Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN MUTU

Nomor Dokumen : /UKP/ / / 2018

Nomor Revisi : -

Tanggal terbit :

Jumlah halaman : 1- 21 halaman

1
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL
UPT PUSKESMAS PLAYEN II
TAHUN 2018

PEDOMAN MUTU
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
a. Gambaran umum organisasi
UPT Puskesmas PLAYEN II terletak di Dusun Sawahan I, Desa Bleberan, Kecamatan
Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan membawahi 6
wilayah kerja yaitu Desa Bleberan, Desa Banyusuco, Desa Dengok, Desa Plembutan, Desa
Getas dan Desa Ngleri. UPT Puskesmas Playen II membawahi 4 Puskesmas Pembantu
dengan jenis pelayanan upaya promotif, preventif, dan kuratif. Sumber Daya Manusia (SDM)
sebanyak 37 orang, 1 (satu) orang Pejabat Struktural berpendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM) sebagai Kepala Puskesmas, 1 (satu) orang Pejabat Struktural
berpendidikan Sarjana Ekonomi sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari 2 (dua)
orang dokter umum, 1 (satu) orang dokter gigi, 5 (lima) orang Perawat pendidikan D3
Keperawatan, 9 orang bidan berpendidikan D3 Kebidanan (1 orang Bidan PTT), 1 (satu)
orang tenaga ATLM, 1 (satu) orang tenaga Nutrisionis, 1 (satu) orang tenaga Sanitarian, 1
(satu) orang Perawat Gigi pendidikan SPRG, 1 (satu) orang tenaga kefarmasian pendidikam
D3 Farmasi (berstatus THL),1 (satu) orang tenaga Perekam Medis Pendidikan D3 Rekam
Medis (berstatus THL), 1 (satu) orang Petugas Promkes Pendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat (berstatus THL), 5 (lima) orang tenaga Pengadministrasi Umum, 1 (satu)
bendahara penerimaan, 1 (satu) bendahara pengeluaran, 1 (satu) pengurus barang termasuk
asset, 1 (satu) pengelola kepegawaian, 1(satu) penjaga kantor, 1 (satu) clining servis.
b. Visi Organisasi
Terwujutnya masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Playen II yang sehat
dan mandiri
c. Misi Organisasi
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian masyarakat di
Bidang Kesehatan.
2) Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang paripurna , merata,
bermutu dan berkeadilan.
3) Mengupayakan ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
4) Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik.
d. Struktur Organisasi
Dalam lampiran

2
e. Motto
Sopan Ikhlas Peduli
f. Tata Nilai
SABAR
S : Semangat, mengandung makna bahwa dalam melaksanakan tugas selalu
bersemangat, tidak malas, dan secara pro aktif berinteraksi, memberikan informasi dan
fasilitasi kebutuhan pelanggan.

A : Aman, mengandung makna bahwa dalam melaksanakan tugas selalu berpedoman


pada SOP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, bekerja secara professional dan
proporsional sehingga memberikan rasa aman bagi pelanggan dan aman bagi petugas sendiri

B : Bermutu, mengandung makna bahwa pelayanan yang diberikan harus sesuai


dengan standar pelayanan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat, selalu
melakukan upaya perbaikan sehingga bias memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para
pelanggan

A : Adil, mengandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan harus


memperlakukan dan bersikap yang sama dan tidak membeda-bedakan kepada semua
pelanggan karena pelanggan mempunyai hak dan kewajiban yang sama

R : Ramah, mengandung makna bahwa dalam memberikan pelayanan selalu


menunjukkan keramahan dengan selalu tersenyum dalam bertegur sapa serta bersikap dengan
sopan dan santun

