Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip


penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat,
pertanggung jawaban wilayah, Kemandirian masyarakat, Pemerataan, pemanfaatan
teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan program dengan tujuan
tercapaianya kecamatan sehat di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan
Pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu,
Puskesmas mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada
keamanan dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung.
Menjalankan prinsip koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral,
melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan penapisan
rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan dan senantiasa
meningkatkan kopetensi petugas.Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain baik administrasi maupun fungsional
terkait.
Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam
manual mutu puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas
yang bermutu sesuai dengan harapan. Manual ini menjelaskan garis besar sistem
manajemen mutu UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi. Semua
ketentuan/persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini merupakan
acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Puskesmas. Penyusunan Manual
Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses pelaksanaan akreditasi di UPT
PuskesmasKecamatan Lebak Wangi. Manual ini juga sebagai basis mutu semua
kegiatan dan pelaksanaan program di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
Sistematika penyajian Manajemen Mutu Puskesmas Lebak Wangi tahun 2019
adalah sebagai berikut :
I. Pendahuluan
A. Latar belakang
1. Profil Organisasi
2. Kebijakan Mutu
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan

1
D. Landasan Hukum danAcuan
E. Istilah dan Definisi
II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan
A. Persyaratan Umum
B. Pengendalian dokumen
C. Pengandalian rekaman
III. Tanggung Jawab Manajemen
A. Komitmen Manajemen
B. Fokus pada sasaran/pasien
C. Kebijakan mutu
D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan pencapaian Sasaran
Kinerja/Mutu
E. Tanggung jawab, wewenang dan komunikasi
F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu
G. Komunikasi Internal
IV. Tinjauan Manajemen
A. Umum
B. Masukan Tinjauan Manajemen
C. Luaran Tinjauan
V. Manajemen Sumber Daya
A. Penyediaan sumber daya
B. Manajemen sumber daya manusia
C. Infrastruktur
D. Lingkungan kerja
VI. Penyelenggaraan Pelayanan
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas
1. Perencanaan upaya kesehatan masyarakat, akses dan pengukuran kinerja
(Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP))
2. Proses yang berhubungan dengan sasaran
a. Penetapan persyaratan sasaran
b. Tinjauan terhadap persyaratan sasaran
c. Komunikasi dengan sasaran
3. Pembelian (jika ada)
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya
c. Identifikasi dan mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran

2
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (jika ada)
f. Manajemen risiko dan keselamatan
5. Pengukuran, analisis,dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM
a. Umum
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Penilaian Kinerja Puskesmas
a) Pemantauan dan pengukuran proses
b) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
B. Pelayanan klinis (Upaya Kesehatan Perseorangan)
1. Perencanaan pelayanan klinis
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
a. Proses pembelian
b. Verifikasi barang yang dibeli
c. Kontrak dengan pihak ketiga
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
b. Validasi proses pelayanan
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (spesimen, rekam medis, dsb)
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan keselamatan pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis
b. Pengukuran pencapaian saran keselamatan pasien
c. pelaporan insiden keselamatan pasien
d. Analisis dan tindak lanjut
e. Penerapan manajemen resiko
6. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan
a. Umum
b. Pemanauan dan pengukuran

3
1) Kepuasan pelanggan
2) Audit internal
3) Pemantauan dan pengukuran proses, kinerja
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai
d. Analisa data
e. Peningkatan berkelanjutan
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
VII. Penutup
LAMPIRAN

4
1. PROFIL ORGANISASI
A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan adalah integral dari pembangunan Nasional. Agar


tercapai keberhasilan pembangunan nasional tersebut, diperlukan kebijakan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan
semua sektor terkait, pemerintah, swasta dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan, kemampuan hidup dan prilaku sehat bagi setiap orang agar terwujud
drajat kesehatan masyarakat yang optimal yang ditandai dengan kemampuan
idividu untuk hidup produktif secara sosial maupun ekonomi. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut, pemerintah telah membangun Pusat Kesehatan
Masyarakat (PUSKESMAS). Pembangunan Puskesmas tersebut untuk
memperluas pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat yang merupakan garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat
pembangunan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat.

Puskesmas Lebak Wangi merupakan salah satu pusat pembangunan


kesehatan yang ada di Kabupaten Serang yang tentunya mengacu kepada
pembangunan kesehatan di Kabupaten Serang yang memiliki Visi “Terwujudnya”
dengan ini diharapkan masyarakat Kabupaten Serang terutama masyarakat
Kecamatan Lebak Wangi bisa hidup dalam lingkungan yang religius, berprilaku
yang mendukung untuk hidup sehat, mampu menjangkau dan memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil, merata serta memiliki derajat
kesehatan yang optimal.

World Heath Organization (WHO) dalam salah satu publikasi menyatakan


bahwa Sistem Informasi Kesehatan (SIK) tidak dapat berdiri sendiri harus
merupakan bagian fungsional dari sistem kesehatan tersebut. Oleh kerena itu
profil kesehatan Puskesmas Lebak Wangi diupayakan untuk lebih terkait dengan
sistem kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi adalah gambaran situasi


kesehatan di wilayah Puskesmas Lebak Wangi yang diterbitkan setahun sekali.
Tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2018 ini
adalah dalam rangka menyediakan informasi untuk mengevaluasi pencapaian
Visi Puskesmas Lebak Wangi yaitu “Terwujudnya Masyarakat Kecamatan
Lebak Wangi Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat”.

5
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi mempunyai Misi, sebagai berikut :

1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan

Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata hasil kerja keras sektor


kesehatan, namun sangat dipengaruhi juga oleh kontribusi positif berbagai
sektor lainnya. Untuk optimalisasi kontribusi positif tersebut, perlu diupayakan
masuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan di
wilayah Kecamatan Lebak Wangi.

2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang


merata dan terjangkau

Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya


pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Namun dalam penyelenggaraanya bukan hanya ditangani pemerintah saja,
melainkan mengikut sertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggota
masyarakat dan berbagai potensi swasta.

3. Mendorong kemandirian keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat

Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari tiap individu, masyarakat,


pemerintah dan swasta. Tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk
mandiri dalam menjaga kesehatan. Maka tujuan pembangunan kesehatan
tidak akan tercapai.
4. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya

Untuk dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga


dan masyarakat diperlukan juga tercapainya lingkungan yang sehat, oleh
kerena itu kegiatan-kegiatan penyehatan lingkungan harus lebih diprioritaskan.

NILAI-NILAI

Untuk mudah diingat Nilai-nilai (Tata Nilai) UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi di singkat menjadi “SEHATI”

1. S = Santun (sopan dalam tutur kata dan perilaku)

Dalam pelaksanaan kegiatan program dan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat semua karyawan UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
mengutamakan sopan santun dalam bertutur kata dan berprilaku.

6
2. E = Empati (melayani dengan sepenuh hati)

Dalam pelayanan kepada masyarakat semua karyawan UPT Puskesmas


Kecamatan Lebak Wangi harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat dengan responsif dan ketulusan hati tanpa membedakan suku,
golongan, ras, agama dan status sosial ekonomi.

3. H = Handal (memberikan pelayanan oleh tenaga profesional)


Sumber daya manusia yang terampil dan profesional mutlak diperlukan dalam
memberikan layanan kesehatan yang bermutu, program yang disusun harus
sesuai dengan kebutuhan yang ada, serta cepat tanggap dalam mengatasi
permasalahan di setiap kondisi yang ada.

4. A = Amanah (kejujuran, transparansi dan akuntabilitas)


Dalam era demokrasi dan perkembangan masyarakat yang lebih cerdas dan
tanggap, tuntutan atas pelaksanaan tugas yang transparan dan dapat
dipertanggung jawabkan (akuntabel) terus meningkat. Oleh karenanya
pelaksanaan pembangunan kesehatan harus dilaksanakan secara transparan,
dipertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan ke publik

5. T= Teladan (menjadi panutan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan


sehat)

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Lebak


Wangi akan melibatkan semua sektor yang ada dan seluruh komponen
masyarakat untuk berperan aktif. Dengan demikiaan UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi harus menjadi penggerak baik pada lintas sektor
maupun di tingkat masyarakat, semua karyawan UPT Puskesmas Kecamatan
Lebak Wangi harus berkepribadian yang teguh dan bermoral serta memiliki
komitmen tinggi terhadap visi dam misi yang telah ditetapkan bersama.

6. I =Inovatif (selalu melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan


kesehatan)
Karyawan UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dituntut
mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru
(berpikir inovatif) yaitu proses berpikir yang menghasikan solusi dan gagasan
yang bermanfaat bagi UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dan
masyarakat serta lingkungannya.

7
MOTTO

SEHATI dalam bekerja BERMUTU dalam pelayanan

SEHATI dalam bekerja adalah seluruh karyawan UPT Puskesmas Kecamatan


Lebak Wangi dalam bekerja mengutamakan kekeluargaan, berkolaborasi,
bersinergi baik di lintas program maupun lintas sektoral. Selain itu SEHATI
adalah kata yang diambil dari tata nilai yang dibuat dan menjadi komitmen
seluruh karyawan UPT Puskesmas Lebak Wangi untuk tercapainya visi dan misi
yang telah ditetapkan bersama.

Bermutu dalam pelayanan adalah sumber daya manusia yang terampil dan
profesional mutlak diperlukan dalam memberikan layanan kesehatan yang
bermutu, program kesehatan yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan yang
ada, serta cepat tanggap dalam mengatasi permasalahan di setiap kondisi yang
ada. Layanan kesehatan yang diberikan harus dapat dirasakan oleh masyarakat
dan berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sampai terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya sehingga dapat meningkatkan produktifitas, berperilaku hidup bersih
dan sehat, dengan lingkungan yang sehat, dan mendiri dalam memelihara
kesehatannya.

B. SITUASI DAN KEADAAN UMUM


Puskesmas Lebak Wangi adalah Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Puskesmas
Pedesaan Non Rawat inap yang berada di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang Provinsi Banten yang diresmikan tanggal 22 Oktober 2013.

Puskesmas Lebak Wangi berada dalam wilayah kecamatan Lebak Wangi


(kecamatan baru) berdiri tahun 2012, terdiri dari 10 desa yang berasal dari 4
kecamatan

No. Desa Luas Wilayah (Ha) Asal Kecamatan

1 Kamaruton 214 Kragilan


2 Teras Bendung 3604.11 Kragilan
3 Lebak Kepuh 319 Pontang
4 Lebak Wangi 349 Pontang
5 Kencana Harapan 475 Pontang
6 Pegandikan 612 Pontang
7 Purwadadi 1135 Carenang

8
8 Bolang 171.04 Carenang
9 Tirem 356.775 Ciruas
10 Kebon Ratu 373 Ciruas

Puskesmas Lebak Wangi berada di wilayah yang sebagian besar adalah


daerah persawahan, dan merupakan daerah rawan dari berbagai jenis penyakit,
apalagi dengan kondisi Lingkungan yang kumuh dan tingkat pendapatan
masyarakat yang masih kurang, keberadaan Puskesmas sebagai sarana
informasi dan rujukan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan
sangat dibutuhkan.

