYAKIT (PNPK)
2. PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK/CLINICAL PRACTICE GUIDELINES )
3. ALUR KLINIS (CLINICAL PATHWAY)
17
4. PROSEDUR MEDIS
5. ALGORITMA
6. PROTOKOL
D. TINGKATAN REGULASI
Tingkatan regulasi yang berlaku di RS XXX.
Level REGULASI
1 AD/ART, Peraturan, Surat Keputusan, Kebijakan, Bylws, dan Panduan
2 Prosedun dan Intruksi Kerja, PNPK, PPK, AK, Agloritma, protokol
3 Catatan Mutu
Kegiatan pengendalian dokumen di RS XXX terdiri dari beberapa jenis kegiatan, yaitu:
BAB III
TATA LAKSANA
Diceritakan juga disini alur pembuatan dokumen baru seperti apa, atau apabila merupakan revisi dari
dokumen sebelumnya
PENOMORAN DOKUMEN
Penomoran dokumen dilakukan oleh bagian dokumen control atau oleh bagian sekretariat
setelah dokumen tersebut final tanpa revisi. Dokumen dapat dimintakan penomoran sebelum ataupun
setelah dokumen tersebut disahkan atau ditandatangani oleh pihak yang berwenang.
Rumus penomoran : XXX / YYY/ 00 / R_
XXX = Jenis Dokumen
YYY = Nama Departemen yang mengeluarkan dokumen tersebut
19
PER = Peraturan
KPTS = Surat Keputusan
KBJ = Kebijakan
PDM = Pedoman Mutu
SPO = Standar Prosedur Operasional
STO = Struktur Organisasi
INK = Instruksi Kerja
FRM = Form
disesuaikan dengan internal RS)
DIR = Direktur
YM = Manajer Bidang Pelayanan Medik
KEP = Manajer Bidang Keperawatan
DIKLIT = Manajer Bidang Pendidikan dan Litbang
JM = Manajer Bidang Penunjang Medik
SDI = Manajer Bidang Sumber Daya Insani
AKT = Manajer Bidang Keuangan dan Akuntansi
BPI = Manajer Bidang Bimbingan dan Pelayanan Islami
PMR = Pjs. Manajer Bidang Pemasaran
UMUM = Manajer Bidang Umum dan Hukum
IGD = Instalasi Gawat Darurat
ICU = Instalasi ICU dan Hemodialisa
OK = Instalasi Bedah Sentral
FIS = Instalasi Rehabilitasi Medik
IRNA = Instalasi Rawat Inap
20
b. Pembukaan
Jabatan pembentuk peraturan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta ditulis
denganhuruf kapital.
Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadilatar belakang dan alasan pembuatan peraturan.
Huruf awal kata menimbang ditulis dengan hurufkapital diakhiri dengan tanda baca titik dua
(:) dan diletakkan di bagian kiri;
Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-
undanganyang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut. Peraturan perundang -
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau
lebih tinggi.
KonsideransMengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.
c. Diktum
Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital, serta
diletakkandi tengah margin;
Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca titik dua; nama peraturan sesuai dengan judul (kepala) tanpa
RI, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
22
d. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum,misalnya : KESATU : KEDUA : dst; dicantumkan saat berlakunya peraturan,
perubahan,pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan materi kebijakan
dapat dibuatsebagai lampiran peraturan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan peraturan.
e. Kak
Kaki peraturan merupakan bagian akhir substansi peraturan yang memuat penanda
tanganpenetapan peraturan, pengundangan peraturan yang terdiri atas tempat dan tanggal
penetapan,nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang
menandatangani.
f. Penandatanganan
Peraturan Direktur ditandatangani oleh Direktur RS XXX dan keabsahan salinan dilakukan
olehBagian Sekretariat .
2. Keputusan Direktur
Bentuk dan susunan naskah Keputusan Direktur adalah sebagai berikut :
a. Kepala
Kop naskah keputusan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit, kata Surat keputusan pejabat
yangmenetapkan ditulis simetris di tengah margin dengan huruf kapital. Nomor keputusan
ditulisdengan huruf kapital. Penomoran Surat Keputusan Direktur. Kata penghubung tentang
ditulisdengan huruf kapital. Judul keputusan ditulis dengan huruf kapital.
b. Pembukaan
Nama jabatan pejabat yang menetapkan keputusan ditulis simetris di tengah dengan huruf
kapital.
Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadilatar belakang dan alasan pembuatan keputusan. kata menimbang ditulis dengan
huruf kapital,diakhiri tanda baca titik dua, dan diletakkan di bagian kiri.
Konsiderans Mengingat memuat dasar kewenangan dan keputusan yang
memerintahkan pembuatan keputusan tersebut. Keputusan yang menjadi dasar hukum adalah
keputusan yang tingkatannya sederajat atau lebih tinggi
c. Diktum
Diktum Memutuskan ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa spasi di antara suku kata
dandiletakkan di tengah margin.
Diktum Menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan, disejajarkan ke bawah dengan
katamenimbang dan mengingat, huruf awal kata
Menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua.
Namakeputusun sesuai dengan judul (kepala) keputusan seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital dandiakhiri dengan tanda baca titik.
d. Batang Tubuh
23
Batang tubuh memuat semua substansi keputusan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum,misalnya : KESATU : dst. Dicantumkan saat berlakunya keputusan, perubahan,
pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan materi kebijakan dapat dibuat
sebagai lampiran keputusan, dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan keputusan.
e. Kaki
Kaki memuat nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun, nama jabatan, tanda tangan dan stempel
jabatan serta nama lengkap pembuat keputusan.
f. Penandatanganan.
Surat Keputusan Direktur ditandatangani oleh Direktur RS XXX dan keabsahan
salinandilakukan oleh Bagian Sekretariat .
3. Kebijakan
Bentuk dan susunan naskah Kebijakan di RS XXX adalah sebagai berikut :
a. Kepala
Kop naskah peraturan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit. Kata peraturan dan nama jabatan
pejabat yang menetapkan, ditulis simetris dengan huruf kapital. Nomor peraturan ditulis
dengan huruf kapital di bawah kata Peraturan.
Kata penghubung tentang ditulis dengan huruf kapital. Judul peraturan ditulis dengan huruf
capital. Nama jabatan yang menetapkan peraturan ditulis dengan huruf kapital
b. Pembukaan
Jabatan pembentuk peraturan ditulis simetris, diletakkan di tengah margin serta ditulis dengan
huruf kapital.
Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadilatar belakang dan alasan pembuatan peraturan. Huruf awal kata menimbang ditulis
dengan hurufkapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (:) dan diletakkan di bagian kiri;
Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-
undanganyang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut. Peraturan perundang -
undangan yangmenjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat atau lebih
tinggi. KonsideransMengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan kata menimbang.
c. Diktum
Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital, serta
diletakkandi tengah margin.
Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah dengan
katamenimbang dan mengingat, huruf awal kata
Menetapkan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;
namaperaturan sesuai dengan judul (kepala) tanpa RI, seluruhnya ditulis dengan huruf kapital
dandiakhiri dengan tanda baca titik.
d. Batang Tubuh
24
Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang dirumuskan dalam diktum-
diktum, misalnya : KESATU : KEDUA : dst; dicantumkan saat berlakunya peraturan,
perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan, dan peraturan lainnya, dan materi kebijakan
dapat dibuat sebagai lampiran peraturan, dan pada halaman terakhir ditandatangani
oleh pejabat yang menetapkan peraturan.
e. Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir substansi peraturan yang memuat penanda
tangan penetapan peraturan, pengundangan peraturan yang terdiri atas tempat dan tanggal
penetapan,
. Penandatanganan
Kebijakan ditandatangani oleh Direktur RS XXX dan keabsahan salinan dilakukan oleh
Bagian Sekretariat.