2. Kebijakan mutu
Memberikan Pelayanan Yang Bermutu Sesuai Standar Pelayanan Dan Memperhatikan
Keselamatan Pelanggan.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan standar Akreditasi
Puskesmas, yang meliputi : persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggungjawab
manajemen, manajemen sumberdaya, proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial dan PERKESMAS, Upaya Kesehatan
Masyarakat Pengembangan, Upaya Kesehatan Perseorangan dan Pelayanan Jaringan
Puskesmas dan Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Essensial dan PERKESMAS meliputi : Pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan gizi dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit, sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Pengembangan meliputi : Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Wisata
dan Kesehatan dan Keselamatan kerja. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) Kefarmasian
dan Laboratorium meliputi : Pelayanan Rawat Jalan terdiri dari : Pelayanan kesehatan umum,
pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA dan KB bersifat UKP, pelayanan Gawat
Darurat, pelayanan konseling, pelayanan imunisasi, pelayanan Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS), Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKPR), pelayanan kefarmasian,
pelayanan laboratorium dan program pengelolaan penyakit kronis. Jaringan Pelayanan
3
Puskesmas dan Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan meliputi : Puskesmas Pembantu,
Puskesmas Keliling, Pos Kesehatan Wisata, POSKESDES dan Bidan Praktek Mandiri (BPM).
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan sasaran/
pasien dengan menerapkan manajemen resiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun penyelenggaraan pelayanan
klinis.
D. Landasan hukum dan acuan :
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek mandiri dokter, dan tempat
praktek mandiri dokter gigi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah Standar
Akreditasi Puskesmas Playen II.
E. Istilah dan definisi
1. Dokumen adalah sebuah catatan yang memuat informasi.
2. Efektif adalah berhasil guna atau memperoleh hasil sesuai sasaran
3. Efisien adalah tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak
membuang waktu, tenaga, biaya.
4. Fokus pelanggan adalah berorientasi pada kepentingan pelanggan dan
berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Kepuasan pelanggan adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat /
pelanggan terhadap kinerja pelayanan yang diberikan.
6. Kebijakan mutu adalah maksud dan arahan secara menyeluruh sebuah
organisasi yang terkait dengan mutu yang dinyatakan secara resmi oleh
pemimpin organisasi.

4
7. Lingkungan kerja adalah kumpuan dari kondisi tempat pekerjaan dilakukan.
8. Pelanggan adalah setiap pihak yang mendapatkan dampak dari pelayanan /
kegiatan.
9. Pedoman mutu adalah suatu pedoman yang digunakan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan sistem manajemen mutu.
10. Perencanaan mutu adalah bagian dari manajemen mutu yang difokuskan ke
penetapan sasaran mutu dan merincikan proses operasional dan sumber daya
terkait yang diperlukan untuk memenuhi sasaran mutu.
11. Prasarana adalah barang / benda tidak bergerak yang dapat menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
12. Rekaman dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan yang
telah dilaksanakan.
13. Indikator mutu adalah pengukuran manajemen dan/atau luaran pelayanan dan
diwujudkan dalam angka.
14. Sarana adalah barang / benda bergerak yang dapat dipakai sebagai alat dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja.
15. Tindakan korektif adalah tindakan penyelesaian masalah ketika masalah
terjadi.
16. Tindakan preventif adalah proses evaluasi proaktif untuk mencegah potensi
masalah menjadi dikemudian hari.

I. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelengaraan Pelayanan


A. Persyaratan Umum :
UPT Puskesmas Playen II menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas ( Bab III, VI, dan IX). Sistem
ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-
proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun upaya klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi
proses dalam penyelenggaraan pelayanan, kejelasan penanggungjawab, penyediaan sumber
daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/ pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan
verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi
serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
I. Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi : dokumen level 1 : Kebijakan, dokumen level 2 : pedoman/ manual,
dokumen level 3 : standar operasional prosedur, dan dokumen level 4 : rekaman-
rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan
prosedur.
5
Pengendalian Dokumen di UPT Puskesmas Playen II adalah :
a. Proses penyusunan dokumen dilaksanakan sesuai persyaratan yang tertuang
dalam Pedoman penyusunan Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan dan
Standar Operasional Prosedur pembuatan dokumen di UPT Puskesmas Playen
II.
b. Proses pengesahan, penomoran, pemberlakuan, distribusi, penyimpanan
dilaksanakan sesuai persyaratan yang tertuang dalam Pedoman Pengendalian
Dokumen Kebijakan dan Standar Opersional Prosedur Pengendalian Dokumen.
c. Proses pencarian kembali dan proses penarikan dokumen yang kadaluarsa
dilaksanakan sesuai persyaratan yang tertuang dalam Standar Operasional
Prosedur Pengendalian Dokumen
II. Pengendalian rekaman implementasi
Pendokumentasian Rekaman dilaksnakan sesuai persyaratan yang tertuang dalam
Pedoman pendokumentasian Prosedur dan Rekaman, serta Standar Operasional
Prosedur Pengendalian Rekaman

