PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
D. Landasan Hukum danAcuan
E. Istilah dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengandalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
1. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
(Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP))
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
2
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis,dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Penilaian Kinerja Puskesmas
a) Pemantauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan keselamatan pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian saran keselamatan pasien
c. pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
6. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan
a. Umum
b. Pemanauan dan pengukuran
3
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
LAMPIRAN
4
1. PROFIL ORGANISASI
A. LATAR BELAKANG
5
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi mempunyai Misi, sebagai berikut :
NILAI-NILAI
Untuk mudah diingat Nilai-nilai (Tata Nilai) UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi di singkat menjadi “SEHATI”
6
2. E = Empati (melayani dengan sepenuh hati)
7
MOTTO
Bermutu dalam pelayanan adalah sumber daya manusia yang terampil dan
profesional mutlak diperlukan dalam memberikan layanan kesehatan yang
bermutu, program kesehatan yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan yang
ada, serta cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan di setiap kondisi yang
ada. Layanan kesehatan yang diberikan harus dapat dirasakan oleh masyarakat
dan berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sampai terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya sehingga dapat meningkatkan produktifitas, berperilaku hidup bersih
dan sehat, dengan lingkungan yang sehat, dan mendiri dalam memelihara
kesehatannya.
8
8 Bolang 171.04 Carenang
9 Tirem 356.775 Ciruas
10 Kebon Ratu 373 Ciruas
C. DATA GEOGRAFIS
UPT Puskesmas Lebak Wangi terletak pada di Kecamatan Lebak Wangi di
sebelah timur Kabupaten Serang dengan Luas Wilayah 7608,925 Ha.
Jarak Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi ke Kabupaten 16.8 Km. yang
dihubungkan oleh jalan Negara/Provinsi/Kabupaten .
Sedangkan letak Gedung Puskesmas saat ini berada pada 6°05′29.45” Lintang
Selatan (LS) 106°17′01.15” Bujur Timur (BT)
9
Peta Wilayah Kerja
1. Jarak Tempuh
Jarak ke
No. Desa Waktu Tempuh ke Puskesmas
Puskesmas
1–3
1 Kamaruton 2 – 15 menit
Km
Teras 0–2
2 0 – 9 menit
Bendung Km
Lebak 3,6 –
3 18 – 26 menit
Kepuh 5,5 Km
10
Lebak 1–3
4 4 – 15 menit
Wangi Km
Kencana 4,3 –
5 20 – 24 menit
Harapan 5,5 Km
8 – 10
6 Pegandikan 22 – 38 menit
Km
3 – 5,5
7 Purwadadi 12 – 18 menit
Km
6–7
8 Bolang 18 – 23 menit
Km
2,5 – 4
9 Tirem 14 – 21 menit
Km
1. – 21
4 – 5,5
10 Kebon Ratu men
Km
it
2. Fasilitas Kesehatan
UPT Puskemas Lebak Wangi merupakan puskesmas Pedesaan Non Rawat Inap
memiliki :
2. Posyandu 40 Pos
3. Ambulans 2 Unit
D. DATA DEMOGRAFIS
Karakteristik Kependudukan
11
yang disebut juga umur tunggal (single age) dan yang dikelompokkan dalam lima
tahunan.
Jumlah Penduduk Kecamatan Lebak Wangi tahun 2018 menurut data
estimasi adalah 41.043 jiwa dengan penduduk laki-laki 19.948 jiwa sedangkan
perempuan 21.095 jiwa.
Mayoritas masyarakat Lebak Wangi menganut agama Islam. Hal ini
kemudian melatar belakangi masyarakat Kecamatan Lebak Wangi memiliki
religius yang tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan.
Masyarakat memiliki tenggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga
Kecamatan Lebak Wangi relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik
etnik, sosial, ekonomi (suasana kondusif ).
1 MORTALITAS
13
2. MORBIDITAS
Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari Bidan
Desa maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.
a. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan antara lain
penyakit TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
1) TB Paru
Seseorang yang telah didiagnosa TB paru BTA positif bisa
disembuhkan dengan minum obat secara tepat dan teratur selama 6
bulan tanpa terputus dengan pengawasan langsung oleh Petugas Minum
Obat (PMO) sesuai dengan satu point strategi DOTS
Menurut hasil kinerja Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 ditemukan 34
kasus TB Paru baru BTA (+) (Laki-laki = 20 kasus dan Perempuan = 14
kasus), Jumlah TB Paru seluruhnya 71 kasus ( Laki-laki = 39orang,
perempuan = 32 orang) sedangkan untuk kasus TB anak 0 - 14 tidak
ditemukan.
3) Penyakit Kusta
Pada tahun 2018 penderita kusta sebanyak 10 orang dan telah
selesai menjalani pengobatan sebanyak 2 orang
14
b. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD31)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan
dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan
dibahas penyakit tetanus nenotorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis
B.
1) Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus tetanus neonatorum di Puskesmas Lebak Wangi tidak
ditemukan. Semua persalinan diarahkan di Fasilitas kesehatan
walaupun masih ada yang melakukan persalinan dengan menggunakan
jasa paraji
2) Campak
3) Difteri
4) Pertusis
Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018
adalah 0 (nihil)
5) Hepatitis B
Jumlah kasus Hepatitis tahun 2018 sebanyak 5 kasus
15
2)Diare
Untuk kasus diare di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018
diperkirakan 878 kasus, sedangkan diare yang ditangani 679 kasus
(77,3%)
3)Filariasis
Kasus firasias di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018 tidak ada
kasus (nihil)
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain, penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan.
Menurut Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) RI tahun 2007, pada usia
45 – 56 tahun kematian akibat stroke sebesar 15,9 %, diabetes sebesar
14,7 %, penyakit jantung sebesar 15,8 %, hipertensi sebesar 7,1 %,
kecelakaan lalu lintas sebesar 15,8 %, dan kanker 4,8 %. Sedangkan di
Puskesmas Lebak Wangi tidak ditemukan kasus kematian pada tahun 2018
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
wanita usia subur kurang energi kronis (KEK).
16
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau
BBLR kerana intrauterine growth reterdation (IUGR), yaitu bayi yang lahir
cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Untuk tahun 2018 di Puskesmas
Lebak Wangi jumlah BBLR sebanyak 97 bayi dari 793 bayi lahir hidup dan
tertangani seleuruhnya (100 %).
b.Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi
balita adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks
berat badan menurut umur (BB/U). jumlah balita yang ada 3.408 balita dan
balita yang ditimbang di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 adalah 3.580
balita sedangkan yang BGM sebanyak 37 balita, balita gizi buruk berjumlah
16 balita dan yang mendapatkan perawatan seluruhnya 3 balita (gizi buruk).
Bila melihat partisipasi masyarakat (D/S) sebesar 105,05 %. Revitalisasi
posyandu merupakan kunci terhadap pemeliharaan status kesehatan ibu
dan anak karena didalam posyandu status gizi selalu dipantau dan
dilakukan intervensi dalam peningkatan kesehatannya.
17
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulagi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Berikut diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khusus utuk tahun 2018
18
pelayanan pada ibu hamil (antenatal) adalah 4 kali selama masa
kehamilannya. Dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan adalah 1
kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan ke dua, dan 2 kali pada
triwulan ketiga.