Mengingat sangat bervariasinya bentuk dan isi pedoman/panduan maka sulit untuk dibuat
standarsis tematikanya atau format bakunya. Oleh karena itu RS XXX menyusun sistematika
buku pedoman/panduan sebagai berikut :
Pedoman pengorganisasian unit kerja dibuat oleh unit kerja berdasarkan struktur organisasi
dan tata kelola RS yang telah ditetapkan, terdiri dari:
BAB I Pendahuluan
BAB X Pertemuan/rapat
Laporan Bulanan
Laporan Tahunan
25
Pedoman pelayanan unit kerja dibuat oleh unit kerja atau sub satuan unit kerja yang telah
ditetapkan sesuai dengan struktur organisasi dan tata kelola RS, terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Pedoman
Batasan Operasional
LandasanHukum
Distribusi Ketenagaan
Pengaturan Jaga
Denah Ruang
Standar Fasilitas
BAB IX PENUTUP
Panduan pelayanan dibuat oleh suatu unit kerja atas suatu proses spesifik yang dilakukan di
unit kerja tersebut. Panduan ini terdiri dari:
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTAS
26
Sistematika panduan pelayanan RS tersebut diatas bukanlah baku tergantung dari materi/isi
panduan. Pedoman/panduan yang harus dibuat adalah pedoman/panduan minimal yang harus adadi
RS yang di persyaratkan sebagai regulasi.
Karena RS XXX telah menggunakan e file keharusan mempunyai hardcopy pedoman/panduan
dikelola oleh Bagian Sekretariat RS, sedangkan di unit kerja bisa dengan melihat di intranet rumah
sakit
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dalam pembuatan dokumen pedoman/panduan ini
yaitu:
Prosedur dibuat dalam bentuk dan susunan naskah dalam standar prosedur operasional (SPO)
sebagai berikut (sesuaikan format yang digunakan di RS):
a.Kepala
Kepala sebelah kiri memuat: Kop naskah standar prosedur operasional terdiri atas
gambarlogo RS XXX serta alamat RS XXX di bawahnya.
Tulisan Standar Prosedur Operasionaldicantumkan di bawah logo RS XXX. Kepala
sebelah kanan memuat
Judul standar prosedur operasional yang ditulis dengan hurufkapital.
Nomor Dokumen, Nomor Revisi, dan Halaman dicantumkan secara simetris
dibawah judul.
Penomoran dokumen dilakukan sebagai berikut: Tanggal Terbit dicantumkan dibawah
nomor dokumen.Tanda Tangan dan Nama Jelas pejabat yang menetapkan standar prosedur
operasional dicantumkan dibawah nomor revisi dan halaman.
b. Batang Tubuh
Batang tubuh standar prosedur operasional terdiri atas pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur,
dan unit terkait terkait. Apabila prosedur menggunakan bantuan gambar atau diagram
pelengkapatau form yang harus diisi, dapat ditambahkan di bagian lain sebagai lampiran dari
prosedur tersebut.
27
6. Catatan Mutu
Untuk memudahkan mengendalikan dokumen-dokumen yang sangat banyak, maka RS XXX
menetapkan beberapa form Catatan Mutu sebagai berikut :
Daftar Induk Dokumen Internal (Lampiran 6)
Daftar Induk Dokumen Eksternal (Lampiran 7)
Lembar Distribusi (Lampiran 8)
Formulir Bukti Penerimaan Salinan Dokumen (Lampiran 9)
Formulir Bukti Penarikan Dokumen (Lampiran 10)
Formulir Amandemen (Lampiran 11)
Berita Acara Pemusnahan Dokumen (Lampiran 12)
Daftar Dokumen yang dimusnahkan (Lampiran 13)
7.Panduan Praktik Klinik (Clinical Practice Guidelines)
8. Alur Klinis (Clinical Pathway)
9. Prosedur Medis
10. Algoritma
11. Protokol
Lengkapi
Tambahkan mengenai pembuatan kopi dokumen tambahan, peminjaman dari pihak luar (jika
diperbolehkan) dan pengendalian dokumen eksternal
G. REVIEW DAN REVISI DOKUMEN
29
BAB IV
DOKUMENTASI
Berisikan:
Kebijakan yang mendasari pelayanan
Pedoman pelayanan suatu unit kerja yang mendasari pelayanan
SPO-SPO terkait proses kerja yang disebutkan di dalam panduan ini
Form-form yang digunakan di dalam proses kerja ini
Metodologi pendokumentasian proses kerja ini
30
RSUD Langsa No RM :
Nama ; Ruang ;
Pemberian pendidikan Tgl lhir ; Kelas ;
pasien/keluarga Agama ; Instalasi ;
interdisiplin Pendidikan ;
Hambatan : Jenis pendidikan meliputi :
1. Fisik, emosional dan 1. Penggunaan alat bantu medik Penerima pendidikan :
kognitif 2. Alternatif tindakan lain
2. fisik atau emosional atau 3. Diagnosis, prognosis 1. P = Pasien
kognitif 4. Diet 2. K = Keluarga
3.mampu dan sanggup 5. Manajemen nyeri 3. L = Lain - lain