C. Tanggungjawab Manajemen :
I. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggungjawab manajemen mutu, penanggungjawab upaya,
penanggungjawab pelayanan klinis dan seluruh karyawan puskesmas untuk
menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada pedoman mutu ini
II. Fokus pada sasaran/ pasien
Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
pelanggan. Pelanggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan
pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis,
pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta tindak lanjut pelayanan.
II. Kebijakan mutu
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus
pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan dan melakukan
penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat
Keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan
kebijakan mutu pelayanan UKM.
III. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian sasaran kinerja/ mutu
Indikator mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/ Standar Pelayanan Minimal
yang meliputi indikator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya
puskesmas. Perencanan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja
yang ditetapkan. Perencanaan mutu Puskesmas dan keselamatan pasien berisi
program-progrm kegiatan peningkatan mutu yang meliputi :
6
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen resiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/ kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindaklanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan pasien
IV. Tanggungjawab dan wewenang
1 Kepala Puskesmas
a) Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Indikator mutu kinerja
b) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala
c) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan sistem
manajemen mutu
d) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait dengan
pelayanan telah dipahami oleh pihak terkait
e) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan didalam
sistem manajemen mutu Puskesmas
2 Wakil Manajemen mutu/ Penanggungjawab manajemen mutu
Bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas
a) Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan dan
dipelihara
b) Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan
c) Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/ pasien
3 Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha dan Koordinator Upaya Puskesmas
1) Bertanggungjawab dalam penerapan dan pemeliharaan sistem yang ada di bawah
tanggungjawabnya
2) Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Indikator mutu kinerja kepada karyawan
terkait, baik lintas program maupun lintas sektoral
3) Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisa proses yang terkait dengan
unit masing-masing
4) Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan serta perbaikan terus menerus
V. Wakil manajemen mutu/ Penanggungjawab manajemen mutu
Kepala Puskesmas menunjuk seorang wakil manajemen mutu yang bertanggungjawab
untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di Puskesmas

7
1) Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara
2) Melaporkan kepada manajemen kinerja dari sistem manajemen mutu dan kinerja
pelayanan
3) Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan sasaran/
pasien
VI. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini lokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, WhatsApp dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi
VII. Tinjauan Manajemen
1) Umum : Rapat tinjauan manajemen dilakukan dua kali setahun
2) Masukan tinjauan manajemen meliputi :
a) Hasil Audit
b) Umpan balik pelanggan
c) Kinerja proses
d) Pencapaian indikator mutu
e) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
f) Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
g) Perubahan terhadap Kebijakan Mutu
h) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/ sistem
pelayanan.
3) Luaran tinjauan
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas sistem
manajemen mutu. Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan dan
identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan.
D. Manajemen Sumberdaya
1. Penyediaan sumberdaya
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas. Penyediaan sumberdaya
meliputi :
No Jenis Tenaga Jumlah yang dibutuhkan
1. Kepala Puskesmas 1
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha 1
3. Dokter Umum 2
4. Dokter Gigi 1
5. Perawat 5
6. Bidan 9
7. Perawat Gigi 1
8. Nutrisionis 1
9. Sanitarian 1

8
10. Apoteker/ Ass poteker 1
11. Analis 1
12. Rekam Medik 1
13. Pengadministrasi Umum 5
14. Bendahara Penerima 1
15. Bendarahara Pengeluaran 1
16. Pengurus Barang termasuk Aset 1
17. Petugas Promkes 1
18. Pengelola kepegawaian 1
19. Penjaga Kantor 1
20. Clining Servis (CS) 1

2. Manajemen sumberdaya
Penyediaan sumberdaya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial, proses
pelatihan dan peningkatan kompetensi dilaksanakan sesuai persyaratan yang
ditetapkan/ sesuai Standar Operasional Prosedur
3. Infrastruktur
a. Sarana kerja/ infra struktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai
sasaran serta persyaratan pelanggan dipastikan terpenuhi
b. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat-alat medis maupun
fasilitas pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap
diopersikan.
c. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan
ditindaklanjuti sesuai prosedur yang berlaku
d. Koordinator UKP/ layanan klinis bertanggungjawab untuk memastikan
kecukupan dan kelengkapan sarana kerja pada bagian yang di pimpinnya
4. Lingkungan kerja
Karyawan dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan menjaga agar
lingkungan kerjanya terkendali
a. Pengendalian lingkungan kerja, dimaksudkan agar lingkungan senantiasa
dalam keadaan rapi, bersih, aman dan nyaman
b. Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan untuk mendukung komitmen
mutu dan kepuasan pelanggan dan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan produk yang telah ditetapkan
c. Setiap koordinator pelayanan bertanggungjawab untuk memastikan
prosedur terkait lingkungan kerja dipahami dan dijalankan di ruangnya
d. Kepala UPT Puskesmas mewajibkan semua karyawan untuk menjaga
kebersihan dan kerapian Puskesmas
e. Semua karyawan berusaha untuk melakukan penghematan sumber daya