Masalah lain adalah dukungan dari keluarga pada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara dini di fasilitas kesehatan masih
sangat kurang, karena masih mempercayai mitos untuk
menyembunyikan kehamilan usia dini agar terhindar dari pengaruh
buruk, selain itu juga banyak kehamilan yang tidak diinginkan dan
kehamilan pada usia lanjut juga faktor bagi ibu malu memeriksakan
dirinya ke fasilitas kesehatan setempat.
Ibu hamil bersiko tinggi jika teridentifikasi apabila HB < 8 g%, tekanan
darah tinggi, odema nyata, eklampsia, pendarahan pervaginum, ketuban
pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature.
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (risti) dan
20
memerlukan pelayanan harus dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang
memadai karena keterbatasan kemampuan maupun prasarana
penanganan risti di desa dan puskesmas.
Tahun 2018 presetasi ibu hamil resiko tinggi sebanyak 171 orang dari
847 ibu hamil. Penanganan ibu hamil sesuai dengan standar oleh tenaga
yang berkompeten di fasilitas puskesmas
2) Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan pelayanan bayi umur (29 hari
sampai 11 bulan) disarana pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu
kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada
umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Cakupan pelayanan
kesehatan bayi 2018 adalah 973 bayi dari target kunjungan pelayanan
kesehatan 708 bayi. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
pemberian imunisasi dasar, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, penyuluhan berupa ASI eklusif, pemberian
makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda
bahaya bayi sakit sesuai MTBS dan pemberian kapsul biru pada usia 6-
11 bulan.
Cakupan ASI eklusif untuk tahun 2018 sebanyak 533 atau 75,3 %
Metode KB atau kontrasepsi yang tersedia adalah MKJP dan non MKJP.
MKJP adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD,
MOP/MOW ( Metode opratif pria/metode opratif wanita) dan impalnt,
sedangkan non MKJP adalah metode kontrasepsi jangka pendek yang
meliputi suntik, pil, kondom danobat vagina.
22
d. Pelayanan Kesehatan Usila
e. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Chaild Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan
Desa atau kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Bila ckupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti
dalam wilayah tersebut juga tergambarka tingkat perlindungan masyarakat
(herd imunity) terdapat penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), tahun 2018 cakupan UCI sebesar 100 % dari 10 desa.
Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, dilihat dari indikator
cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan imunisasi
terakhir yang dibrikan pada bayi, sedangkan untuk menilai angka drop out
cakupan imunisasi dasar dapat dilihat dari selisih cakupan imunisasi DPT1
+ HB1 dengan cakupan imunisasi campak.
23
Puskesmas Lebak Wangi adalah puskesmas pedesaan non perawatan
karena itu upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat hanya
pelayanan kesehatan rawat jalan, pada tahun 2018 kunjungan rawat jalan
adalah 15.970.
Masih rendahnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS dari 10 indikator
diatas adalah masih minimnya cakupan beberapa indikator seperti
pemberian ASI ekslusif, mencuci tangan dengan air bersih pakai sabun,
penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Terlebih
masih kurangnya penyuluhan dan sosialisasi masyarakat dakan pentingnya
ber- PHBS.
Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan masalah antara lain dengan
meningkatkan frekwensi penyuluhan tentang PHBS bagi masyarakat serta
meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor.
25
TARGET
HASIL SASARAN
NO NAMA INDIKATOR %
REALISASI (A) SETAHUN
(B)
26
ditangani
- Penemuan penderita
679/878*100 77,31 100
diare
Pelayanan Kesehatan Rujukan
II
14. Cakupan pelayanan Gadar
level 1 yang harus diberikan 0 0 100
sarkes (RS) di kab./kota
Penyelidikan Epidemiologi
III.
dan Penanggulangan KLB
15. Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang
0/0*100 0 0
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
Promosi Kesehatan dan
IV
Pemberdayaan Masyarakat
16. Cakupan desa siaga 10/10*100 100 100
Sarana Kesehehatan di Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang pada tahun 2018
27
1. Puskesmas Pembantu 2
2. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional dibidang. kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Dalam PP 32 tahun 1996 dinyatakan bahwa
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat.
28
Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus
ditingkatkan untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan
kebutuhan. Dikelola secara adil, transparan, akuntabel, berhasil guna dan
berdaya guna, tersalurkan secara tepat, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas.
Sumber daya keuangan puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 bersumber dari
APBN berupa dana BOP, BOK dan JKN Adapun total anggaran tahun 2018
sebesar Rp. 1.364.584.778
a. Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian
merencanakan dan melakukan pemecahannya sesuai potensi yang
dimilikinya, serta selalu siap siaga dalam menghadapi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan. Seluruh desa (10) yang ada di kecamatan
Lebak Wangi sudah menjadi desa siaga, namun hingga saat ini masih
sangat perlu peran serta dari pemerintah dan masyarakat agar desa ini bisa
aktif.
29
2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.
2. KEBIJAKAN MUTU
a. Kami seluruh jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi berkomitmen “ mendukung dan mensukseskan
serta bertanggung jawab dalam peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
dan Kinerja UPT Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2019”
b. Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas Lebak Wangi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Mutu dan kinerja secara konsisten dan berkesinambungan
untuk mendukung pencapaian sasaran yang diharapkan, baik program
maupun pelayanan Puskesmas
2. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan
kualitas pelayanan dan SDM secara terus menerus
3. Memberikan pelayanan ramah, cepat, akurat, dan kemudahan
mendapatkan informasi, sesuai dengan tata nilai puskesmas Lebak Wangi
yaitu SEHATI (Santun, Empati, Handal, Amanah, Teladan dan Inovatif)
4. Memperhatikan keselamatan pasien
5. Mematuhi peraturan dan standar yang sudah di tetapkan
30
d) Perlayanan Umum
e) Perlayanan Anak/MTBS
f) Perlayanan KIA/KB dan Imunisasi
g) Perlayanan TB Paru
h) Pelayanan Kesehatan Lingkungan /Klinik Sanitasi
i) Perlayanan Gizi
j) Perlayanan PTM
k) Perlayanan Kusta
l) Perlayanan Jiwa
m) Perlayanan IMS
n) Perlayanan Obat
o) Perlayanan Laboratorium
2) Luar Gedung
a) Posyandu balita
b) Posyandu lansia
c) Posbintu PTM
d) Prolanis
b. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
1. UKM Essensial :
a. Promosi Kesehatan
a. Kesehatan Lingkungan
b. Pelayanan KIA-KB
c. Pelayanan Gizi
d. Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular
2. UKM Pengembangan :
a. Usaha kesehatan sekolah
a. Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan kesehatan tradisonal
c. Kesehatan Olah Raga
d. indra
e. Lansia
f. Usaha kesehatan kerja
g. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
h. Pelayanan kesehatan peduli remaja
i. Kekerasan terhadap anak/remaja
j. Perbekalan kesehatan rumah tangga
k. Binwasfaskes
31
B. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi puskesmas
yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya (peningkatan SDM), sarana prasarana,
sumber dana, proses pelayanan yang meliputi dari upaya kesehatan masyarakat
yang meliputi Upaya Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA-
KB, Pelayanan Gizi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Upaya
Kesehatan Perorangan.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran dan pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi UPT Puskesmas Kecamatan
Lebak Wangi dalam membangun system manajemen mutu baik untuk
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), sehingga pada akhirnya menghasilkan pelayanan yang bermutu
dan terukur.