Puskesmas Lebak Wangi berada di jalan Nambo – Teras Bendung Km.06


Kecamatan Lebak Wangi dan saat ini masih menggunakan gedung pustu desa
Teras Bendung Kecamatan Lebak Wangi dengan segala kekurangannya.

C. DATA GEOGRAFIS
UPT Puskesmas Lebak Wangi terletak pada di Kecamatan Lebak Wangi di
sebelah timur Kabupaten Serang dengan Luas Wilayah 7608,925 Ha.
Jarak Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi ke Kabupaten 16.8 Km. yang
dihubungkan oleh jalan Negara/Provinsi/Kabupaten .

Batas-batas wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi :

1. Sebelah Utara Berbatasaan dengan : Kecamatan Pontang & Tiratayasa


2. Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kecamatan Carenang
3. Sebelah Selatan Berbatasan dengan : Kecamatan Ciruas & Kragilan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan : Kecamatan Ciruas & Pontang

Letak ketinggian dari permukaan laut sekitar ± 16 meter dengan curah


hujan rata-rata 2,037 mm/bulan.

Sedangkan letak Gedung Puskesmas saat ini berada pada 6°05′29.45” Lintang
Selatan (LS) 106°17′01.15” Bujur Timur (BT)

9
Peta Wilayah Kerja

1. Jarak Tempuh

Jarak ke
No. Desa Waktu Tempuh ke Puskesmas
Puskesmas

1–3
1 Kamaruton 2 – 15 menit
Km
Teras 0–2
2 0 – 9 menit
Bendung Km
Lebak 3,6 –
3 18 – 26 menit
Kepuh 5,5 Km

10
Lebak 1–3
4 4 – 15 menit
Wangi Km
Kencana 4,3 –
5 20 – 24 menit
Harapan 5,5 Km
8 – 10
6 Pegandikan 22 – 38 menit
Km
3 – 5,5
7 Purwadadi 12 – 18 menit
Km
6–7
8 Bolang 18 – 23 menit
Km
2,5 – 4
9 Tirem 14 – 21 menit
Km
1. – 21
4 – 5,5
10 Kebon Ratu men
Km
it

2. Fasilitas Kesehatan

UPT Puskemas Lebak Wangi merupakan puskesmas Pedesaan Non Rawat Inap
memiliki :

No Jenis Pelayanan Jumlah

1. Puskesmas Pembantu 2 Unit

2. Posyandu 40 Pos

3. Ambulans 2 Unit

D. DATA DEMOGRAFIS

Karakteristik Kependudukan

Dalam pengetahuan tentang kependudukan dikenal istilah karakteristik


penduduk, yang berpengaruh penting terhadap proses demografi dan tingkah
laku sosial ekonomi penduduk. Karakteristik penduduk yang paling penting
adalah umur dan jenis kelamin, atau yang sering juga disebut struktur umur dan
jenis kelamin. Struktur umur penduduk bisa dilihat dalam umur satu tahun atau

11
yang disebut juga umur tunggal (single age) dan yang dikelompokkan dalam lima
tahunan.
Jumlah Penduduk Kecamatan Lebak Wangi tahun 2018 menurut data
estimasi adalah 41.043 jiwa dengan penduduk laki-laki 19.948 jiwa sedangkan
perempuan 21.095 jiwa.
Mayoritas masyarakat Lebak Wangi menganut agama Islam. Hal ini
kemudian melatar belakangi masyarakat Kecamatan Lebak Wangi memiliki
religius yang tinggi, berasas gotong royong, dan hidup secara kekeluargaan.
Masyarakat memiliki tenggung jawab besar untuk menjaga ketertiban sehingga
Kecamatan Lebak Wangi relatif mampu membebaskan diri dari berbagai konflik
etnik, sosial, ekonomi (suasana kondusif ).

Gambar 2.1 : Gambaran Komposisi Penduduk Menurut Golongan Umur


Kecamatan Lebak Wangi Tahun 2018

Mata pencaharian penduduk adalah sebagai petani penggarap, pedagang,


pegawai swasta, TKI, dan wiraswasta.

E. SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan merupakan salah satu ukuran kesejahteraan dan kualitas


sumber daya manusia Indonesia. Sebagaimana lazimnya untuk menggambarkan
derajat kesehatan digunakan indikator kualitas utama seperti angka kematian,
kesakitan, kelahiran dan status gizi.

Untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan maupun sebagai dasar


dalam menyusun rencana untuk masa yang akan datang mutlak diperlukan
analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

1 MORTALITAS

Salah satu indikator penting untuk mengukur tingkat derajat kesehatan


masyarakat adalah angka kematian (mortalitas), dimana indikator ini
12
menunjukan tingkat kesehatan, mutu pelayanan kesehatan serta kondisi sosial
ekonomi masyarakat.

a. Angka Kematian Bayi (AKB)

Pada tahun 2018 terjadi 16 kematian bayi di Kecamatan Lebak Wangi.


Penyebab utama kematian bayi di Indonesia saat ini adalah berat badan
lahir rendah sebesar 29%, mengalami gangguan pernafasan sebesar 27 %
dan masalah nutrisi sebesar 10 %. Upaya yang harus dilakukan dengan
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau,
termasuk memberi rujukan, dimana setiap janin dalam kandungan harus
tumbuh dengan baik dan bayi yang lahir harus sehat dan selamat.

Angka kematian yang dilaporkan belum tentu menggambarkan


AKB/AKABA yang sebenarnya dipopulasi dan angka tersebut masih
memerlukan validasi karena masih adanya kelemahan dalam sistem
pencatatan dan pelaporan dari tingkat desa hingga kecamatan.
b. Angka kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita pada tahun 2018 di Kecamatan Lebak Wangi 1
balita. Kematian anak balita menggambarkan masalah kesehatan anak
serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan anak seperti gizi,
sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka kematian Ibu diperoleh dari berbagai survai yang dilakukan
secara khusus. Pada tahun 2018 untuk Puskesmas Lebak Wangi angka
kematian ibu hamil ada 1 (satu), kematian ibu bersalin ada 1 (satu)
sedangkan kematian ibu nifas tidak ada (Nihil)

d. Umur harapan hidup (uhh)


Penurunan Angka Kematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan
Umur Harapan hidup (UHH) waktu lahir. Angka Kematian Bayi sangat peka
terhadap perubahan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,
sehingga perbaikan derajat tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan
Umur Harapan Hidup (UHH) pada waktu lahir, meningkatnya umur harapan
hidup secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup adalah rata-rata lamanya hidup yang akan
dicapai oleh penduduk. Untuk Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018
angka harapan hidup mencapai 63 tahun.

13
2. MORBIDITAS

Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari Bidan
Desa maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem
pencatatan dan pelaporan.

a. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan antara lain
penyakit TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
1) TB Paru
Seseorang yang telah didiagnosa TB paru BTA positif bisa
disembuhkan dengan minum obat secara tepat dan teratur selama 6
bulan tanpa terputus dengan pengawasan langsung oleh Petugas Minum
Obat (PMO) sesuai dengan satu point strategi DOTS
Menurut hasil kinerja Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 ditemukan 34
kasus TB Paru baru BTA (+) (Laki-laki = 20 kasus dan Perempuan = 14
kasus), Jumlah TB Paru seluruhnya 71 kasus ( Laki-laki = 39orang,
perempuan = 32 orang) sedangkan untuk kasus TB anak 0 - 14 tidak
ditemukan.

2) Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

ISPA masih merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan


balita di Indonesia. Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita peneumonia
balita yang ditemukan.

Untuk kasus pneumonia selama tahun 2018 di kecamatan Lebak


Wangi jumlah balita sebanyak 3.301 diperkirakan 10 % dari populasi
tersebut menderita pneumonia.
Jumlah penderita kasus yang ditangani adalah 9 (2,08) dari jumlah
perkiraan kasus 432. Hasil cakupan pneumonia di Kecamatan Lebak
Wangi masih rendah, karena pendeteksian oleh petugas masih kurang
maksimal.

3) Penyakit Kusta
Pada tahun 2018 penderita kusta sebanyak 10 orang dan telah
selesai menjalani pengobatan sebanyak 2 orang

14
b. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD31)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan
dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan
dibahas penyakit tetanus nenotorum, campak, difteri, pertusis, dan hepatitis
B.

1) Tetanus Neonatorum
Jumlah kasus tetanus neonatorum di Puskesmas Lebak Wangi tidak
ditemukan. Semua persalinan diarahkan di Fasilitas kesehatan
walaupun masih ada yang melakukan persalinan dengan menggunakan
jasa paraji

2) Campak

Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan


kejadian luar biasa. Sepanjang tahun 2018 di Wilayah kerja Puskesmas
Lebak Wangi tidak ada kasus (nihil)

3) Difteri

Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah,


rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi,
KLB difteri di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 tidak ada (nihil)

4) Pertusis
Jumlah kasus pertusis di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018
adalah 0 (nihil)

5) Hepatitis B
Jumlah kasus Hepatitis tahun 2018 sebanyak 5 kasus

c. Penyakit Potensi KLB/Wabah

1)Demam Berdarah Dengue


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke
seluruh wilayah. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka
kesakitan dan kematian relatif tinggi, sedangkan angka kematian
cenderung menurun.
Upaya pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerak potensi
masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang
nyamuk (gerakan 3M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta
pengenalan gejala DBD dan penangannya di rumah tangga, Jumlah kasus
DBD di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 tidak ditemukan.

15
2)Diare
Untuk kasus diare di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018
diperkirakan 878 kasus, sedangkan diare yang ditangani 679 kasus
(77,3%)

3)Filariasis
Kasus firasias di Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018 tidak ada
kasus (nihil)

d. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit
gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain, penyakit
jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing
manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan.
Menurut Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) RI tahun 2007, pada usia
45 – 56 tahun kematian akibat stroke sebesar 15,9 %, diabetes sebesar
14,7 %, penyakit jantung sebesar 15,8 %, hipertensi sebesar 7,1 %,
kecelakaan lalu lintas sebesar 15,8 %, dan kanker 4,8 %. Sedangkan di
Puskesmas Lebak Wangi tidak ditemukan kasus kematian pada tahun 2018

e. Penyalahgunaan NAFZA/Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif Lainnya.