9
E. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarkat dan Pelayanan Klinis
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
Pelaksanaan upaya kesehatan diawali dengan membuat perencanaan
diawal tahun, melalui lokakarya mini awal tahun/ Perencanaan Tingkat
Puskesmas. Perencanaan dilakukan oleh penenggungjawab upaya/
program secara terintegrasi. Pertemuan ini menghadirkan lintas program
dan lintas sektor.
1) Proses yang berhubungan dengan sasaran
a) Penetapan persyaratan sesuai kebutuhan dan harapan sasaran
Sebelum merealisasikan kegiatan upaya kesehatan,
penanggungjawab program harus lebih dahulu :
1) Memahami secara jelas semua persyaratan yang diminta sasaran
program dengan cara komunikasi
2) Komunikasi bisa secara lisan atau tertulis melalui pertemuan kader dan
atau pertemuan lintas sektoral
3) Komunikasi dengan sasaran program diarahkan untuk memahami
kebutuhan/ persyaratan sasaran antara lain untuk :
1. Mendapatkan konfirmasi/ persyaratan sasaran program
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran
3. Mengklarifikasi ketidakjelasan mengenai persyaratan sasaran
4. Membahas masukan, usulan, saran dak keluhan sasaran
5. Memperbaiki/ meningkatkan kegiatan program
b) Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
Dilakukan peninjauan terhadap persyaratan sasaran secara berkala minimal
satu tahun sekali melalui pertemuan lokakarya mini Puskesmas, dengan
ketentuan :
1) Bilamana ada perubahan persyaratan sasaran baik atas permintaan sasaran/
atas inisiatif fungsi intern Puskesmas, maka harus ada persetujuan
perubahan dari penanggungjawab program, MR dan atau Kepala
Puskesmas sebelum perubahan dilaksanakan.
2) Bila perubahan disetujui maka, fungsi-fungsi yang terkait diberitahukan
mengenai perubahan persyaratan tersebut
3) Setiap perubahan mengenai persyaratan sasaran dipastikan dicatat
c) Komunikasi dengan sasaran
Puskesmas melakukan komunikasi dengan sasaran baik secara lisan atau
tertulis melalui pertemuan kader dan atau pertemuan lintas sektoral.
Komunikasi dengan sasaran diarahkan untuk memahami kebutuhan/

10
persyaratan sasaran program antara lain untuk : mendapatkan konfirmasi/
persyaratan yang dipesan sasaran, menjawab pertanyaan-pertanyaan sasaran,
membahas masukan, usulan, saran, keluhan dan memperbaiki peningkatan
program.
2) Pembelian
UPT Puskesmas Playen II melaksanakan pembelian barang sesuai peraturan
Bupati Gunungkidul Nomor 111 tahun 2017 tentang Standarisasi harga barang
dan jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran
2018. Barang yang dibeli adalah segala peralatan yang dibutuhkan dalam proses
kegiatan peningkatan upaya, seperti: alat kesehatan, alat tulis kantor, alat rumah
tangga, barang elektronik dan obat/ bahan habis pakai yang tidak disediakan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Pembelian barang dengan nilai
dibawah Rp. 50.000.000,00 dilakukan oleh tim pengadaan barang UPT
Puskesmas Playen II, sedangkan pembelian barang dengan nilai
Rp.50.000.000,00 atau lebih dilaksanakan oleh Tim pengadaan barang Dinas
kesehatan Kabupaten Gunungkidul. Proses pembelian sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur pembelian.
3) Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja UKM mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan
Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Nomor
8601/1526/KPTS/2016 tentang Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP)
dan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Nomor
445/123/II/ Yks.2 tahun 2017 tentang Indikator Penilaian Kinerja Puskesmas
(PKP).
F. Penyelenggaraan UKM
1) Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
a) Proses Pelayanan dipastikan dijalankan secara terkendali
b) Pengendalian kegiatan upaya dilaksanakan sesuai perencanaan yang memuat
dalam Standar Operasional Prosedur Program
c) Peralatan yang diperlukan untuk proses kegiatan dipastikan tersedia dan
memenuhi persyaratan.
2) Validasi proses penyelenggara upaya
a) Proses penyelenggaraan upaya dipastikan divalidasi sebelum informasi ke
masyarakat dilaksanakan
b) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa proses
yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil yang