32
2. Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama
diterbitkan oleh oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Mutu
dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2017
33
Dokumen adalah acuan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi
Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, Prosedur Tetap
(Protap), Rencana Mutu Pelayanan, dan dokumen pendukung lainnya. Secara
umum dokumen juga merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi.
Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik
memakai tangan atau memakai media elektronik (seperti printer);
9. Rekaman
Adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang disimpan;
10. Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan
yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan
dari beberapa pilihanlainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan;
11. Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian
efisiensi menurut Mulyamah (1987, hal. 3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu
ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan
penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
sebenarnya
Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984, hal.233-4) yang
mengutip pernyataan H. Emerson adalah: Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan
sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang
dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan
antara apa yang telah diselesaikan;
12. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses adalah
serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang mengubah input
menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan
materi;
13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang ingin
dicapai dalam jangka waktu tertentu, sasaran mutu harus mempunyai syarat
sebagai berikut:
34
a. Scope jelas untuk bagian atau departemen mana, misal HRD, operation,
marketing dan lain-lain;
b. Measurable artinya sasaran mutu tersebut harus bias diukur (baik dalam
bentuk/jumlah/presentase);
c. Achievable artinya menentukan target/sasaran mutu itu harus dapat dicapai,
bila target terlalu tinggi maka departemen/bagian tersebut cenderung malas
untuk mengejarnya;
d. Realible artinya sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata dan bukan
sesuatu yang tidak nyata akan sulit untuk dijadikan target;
e. Time Frameartinya harus jelas, jadi kapan seharunya sasaran itu dicapai
sudah jelas di awal pembuatan sasaran mutu tersebut.
14. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengendalian mutu
merupakan proses yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi kinerja;
b. Membandingkan kinerja mutu dengan tujuan mutu;
c. Bertindak berdasarkan perbedaan.
15. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan
tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan
aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi atau perusahaan;
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi;
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi. Misal lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja, dan
lain-lain.
Dokumen Terkait:
1. Peraturan Mentri Kesehatan no.75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
2. Profil Puskemas Lebak Wangi
35
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. PERSYARATAN UMUM
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang menetapkan,
mendokumentasikan, mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen
mutu dan terus menerus memperbaiki keefektifannya sebagai alat untuk menjamin
bahwa proses yang berkaitan dengan kesehatan dapat memenuhi persyaratan
akreditasi sesuai Permenkes Nomor 75 tahun 2014 dan harapan masyarakat.
Seluruh penyelenggaraan kegiatan UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
dilakukan secara sistematis dan efektif melalui prosedur yang menetapkan proses
dan urutan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu, dikendalikan,
dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan yang diperlukan, sesuai prinsip
PDCA/PDSA (Plan, Do, Cek/Study, Action)
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi memastikan tersedianya
sumberdaya dan informasi yang diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen
mutu, termasuk sumber daya untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu
yang ingin dicapai dan juga senantiasa memantau, mengukur, menganalisa kinerja
proses dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk dikembangkan
dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan.
Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi
Puskesmas.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistim manajemen mutu yang disusun
meliputi :
1. Dokumen level 1 : Kebijakan
2. Dokumen level 2 : Pedoman/manual/ panduan, KAK
3. Dokumen level 3 : Standar operasional prosedur
4. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai
catatan bukti dari pelaksanaan kebijakan, pedoman
dan prosedur
36
Kode klasifikasi Surat Keputusan (SK)
1. Kesehatan : 440
2. Kepegawaian : 800
3. Keuangan : 900
Contoh Format
N Tanggal Nomor Tanggal Asal Keteranga
Perihal Uraian
o Terima Surat Surat Surat n
Keterangan :
No : Nomor Urut Surat
Tanggal Terima : Tanggal Surat di terima
No Surat : Nomor Surat dari Pengirim (Instansi)
Tanggal Surat : Tanggal dibuatnya Surat dari Pengirim (Instansi)
Perihal : Perihal Surat
Uraian : Isi Surat
Asal Surat : Surat dari Pengirim (Instansi)
37
Keterangan :-
b. Surat keluar Puskesmas
1) Surat Keluar
Adapun alur mengenai surat keluar sebagai berikut :
Konsep surat keluar terlebih dahulu dikoreksi oleh koordinator tata
usaha. Kemudian dilanjutkan ke pimpinan puskesmas untuk di cek
(merubah/menambah jika ada) selanjutnya ditandatangani oleh Kepala
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi. Setelah itu dikembalikan ke
tata usaha untuk didokumentasikan dengan penomoran dan dikirim ke
alamat yang dituju oleh ekspeditor (pengarsipan & buku eskpedisi).
Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik dalam
berupa undangan, pemberitahuan dan laporan.
39
4) Kode Kelompok Dokumen
Surat Keputusan disingkat : SK
Standar Operasional Prosedur : SOP
Daftar Tilik disingkat : DT
Kerangka Acuan disingkat : KA
Dokumen Eksternal disingkat : Dek
Pedoman/Panduan disingkat : PM
40
1) Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/ kelompok pelayanan dan upaya
dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian dan
diberikan daftar secara berurutan;
2) Penataan dengan menggunakan file dan otner yang sudah disepakati
(Sekretariat: Biru, Admen: Merah, UKM: Kuning, UKP: Hijau);
3) Apabila dokumen tersebut direkam dalam buku, maka urutan dokumen
tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam buku;
4) Dokumen Sistem Manajemen Mutu UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi Kabupaten Serang berlaku bagi semua personil yang
mempengaruhi mutu kinerja proses yang berkaitan dengan kesehatan;
5) Dokumen SK/SOP yang dbuat oleh masing-masing pelaksanaan/upaya
dibuat rangkap 2 (untuk Master dan untuk pelaksana/upaya tetapi tetap di
bawah kendali pengelola data dan informasi);
6) Semua personil bertanggung jawab untuk melaksanakan dan meninjau
dokumen yang terkait dengan tugasnya masing-masing.
41
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
3. Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada di manual
mutu ini.
a. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu kinerja;
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala;
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu;
4) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait
dengan pelayanan telah dipahami oleh pihak terkait;
5) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis.
Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja kepada
karyawan terkait, baik lintas progam maupun lintas sektoral.
4. Kebijakan
a. Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas dan terus menerus memperbaiki keefektifannya;
b. Mengkomunikasikan kepada seluruh kepala unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain;
c. Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu
kinerja dipenuhi;
d. Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan
Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
e. Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber
daya manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat – obatan, dan
infrastruktur.