Ditinjau dari jenisnya ketergantungan NAFZA merupakan penyakit mental


dan perilaku, yang dapat berdampak pada kondisi kejiwaan yang
bersangkutan dan masalah lingkungan sosial.
Faktor penyebab penyalahgunaan NAFZA sangat kompleks yang
diakibatkan interaksi antara faktor-faktor yang terkait dengan individu,
lingkungan dan tersedianya zat (NAFZA). Tidak ada penyebab tunggal
(single cause) yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan NAFZA.
Untuk mencegahnya Puskesmas Lebak Wangi pada tahun 2018 telah
melakukan penyuluhan dengan sasaran ke sekolah-sekolah khususnya
SLTP dan SLTA.
3. STATUS GIZI

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi
wanita usia subur kurang energi kronis (KEK).

a.Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

16
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu BBLR karena premature atau
BBLR kerana intrauterine growth reterdation (IUGR), yaitu bayi yang lahir
cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Untuk tahun 2018 di Puskesmas
Lebak Wangi jumlah BBLR sebanyak 97 bayi dari 793 bayi lahir hidup dan
tertangani seleuruhnya (100 %).

b.Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi
balita adalah pengukuran secara anthropometric yang menggunakan indeks
berat badan menurut umur (BB/U). jumlah balita yang ada 3.408 balita dan
balita yang ditimbang di Puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 adalah 3.580
balita sedangkan yang BGM sebanyak 37 balita, balita gizi buruk berjumlah
16 balita dan yang mendapatkan perawatan seluruhnya 3 balita (gizi buruk).
Bila melihat partisipasi masyarakat (D/S) sebesar 105,05 %. Revitalisasi
posyandu merupakan kunci terhadap pemeliharaan status kesehatan ibu
dan anak karena didalam posyandu status gizi selalu dipantau dan
dilakukan intervensi dalam peningkatan kesehatannya.

c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)


Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS)
umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara
dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai resiko
untuk melahirkan bayi BBLR. indikator Kurang Energi Kronik (KEK)
menggunakan standar LILA < 23,5 cm.

d.Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)


Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY), GAKY dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan
fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin (kerdil),
gangguan motorik dan mata juling. Pemberian kapsul yodium dimaksudkan
untuk mencegah lahirnya bayi kretin, karena itu sasaran pemberian kapsul
yodium adalah wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil dan ibu nifas.

F. SITUASI UPAYA KESEHATAN

17
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan
masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulagi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,


pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat kesehatan
jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat aditif dalam makan dan minuman, pengamanan narkotika,
psikotropika, zat aditif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana
dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh


pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
pemulihan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pembatasan
dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perseorangan.

Berikut diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khusus utuk tahun 2018

1`. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam


penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan dengan cepat dan tepat
diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat.
Upaya-upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai berikut :

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan
bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang
ibu bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan yang
selanjutnya berpengaruh hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi.
1) Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan oleh tenaga kesehatan


profesional (dokter spesialis kandungan, kebidanan, dokter umum, bidan
dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai
standar pelayanan kebidanan. Ditetapkan pula bahwa frekwensi

18
pelayanan pada ibu hamil (antenatal) adalah 4 kali selama masa
kehamilannya. Dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan adalah 1
kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan ke dua, dan 2 kali pada
triwulan ketiga.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai


dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan
kunjungan baru ibu hamil (K1) di Kecamatan Lebak Wangi tahun 2018
adalah sebesar 89 % dari sasaran Ibu hamil 847 jiwa. Sedangkan
cakupan K4 sebesar 75,80 %.

Masih terdapat kesenjangan cakupan antara K1 dan K4 masih belum


optimalnya capaian K4 adalah disebabkan tidak tercapainya K1 murni
yaitu pemeriksaan kehamilan pertama kali pada triwulan 1 atau sebelum
lewat dari 3 bulan kehamilan, sehingga sweeping ibu hamil sangat
penting untuk dilakukan.

Masalah lain adalah dukungan dari keluarga pada ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara dini di fasilitas kesehatan masih
sangat kurang, karena masih mempercayai mitos untuk
menyembunyikan kehamilan usia dini agar terhindar dari pengaruh
buruk, selain itu juga banyak kehamilan yang tidak diinginkan dan
kehamilan pada usia lanjut juga faktor bagi ibu malu memeriksakan
dirinya ke fasilitas kesehatan setempat.

Pelayanan pemberian tablet tambah darah (Fe) selama masa kehamilan


dimaksudkan untuk mengatasi kasus anemia ibu hamil serta
meminimalisir dampak buruk akibat kekurangan Fe selama masa
kehamilan hingga persalinan. Cakupan pemberian Fe3 pada ibu hamil di
kecamatan Lebak Wangi tahun 2018 adalah sebesar 74,85%
Pemberian tablet Fe 3 dimaksudkan agar ibu hamil mendapat 90 tablet
Fe (suplemen zat besi) selama priode kehamilan, dimana satu kali
pemberian Fe sebanyak 90 tablet.
2) Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Medis Kesehatan dengan
Kompetensi Kebidanan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lair sebagian besar
terjadi pada masa sekitar persalinan, yang disebabkan pertolongan
dilakukan oleh bukan tenaga kesehatan yang berkompetensi kebidanan.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam menaikan cakupan linakes ini
karena penyebab kematian ibu yang utama masih pada pendarahan
pada persalinan, keterlambatan merujuk, dan persalinan dilakukan oleh
19
“Paraji” (dukun bayi). Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh paraji
sehingga masih adanya ibu hamil yang minta pertolongan persalinan
padanya antara lain : biaya relatif murah (bahkan bisa dibayar cicil atau
dengan alat pembayaran lain selain uang), kediaman paraji mudah
dijangkau dan selalu ada di tempat karena warga setempat, adanya
kedekatan batin (layaknya ibu dan anak) yang memberikan rasa
nyaman, perawatan nifas dan bayi hingga 40 hari, budaya turun temurun
ditolong oleh paraji, tidak adanya tindakan jahitan yang ditakuti ibu.
Untuk itu kebijakan pemerintah Kabupaten Serang menempatkan 1 desa
dengan 1 orang bidan agar memudahkan akses masyarakat terutama
ibu hamil mendapatkan pertolongan persalinan dapat diperoleh. Adanya
kesepakatan dalam kesepahaman atau Memorandum Of Understanding
(MOU) antara bidan desa dan paraji juga diakui oleh tokoh masyarakat
desa dan MOU tersebut memuat aturan seperti : pertolongan persalinan
mutlak dilakukan oleh bidan, tugas paraji hanya melaporkan jika ada ibu
yang mau melahirkan kepada bidan, dan jika memungkinkan paraji
mendapat bayaran sesuai perjanjian atas jasanya melaporkan jika ada
ibu mau melahirkan.
Puskesmas Lebak Wangi memberikan pelayanan persalinan 24 jam
dalam mengantisipasi masyarakat yang membutuhkan. Semua upaya itu
diharapkan dapat meningkatkan cakupan linakes agar semua ibu hamil
tertolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten. Cakupan ibu
bersalin yang ditolong oleh Nakes sebesar 96,3 % dan ibu nifas yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 100 %.

3) Deteksi Resiko, Rujukan Kasus Resti dan Penanganan Komplikasi


Masa kehamilan merupakan masa yang memerlukan perhatian besar
pada ibu, karena banyak sekali resiko yang dialami pada masa
kehamilan. Ibu hamil resiko tinggi atau komplikasi yaitu keadaan
penyimpangan dari normal yang secara langsung menyebabkan
kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.

Ibu hamil bersiko tinggi jika teridentifikasi apabila HB < 8 g%, tekanan
darah tinggi, odema nyata, eklampsia, pendarahan pervaginum, ketuban
pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan premature.
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan
puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki resiko tinggi (risti) dan

20
memerlukan pelayanan harus dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang
memadai karena keterbatasan kemampuan maupun prasarana
penanganan risti di desa dan puskesmas.
Tahun 2018 presetasi ibu hamil resiko tinggi sebanyak 171 orang dari
847 ibu hamil. Penanganan ibu hamil sesuai dengan standar oleh tenaga
yang berkompeten di fasilitas puskesmas

b. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Balita


1) Kunjungan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus dasar meliputi ASI Eklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi
bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 bila
tidak diberikan saat lahir, dan manajemen terpadu bayi muda. Petugas
kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga
melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Tahun 2018 kunjungan lengkap neonatus sudah diatas 112,29% dari
sasaran 777 bayi baru lahir hidup. Tercapainya cakupan ini disebabkan
petugas berupaya optimal dalam melakukan kunjungan terhadap
sasaran yang tidak datang untuk mendapatkan pelayanan neonatus
secara lengkap.

2) Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan pelayanan bayi umur (29 hari
sampai 11 bulan) disarana pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu
kali pada umur 29 hari – 3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada
umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Cakupan pelayanan
kesehatan bayi 2018 adalah 973 bayi dari target kunjungan pelayanan
kesehatan 708 bayi. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
pemberian imunisasi dasar, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, penyuluhan berupa ASI eklusif, pemberian
makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda
bahaya bayi sakit sesuai MTBS dan pemberian kapsul biru pada usia 6-
11 bulan.

Cakupan kunjungan bayi jelas berdampak pada pencapaian imunisasi


dasar bagi balita karena jika tidak mendapat kekebalan dasar maka
kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
seperti ISPA, Tetanus, Campak, Hepatitis, Polio dll.
3) Asi Ekslusif
21
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal, ASI perlu diberikan secara eklusif
sampai umur 6 (enam) bulan dan dilanjutkan sampai anak berumur 2
(dua) tahun.

Cakupan ASI eklusif untuk tahun 2018 sebanyak 533 atau 75,3 %

4) Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah

Pelayanan kesehatan pada anak sekolah meliputi pemeriksaan


kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
puskesmas bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil)
Dari sasaran 857 anak SD kelas 1 telah mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar sebanyak 100%, layanan kesehatan yang diberikan
adalah pemeriksaan fisik seperti : kebersihan gigi, mata, kuku, telinga,
rambut, kulit, pengukuran tinggi badan, berat badan dan penyuluhan
tentang kesehatan seperti perawatan kebersihan tubuh dan panganan
jajanan sehat.

c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Program KB (Keuarga Berencana) di Kabupaten Serang telah dicanagkan
oleh pemerintah Indonesia untuk menekan laju pertumbuhan penduduk,
Program KB dikhususkan pada pasangan usia subur (PUS).
Pada estimasi tahun 2018 PUS yang berjumlah 6977, proporsi PUS yang
merupakan KB aktif sebesar 5.720 (82 %), sedangkan KB baru atau
pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara
/ alat kontrasepsi sebesar 1.750 (25,1 %)

Metode KB atau kontrasepsi yang tersedia adalah MKJP dan non MKJP.
MKJP adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD,
MOP/MOW ( Metode opratif pria/metode opratif wanita) dan impalnt,
sedangkan non MKJP adalah metode kontrasepsi jangka pendek yang
meliputi suntik, pil, kondom danobat vagina.