6. Rencana pengelolaan & dan
hasil yg diharapkan
Bahasa : 7. Resiko penyakit Evaluasi Respon :
1. Indonesia 8. Resiko tindakan
2. Asing 9. Resiko bila tidak dilakukan 1. Tidak mengerti
3. ............./isyarat tindakan 2. Mengerti
10.Rehabilitas medik 3. Mengerti,mengulang
11.Tindakan medik 4. Mengerti,mengulang,
12.Tindakan kkeperawatan 5. mendemonstrasikan
13. p1nggunaan obat
Metode :
14. bimbingan rahani
1. Audio
15. penunjang medik
2. Demonstrasi
16. lain – lain :
3. Lisan
- jam konsultasi
4. Tulisan
- biaya,tata tertib, hak dan
5. Visual
kawajiban pasien, fasilitas
- informasi tindakan dokter
- cara cuci tangan, cara batuk,
buang sampah medis dan
non medis
P
K
L
P
K
L
P
K
L
P
K
L
1. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit atau lebih di kenal dengan istilah penyuluhan kesehatan
masyarakat Rumah Sakit disingkat PKRS merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
sejalan mendukung arah pembangunan kesehatan.
2. KUNCI KEBERHASILAN PKRS : Penampilan Kepribadian Cara Interaksi dngan Pasien &
Keluarga
3. Promosi kesehatan di Rumah Sakit juga berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien,
keluarga, dan pengunjung Rumah Sakit untuk berperan secara positif dalam usaha
penyembuhan dan pencegahan penyakit.
Menurut Simnett (1994), promosi kesehatan adalah memperbaiki kesehatan atau mendorong
untuk menempatkan kesehatan sebagai kebutuhan yang lebih tinggi pada agenda individu
ataupun dalam masyarakat.
Aspek promosi kesehatan yang mendasar bertujuan untuk melakukan pemberdayaan sehingga
orang memiliki keinginan lebih besar terhadap aspek kehidupan yang mempengaruhi
kesehatan.
(Hartono, 2010) Dengan peningkatan pengetahuan maka informasi masalah kesehatan akan
membantu individu maupun masyarakat untuk tanggap dengan masalah kesehatannya dan
cepat bertindak untuk mencari tahu ke tempat pelayanan kesehatan atau untuk mendapatkan
pengobatan
(Dignan dan Carr , 1992). Promosi kesehatan dilakukan dengan perencanaan melalui tahap
analisis untuk mengetahui permasalahan dan apa yang menjadi penyebabnya. Dengan
melakukan identifikasi permasalahan dan penyebabnya, dilakukan penyusunan program agar
dapat dilakukan penyelesaian permasalahan tersebut
WHO memberi pengertian bahwa promosi kesehatan merupakan : “the process of enabling
individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby
improve their health“
(Depkes RI, 2005). Di Indonesia promosi kesehatan dirumuskan sebagai “ upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan “
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah bagian dari pendidikan kesehatan dengan memberi
informasi tentang kesehatan kepada pasien, keluarga pasien juga petugas yang bekerja di
Rumah Sakit.
33
Upaya Rumah Sakit meningkatkan kemampuan pasien kelompok masyarakat agar dapat
mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan reabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok
masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah
kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat sesuai sosial
budaya mereka serta didukung kebijakan publik yang berwawasan Kesehatan (Depkes RI
2008). Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Karyawan Rumah Sakit, suatu organisasi yang memiliki banyak karyawan dan sebagai pusat
sumberdaya untuk wilayahnya Menurut Doherty (1997) dalam Agustin (2003), menyatakan
bahwa beberapa alasan mengapa Rumah Sakit dianggap perlu melaksanakan penyuluhan atau
promosi kesehatan adalah sebagai berikut :sistem informasi di Rumah Sakit akan dapat
mendeteksi perubahan angka morbiditas. mah Sakit berada pada posisi yang paling tepat
untuk memberikan penyuluhan kesehatan
Sebagai pusat sumberdaya untuk jaringan rujukannya. Sebagai suatu instansi yang relatif
besar dan dihormati dilingkungan sekitarnya Rumah Sakit sebgai panutan
Lanjutan... PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien yaitu diruang-ruang darurat, rawat
Intensif dan rawat inap. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu dipoliklinik-
poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, Bedah, poliklinik
mata, poliklinik bedah, penyakit dalam, THT, dan Lain-lain.