11
disyaratkan, kriteria/ persyaratan yang akan digunakan untuk validasi harus
lebih dahulu ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
c) Personil yang akan bekerja dipastikan memenuhi persyaratan kualifikasi
yang telah ditetapkan
d) Prosedur untuk validasi harus di pastikan tersedia
e) Validasi upaya program program baru/ pengembangan dilaksanakan oleh
MR dan kepala UPT Puskesmas.
3) Identifikasi dan mampu telusur
a) Semua petugas pelaksana terlibat dalam identifikasi secara jelas pada setiap
kegiatan
b) Identifikasi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidaksesuaian
yang tidak diinginkan
c) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh sasaran program maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta sasaran pada semua tahapan
d) Cara identifikasi diatur dalam prosedur identifikasi
4) Hak dan kewajiban sasaran
Hak dan kewajiban sasaran ditetapkan oleh Kepala UPT Puskesmas Playen II di
sosialisasikan dan seluruh karyawan berusaha untuk memenuhi hak dan
kewajiban sasaran
5) Manajemen resiko dan keselamatan
Manajemen resiko dan keselamatan ditetapkaan oleh kepala UPT Puskesmas
Playen II, dilaksanakan dan dilaporkan hasilnya. Evaluasi resiko dan
keselamatan menjadi acuan bagi manajemen untuk melakukan perbaikan,
meminimalkan resiko dan meningkatkan keselamatan kerja.
G. Sasaran Kinerja UKM
1) Pematauan dan pengukuran
a) Kepuasan pelanggaran
(1) Persepsi pelanggan dan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan
Puskesmas harus dipantau secara berkala
(2) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem
menajemen mutu serta mengetahui apakah persyaratan sasaran telah
dipenuhi
(3) Metoda untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang di
peroleh tertuang dalam prosedur
b) Audit Internal

12
(1) Tujuan Audit adalah untuk memastikan sistem manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan
(2) Tim Audit dibentuk oleh wakil manajemen dan di syahkan oleh kepala
Puskesmas dan dibekali pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan
audit
(3) Program Audit direncanakan oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan ruang yang akan
di audit
(4) Audit harus dilakukan secara sistematis, obyektif, terencana dan
terdokumentasi serta mengedepankan integritas dan independensi .
(5) Audit harus dilakukan sesuai dengan SOP audit yang telah ditetapkan
(6) Dalam setiap pelaksanaan audit, auditor harus memperhatikan hasil
audit yang terdahulu untuk mengevaluasi efektivitasnya
(7) Kriteria audit, lingkup, frekwensi dam metode-metode yang akan
digunakan tertuang dalam SOP yang ditentukan
(8) Pelaksanaan audit dilakukan secara obyektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit
(9) Penanggungjawab program yang diperiksa bertanggungjawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada ruang atau program
(10) Tindakan koreksi diambil sesegera mungkin untuk mengeliminasi
ketidak sesuaian yang telah ditemukan
(11) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-
tindkan yang telah diambil
(12) Metode Ketua tim audit bertanggungjawab dan melapor kepada wakil
manajemen terhadap hasil audit dan verifikasi yang telah diambilnya.
c) Pemantauan dan pengukuran proses
(1) Metode pengukuran dan pemantauan yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem menajemen mutu dan pelaksanaan
program harus di pastikan keabsyahannya
(2) Metode-metode yang digunkan harus dibuktikan kemampuannya untuk
mencapai hasil yang telah direncanakan
(3) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus dilakukan untuk memastikan kesesuaian terhadap
pelayanan.
d) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
(1) Pemantauan dan pengukuran kegiatan dilakukan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan

13
(2) Tujuan pemantauan dan pengukuran kegiatan untuk memastikan semua
persyaratan program dipenuhi
(3) Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahapan yang telah
ditentukan
(4) Catatan hasil pemanatauan dan pengukuran harus dicatat termasuk
personil yang melaksanakan.
2) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
a) Hasil yang tidak sesuai adalah kegiatan yang kondisinya berada diluar batas
persyaratan yang telah ditetapkan
b) Kegiatan tidak sesuai dikendalikan serta tidak dicegah agar tidak
dipergunakan atau dikirimke proses berikutnya
c) Pengendalian dan tanggungjawab serta wewenang untuk menangani kegiatan
tidak sesuai harus ditetapkan dalam Prosedur
d) Pelayanan tidak sesuai tidak boleh dilanjutkan ke proses berikutnya kecuali
bila ada konsesi
e) Konsesi adalah kesepakatan untuk memberi persetujuan terhadap kegiatan
tidak sesuai
f) Konsesi hanya boleh dilakukan dalam kondisi sangat khusus dan setelah
mendapat persetujuan, minimla dari kepala Puskesmas
g) Bila kegiatan tidak sesuai tidak di konsesi maka harus ditangani secara tuntas
dan efektif dengan salah satu atau beberapa cara berikut :
(1) Diperbaiki untuk menghilangkan ketidaksesuaian
(2) Mengijinkan pelaksanaan atas persetujuan Kepala Puskesmas
(3) Diproses ulang
(4) Ketidaksesuaian dan tindakan yang diambil harus dicatat
h) Bilamana kegiatan tidak sesuai diperbaiki maka harus dilakukan verifiksi
ulang
i) Bilamana kegiatan tidak sesuai telah terlanjur diberikan, maka Puskesmas
harus mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk menanggulangi akibat/
potensi akibatnya.
3) Analisis data
a) Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik
b) Data analisa dengan menggunkan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
menggunakan teknik statistik
c) Analisa data dilakukan oleh setiap penanggungjawab program untuk
mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses dan atau melihat