Presentasi tertinggi alat cara KB aktif yang digunakan olehPUS peserta KB


adalah non MKJP yaitu pemakaian KB suntik sebesar 1.287 (75,8 %)

22
d. Pelayanan Kesehatan Usila

Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (usila) yaitu yang berumur 60


tahun keatas tahun 2018 adalah sebanyak 1.847 (62,84 %)

e. Pelayanan Imunisasi
Pencapaian Universal Chaild Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan
Desa atau kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa
tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
Bila ckupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti
dalam wilayah tersebut juga tergambarka tingkat perlindungan masyarakat
(herd imunity) terdapat penularan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), tahun 2018 cakupan UCI sebesar 100 % dari 10 desa.

Untuk menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, dilihat dari indikator
cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan imunisasi
terakhir yang dibrikan pada bayi, sedangkan untuk menilai angka drop out
cakupan imunisasi dasar dapat dilihat dari selisih cakupan imunisasi DPT1
+ HB1 dengan cakupan imunisasi campak.

Imunisasi TT2+ merupakan imunisasi tetanus yang diberikan minimal 2 kali


saat kehamilan (dimulai saat atau sebelum kehamilan) agar memberikan
kekebalan terhadap penyakit tetanus yang mematikan. Cakupannya
sebesar 90, 6 % dari sasaran 847 ibu hamil (tabel 30). Manfaat imunisasi ini
adalah melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum
yang disebabkan oleh kuman clostridium yang mengeluarkan racun (toksik)
yang menyerang saraf pusat juga melindungi ibu dari tetanus jika
kemungkinan terluka.

Harus terus menerus dilakukan penyebaran informasi tentang manfaat TT


bagi WUS, karena masih ada anggapan imunisasi TT pada WUS/calon
pengantin (catin) dapat menghambat kehamilan. Kinerja petugas juga harus
lebih optimal dalam penelusuran sasaran yang ada di wilayahnya. Kerja
sama lintas sektor (linsek) dalam hal ini pihak kantor urusan agama juga
dibutuhkan agar catin dianjurkan untuk mendapatkan imunisasi TT.
Imunisasi TT berguna untuk mengeliminasi penebarluasan penyakit tetanus
toksoid pada wanita dan bayi yang dapat menyebabkan kematian.

2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN


a. Pelayanan Rawat Jalan

23
Puskesmas Lebak Wangi adalah puskesmas pedesaan non perawatan
karena itu upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat hanya
pelayanan kesehatan rawat jalan, pada tahun 2018 kunjungan rawat jalan
adalah 15.970.

Pemberian pelayanan kesehatan rawat jalan harus sesuai dengan Prosedur


tetap (protap) atau Standar Oprasional Pelayanan (SOP) yang disusun
mengikuti standar medis yang berlaku.
Sarana pelayanan kesehatan juga harus memiliki laboratorium kesehatan
dasar agar mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan walaupun
masih sangat sederhana.

b. Perilaku Hidup Masyarakat

Salah satu yang sangat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,


menurut HL Blum adalah faktor perilaku. Dengan menerapkan perilaku
yang sehat diharapkan dapat menurunkan angkakesakitan dan angka
kematian ibu dan anak akibat terlambat/kurangnya kesadaran dalam
mengunjungi sarana pelayanan kesehatan

Konsep PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku


kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat
berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah


tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup berish
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

Sepuluh indikator (10) indikator tatanan PHBS rumah tangga adalah :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


2. Memberi ASI eklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencucui tangan dengan air bersih dengan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik nyamuk di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
24
Tahun 2018 dari 7.635 rumah tangga yang dipantau dan melakukan PHBS
sebanyak 2003 (26.23 % ) rumah tangga (tabel 57)

Masih rendahnya cakupan rumah tangga yang ber PHBS dari 10 indikator
diatas adalah masih minimnya cakupan beberapa indikator seperti
pemberian ASI ekslusif, mencuci tangan dengan air bersih pakai sabun,
penggunaan jamban sehat dan tidak merokok di dalam rumah. Terlebih
masih kurangnya penyuluhan dan sosialisasi masyarakat dakan pentingnya
ber- PHBS.

Untuk itu perlu adanya upaya pemecahan masalah antara lain dengan
meningkatkan frekwensi penyuluhan tentang PHBS bagi masyarakat serta
meningkatkan kerjasama lintas program dan sektor.

3. KEADAAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR


a. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat


kesehatan, yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat
pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak
terbuat dari tanah.
Berdasarkan cakupan tahun 2018 dari 820 rumah tangga yang ada
diperiksa dan dikatagorikan sehat 458 (55,85 % ).
b. Sarana Sanitasi Dasar dan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan
Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah rumah tangga dan tinja yang
tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menyebabkan menurunnya
kualitas air, serta dapat menimbulkan penyekit menular di masyarakat.
Jamban, tempat sampah, pengelolaan limbah dan persediaan air bersih
merupakan sarana sanitasi lingkungan pemukiman (PLP).
Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan
dikhawatirkan dapat menjadi penyebaran penyakit. Tempat tempat umum
merupakan salah satu tempat yang berpengaruh terhadap penularan
penyakit karena tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-
orang yang sehat maupun sakit dengan latar belakang penyakit yang
berbeda-beda.

INDIKATOR KINERJA SPM 2018

25
TARGET
HASIL SASARAN
NO NAMA INDIKATOR %
REALISASI (A) SETAHUN
(B)

Pelayanan Kesehatan Dasar


I
1. Cakupan kunjungan ibu hamil
642/847*100 75,8 100
K4
2. Cakupan komplikasi
228/169*100 134,9 100
kebidanan yang ditangani
3. Cakupan pertolongan
persalinan oleh Nakes yang
730/764*100 96,3 100
mempunyai kompetensi
kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 764/764*100 100 100
5. Cakupan neonatus dengan
30/134*100 22,4 100
komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi 708/973*100 137,4 100
7. Cakupan desa/kelurahan UCI 10/10*100 100 100
8. Cakupan pelayanan anak
3.392/4310*100 78,7 100
balita
9. Cakupan pemberian MP ASI
0 0 100
pada anak 6-24 bulan GAKIN
10. Cakupan balita gizi buruk
3/16*100 18,8 100
yang mendapat perawatan
11. Cakupan penjaringan siswa
635/857*100 74,10 100
SD dan sederajat
12. Cakupan peserta KB Aktif 5.720/6977*100 81,98 100
13. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
- AFP Rate per 100.000
0 0 9 KASUS
penduduk < 15 tahun**
- Penemuan penderita
9/432*100 2,08 100
pneumonia balita
34/41.034*10000
- Penemuan TB BTA+ 82,84 100
0
- Penderita DBD yang 0/0*100 0 0

26
ditangani
- Penemuan penderita
679/878*100 77,31 100
diare
Pelayanan Kesehatan Rujukan
II
14. Cakupan pelayanan Gadar
level 1 yang harus diberikan 0 0 100
sarkes (RS) di kab./kota
Penyelidikan Epidemiologi
III.
dan Penanggulangan KLB
15. Cakupan desa/kelurahan
mengalami KLB yang
0/0*100 0 0
dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
Promosi Kesehatan dan
IV
Pemberdayaan Masyarakat
16. Cakupan desa siaga 10/10*100 100 100

G. SUMBER DAYA KESEHATAN


Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan
pembangunan kesehatan. Secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri
dari sarana, tenaga dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan.
1. Sarana Kesehatan
Secara konseptual Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan
menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk
rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk 41.043, berarti Puskesmas
Lebak Wangi dikatakan memenuhi target penduduk yang dilayani. Sedangkan
rasio puskesmas pembantu dengan puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap
puskesmas didukung 2-3 puskesmas pembantu dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Sarana kesehatan ini berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau
upaya kesehatan penunjang. Sarana kesehatan juga dapat dipergunakan
untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan.

Sarana Kesehehatan di Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang pada tahun 2018

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH

27
1. Puskesmas Pembantu 2

2 Bidan Praktek Mandiri 2

2. Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional dibidang. kesehatan, baik yang memiliki pendidikan formal
kesehatan maupun tidak, untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan. Dalam PP 32 tahun 1996 dinyatakan bahwa
pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat.

Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2018


Standar
No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah
Nasional
1 Dokter Umum 2 40 : 100.000
2 Dokter Gigi 0 11 : 100.000
3 Bidan 17 100 : 100.000
4 Perawat 5 117 : 100.000
5 Apoteker 1 10 : 100.000
6 Asisten Apoteker 0 30 : 100.000
7 Nutrisionis 0 40 : 100.000
Penyuluh Kesehatan
8 1 40 : 100.000
Masyarakat
9 Sanitarian 1 40 : 100.000
10 Pranata Lab. Kesehatan 1 15 : 100.000
11 Efidemiologi 0 40 : 100.000

Bila dilihat dari resiko masing-masing tenaga kesehatan di Puskesmas Lebak


Wangi Kabupaten Serang dibandingkan dengan rasio tenaga kesehatan
standar nasional maka tenaga kesehatan yang ada masih kurang.

Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan merata kepada masyarakat


maka diperlukan ketersediaan tenaga kesehatan yang merata dan mencukupi
keseluruh wilayah sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan
masyarakat dalam memperoleh layanan kesehatan.
3. Pembiayaan Kesehatan

28
Dana kesehatan diperoleh dari berbagai sumber, baik dari pemerintah,
masyarakat maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus
ditingkatkan untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan
kebutuhan. Dikelola secara adil, transparan, akuntabel, berhasil guna dan
berdaya guna, tersalurkan secara tepat, memperhatikan subsidiaritas dan
fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas.
Sumber daya keuangan puskesmas Lebak Wangi tahun 2018 bersumber dari
APBN berupa dana BOP, BOK dan JKN Adapun total anggaran tahun 2018
sebesar Rp. 1.364.584.778

4. Sumber Daya Kesehatan lainnya


Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat. UKBM yang ada di kecamatan Lebak
Wangi adalah Desa Siaga dan Posyandu

a. Desa Siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki
kemampuan dalam menemukan permasalahan yang ada, kemudian
merencanakan dan melakukan pemecahannya sesuai potensi yang
dimilikinya, serta selalu siap siaga dalam menghadapi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan. Seluruh desa (10) yang ada di kecamatan
Lebak Wangi sudah menjadi desa siaga, namun hingga saat ini masih
sangat perlu peran serta dari pemerintah dan masyarakat agar desa ini bisa
aktif.

b. Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan


kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana, dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia
sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai strategis untuk pengembangan
sumberdaya manusia sejak dini yaitu dalam peningkatan mutu manusia
masa yang akan datang dan akibat dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia ada 3 intervensi yaitu :

1) Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Suvival) yang ditujukan


untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan
ibu sampai usia balita.

29
2) Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan
untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik
maupun mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

3) Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk


memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan
bangsa dan negara.