42
Dokumen Terkait:
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas,
SOP Rapat Tinjauan Manajemen
Dokumen Terkait:
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Penanganan Pengaduan
C. Kebijakan Mutu
1. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi yang memuat komitmen mutu dan kepedulian terhadap kepuasan
pelanggan,
2. Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi-misi atau tujuan Puskesmas,
3. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk mendapatkan sasaran mutu ,
mengevaluasi pencapaian-pencapaian sasaran serta acuan perbaikan yang
akan dilakukan,
4. Kebijakan mutu di sosialisasikan dan di pastikan dipahami oleh seluruh
karyawan Puskesmas,
5. Kebijakan mutu di tinjau secara berkala untuk menjamin kesesuaiannya,
6. Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas yang
meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
Dokumen Terkait:
Kebijakan Mutu Puskesmas
43
serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Dalam mencapai
Sasaran Mutu tersebut seluruh kegiatan UPT Puskesmas Kecamtan Lebak Wangi
dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa Rencana Kerja, Waktu
Pelaksanaan, dan anggarannya, yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat
dinamis dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran
mutu. Rencana Kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang jelas,
dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program
kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
44
2) Menyusun instrumen audit
3) Melaksanakan audit
4) Melaporkan hasil audit dan menyampaikan
rekomendasi
5) Melaksankan tindak lanjut hasil audit oleh
pihak yang di audit
6) Memonitor pelaksanaan tindak lanjut audit
c. Penyusunan register 1) Penyusunan register risiko administrasi
risiko Puskesmas
d. Pertemuan tinjauan 1) Persiapan pertemuan tinjauan manajemen
manajemen 2) Melaksanakan pertemuan tinjauan
manajemen
3) Menyampaikan hasil pertemuan tinjauan
manajemen pada pihak terkait
e. Evaluasi kontrak pihak 1) Mengidentifikasi pekerjaan/pelayanan yang
ketiga diserahkan pada pihak ketiga
2) Menyusun instrumen evaluasi kinerja pihak
ketiga
3) Melakukan evaluasi kontrak
4) Menyampaikan hasil evaluasi kontrak pihak
ketiga kepada pimpinan Puskesmas
4 Program kegiatan mutu UKM
a. Workshop dengan 1) Pengumpulan data indikator kinerja UKM
masyarakat 2) Analisis data
3) Pelaporan hasil penilaian kinerja
4) Tindak lanjut hasilpenilaian kinerja
b. Pelaksanaan PDCA 1) Identifikasi masalah
pada tiap-tiap 2) Analisa masalah
programUKM 3) Menyusun rencana perbaikan
4) Melaksanakan perbaikan
5) Melakukan evaluasi hasil perbaikan
6) Tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
perbaikan
c. Penyusunan regiter 1) Penyusunan register risiko pelayanan UKM
risiko terkait kegiatan
UKM
d. Kaji Banding 1) Menyusun rencana kaji banding
45
2) Menyusun instrumen kaji banding
3) Melaksanakan kaji banding
4) Melaporkan pelaksanaan kaji banding
5) Mengevaluasi kaji banding
6) Merencanakan tindak lanjut hasil kaji
banding
5 Program kegiatan peningkatan mutu klinis
a. Penilaian kinerja 1) Memilih dan menetapkan indikator mutu
pelayanan klinis pelayanan klinis, sasaran keselamatan
pasien dan menyusun profil indiktor
2) Menyusun panduan penilaian kinerja
pelayanan klinis
3) Mencatat data melalui sensus harian
4) Melaksanakan penilaian kinerja pelayanan
klinis
5) Melakukan analisis kinerja pelayanan klinis
6) Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis
kinerja pelayanan klinis
b. Sasaran keselamatan 1) Membuat panduan sistem pencatatan dan
pasien pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP)
2) Memonitor capaian sasaran keselamatan
pasien
3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
sentinel, KTD dan KNC
4) Melaksanakan analisis kejadian KTD dan
KNC
5) Melakukan tindak lanjut
c. Manajemen risiko 1) Penyusunan register risiko pelayanan UKP
2) Menyususn rencana tindak lanjut
3) Melaksanakan tindak lanjut
d. Kontrak kerja terkait 1) Menyusun panduan seleksi dan evaluasi
pelayanan klinis kontrak/perjanjian kerja
2) Melaksanakan evaluasi kontrak/perjanjian
kerja
e. Peningakatan mutu 1) Identifikasi risiko pelayanan obat
pelayanan obat 2) Analisis risiko pelayanan obat
3) Pemantauan ketersediaan obat
f. Peningkatan mutu 1) Identifikasi risiko pelayanan lab
pelayanan
46
laboratorium 2) Analisis risiko dan tindak lanjut
3) Pengendalian bahan berbahaya dan
beracun di lab
4) Pemantauan penggunaan APD di lab
5) Pelaksanaan pemantapan mutu internal
6) Pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
g. Peningkatan mutu 1) Monitoring pelaksanaan prosedur ANC
pelayanan ANC 2) Meningkatkan kemampuan deteksi dini
risiko kehamilan dan persalinan
3) Meingkatkan kemampuan dalam persiapan
rujukan dari rumah ke Puskesmas dan dari
Puskesmas ke RS
47
tugas pokok dan tugas tahun 2016
integrasi Proses Penyusunan struktur 100%
Organisasi Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
Struktur Organisasi
dengan uraian tugas
pokok dan tugas integrasi
5 Jenis layanan dan media Input Ada jenis layanan dan 100%
informasi pelayanan media informasi pelayanan
Proses Puskesmas meyusun jenis 100%
layanan dan media
informasi pelayanan
output Puskesmas mempunyai 100%
jenis layanan dan media
informasi pelayanan
6 Peraturan internal Input Ada Peraturan internal 100%
Puskesmas Puskesmas
Proses Puskesmas menyusun 100%
peraturan internal
Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
peraturan internal
Puskesmas
7 Alur pelayanan Puskesmas Input Ada alur pelayanan 100%
Puskesmas
Proses Puskesmas membuat Alur 100%
pelayanan di Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
Alur pelayanan di
Puskesmas
8 Rencana 5 tahunan Input Ada rencana 5 tahunan 100%
48
Proses Puskesmas menyusun 100%
RUK, RPK tahuann
output Puskesmas mempunyai 100%
RUK, RPK tahuann
10 Ketepatan waktu Input Ketepatan waktu 100%
penyusunan laporan penyusunan laporan
keuangan keuangan
Proses Puskesmas menetapkan 100%
waktu penyusunan laporan
keuangan
output Puskesmas mempunyai 100%
Ketepatan waktu
penyusunan laporan
keuangan
11 Ketepatan pelaporan Input Ketepatan pelaporan 100%
bulanan bulanan
Proses Puskesmas menetapkan 100%
waktu pelaporan bulanan
output Puskesmas selalu tepat 100%
waktu dalam pelaporan
bulanan
49
H-1
output Semua balita mau datang 85%
ke posyandu
outcome Balita naik berat badanya 85%
4 Pelayanan KIA KB Input Cakupan K4 100%
Perslinan di faskes 100%
Proses Pelayanan ANC 10T 100%
Pelayanan persalinan oleh 100%
tenaga kesehatan yang
berkompeten
output Pelayanan ANC sesuai
standar
outcome Bumil bersalin difaskes 100%
5 Pelayanan perawatan Input Adanya PJ darbin di desa