14
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan
d) Prosedur analisa data yang terkait organisasi dibuat oleh MR dan menjadi
acuan bagi semua fungsi lainnya
e) Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan
4) Peningkatan berkelanjutan
UPT Puskesmas Playen II selalu melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap
efektifitas Sistem Manajemen Mutu melalui pemakaian kebijkan mutu, Indikator
mutu, hasil audit, analisa data, tindakan perbaikan dan pencegahan serta tinjauan
manajemen.
5) Tindakan Korektif dan Preventif
a) Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan dieliminasi/
dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi
b) Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah tindakan mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas
secara keseluruhan
c) Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
d) Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan
prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup :
(1) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan sasaran
(2) Menentukan penyebab-penyebab masalah
(3) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
(4) Menyimpan arsip tindakan koreksi
(5) Meninjau efektifitas tindakan koreksi
e) Penanggungjawab program bertanggungjawab memastikan tindakan koreksi
dan pencegahan telah dilaksanakan efektif
f) Tindakan koreksi dan pencegahan harus sesuai dengan dampak dari
masalah
g) Prosedur tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan dibuat
2. Pelayanan Klinis :
a. Pelayanan Klinis yang berorientasi pasien
1) Pengendalian proses pelayanan klinis
a) Proses pelayanan dipastikan dijalankan secara terkendali
b) Pengendalian pelayana dilaksanakan sesuai perencanaan yang termuat
dalam SOP Pelayanan

15
c) Bagian pelayanan menyediakan SOP untuk setiap proses yang
dipandang kritis
d) SOP dibuat untuk membimbing petugas agar dapat melaksanakan
pelayanan sesuai dengan output yang direncanakan
e) Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan dipastikan tersedia
dan memenuhi persyaratan
f) Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakuka oleh tim survei
dengan sitem sampling yang telah ditetapkan
g) Pengendalian hasil pelayanan tidak sesuai dilakukan sebelum pelayanan
dilaksanakan ke proses berikutnya
2) Validasi proses pelayanan
a) Proses pelayanan dipastikan divalidasi sebelum informasi ke masyarakat
b) Validasi diarahkan untuk mengkonfirmasi dan membuktikan bahwa
proses yang akan dijalankan memiliki kemampuan untuk mencapai hasil
yang disyaratakan, kriteria / persyaratan yang akan digunakan untuk
validasi harus lebih dahulu ditetapkan oleh Kepala Puskesmas
c) Personil yang akan bekerja dipastikan memnuhi persyaratan kualifikasi
yang telah ditetapkan
d) SOP untuk validasi harus tersedia
e) Validasi pelayanan dilakukan dengan membuat contoh pelayanan yang
disetujui oleh pelanggan untuk pelayanan baru. Sedangkan untuk ruang
pelayanan baru, maka validasi dilaksanakan oleh MR dan Kepala
Puskesmas
3) Identifikasi dan ketelusuran
a) Semua petugas pelayanan terlibat dalam identifikasi secara jelas pada
setiap kegiatan
b) Identifiksi dimaksudkan untuk menghindari kesalahan atau ketidak
sesuaian yang tidak diinginkan
c) Identifikasi juga diberikan berdasarkan hasil pemerikasaan/ pengukuran
dan pemantauan terhadap proses pelayanan
d) Bilamana persyaratan ketelusuran merupakan suatu keharusan yang
dipersyaratkan oleh pelanggan maka identifikasi wajib dilaksanakan
berdasarkan persyaratan yang diminta pelanggan pada semua tahapan
e) Cara identifikasi diatur dalam SOP identifiksi
4) Hak dan kewajiban pasien
Hak dan kewajiban sasaran ditetapkan oleh Kepala UPT Puskesmas Playen
II, disosialisasikan dan seluruh karyawan berusaha untuk memenuhi hak dan
kewajiban sasaran