Untuk mengetahui kualitas posyandu maka dilakukan telaah kemandirian


posyandu yaitu suatu cara penilaian strata posyandu menjadi 4 tingkat
perkembangan (stratifikasi posyandu) yaitu katagori : Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri. Jumlah posyandu yang ada di Lebak Wangi pada
tahun 2018 sebanyak 40 posyandu yang keseluruhan masih strata Madya.

2. KEBIJAKAN MUTU
a. Kami seluruh jajaran pengelola dan seluruh karyawan UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi berkomitmen “ mendukung dan mensukseskan
serta bertanggung jawab dalam peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
dan Kinerja UPT Puskesmas Lebak Wangi Tahun 2019”
b. Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas Lebak Wangi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Mutu dan kinerja secara konsisten dan berkesinambungan
untuk mendukung pencapaian sasaran yang diharapkan, baik program
maupun pelayanan Puskesmas
2. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan
kualitas pelayanan dan SDM secara terus menerus
3. Memberikan pelayanan ramah, cepat, akurat, dan kemudahan
mendapatkan informasi, sesuai dengan tata nilai puskesmas Lebak Wangi
yaitu SEHATI (Santun, Empati, Handal, Amanah, Teladan dan Inovatif)
4. Memperhatikan keselamatan pasien
5. Mematuhi peraturan dan standar yang sudah di tetapkan

3. PROSES PELAYANAN ( PROSES BISNIS)


Puskesmas memiliki kegiatan bisnis utama yaitu:
a. Pelayanan klinis atau UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) :
1) Dalam Gedung
a) Unit Gawat Darurat 24 jam
b) Perlayanan persalinan 24 jam
c) Pelayanan rujukan gawat darurat 24 jam

30
d) Perlayanan Umum
e) Perlayanan Anak/MTBS
f) Perlayanan KIA/KB dan Imunisasi
g) Perlayanan TB Paru
h) Pelayanan Kesehatan Lingkungan /Klinik Sanitasi
i) Perlayanan Gizi
j) Perlayanan PTM
k) Perlayanan Kusta
l) Perlayanan Jiwa
m) Perlayanan IMS
n) Perlayanan Obat
o) Perlayanan Laboratorium

2) Luar Gedung
a) Posyandu balita
b) Posyandu lansia
c) Posbintu PTM
d) Prolanis
b. Upaya kesehatan masyarakat (UKM)
1. UKM Essensial :
a. Promosi Kesehatan
a. Kesehatan Lingkungan
b. Pelayanan KIA-KB
c. Pelayanan Gizi
d. Pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular
2. UKM Pengembangan :
a. Usaha kesehatan sekolah
a. Kesehatan Jiwa
b. Pelayanan kesehatan tradisonal
c. Kesehatan Olah Raga
d. indra
e. Lansia
f. Usaha kesehatan kerja
g. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK)
h. Pelayanan kesehatan peduli remaja
i. Kekerasan terhadap anak/remaja
j. Perbekalan kesehatan rumah tangga
k. Binwasfaskes

31
B. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi puskesmas
yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya (peningkatan SDM), sarana prasarana,
sumber dana, proses pelayanan yang meliputi dari upaya kesehatan masyarakat
yang meliputi Upaya Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan KIA-
KB, Pelayanan Gizi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Upaya
Kesehatan Perorangan.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran dan pasien dengan menerapkan manajemen risiko.

C. TUJUAN
Pedoman mutu ini disususn sebagai acuan bagi UPT Puskesmas Kecamatan
Lebak Wangi dalam membangun system manajemen mutu baik untuk
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM), sehingga pada akhirnya menghasilkan pelayanan yang bermutu
dan terukur.

D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN


1. Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman mutu ini adalah:
a. Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
c. Peraturan Mentri Kesehatan no. 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
d. Peraturan Mentri Kesehatan no. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;
e. Permenkes No 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Praktek Dokter Umum/ Praktek Dokter Gigi ;
f. UU RI No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
g. UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
h. UU RI No. 20 tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian;
i. UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
j. Perpres No. 111 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan;
k. Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2019;
l. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN

32
2. Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama
diterbitkan oleh oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Direktorat Mutu
dan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

E. ISTILAH DAN DEFINISI


1. Pelanggan
Pelanggan/langganan merujuk pada individu/rumah tangga, masyarakat,
perusahaan yang membeli barang atau jasa;
2. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan hasil dari adanya perbedaan antara harapan
pelanggan dengan kinerja yang dirasakan oleh pelanggan tersebut. Dari
beragam definisi kepuasan konsumen yang telah diteliti dan didefinisikan oleh
para ahli pemasaran, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
suatu tanggapan perilaku pelanggan yaitu evaluasi purnabeli terhadap suatu
barang atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan
harapan pelanggan;
3. Pasien
Pasien adalah individu yang menerima perawatan medis;
4. Koreksi
Koreksi merupakan pembetulan, perbaikan, dan pemeriksaan;
5. Tindakan Korektif
a. Tindakan korektif (corrective action) adalah tindakan untuk menghilangkan
penyebab ketidak sesuaian agar tidak terulang lagi;
b. Ketidak sesuaian (non-conformance) adalah tidak terpenuhinya suatu
persyaratan;
c. Persyaratan (requirement) adalah harapan atau kebutuhan yang dapat berupa
ketetapan, kebiasaan, atau kewajiban, baik yang dinyatakan ataupun tida
kdinyatakan.
6. Tindakan Preventif
Tindakan preventif (preventiveaction) adalah tindakan untuk menghilangkan
penyebab potensi ketidaksesuaian agar tidak terjadi atau pengertian lainnya
tindakan yang dilakukan sebelum sesuatu terjadi (mencegah sebelum terjadi);
7. Manual Mutu
Manual mutu adalah Dokumen yang memberikan informasi yang konsisten ke
dalam maupun keluar tentang sistem manajemen mutu. Manual mutu disusun,
ditetapkan, dan dipelihara oleh organisasi;
8. Dokumen

33
Dokumen adalah acuan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi
Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, Prosedur Tetap
(Protap), Rencana Mutu Pelayanan, dan dokumen pendukung lainnya. Secara
umum dokumen juga merupakan sebuah tulisan yang memuat informasi.
Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik
memakai tangan atau memakai media elektronik (seperti printer);
9. Rekaman
Adalah hasil dokumentasi dari kegiatan atau proses yang disimpan;
10. Efektifitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan
yang tepat dari serangkaian alternative atau pilihan cara dan menentukan pilihan
dari beberapa pilihanlainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan;
11. Efisiensi
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya
sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Pengertian
efisiensi menurut Mulyamah (1987, hal. 3) yaitu: Efisiensi merupakan suatu
ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan
penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain penggunaan yang
sebenarnya
Sedangkan pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984, hal.233-4) yang
mengutip pernyataan H. Emerson adalah: Efisiensi adalah perbandingan yang
terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan
sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang
dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan
antara apa yang telah diselesaikan;
12. Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau
didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya
lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Definisi lain dari proses adalah
serangkaian kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi, yang mengubah input
menjadi output. Kegiatan ini memerlukan alokasi sumber daya seperti orang dan
materi;
13. Sasaran Mutu
Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian/departemen yang ingin
dicapai dalam jangka waktu tertentu, sasaran mutu harus mempunyai syarat
sebagai berikut:

34
a. Scope jelas untuk bagian atau departemen mana, misal HRD, operation,
marketing dan lain-lain;
b. Measurable artinya sasaran mutu tersebut harus bias diukur (baik dalam
bentuk/jumlah/presentase);
c. Achievable artinya menentukan target/sasaran mutu itu harus dapat dicapai,
bila target terlalu tinggi maka departemen/bagian tersebut cenderung malas
untuk mengejarnya;
d. Realible artinya sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata dan bukan
sesuatu yang tidak nyata akan sulit untuk dijadikan target;
e. Time Frameartinya harus jelas, jadi kapan seharunya sasaran itu dicapai
sudah jelas di awal pembuatan sasaran mutu tersebut.
14. Perencanaan Mutu
Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan proses yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pengendalian mutu
merupakan proses yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengevaluasi kinerja;
b. Membandingkan kinerja mutu dengan tujuan mutu;
c. Bertindak berdasarkan perbedaan.
15. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen perusahaan
tentang komitmen perusahaan dalam memperhatikan dan mempertimbangkan
aspek-aspek mutu dalam aktifitas keseharian organisasi atau perusahaan;
16. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat di pakai sebagai alat dan bahan untuk
mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi;
17. Prasarana
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya produksi. Misal lahan, jalan, parit, pabrik, tempat kerja, dan
lain-lain.

Dokumen Terkait:
1. Peraturan Mentri Kesehatan no.75 tahun 2014, tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
2. Profil Puskemas Lebak Wangi

35
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN

A. PERSYARATAN UMUM
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi Kabupaten Serang menetapkan,
mendokumentasikan, mengimplementasikan dan memelihara sistem manajemen
mutu dan terus menerus memperbaiki keefektifannya sebagai alat untuk menjamin
bahwa proses yang berkaitan dengan kesehatan dapat memenuhi persyaratan
akreditasi sesuai Permenkes Nomor 75 tahun 2014 dan harapan masyarakat.
Seluruh penyelenggaraan kegiatan UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
dilakukan secara sistematis dan efektif melalui prosedur yang menetapkan proses
dan urutan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu, dikendalikan,
dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan yang diperlukan, sesuai prinsip
PDCA/PDSA (Plan, Do, Cek/Study, Action)
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi memastikan tersedianya
sumberdaya dan informasi yang diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen
mutu, termasuk sumber daya untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran mutu
yang ingin dicapai dan juga senantiasa memantau, mengukur, menganalisa kinerja
proses dan mengimplementasikan tindakan yang diperlukan untuk dikembangkan
dalam mencapai peningkatan mutu pelayanan yang berkesinambungan.

Dokumen Terkait
Seluruh dokumen yang berlaku sesuai dengan ruang lingkup sertifikasi Akreditasi
Puskesmas.