kesehatan masyarakat Proses Rencana kegiatan
perkesmas (POA) bukti
pembagian tugas perawat
output Keluarga rawan dibina
outcome Meningkatnya tingkat
kemandirian (KM1,KM2,
KM3, KM4) keluarga
rawan dibina
6 Upaya kesehatan sekolah Input Siswa baru sekolah dasar, 100%
sekolah menengah
Proses Penjaringan kesehatan 100%
siswa sekolah sesuai
sasaran, sesuai jadwal
output Seluruh sasaran 100%
mendapatkan
pemeriksaan kesehatan
outcome Deteksi dini masalah 100%
kesehatan siswa baru di
sekolah
7 Pelayanan kesehatan Input Cakupan posbindu 10 100%
lansia & PTM desa
Proses Pembinaan posbindu 100%
sesuai jdwal
output Posbindu terbina dan 100%
50
terlayani
outcome Terdeteksi penyakit tidak 100%
menular pada lansia dan
remaja
8 Pelayanan kesehatan jiwa Input Deteksi dini dan
penanganan gangguan
jiwa yang berobat ke
Puskesmas
Proses Kunjungan rumah dan 100%
penyuluhan tentang
kesehatan jiwa pada
keluarga
output Dukungan dari keluarga 100%
dalam pengobatab gigi
outcome ODGJ diobati 100%
9 Pelayanan kesehatan Input Pembentukan pos UKK 10 desa
kerja dan olah raga dan pelaksanaan tes
kebugaran disetiap desa
Proses Pembinaan kesehatan 1 kali
kerja dan olahraga terkait
pos UKK
output Kelompok pos UKK/klub 10 desa
olah raga yang dibina
outcome Terbentuknya pos UKK 10 desa
dan terlaksananya tes
kebugaran di desa
10 Pelayanan kesehatan Input Adanya pengelola Ada
indra progrma indra
Proses Penemuan kasus penyakit Perkasus
mata dan telinga di
Puskesmas
output Ditemukanya kasus Perkasus
penyakit mata dan telinga
di Puskesmas
outcome Terdeteksi secara dini Perkasus
penyakit mata dan telinga
11 Pelayanan kesehatan Input Cakupan keluarga asman
pengobatan tradisional Proses Pembinaan keluarga
asman melalui pelatihan
51
kader posyandu
output Seluruh kader membina
keluarga asman
outcome Keluarga asman terbina
12 Pelayanan kesehatan Input Pelayanan kesehatan 3.270
remaja pada remaja
Proses Penyuluhan dan 100%
pelayanan kesehatan
pada remaja
output Pelayanan kesehatan 100%
pada remaja tercapai
outcome Deteksi dini masalah 100%
kesehatan remaja
13 Pengendalian dan Input Ibu hamil dan penderita
pencegahan penyakit HIV TB Paru
AIDS Proses Pelaksanaan screening 100%
dan pemeriksaan HIV &
AIDS pada ibu hami dan
TB paru
output Seluruh ibu hamil dan 100%
penderita TB Paru
diperiksa HIV & AIDS
outcome Terdeteksinya HIV & AIDS 100%
pada ibu hamil dan
penderita TB Paru
14 Pengendalian dan Input Cakuapan penderita TB
pencegahan TB Paru paru
Proses Kunjungan rumah, 100%
penyuluhan dan
pemeriksaan sputum BTA
output Pemeriksaan BTA seluruh 100%
penderita TB Paru
outcome Terdeteksinya penderita 100%
TB Paru dengan BTA
positif
15 Pengendalian dan Input Cakupan penderita kusta
pencegahan penyakit diobati
kusta Proses Kunjungan rumah dan 100%
52
deteksi dini kasus
tersangka penderita kasus
output Kasus tersangka penderita 100%
kusta terdeteksi
outcome Penderita kusta diobati 100%
16 Pelayanan surveilans Input Pelacakan kasus perkasus
Proses Pelaporan W2 100%
output Deteksi dini kasus 100%
potensial KLB
outcome Kasus KLB teratasi 1x24 100%
jam
17 Pelayanan P2BB Input Pemberian obat cacing
Proses Petugas menyediakan 100%
obat cacing sesuai jumlah
sasaran
output Pemberian obat cacing di 100%
posyandu dan di Sekolah
Dasar
outcome Semua sasaran 100%
mendapatkan obat cacing
53
Outcome Kepuasan pelanggan >90%
54
Proses Waktu tunggu hasil pelayanan 100%
laboratorium (darah rutin/kimia
darah) <60 menit tiap pasien
Output Tidak adanya kesalahan 100%
pemberian hasil pemeriksa
laboratorium
Outcome Kepuasan Pelanggan >90%
55
c. Dokumen Uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan
salinan disimpan oleh Sub Bagian kepegawaian;
d. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi
perubahan pekerjaan;
e. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada dalam struktur
organisasi pada masing-masing seksi;
2) Tanggung Jawab
a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Puskesmas;
b) Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas;
c) Memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
3) Wewenang
a) Memeriksa dan menganalisa laporan kegiatan staf Puskesmas dan
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan;
b) Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional staf
Puskesmas agar tujuan, rencana, kebijaksanaan, program kerja dan
strategi yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.
4) Tugas tambahan/integrasi
56
Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan
3. Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan
wewenang dari sumber dayauntuk melaksanakan Sistem ManajemenMutu
Puskesmas yang efektif;
b. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan
danSistem Manajemen Mutu Puskesmas;
c. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Ketua Tim Mutu Puskesmas,
yang memiliki dan tanggung jawab dan wewenang :
1) Memastikan proses yang diperlukan untuk system manajemen mutu
Puskesmas ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
57
2) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan
Sistem Manajemen Mutu Perusahaan dan perbaikan yang diperlukannya.
3) Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas
4) Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
d. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk
mengefektifkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal
komunikasi yang ditetapkan.
Dokumen Terkait:
SK Ketua Tim Mutu Puskesmas
SK Wakil Manejemen Mutu
Uraian tugas dan wewenang
Struktur organisasi
58
4. Tugas tambahan/integrasi
Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas
Dokumen Terkait:
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Manajemen
Uraian tugas dan tanggung jawab Tim Mutu
G. Komunikasi
1. Komunikasi internal
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
a. Kepala Puskesmas Lebak Wangi mengupayakan agar komunikasi dengan
bawahannya dipastikan berjalan lancar;
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai
sistem manajemen mutu;
c. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan
yang ingin dicapai;
d. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan
dipenuhi;
e. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi;
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan;
g. Komunikasi internal dilakukan dengan cara: Lokakarya mini bulanan,
pertemuan (breefing), apel pagi, rapat tinjauan manajemen ,group komunikasi
melalui media sosial, konsultasi atau bertatap muka langsung antara
penanggung jawab pengelola dan pelaksana kegiatan.
2. Eksternal
Dilakukan dengan cara loka karya mini tri wulan, penempatan kotak saran,
SMS, MMD(Musyawarah Masyarakat Desa).