30. 47. PKRS diruang pemberdayaan rawat inap yaitu di ruang dimana pasien rawat inap harus
menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan Rumah Sakit. Lanjutan
PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat) adalah seperti di pelayanan KB, konseling
gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan (Chek Up), konseling kesehatan jiwa,
konseling kesehatan remaja dan
31. 48. PKRS di tempat Parkir yaitu pemamfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung parkir
sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan/gedung parkir. Di Luar
Gedung Di luar gedung Rumah Sakit tidak tersedia peluang untuk melakukan PKRS.
Kawasan luar gedung Rumah Sakit pun dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk PKRS
yaitu :
32. 49. PKRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit Lanjutan... PKRS di tempat ibadah yang
tersedia di Rumah Sakit (mesjid dan musholla) PKRS di kantin/warung-warung/toko-
toko/kios- kios yang ada dikawasan Rumah Sakit. PKRS di dinding luar Rumah Sakit
PKRS di taman Rumah Sakit yaitu taman-taman yang ada di depan, samping/sekitar maupun
di dalam/halaman dalam Rumah Sakit.
33. 50. INDIKATOR KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
34. 51. Indikator keberhasilan mencakup : 1. Indikator masukan (input), 2. Indikator proses, 3.
Indikator (output), 4. Dan indikator dampak. Lanjutan...Indikator keberhasilan perlu
dirumuskan untuk keperluan pemantauan dan evaluasi PKRS (Kemenkes, 2010).
35. 52. Ada/tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam rencana operasional PKRS
Indikator Masukan Ada/tidaknya komitmen direksi yang tercermin dalam rencana umum
PKRS. Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen, sumber daya
manusia, sarana/peralatan, dan dana. Oleh karena itu, indikator masukan ini dapat mencakup :
36. 53. Ada/tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS Lanjutan...
Ada/tidaknya sarana dan peralatan promosi kesehatan yang mengacu pada standar
Ada/tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas – petugas lain yang sudah dilatih
Ada/tidaknya unit dan petugas Rumah Sakit yang ditunjuk sebagai koordinator PKRS dan
mengacu kepada standar
37. 54. Proses yang d Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner,
spanduk, neon box, dan lain-lain) yaitu masih bagus atau sudah rusak Indikator Proses
Sudah/belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling dan lain-lain) dan atau
frekuensinya. ipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk pasien
(Rawat Inap, Rawat Jalan, Pelayanan Penunjang), PKRS untuk klien sehat dan PKRS diluar
gedung RS. Indikator yang digunakan disini meliputi :
38. 55. Berapa pasien/klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS (konseling,
biblioterapi, senam, dan lain-lain) Indikator Keluaran Apakah semua bagian RS sudah
tercakup PKRS Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan, baik secara umum maupun secara khusus, oleh karena itu, indikator yang
digunakan disini adalah berupa cakupan kegiatan, yaitu misalnya :
39. Indikator dampak mengacu pada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya
pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/klien Rumah Sakit serta terpeliharanya lingkungan
36
Rumah Sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan Rumah
Sakit. Indikator Dampak
40. PROMOSI KESEHATAN BAGI PASIEN RAWAT INAP
41.
42. Terdapat tiga kategori pasien rawat inap di Rumah Sakit yaitu:
43. 1. Pasien yang sedang sakit akut
44. 2. Pasien yang dalam proses penyembuhan, dan
45. 3. Pasien dengan penyakit kronis.
46.
47. 1. Pemberdayaan yang terdiri dari :
48.
49. Konseling tempat tidur Biblioterapi (Pengunaan bahan bacaan sebagai sarana) Konseling
berkelompok
50. 2. Bina Suasana, terdiri dari : Pemanfaatan ruang tunggu Pembekalan penjuenguk secara
berkelompok Pendekatan keagamaan
51. 3. Advokasi perlu diperhatikan yaitu membantu pasien miskin melalui program
JAMKESMAS Promosi kesehatan bagi pasien Rumah Sakit dalam pelaksanaannya perlu :