B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistim manajemen mutu yang disusun
meliputi :
1. Dokumen level 1 : Kebijakan
2. Dokumen level 2 : Pedoman/manual/ panduan, KAK
3. Dokumen level 3 : Standar operasional prosedur
4. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai
catatan bukti dari pelaksanaan kebijakan, pedoman
dan prosedur

36
Kode klasifikasi Surat Keputusan (SK)
1. Kesehatan : 440
2. Kepegawaian : 800
3. Keuangan : 900

Pengendalian dokumen di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dibagi


menjadi dua yaitu pengendalian dokumen perkantoran/kepegawaian dan
pengendalian dokumen akreditasi
1. Sistem pengendalian dokumen perkantoran
a. Surat masuk Puskesmas
1) Surat masuk
Surat masuk diterima di unit tata usaha puskesmas yang langsung
dibukukan kedalam buku agenda surat masuk. Kemudian diteruskan ke
bagian Tata Usaha. Surat yang bersifat tindak lanjut segera diberikan
lembaran disposisi yang diteruskan ke Pimpinan UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi. Setelah Pimpinan mengisi disposisi
dikembalikan ke Tata Usaha untuk diarsipkan (diagendakan), dan akan
diteruskan ke orang yang didisposisikan dengan batas waktu maksimal
1 hari. Sedangkan surat yang bersifat pemberitahuan akan ditempelkan
di papan informasi Puskesmas atau disampaikan dalam komunikasi
Internal.
2) Penomoran Surat Masuk
Surat masuk adalah surat yang berasal dari luar unit Puskesmas.
Sistem penomoran surat masuk dengan format sebagai berikut :

Contoh Format
N Tanggal Nomor Tanggal Asal Keteranga
Perihal Uraian
o Terima Surat Surat Surat n

Keterangan :
No : Nomor Urut Surat
Tanggal Terima : Tanggal Surat di terima
No Surat : Nomor Surat dari Pengirim (Instansi)
Tanggal Surat : Tanggal dibuatnya Surat dari Pengirim (Instansi)
Perihal : Perihal Surat
Uraian : Isi Surat
Asal Surat : Surat dari Pengirim (Instansi)

37
Keterangan :-
b. Surat keluar Puskesmas
1) Surat Keluar
Adapun alur mengenai surat keluar sebagai berikut :
Konsep surat keluar terlebih dahulu dikoreksi oleh koordinator tata
usaha. Kemudian dilanjutkan ke pimpinan puskesmas untuk di cek
(merubah/menambah jika ada) selanjutnya ditandatangani oleh Kepala
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi. Setelah itu dikembalikan ke
tata usaha untuk didokumentasikan dengan penomoran dan dikirim ke
alamat yang dituju oleh ekspeditor (pengarsipan & buku eskpedisi).

2) Penomoran Surat Keluar

Surat keluar adalah surat yang dibuat oleh Puskesmas baik dalam
berupa undangan, pemberitahuan dan laporan.

Sistem penomoran surat keluar adalah sebagai berikut :

Format klasifikasi perprogram/ Nomor keluar/Pengelola/Bulan/Tahun


Contoh: 800/001/PKM/II/2019

Kode Surat/Klasifikasi penomoran


Nomor Surat Keluar
Komponen Satuan Kerja/Pengelola/ Bidang
yang mengeluarkan surat.
Bulan Pembuatan Surat
Tahun Pembuatan Surat

c. Penyimpanan Dokumen Perkantoran


a. Dokumen rekam klinik / medik inaktif wajib disimpan sekurang-
kurangnya lima tahun, terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat,
setelah batas waktu sebagaimana dimaksud diatas dilampaui, rekam
klinis dapat dimusnahkan, kecuali persetujuan tindakan dan persetujuan
lain harus disimpan jangka waktu 10 tahun, terhitung dari tanggal
dibuatnya,
b. Rekam medis pasien dimasukkan ke dalam family folder dan disimpan ke
dalam rak penyimpanan di loket pendaftaran,
c. Sistem penyimpanan resep yang telah dilayani di Puskesmas harus
dipelihara dan disimpan minimal tiga tahun,
d. Administrasi dan manajemen (Admen) menyimpan master dokumen
semua kelompok pelayanan dan upaya,
38
e. Petugas memasukkan dokumen dalam file folder yang ada diantaranya
folder rujukan, folder surat tugas, folder surat masuk, folder surat keluar.
d. Pencarian kembali dilakukan dengan mengidentifikasi penomoran dokumen
perkantoran.

2. Sistem pengendalian dokumen akreditasi


Dokumen akreditasi adalah dokumen yang dibuat oleh Puskesmas
didalam peningkatan mutu Puskesmas dalam mempersiapkan akreditasi.
Dokumen akreditasi dibagi menjadi dua yakni dokumen internal dan dokumen
eksternal.
Dokumen internal adalah dokumen yang dibuat oleh Puskesmas yang meliputi
kebijakan pimpinan, pedoman/panduan, kerangka acuan Kegiatan, SOP dan
bukti-bukti kegiatan.
Dokumen eksternal adalah dokumen pendukung dalam pembuatan dokumen
internal yang bersumber dari Undang-undang, Kebijakan kementerian,
Peraturan-peraturan yang berlaku.
a. Penomeran Dokumen akreditasi
1) Administrasi Manajemen dengan kode : A
Contoh :
SOP : 440/001/SOP-PKM.A/I/2019
Keterangan : 440: Klasifikasi penomoran , 001 : No urut penomoran,
SOP PKM.A: Komponen satuan kerja, I: Bulan mulai
berlaku, 2019: Tahun mulai berlaku.
SK : 440/001/SK-KAPUS.A/I/2019
Keterangan : 440 : klasifikasi penomoran, 001: nomor urut penomoran,
SK-KAPUS.A : Komponen satuan kerja, I: Bulan mulai
berlaku, 2019: Tahun mulai berlaku.
2) Upaya kode : B
Contoh :
SOP : 440/001/SOP-PKM.B/I/2019
SK : 440/001/SK-KAPUS.B/2019
3) Pelayanan Klinis kode : C
Contoh :
SOP :440/001/SOP-PKM.C/2019
SK :440/SK-KAPUS.C /2019

39
4) Kode Kelompok Dokumen
Surat Keputusan disingkat : SK
Standar Operasional Prosedur : SOP
Daftar Tilik disingkat : DT
Kerangka Acuan disingkat : KA
Dokumen Eksternal disingkat : Dek
Pedoman/Panduan disingkat : PM

5) Untuk dokumen revisi, penomoran sesuai acuan penomoran yang berlaku


dan diurutkan sesuai dokumen terakhir yang tertulis dalam buku nomor
kode dokumen yang telah direvisi, ditarik dari distribusi namun tetap
disimpan di Admen.
b. Pengesahan
Pengesahan dilakukan oleh Pimpinan Puskesmas setelah dikoreksi oleh tim
akreditasi
c. Pemberlakukan
Pemberlakuan dokumen setelah ditandatangani oleh Pimpinan Puskesmas
d. Distribusi
Copy dokumen akreditasi didistribusikan oleh admen dan disimpan pada
masing-masing kelompok pelayanan dengan diberi cap “Terkendali”,
Dokumen yang didistribusikan ke masing-masing kelompok pelayanan
dicatat dalam buku distribusi dokumen terkendali, yang berisi informasi
tentang jenis dokumen, nomor dokumen, copy ke- dan distribusi ke-.
e. Penyimpanan Dokumen
1) Semua dokumen mutu/akreditasi aktif/terkendali, memiliki masa berlaku
selama 3 tahun, setelah itu perlu dilakukan evaluasi (direvisi, diganti, atau
tidak terkendali)
2) Dokumen akreditasi dibuat rangkap 2, yang asli disimpan di secretariat
akreditasi dibawah kendali administrasi manajemen, yang fotocopy
dengan cap terkendali didistribusikan di unit-unit yang memerlukan
3) Penyimpanan dokumen akreditasi disimpan di masing- masing kelompok
pelayanan, sedangkan di administrasi dan manajemen (admen)
menyimpan master dokumen semua kelompok pelayanan dan upaya
f. Pengendalian rekam implementasi
Semua rekam implementasi (dokumen hasil audit, upaya perbaikan dll) yang
merupakan rekaman ada dimasing-masing upaya
Penataan Dokumen:

40
1) Untuk memudahkan didalam pencarian dokumen akreditasi Puskesmas
dikelompokkan masing-masing bab/ kelompok pelayanan dan upaya
dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen penilaian dan
diberikan daftar secara berurutan;
2) Penataan dengan menggunakan file dan otner yang sudah disepakati
(Sekretariat: Biru, Admen: Merah, UKM: Kuning, UKP: Hijau);
3) Apabila dokumen tersebut direkam dalam buku, maka urutan dokumen
tersebut diberi lembar penjelasan bahwa dokumen tersebut didalam buku;
4) Dokumen Sistem Manajemen Mutu UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi Kabupaten Serang berlaku bagi semua personil yang
mempengaruhi mutu kinerja proses yang berkaitan dengan kesehatan;
5) Dokumen SK/SOP yang dbuat oleh masing-masing pelaksanaan/upaya
dibuat rangkap 2 (untuk Master dan untuk pelaksana/upaya tetapi tetap di
bawah kendali pengelola data dan informasi);
6) Semua personil bertanggung jawab untuk melaksanakan dan meninjau
dokumen yang terkait dengan tugasnya masing-masing.

Dokumen Terkait : SOP Pengendalian dokumen

41
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

A. Komitmen Manajemen
3. Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab
upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada di manual
mutu ini.
a. Kepala Puskesmas
1) Menetapkan pernyataan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu kinerja;
2) Mengadakan Tinjauan Manajemen secara berkala;
3) Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu;
4) Memastikan seluruh persyaratan pelanggan dan peraturan yang terkait
dengan pelayanan telah dipahami oleh pihak terkait;
5) Memastikan adanya pengembangan dan perbaikan berkesinambungan di
dalam Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
b. Ketua Tim Mutu
Memastikan Kebijakan dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas dipahami oleh
karyawan.
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis.
Mensosialisasikan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja kepada
karyawan terkait, baik lintas progam maupun lintas sektoral.

4. Kebijakan
a. Kepala Puskesmas memiliki komitmen terhadap pengembangan penerapan
dan peningkatan terus menerus terhadap Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas dan terus menerus memperbaiki keefektifannya;
b. Mengkomunikasikan kepada seluruh kepala unit kerja terkait dan seluruh
karyawan tentang pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan
persyaratan lain;
c. Menetapkan kebijakan mutu Puskesmas dan memastikan sasaran mutu
kinerja dipenuhi;
d. Memimpin tinjauan manajemen yang dilaksanakan dengan Rapat Tinjauan
Manajemen dan minimal dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan;
e. Memastikan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan meliputi sumber
daya manusia, peralatan kesehatan dan pengobatan, obat – obatan, dan
infrastruktur.

42
Dokumen Terkait:
Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu Kinerja Puskesmas,
SOP Rapat Tinjauan Manajemen

B. Fokus Kepada Sasaran/Pasien


a. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggung jawab upaya
terkait dengan pelanggan berkewajiban memiliki pengetahuan yang baik tentang
pelanggan Puskesmas Lebak Wangi;
b. Sekretariat Puskesmas Lebak Wangi untuk memungkinkan karyawan memahami
profil setiap pelanggan;
c. Pimpinan dan karyawan khususnya koordinator dan penanggung jawab upaya
terkait senantiasa menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan memastikan
seluruh kebutuhan pelanggan terpenuhi.