H. Peraturan Internal
1. Jam datang dan pulang di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi:
a. Jam datang : 07.15 WIB
b. Jam pulang
1) Senin s/d Kamis : 14.00 WIB
2) Jumat : 11.00 WIB
3) Sabtu : 14.00 WIB
c. Khusus bagi petugas jaga VK dan UGD
1) Jam datang dan pulang piket pagi-sore : 07.15 WIB s/d 17.00 WIB
59
2) Jam datang dan pulang piket sore-malam : 17.00 WIB s/d 07.15 WIB
2. Aturan berpakaian bagi karyawan di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi:
a. Senin : Seragam pemda, jilbab warna coklat, sepatu hitam
b. Selasa : Seragam pemda, jilbab warna kuning, sepatu hitam
c. Rabu : Seragam putih, jilbab warna hitam, sepatu hitam
d. Kamis : Seragam batik, jilbab menyesuaikan
e. Jumat : Seragam batik, jilbab menyesuaikan
f. Sabtu : Seragam olah raga, jilbab menyesuaikan
3. Pelaksanaan apel pagi UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dilaksanakan
pukul 07.30 WIB
4. 10 menit sebelum apel pagi, dilakukan kegiatan pembersihan di masing-masing
ruangan
5. Hukum disiplin bagi karyawan:
a. Tidak melakukan apel pagi 3 hari berturut-turut melakukan pembersihan
lingkungan Puskesmas
b. Tidak masuk kerja:
1) 5 hari kerja : teguran lisan
2) 6 s/d 10 hari kerja : teguran tertulis
3) 11 s/d 15 hari kerja : pengembalian karyawan secara tertulis ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang
Dokumen Terkait
Prosedur Komunikasi Internal
Peraturan Internal
60
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Pedoman ini mencakup pelaksanaan Tinjauan Manajemen dalam penerapan
Sistem Manajemen Mutu sesuai standar akreditasi Puskesmas. Pertemuan tinjauan
manajemen adalah proses evaluasi di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
terhadap kesesuaian dan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu yang
dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan
operasional kegiatan organisasi.
Rapat tinjauan manajemen di lakukan minimal dua kali dalam setahun
1. Tujuan
Tujuan dilakukannya pertemuan tinjauan manajemen adalah untuk melakukan
perbaikan berbagai permasalahan yang terkait dengan mutu dan kinerja, serta
operasionalisasi system manajemen mutu dan system pelayanan dalam
memberikan pelayanan dan produk kepada pelanggan/masyarakat yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi. Kemudian
permasalahan tersebut dibahas dan ditindak lanjuti.
Keberhasilan pertemuan tinjauan manajemen ini tergantung pada komitmen
untuk melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan sesuai dengan apa yang
direkomendasikan dan kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan.
2. Karakteristik Pertemuan Tinjauan Manajemen
Adapun karakterisitik pertemuan tinjauan manajemen di UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi sebagai berikut:
a. Dilaksanakan secara berkala dengan interval waktu yang ditetapkan.
b. Pihak manajemen dan pihak pelaksana operasional yang terkait
diundang dalam pertemuan tinjauan manajemen.
c. Direncanakan dengan kejelasan tujuan, agenda, danpenjadwalan.
d. Didokumentasikan secara lengkap yang meliputi: pemberitahuan,
undangan, daftar hadir, notulen, foto kegiatan dan laporan akhir.
e. Mengevaluasi efektivitas penerapan system manajemen mutu dan
dampaknya pada mutu dan kinerja.
f. Membahas perubahan-perubahan yang perlu dilakukan baik pada system
manajemen mutu maupun system pelayanan.
g. Hasil pertemuan ditindaklanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif,
tindakan preventif maupun perubahan pada system manajemen mutu
maupun system pelayanan. Dengan mengakomodir hasil-hasil yang tidak
bisa diatasi di Puskesmas direkomendasikan ke Dinkes atau ke tingkat
lain yang lebih tinggi.
61
h. Tindak lanjut yang dihasilkan pada pertemuan dipantau pelaksanaannya
dan diputuskan oleh Pimpinan Puskesmas.
i. Pertemuan tinjauan manajemen berikutnya diawali dengan pembahasan
hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya yang
belum terselesaikan.
3. Tanggung Jawab
a. Pimpinan Puskesmas
1) Mengikuti Rapat Tinjauan Manajemen
2) Memberikan saran-saran perbaikan untuk peningkatan sistem manajemen
mutu.
3) Menindak lanjuti hasil rekomendasi dari rapat tinjauan manajemen
b. Wakil Manajemen Mutu UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
1) Memimpin Rapat Tinjauan Puskesmas
2) Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara.
3) Melaporkan kepada manajemen, kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan.
4) Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan sasaran/pelanggan.
c. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Koordinator TU dan
Koordinator Upaya Puskesmas serta seluruh pelaksana, menindaklanjuti
hasil keputusan Rapat Tinjauan Manajemen.
62
3. Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi dilaksanakan;
4. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sbb:
1) Hasil audit internal
Hasil kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan) melalui interaksi (wawancara, pemeriksaan,
pengukuran dan penilaian terhadap fakta) secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat
dengan menggunakan instrumen audit internal.
2) Umpan balik pelanggan
Umpan balikpelanggan dengan penyampaian secara langsung berisi keluhan,
kritik, dan saran yang didapatkan dari kotak saran , pengukuran hasil survei
indeks kepuasan pelanggan, hasil komunikasi melalui pertemuan lintas sektor
yang dicatat dalam buku rekapitulasi keluhan dan harapan pelanggan.
3) Kinerja proses
Proses kinerja harus sesuai dengan kebijakan dalam bentuk SK, pedoman
mutu, panduan, SOP, kerangka acuan kegiatan, standar,dan kriteria. Hasil
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan/masyarakat serta mengutamakan keselamatan pasien.
4) Pencapaian Sasaran Mutu
Kinerja proses harus sesuai dengan mutu pelayanan yang sudah ditetapkan
dalam sasaran mutu di masing-masing pelayanan baik UKM maupun UKP
5) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
a. Sasaran kinerja yang hasilnya masih belum tercapai seperti dalam target
indikator
b. Sasaran kinerja yang belum maksimal sesuai standar pelayanan
c. Sasaran kinerjayang belum menjamin keselamatan pasien/ pelanggan
dilakukan perbaikan secara berkesinambungan.
6) Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
Setelah dilakukan tinjauan manajemen dan didapatkan masalah yang tidak
dapat diputuskan sendiri di tingkat Puskesmas, maka masalah tersebut dirujuk
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dan stakeholder terkait.
7) Perubahan terhadap Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi puskesmas yang memuat komitmen
mutu dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan. Sasaran mutu adalah
semua karyawan di Puskesmas, stakeholder, dan pelanggan/ masyarakat.
Perubahan dilakukan bilamana ada perbaikan dari kebijakan dan sasaran mutu
yang lampau.
63
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap Sistem Manajemen Mutu/ Sistem
Pelayanan
Kegiatan tinjauan manajemen mutu yang telah dilakukan memberikan dampak
terhadap sistem manajemen mutu yang sudah ada, bila diperlukan perubahan
dilakukan perbaikan terhadap sistem manajemen mutu tersebut.
C. Luaran Tinjauan
Meliputi :
1) Peningkatan efektivitas Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu menjadikan pelayanan di Puskesmas Lebak Wangi
menjadi lebih baik.
2) Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
Pelayanan harus menjadi lebih baik agar masalah yang timbul dalampelayanan
tidak terulang kembali.
3) Identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu solusi untuk dilakukan upaya
perbaikan seperti pengadaan alat-alat dan pemeliharaan atau upaya lainnya
yang tidak terselesaikan di Puskesmas diteruskan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang.