16
5) Pemeliharaan barang milik pelanggan
a) Barang milik pelanggan adalah barang-barang yang bukan milik UPT
Puskesmas Playen II yang berada di wilayah tanggungjawab Puskesmas
b) Barang milik pelanggan harus ditangani dengan hati-hati untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan
c) Semua fungsi/ pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
dengan penggunaan, penyimpanan, pemerikasaan barang milik
pelanggan harus melakukan identifikasi, verifikasi, melindungi dan
mengamankan barang-barang milik pelanggan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan
d) Bilamana diketahui adanya kehilangan dan kerusakan maka dicatat dan
dilaporkan kepada pemiliknya serta diganti sebagaimana barang milik
pelanggan tersebut
e) Yang termasuk barang milik pelanggan adalah Famili Folder termasuk
catatan di dalamnya ( Rekam medik) dan Spesimen
b. Penunjang Pelayanan Klinis
Jenis-jenis Pelayanan Penunjang klinis di UPT Puskesmas Playen II adalah
1) Pelayanan Laboratorium :
a) Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di Puskesmas
meliputi :
(1) Pemeriksaan Hematologi meliputi :
(a) Pemeriksaan Haemoglobine (HB)
(b) Pemeriksaan Angka Eritrosit
(c) Pemeriksaan Angka Leukosit
(d) Pemeriksaan Trombosit
(e) Pemeriksaan Hematokrit
(2) Pemeriksaan Kimia Klinik meliputi :
(a) Pemeriksaan Gula Darah
(b) Pemeriksaan Asam Urat
(c) Pemeriksaan Kolesterol Total
(d) Pemeriksaan Trigliserid
(3) Pemeriksaan Urine :
(a) Pemeriksaan Makroskopis
(b) Pemeriksaan Rutin/ Strip
(c) Pemeriksaan Mikroskopis / Sedimen
(4) Pemeriksan Faeces meliputi :
(a) Makroskopis
(b) Mikroskopis

17
(5) Pemeriksaan Mikrobiologi dan Parasitologi
(a) BTA
(b) Kusta
(6) Pemeriksaan Immunologi :
(a) Golongan darah
(b) Tes kehamilan
(c) Widal
(d) Rapit Tes HIV
(e) HbsAg
(f) NS1 Dengue
(g) Syphilis
b) Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten, yaitu:
ahli teknologi laboratorium medic (ATLM) .
c) Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang terlatih
d) Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan harus
dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan pemeriksaan,
penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimapanan spesimen,
pemeriksaan sampai penyerahan hasil
e) Petugas laboratorium wajib menggunakan APD
f) Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara aman menurut
ketentuan yang berlaku
g) Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan infeksius harus
dikelola sebagai limbah infeksius
h) Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan yang
disediakan
i) Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas dan pada tempat
dan suhu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
j) Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap bulan sekali
k) Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan
l) Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi dengan nilai
normal
m) Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan segera kepada
tenaga Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan
pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal kesehatan
yang meminta dalam batas waktu paling lambat satu jam
n) Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium dengan
pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal

18
o) Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus disusun dan
merupakan bagian tidak terpisahkan dari program peningkatan mutu
puskesmas dan keselamatan pasien
p) Resiko dalam pelayanan laboratorium harus diidentifikasi dan ditindak
lanjuti
2) Pengelolaan Obat :
a) Obat harus tersedia di Puskesmas sesuai dengan formularium
b) Yang menulis resep adalah Dokter dan perawat atau bidan yang
mendapat pelimpahan wewenang dari Kepala Puskesmas
c) Yang berhak menyiapkan obat adalah Apoteker dan atau assisten
apoteker, serta dokter, perawat dan bidan yang mendapat pelimpahan
wewenang dari Kepala Puskesmas
d) Obat harus tersedia selama jam pelayanan rawat jalan
e) Ketersediaan obat wajib dievaluasi paling lambat tiap satu bulan sekali
f) Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan kepada pasien
g) Pemberian obat narkotika dan psikotropika, diatur sebagai berikut :
(1) Peresepan obat narkotika dan psikotropika hanya boleh dilakukan
oleh Dokter
(2) Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus dilakukan
sebagai berikut :
(a) Almari khusus berkunci ganda
(b) Kunci dibawa oleh petugas farmasi
h) Jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus diidentifikasi
dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi dokter
i) Penyediaan obat dilakukan oleh tenaga farmasi atau tenaga teknis
kefarmasian dengan memperhatikan kebersihan
j) Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan penyimpanan
tiap-tiap obat
k) Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang berisi minimal :
nama pasien, aturan pakai, waktu menggunakan.
l) Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada tidaknya riwayat
alergi, interaksi obat dan efek samping obat
m) Efek samping obat dilaporkan, ditindak lanjuti dan dicatat dalam Rekam
Medis
n) Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus dilaporkan dan
ditindak lanjuti
o) Obat-obat emergensi harus tersedia ditempat pelayanan untuk mengatasi
jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan kesehatan