Dokumen Terkait:
Prosedur Kepuasan Pelanggan
Prosedur Penanganan Pengaduan

C. Kebijakan Mutu
1. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi yang memuat komitmen mutu dan kepedulian terhadap kepuasan
pelanggan,
2. Isi kebijakan mutu sejalan dengan visi-misi atau tujuan Puskesmas,
3. Kebijakan mutu menjadi acuan untuk mendapatkan sasaran mutu ,
mengevaluasi pencapaian-pencapaian sasaran serta acuan perbaikan yang
akan dilakukan,
4. Kebijakan mutu di sosialisasikan dan di pastikan dipahami oleh seluruh
karyawan Puskesmas,
5. Kebijakan mutu di tinjau secara berkala untuk menjamin kesesuaiannya,
6. Kebijakan mutu dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas yang
meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.

Dokumen Terkait:
Kebijakan Mutu Puskesmas

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


kinerja/ standar pelayanan minimal yang meliputi indikator pelayanan klinis,
indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban pelanggan,

43
serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. Dalam mencapai
Sasaran Mutu tersebut seluruh kegiatan UPT Puskesmas Kecamtan Lebak Wangi
dibuat dalam bentuk rencana kerja yang berupa Rencana Kerja, Waktu
Pelaksanaan, dan anggarannya, yang ditetapkan secara tahunan yang bersifat
dinamis dan senantiasa dikembangkan untuk mempercepat pencapaian sasaran
mutu. Rencana Kerja tersebut dilaksanakan dengan Kerangka Acuan yang jelas,
dimonitor, dianalisa dan dilakukan tindakan penyesuaian yang diperlukan untuk
menjamin bahwa kinerja proses sesuai dengan Rencana yang telah ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program
kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Workshop Lokakarya untuk penggalangan komitmen dan
penggalangan komitmen pemahaman tentang mutu Puskesmas dan
dan pemahaman keselamatan pasien, dengan agenda sbb:
tentang mutu dan 1) Sambutan tim mutu
keselamatan pasien 2) Sambutan kepala Puskesmas
3) Materi tentang mutu dan kinerja Puskesmas
4) Diskusi
5) Penutup
2 Workshop dengan Lokakarya dengan masyarakat untuk
masyarakat untuk mendapatkan masukan,dengan agenda sbb:
mendapatkan masukan 1) Sambutan Camat Lebak Wangi
tentang mutu dan kinerja 2) Sambutan dan arahan dari Dinkes Kab.
Puskesmas Serang
3) Sambutan kepalaPuskesmas tentang
kebijakan mutu Puskesmas dan
Keselamatan Pasien
4) Tandatangan lintas sektoral
5) Penutup
6) Do’a
3 Program peningkatan mutu administrasi manajemen
a. Pengumpulan, analisi 1) Pengumpulan data indikator penilaian
dan tindak lanjut kinerja admen
penilaian indikator 2) Analisis data
kinerja administrasi 3) Tindak lanjut hasil analisis
dan manajemen
Puskesmas
b. Audit internal 1) Menyusun rencana audit tahunan

44
2) Menyusun instrumen audit
3) Melaksanakan audit
4) Melaporkan hasil audit dan menyampaikan
rekomendasi
5) Melaksankan tindak lanjut hasil audit oleh
pihak yang di audit
6) Memonitor pelaksanaan tindak lanjut audit
c. Penyusunan register 1) Penyusunan register risiko administrasi
risiko Puskesmas
d. Pertemuan tinjauan 1) Persiapan pertemuan tinjauan manajemen
manajemen 2) Melaksanakan pertemuan tinjauan
manajemen
3) Menyampaikan hasil pertemuan tinjauan
manajemen pada pihak terkait
e. Evaluasi kontrak pihak 1) Mengidentifikasi pekerjaan/pelayanan yang
ketiga diserahkan pada pihak ketiga
2) Menyusun instrumen evaluasi kinerja pihak
ketiga
3) Melakukan evaluasi kontrak
4) Menyampaikan hasil evaluasi kontrak pihak
ketiga kepada pimpinan Puskesmas
4 Program kegiatan mutu UKM
a. Workshop dengan 1) Pengumpulan data indikator kinerja UKM
masyarakat 2) Analisis data
3) Pelaporan hasil penilaian kinerja
4) Tindak lanjut hasilpenilaian kinerja
b. Pelaksanaan PDCA 1) Identifikasi masalah
pada tiap-tiap 2) Analisa masalah
programUKM 3) Menyusun rencana perbaikan
4) Melaksanakan perbaikan
5) Melakukan evaluasi hasil perbaikan
6) Tindak lanjut terhadap hasil evaluasi
perbaikan
c. Penyusunan regiter 1) Penyusunan register risiko pelayanan UKM
risiko terkait kegiatan
UKM
d. Kaji Banding 1) Menyusun rencana kaji banding

45
2) Menyusun instrumen kaji banding
3) Melaksanakan kaji banding
4) Melaporkan pelaksanaan kaji banding
5) Mengevaluasi kaji banding
6) Merencanakan tindak lanjut hasil kaji
banding
5 Program kegiatan peningkatan mutu klinis
a. Penilaian kinerja 1) Memilih dan menetapkan indikator mutu
pelayanan klinis pelayanan klinis, sasaran keselamatan
pasien dan menyusun profil indiktor
2) Menyusun panduan penilaian kinerja
pelayanan klinis
3) Mencatat data melalui sensus harian
4) Melaksanakan penilaian kinerja pelayanan
klinis
5) Melakukan analisis kinerja pelayanan klinis
6) Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis
kinerja pelayanan klinis
b. Sasaran keselamatan 1) Membuat panduan sistem pencatatan dan
pasien pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP)
2) Memonitor capaian sasaran keselamatan
pasien
3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
sentinel, KTD dan KNC
4) Melaksanakan analisis kejadian KTD dan
KNC
5) Melakukan tindak lanjut
c. Manajemen risiko 1) Penyusunan register risiko pelayanan UKP
2) Menyususn rencana tindak lanjut
3) Melaksanakan tindak lanjut
d. Kontrak kerja terkait 1) Menyusun panduan seleksi dan evaluasi
pelayanan klinis kontrak/perjanjian kerja
2) Melaksanakan evaluasi kontrak/perjanjian
kerja
e. Peningakatan mutu 1) Identifikasi risiko pelayanan obat
pelayanan obat 2) Analisis risiko pelayanan obat
3) Pemantauan ketersediaan obat
f. Peningkatan mutu 1) Identifikasi risiko pelayanan lab
pelayanan

46
laboratorium 2) Analisis risiko dan tindak lanjut
3) Pengendalian bahan berbahaya dan
beracun di lab
4) Pemantauan penggunaan APD di lab
5) Pelaksanaan pemantapan mutu internal
6) Pelaksanaan pemantapan mutu eksternal
g. Peningkatan mutu 1) Monitoring pelaksanaan prosedur ANC
pelayanan ANC 2) Meningkatkan kemampuan deteksi dini
risiko kehamilan dan persalinan
3) Meingkatkan kemampuan dalam persiapan
rujukan dari rumah ke Puskesmas dan dari
Puskesmas ke RS

INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN


N KELENGKAPAN ADMINISTRASI INDIKATOR STANDA
O DAN MANAJEMEN R
1 Izin Operasional Input Ada izin Operasional 100%
Puskesmas Puskesmas
Proses Identifikasi izin 100%
Operasional Puskesmas
output Izin Operasional 100%
Puskesmas masih berlaku
2 Registrasi Puskesmas Input Ada bukti registrasi 100%
Puskesmas
Proses Identifikasi bukti registrasi 100%
Puskesmas
output Puskesmas sudah 100%
teregistrasi
3 Visi, Misi, Tata nilai, Tujuan Input Visi, Misi, Tata nilai, 100%
dan Puskesmas Tujuan dan Puskesmas
Proses Puskesmas menyusun 100%
Visi, Misi, Tata nilai,
Tujuan dan Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
Visi, Misi, Tata nilai,
Tujuan dan Puskesmas
4 Struktur Organisasi Input Struktur Organisasi sesuai 100%
Puskesmas dengan uraian Perbub Serang no 61

47
tugas pokok dan tugas tahun 2016
integrasi Proses Penyusunan struktur 100%
Organisasi Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
Struktur Organisasi
dengan uraian tugas
pokok dan tugas integrasi
5 Jenis layanan dan media Input Ada jenis layanan dan 100%
informasi pelayanan media informasi pelayanan
Proses Puskesmas meyusun jenis 100%
layanan dan media
informasi pelayanan
output Puskesmas mempunyai 100%
jenis layanan dan media
informasi pelayanan
6 Peraturan internal Input Ada Peraturan internal 100%
Puskesmas Puskesmas
Proses Puskesmas menyusun 100%
peraturan internal
Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
peraturan internal
Puskesmas
7 Alur pelayanan Puskesmas Input Ada alur pelayanan 100%
Puskesmas
Proses Puskesmas membuat Alur 100%
pelayanan di Puskesmas
output Puskesmas mempunyai 100%
Alur pelayanan di
Puskesmas
8 Rencana 5 tahunan Input Ada rencana 5 tahunan 100%

Proses Puskesmas menyususn 100%


rencana 5 tahunan
output Puskesmas mempunyai 100%
rencana 5 tahunan
9 RUK, RPK tahunan Input Ada RUK, RPK tahunan 100%

48
Proses Puskesmas menyusun 100%
RUK, RPK tahuann
output Puskesmas mempunyai 100%
RUK, RPK tahuann
10 Ketepatan waktu Input Ketepatan waktu 100%
penyusunan laporan penyusunan laporan
keuangan keuangan
Proses Puskesmas menetapkan 100%
waktu penyusunan laporan
keuangan
output Puskesmas mempunyai 100%
Ketepatan waktu
penyusunan laporan
keuangan
11 Ketepatan pelaporan Input Ketepatan pelaporan 100%
bulanan bulanan
Proses Puskesmas menetapkan 100%
waktu pelaporan bulanan
output Puskesmas selalu tepat 100%
waktu dalam pelaporan
bulanan

INDIKATOR MUTU PELAYANAN UKM


NO KRITERIA INDIKATOR STANDAR
1 Pelayanan promosi Input Jumlah desa di kecamatan 10
kesehatan Lebak Wangi
Proses Pembinaan desa siaga 100%
sesuai jadwal
output Desa siaga aktif 30%
outcome Peningkatan jumlah desa 30%
siaga aktif
2 Pelayanan kesehatan Input Cakupan desa ODF 100%
lingkungan Proses pemicuan 100%
output KK mempunyai jamban 50%
outcome Kampung ODF 100%
3 Pelayanan gizi Input Balita yang di timbang di 85%
posyandu
Proses Mempersiapkan posyandu 90%