64
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
65
a. Pengajuan usulan kebutuhan pegawai ke Dinas Kesehatan Kabupaten
berdasarkan pola ketenagaan.
b. Proses rekrutmen dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah.
c. Proses Kredensial untuk jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh puskesmas
dilakukan oleh Dinas Kesehatan kemudian diverifikasi administrasinya oleh
Kepala Tata Usaha Puskesmas.
d. Proses Pelatihan dan Peningkatan Kopetensi
1) Pengajuan Pengusulan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh puskesmas
2) Mengirimkan peserta sesuai criteria yang disebutkan dalam undangan dari
pihak terkait
C. Infrastruktur
1. Belanja Modal
a. Merencanakan kebutuhan puskesmas baik fisik maupun alkes.
b. Mengusulkan RUK ke Dinas Kesehatan .
c. Menyusun RPK.
d. Proses Pengadaan.
e. Evaluasi Pengadaan.
2. Pemeliharaan
a. Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
b. Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
c. Monitoring fungsi alat medis dan non medis
d. Kalibrasi Alat
e. Tindak lanjut hasil monitoring
D. Lingkungan kerja
1. Ventilasi
Ventilasi alami di semua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruangan
2. Pencahayaan
Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permeskes 75/2014
3. Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri system air bersih, system pembuangan air kotor dan / air
limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai lampiran
permenkes 75/ 2014
4. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan dan tidak
mengganggu lingkungan
66
5. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar puskesmas untuk
mendukung layanan
6. Sistem Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
7. Sistem Proteksi Kebakaran
Puskesmas menyediakan apar (alat pemadam kebakaran)
67
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
68
Struktur organisasi Puskesmas dengan Ada
uraian tugas pokok dan tugas integrasi
Jenis layanan dan media informasi Ada
pelayanan
Alur pelayanan di Puskesmas Ada
69
perorangan
Konseling sanitasi 5%
70
Akses terhadap jamban sehat 65%
71
Distribusi kapsul Vitamin A bayi bayi 90%
(6-11 bulan)
DPT-Hb-Hib 1 95%
DPT-Hb-Hib 3 95%
Polio 1 95%
Polio 4 95%
MR 95%
IPV 95%
IDL 93%
TT2+ 80%
UCI 92%
72
6 TB Paru Penemuan BTA+ (CDR) 100%
Kecacingan 100%
73
epidemiologi
Diare 90%
DBD 90%
TN 90%
74
kesehatan masyarakat rawan)
75
prasekolah Kontak DDTK 1 balita 100%
76
3 UGD Kepuasan pelanggan >90%
77
(PPI) Tidak adanya kesalahan pemberian 100%
hasil pemeriksa laboratorium
9 Limbah Kepuasan Pelanggan >90%
3. Pembelian
Pengadaan Bahan penyuluhan, ATK dan BHP Pengelola Program membuat
permintaan kepada bendahara barang melakukan Prosedur Pembelian sesuai
dengan SOP.
a. Proses Pembelian:
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi menjamin bahwa setiap barang
yang dibeli sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan. Kepala
Puskesmas menetapkan prosedur pengadaan barang di Puskesmas
Tim pengadaan dan pengelolaan barang:
1) Menerapakan, memelihara dan mengembangkan prosedur pengadaan
barang di semua unit pelayanan.
2) Menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan
yang diperlukan koordinator unit pelayanan terkait
3) Mengidentifikasi kebutuhan barang yang akan dibutuhkan di unit
pelayanan masing-masing
78
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dapat memenuhi kebutuhan
barang yang diperlukan oleh pelanggan dalam proses pelayanan.
b. Menerangkan kalimat yang dimaksud dengan barang adalah:
1) Alat Medis
2) Alat Non Medis
3) Obat-obatan
4) Bahan habis pakai
5) Alat Tulis Kantor
c. Menetapkan prosedur pengadaan barang untuk menentukan kebutuhan
barang yang diperlukan dalam proses pelayanan.
d. Kegiatan pengadaan barang dilakukan oleh seksi pengadaan dan pengelolaan
barang
e. Sebelum pengadaan barang dilaksanakan semua persyaratan produk harus
dibahas secara jelas
f. Perencanaan pengadaan baang harus terlebih dahulu dibuat sebelum
dilaksanakan
g. Bila kegiatan pengadaan barang melibatkan unit-unit yang lain, maka harus
dipastikan adanya kejelasan pengaturan mengenai keterlibatan/ wewenang
unit-unit terkait
h. Komunikasi pada semua tahap kegiatan pengadaan barang harus tercatat
i. Informasi Pembelian
Tim pengadaan dan pengolahan barang menjamin persyaratan yang tepat
sebelum di komunikasikan ke rekanan.
Informasi memasukan persyaratan pembelian untuk persetujuan pembelian
barang menurut kriteria meliputi :spesifikasi
barang,harga,pembayaran,pengiriman dan pelayanan purna jual.
j. UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi menetapkan dan melaksanakan
aktifitas verifikasi penerimaan untuk menjamin barang atau material yang di
beli sesuai dengan persyaratan.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
Pelayanan UKM yang dilaksanakan di UPT Puskesmas kecamatan Lebak
Wangi dan Penanggung Jawab masing-masing pelayanan ( program)
ditentukan melalui Surat Keputusan Pimpinan UPT Puskesmas Kecamatan
Lebak Wangi tentang “JENIS-JENIS PELAYANAN, PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM DAN URAIAN TUGAS “.
b. Validasi Proses Penyelenggaraan Upaya
79
Validasi dilakukan secara sistematis dan cermat terhadap hasil pelaksanaan
Proses Penyelenggaraan Upaya Kesehatan masyarakat.
c. Identifikasi dan Mampu Telusur
Identifikasi Melalui Laporan Bulanan masing-masing pengelola program dan
dilanjutkan dengan penelusuran langsung dilapangan dengan stakeholder
terkait.
Secara garis besar proses identifikasi melalui proses rekam medik, buku
register, laporan kegiatan, laporan program dan sebagainya.
d. Hak dan Kewajiban Sasaran
Hak sasaran upaya semua berhak mendapat pelayanan yang telah
ditetapkan.
Kewajiban sasaran mengikuti jadwal yang telah disepakati, memenuhi
ketentuan yang berlaku.