19
p) Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya, dan segera
diganti jika digunakan dan di segel kembali oleh petugas farmasi
3) Pengelolaan Informasi dan Rekam Medis :
a) Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD-10
b) Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD-9 cm
c) Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan Puskesmas diatur
dalam pedoman rekam medis
d) Petugas yang boleh mengakses Rekam Medis adalah Petugas
pendaftaran, perawat/ perawat gigi, bidan, dokter, dan dokter gigi
e) Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses terhadap
Rekam Medis harus mendapat persetujuan dari Kepala Puskesmas,
sesuai prosedur yang berlaku dan wajib dijaga kerahasiaan
f) Rekam Medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai
berikut :
(1) 3 digit paling depan kode Rekam Medis berdasarkan Desa
(2) 4 nomor selanjutnya berdasarkan nomor urut rekam medis
g) Rekam Medis disimpan dengan aturan sebagai berikut :
(1) Disimpan dalam rak Rekam Medis
(2) Diurutkan sesuai 4 nomor setelah 3 digit kode Desa
h) Isi Rekam Medis mencakup :
(1) Identitas pasien
(2) Hubungan keluarga
(3) Jenis asuransi
(4) Nomor asuransi
i) Kelengkapan isi Rekam Medis harus dievaluasi dan ditindaklanjuti
4) Manajemen Lingkungan
a) Kondisi fisik bangunan dan lingkungan Puskesmas dipantau secar rutin
b) Prasarana puskesmas, yang meliputi air, listrik, dipantau secara periodik,
dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan berfungsi
c) Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan dengan
benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya dan ditundaklanjuti
d) Peralatan yang perlu di kalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
e) Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar
5) Manajemen SDM yang bekerja dalam pelayanan klinis
a) Pola ketenaggan SDM klinis disusun berdasarkan analisis kebutuhan
SDM
b) Kredensial dilakukan untuk setiap tenaga klinis

20
c) Tenaga klinis yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai surat ijin
yang berlaku
d) Evaluasi kinerja tenaga klinis dilakukan secara berkala paling lambat
satu tahun sekali
e) Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus
diinfomasikan kepada tenaga klinis
f) Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan kejelasan
kewenangan klinis untuk masing-masing petugas
g) Pelaksanaan uraian tugas dan wewenang setiap tenaga klinis di evaluasi
dan ditindaklanjuti.
c. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan keselamatan Pasien :
1) Penilaian indikator kinerja klinis
a) Penetapan area prioritas perbaikan pada pelayanan UKP Puskesmas
Playen II dengan cara menetapkan 5 area prioritas peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien berdasarkan kriteria 3H dan 1P ( High
Volume, High Risk, High Cost dan Problem
b) Cara menilai indikator kinerja
2) Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
a) Penetapan sasaran keselamatan pasien
b) Cara pencapaian sasaran keselamatan pasien yang sudah ditentukan
( Lampiran )
3) Pelaporan insiden keselamatan pasien
Cara melaporkan insiden keselamatan pasien (terlampir)
4) Analisis dan tindak lanjut
a) Data-data dan proses atau implementasi sistem manajemen mutu
dikelola dengan baik
b) Data dianalisis dengan menggunakan USG dan teknik fishborn
c) Analisi data dilakukan oleh setiap koordinator program untuk
mengetahui tingkat kinerja msing-msing proses dan atau melihat
kesenjangan-kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan
perbaikan
d) Prosedur analisa data yang terkait organisasi dibuat oleh MR dan
menjadi acuan bagi semua fungsi lainnya
e) Hasil analisa data mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian
ketidakefektifan dan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan
f) Data dianalisa antara lain untuk memantau :
(1) Kepuasan pelanggan
(2) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan

21
(3) Karakteristik dan kecenderungan proses pelayanan
(4) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
g) Penerapan Manajemen Resiko
(1) Organisasi memiliki manajemen resiko dan keselamatan pasien yang
terkendali sesuai persyaratan
(2) Pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP)
dilaksanakan oleh tim PMKP yang ditetapkan oleh Kepala UPT
Puskesmas Playen II.
H. Penutup
mutu dan kinerja ini dibuat,diperiksa dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
Playen II untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam
rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing
sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

Kepala UPT Puskesmas Playen II

SUPRIYONO

22
Lampiran-lampiran

1. Struktur Organisasi UPT Puskesmas Playen II tahun 2018

23
24

Anda mungkin juga menyukai