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
Pemeliharaan barang pelanggan dengan menyediakan tempat parkir.
f. Manajemen Risiko dan Keselamatan
6) Resiko terkait pelayanan pasien
a) Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
b) Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
c) Kerahasiaan dan pemberian informasi yang tidak sesuai
d) Perlindungan dari pelecehan,kelalaian dan serangan
e) Pasien diberitahu tentang resiko
f) Pelayanan non diskriminatif
g) Perlindungan barang berharga pasien dari kerusakan dan kerugian
7) Resiko terkait staf medis
a) Kredensial terhadap staf medis
b) Tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku
c) Pasien dikelola dengan benar
d) Pelatihan staf medis
8) Resiko terkait pegawai
a) Menjaga lingkungan yang aman
b) Kebijakan kesehatan pegawai
9) Resiko terkait properti
a) Melindungi asset kerugian akibat bencana
b) Catatan rekam medik nonelektrik dan catatan keuangan dilindungi dari
kerusakan dan perusakan
c) Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
10) Resiko lain-lain
80
a) Manajemen bahan berbahaya laianya, bahan kimia,bahan biologis
menular
b) Manajemen limbah
5. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum
Hasil kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dilakukan pengukuran melalui
pencapain dengan target, monitoring , evaluasi, analisis dan tindak lanjut.
b. Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan
a) Persepsi pelanggan dan kepuasaan terhadap pelayanan rawat jalan
yang diberikan puskesmas harus dipantau secara berkala;
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem
manajemen mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan telah
terpenuhi;
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2) Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan;
b) Tim Audit dibentuk oleh Wakil Manajemen dan disahkan oleh Kepala
Puskesmas dan dibekali pelatihan yang cukup melaksanakan audit;
c) Program Audit direncanakn oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit yang diaudit;
d) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi serta mengedepanakan integritas dan indepedensi;
e) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan;
f) Dalam setiap pelaksaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit
yang terdahului untuk mengevaluasi efektifitasnya;
g) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang digunakan
diapastikan ditentukan dalam prosedur audit internal;
h) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit;
i) Koordinator unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada unitnya;
j) Tindakan koreksi diambil segera mungkin untuk mengeliminasi
ketidaksesuaian yang telah ditemukan;
81
k) Ketua tim audit bertanggungjawab dan melapor kepada wakil
manajemen.
82
7) Prosedur analisa data dibuat oleh WM dan menjadi acuan bagi semua
fungsi lainya
8) Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian
ketidakefektifan serta tindakan perbaikan yang diperlukan
9) Data dianalisa antara lain untuk memantau:
a) Kepuasan pelanggan
b) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan Puskesmas
c) Karakteristik dan kecendrungan proses, pelayanan Puskesmas
d) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
e. Peningkatan Berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan peningkatan
secaraterus menerus terhadap efektivitas sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu,sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan preventif
serta tinjauan manajemen
f. Tindakan Korektif
1) Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan
dieliminasi/dihilangkan dan dicegah dari terjadi lagi
2) Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja
Puskesmas secara keseluruhan
3) Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan
prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup:
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
d) Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi
e) Meninjau efektivitas tindakan koreksi
4) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah
5) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat
g. Tindakan Preventif
11) Tujuan dari tindakan preventif adalah mencapai terulangnya masalah
yang sama dan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas secara
keseluruhan
12) Upaya tindakan preventif dipastikan sesuai dengan skala dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
13) Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan
koreksi/prevensi yang telah dilaksankan efektif
83
14) Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat
84
c) Kegiatan pengadaan barang dilakukan oleh seksi pengadaan dan
pengadaan barang
d) Sebelum pengadaan barang dilaksanakan semua persyaratan produk
harus dibahas secara jelas
e) Perencanaan pengadaan barang harus terlebih dahulu dibuat sebelum
dilaksanakan
f) Bila kegiatan pengadaan barang melibatkan unit-unit yang lain, maka
harus dipastikan adanya kejelasan pengaturan mengenai
keterlibatan/wewenang unit-unit terkait
g) Komunikasi pada semua tahap kegiatan pengadaan barang harus
tercatat
85
2) kepastian transaksi
dengan adanya surat perjanjian akan memberikan ketenangan semua
pihak dalam transaksi tersebut. Halini mengingat didalam surat perjanjian
kerjasama biasanya tercantum mengenai ketentuan bagi yang sudah
diseakati dalam proses kerjasama
2) Kewajiban
a) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan
tata tertib Puskesmas
b) Paien berkewajiban mematuhi segala intruksi dokterdan tenaga medis
lainya dalam pengobatan
86
c) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya
d) Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan Puskesmas
e) Pasien dan atau penanggung jawabnya memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang dibuat
e. Pemeliharaan barang milik Pelanggan (Spesimen, Rekam Medis)
Menggunakan SOP pemeliharaan barang ; melalui buku register pelayanan
dan rekam medis pelanggan.
f. Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien
1) Resiko terkait pelanggan
a) Membuat alur pelayanan
b) Memberikan nomor antrian pelanggan
c) Membuat identifikasi pasien dalam medical record pasien
d) Memberikan kartu kunjungan berobat sesuai dengan identitas pelanggan
e) Memberikan hasil tertulis dari pemeriksaan laboratorium
f) Menulis aturan minum obat
g) Memberikan KIE (konseling, informasi, dan edukasi) disetiap unit
pelayanan
2) Resiko terkait staff medis
a) Mengetahui alur pelayanan
b) membuat aturan kepegawaian
c) Memakai alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan
d)Tersedianya tempat cuci tangan dan dekontaminasi alat serta tempat
pembuangan limbah medis
e) Menjalankan SOP yang telah dibuat
3) Resiko terhadap karyawan
a) Mengetahui alur pelayanan
b) Membuat aturan kepegawaian
c) Mengedukasi karyawan tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan
d) Memahami dan menjalankan tupoksi masing-masing
4) Resiko terhadap properti
a) Membuat daftar inventaris barang disetiap unit/ruangan
b) Menjauhkan barang-barang darihal yang dapat merusak baik zat korusif
maupun bukan
c) Adanya prosedur pemeliharaan dan kebersihan
d) Adanya perlindungan keamanan
5) Resiko terhadap hukum dan peraturan
a) Menginformasikan kepada karyawan mengenai peraturan yang terkait
87
b) Mengikuti dan menjalankan proses pelayanan sesuai peraturan yang
berlaku
c) Menjalankan SOP
88
Pengumpulan data melalui kotak saran, kotak kepuasan dan kuisioner
2) Audit Internal
Melakukan Audit atau pemeriksaan terhadap unit yang bermasalah
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Melalui tingkat kepatuhan terhadap SOP.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
Melalui indikator kepuasan pelanggan.
Dari hasil pelaporan terjadinya KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan), KTC
(Kejadian Tidak Cedera), KPC (Kejadian Potensi Cidera) dan KNC
(Kejadian Nyaris Cidera).
c. Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
1) Dilakukan pengumpulan data .
2) Dilakukan identikasi permasalahan.
d. Analisis Data
Mencari prioritas permasalahan yang beresiko.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Menyelesaikan permasalahan sesuai urutan prioritas serta menjamin bahwa
penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan dihilangkan untuk mencegah
terjadinya kembali ketidaksesuaian. UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin timbul
dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan
oleh kecenderungan ketidaksesuaian.
f. Tindakan Korektif dan preventif
Program perbaikan terus menerus:
1) Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas dan efisiensi sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi
dan pencegahan, serta tinjauan manajemen
3) Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/
dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi
4) Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja UPT
Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi secara keseluruhan
5) Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
89
6) Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya
efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah
disediakan yang mencakup hal-hal sebagai berikut
a) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
d) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
e) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
7) Tim mutu bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi dan
pencegahan yang telah dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien
8) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah
9) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat
90
BAB VII
PENUTUP
Ditetapkan di serang
Pada tanggal 5 Maret 2019
KEPALA UPT PUSKESMAS
KECAMATAN LEBAK WANGI
91
NUNUNG NURAENI
Disusun Berdasarkan
Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Direktorat Mutu dan akreditasi Pelayanan Kesehatan
Tahun 2017
92
93