49
H-1
output Semua balita mau datang 85%
ke posyandu
outcome Balita naik berat badanya 85%
4 Pelayanan KIA KB Input Cakupan K4 100%
Perslinan di faskes 100%
Proses Pelayanan ANC 10T 100%
Pelayanan persalinan oleh 100%
tenaga kesehatan yang
berkompeten
output Pelayanan ANC sesuai
standar
outcome Bumil bersalin difaskes 100%
5 Pelayanan perawatan Input Adanya PJ darbin di desa
kesehatan masyarakat Proses Rencana kegiatan
perkesmas (POA) bukti
pembagian tugas perawat
output Keluarga rawan dibina
outcome Meningkatnya tingkat
kemandirian (KM1,KM2,
KM3, KM4) keluarga
rawan dibina
6 Upaya kesehatan sekolah Input Siswa baru sekolah dasar, 100%
sekolah menengah
Proses Penjaringan kesehatan 100%
siswa sekolah sesuai
sasaran, sesuai jadwal
output Seluruh sasaran 100%
mendapatkan
pemeriksaan kesehatan
outcome Deteksi dini masalah 100%
kesehatan siswa baru di
sekolah
7 Pelayanan kesehatan Input Cakupan posbindu 10 100%
lansia & PTM desa
Proses Pembinaan posbindu 100%
sesuai jdwal
output Posbindu terbina dan 100%

50
terlayani
outcome Terdeteksi penyakit tidak 100%
menular pada lansia dan
remaja
8 Pelayanan kesehatan jiwa Input Deteksi dini dan
penanganan gangguan
jiwa yang berobat ke
Puskesmas
Proses Kunjungan rumah dan 100%
penyuluhan tentang
kesehatan jiwa pada
keluarga
output Dukungan dari keluarga 100%
dalam pengobatab gigi
outcome ODGJ diobati 100%
9 Pelayanan kesehatan Input Pembentukan pos UKK 10 desa
kerja dan olah raga dan pelaksanaan tes
kebugaran disetiap desa
Proses Pembinaan kesehatan 1 kali
kerja dan olahraga terkait
pos UKK
output Kelompok pos UKK/klub 10 desa
olah raga yang dibina
outcome Terbentuknya pos UKK 10 desa
dan terlaksananya tes
kebugaran di desa
10 Pelayanan kesehatan Input Adanya pengelola Ada
indra progrma indra
Proses Penemuan kasus penyakit Perkasus
mata dan telinga di
Puskesmas
output Ditemukanya kasus Perkasus
penyakit mata dan telinga
di Puskesmas
outcome Terdeteksi secara dini Perkasus
penyakit mata dan telinga
11 Pelayanan kesehatan Input Cakupan keluarga asman
pengobatan tradisional Proses Pembinaan keluarga
asman melalui pelatihan

51
kader posyandu
output Seluruh kader membina
keluarga asman
outcome Keluarga asman terbina
12 Pelayanan kesehatan Input Pelayanan kesehatan 3.270
remaja pada remaja
Proses Penyuluhan dan 100%
pelayanan kesehatan
pada remaja
output Pelayanan kesehatan 100%
pada remaja tercapai
outcome Deteksi dini masalah 100%
kesehatan remaja
13 Pengendalian dan Input Ibu hamil dan penderita
pencegahan penyakit HIV TB Paru
AIDS Proses Pelaksanaan screening 100%
dan pemeriksaan HIV &
AIDS pada ibu hami dan
TB paru
output Seluruh ibu hamil dan 100%
penderita TB Paru
diperiksa HIV & AIDS
outcome Terdeteksinya HIV & AIDS 100%
pada ibu hamil dan
penderita TB Paru
14 Pengendalian dan Input Cakuapan penderita TB
pencegahan TB Paru paru
Proses Kunjungan rumah, 100%
penyuluhan dan
pemeriksaan sputum BTA
output Pemeriksaan BTA seluruh 100%
penderita TB Paru
outcome Terdeteksinya penderita 100%
TB Paru dengan BTA
positif
15 Pengendalian dan Input Cakupan penderita kusta
pencegahan penyakit diobati
kusta Proses Kunjungan rumah dan 100%

52
deteksi dini kasus
tersangka penderita kasus
output Kasus tersangka penderita 100%
kusta terdeteksi
outcome Penderita kusta diobati 100%
16 Pelayanan surveilans Input Pelacakan kasus perkasus
Proses Pelaporan W2 100%
output Deteksi dini kasus 100%
potensial KLB
outcome Kasus KLB teratasi 1x24 100%
jam
17 Pelayanan P2BB Input Pemberian obat cacing
Proses Petugas menyediakan 100%
obat cacing sesuai jumlah
sasaran
output Pemberian obat cacing di 100%
posyandu dan di Sekolah
Dasar
outcome Semua sasaran 100%
mendapatkan obat cacing

INDIKATOR MUTU PELAYANAN KLINIS (UKP)

NO UNIT INDIKATOR STANDAR


. LAYANAN

1 Pendaftaran Input Adanya petugas pendaftaran 100%


dan Rekam terlatih rekam medis
Medis Proses Waktu penyediaan dokumen 100%
rekam medik pelayanan rawat
jalan <15 menit
Output Pelayanan pendaftaran sesuai 100%
SOP pendaftaran
Kelengkapan pengisian rekam 100%
medik
Outcome Kepuasan pelanggan >90%

2 Rawat Jalan Input Pemberi pelayanan adalah dokter >80%

Proses Waktu pelayanan pasien 15 menit 100%


per pasien
Pelayanan sesuai SOP 100%

Pelaksanaan inform consen pada 100%


pasien poli umum
Output Angka rujukan pasien rawat jalan <5%

53
Outcome Kepuasan pelanggan >90%

3 UGD Input Petugas UGD dokter/paramedis 100%


terlatih
Proses Pelayanan dan tindakan sesuai 100%
SOP
Waktu tanggap pelayanan Dokter 100%
di Gawat Darurat < 5 menit
Output Angka rujukan pasien UGD <5%

Pelaksanaan inform consen pada 100%


pasien UGD
Outcome Kepuasan pelanggan >90%

4 Ruang Input Penolong persalinan adalah bidan 100%


Persalinan terlatih
Pelayanan dan tindakan sesuai 100%
SOP
Proses Pelaksanaan IMD setiap bayi lahir 100%

Angka rujukan pasien persalinan <5%

Output Kematian ibu karena persalinan 0 100%

Outcome Kepuasan pelanggan >90%

5 KIA Input Pemeriksaan Hb pada Bumil TM III 100%

Penanganan sesuai SOP 100%

Pemeriksaan ANC oleh 100%


Proces bidan/dokter

Output Angka rujukan pasien ibu hamil <5%

Outcome Kepuasan pelanggan >90%

6 MTBS Pemeriksaan bayi di lakukan oleh 100%


Input
dokter / bidan
Proces Pemeriksaan dan penanganan 100%
sesuai SOP
Output Angka rujukan pasien MTBS <5%

Outcome Kepuasan pelanggan >90%

7 KB Input Pemeriksa dilakukan bidan /dokter 100%

Proces Prosentase tindakan KB MKJP 100%


yang dilakukan oleh dokter atau
bidan terlatih
Outcome Kepuasan pelanggan >90%

6 Laboratorium Input Pelayanan dilakukan oleh petugas 100%


laboratorium
Pelayanan sesuai SOP 1005

54
Proses Waktu tunggu hasil pelayanan 100%
laboratorium (darah rutin/kimia
darah) <60 menit tiap pasien
Output Tidak adanya kesalahan 100%
pemberian hasil pemeriksa
laboratorium
Outcome Kepuasan Pelanggan >90%

7 Farmasi Input Penanggung jawab farmasi adalah 100%


apoteker
Pelayanan sesuai SOP 100%

Proses Waktu tunggu pelayanan Obat 100%


racikan <15 menit per pasien

Penulisan resep sesuai 100%


formularium
Tidak adanya kejadian kesalahan 100%
pemberian obat

Output Pasien memperoleh obat sesuai 90%


resep
Outcome Kepuasan pelanggan >90%

8 Pencegahan Input Tersedia APD di setiap unit 100%


dan layanan yang beresiko tinggi
pengendalian Penyeterilan alat sesuai SOP 100%
infeksi (PPI)
Output Penggunaan APD pada pelayanan 100%
pasien beresiko tinggi

9 Limbah Input pengelolaan limbah Puskesmas 100%


dilakukan oleh penanggung jawab
limbah
Output Pengelolaan limbah padat 100%
Infeksius sesuai dengan SOP

E. Tanggung Jawab, Wewenang dan Komunikasi


Ruang Lingkup Pedoman ini menjelaskan tanggung jawab dan proses komunikasi
dalam penerapan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas.
1. Tugas, tanggung jawab dan wewenang karyawan/pimpinan diatur dengan jelas
dan terdokumentasi, khususnya karyawan yang melaksanakan pekerjaan yang
terkait dengan mutu dan kepuasan pelanggan.
a. Setiap Karyawan dipastikan memahami tugas, tanggung jawab dan
wewenangnya;
b. Uraian tugas, tanggung jawab & wewenang dibuat oleh pimpinan;

55
c. Dokumen Uraian tugas dipegang oleh karyawan yang bersangkutan dan
salinan disimpan oleh Sub Bagian kepegawaian;
d. Dokumen uraian tugas harus dikendalikan, isinya diperbarui bila terjadi
perubahan pekerjaan;
e. Uraian tugas dibuat berdasarkan nama posisi yang ada dalam struktur
organisasi pada masing-masing seksi;

2. Wewenang dan Tanggung Jawab


a. Kepala Puskesmas
1) Tugas pokok
a) Membina kerjasama staf Puskesmas dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari;
b) Melakukan pengawasan bagi seluruh pelaksanaan kegiatan program dan
pengelolaan keuangan;
c) Mengadakan koordinasi dengan kepala Kecamatan dan lintas sektoral
dalam upaya pembangunan kesehatan diwilayah kerja;
d) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan masyarakat dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan masyarakat;
e) Menyususun perencanaan kegiatan Puskesmas dengan dibantu oleh staf
Puskesmas;
f) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas;
g) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas Kesehatan, baik berupa
laporan rutin maupun khusus;
h) Melakukan supervisi dalam pelaksanaan kegiatan di Puskesmas, pustu,
pusling, posyandu, posbindu dan kegiatan lainya di masyarakat;
i) Membina staf Puskesmas dalam meningkatkan mutu pelayanan.

2) Tanggung Jawab
a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan Puskesmas;
b) Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Puskesmas;
c) Memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat.
3) Wewenang
a) Memeriksa dan menganalisa laporan kegiatan staf Puskesmas dan
melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan;
b) Mengkoordinir, mengarahkan dan mengawasi kegiatan operasional staf
Puskesmas agar tujuan, rencana, kebijaksanaan, program kerja dan
strategi yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan efisien dan efektif.
4) Tugas tambahan/integrasi

56
Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh atasan

b. Ketua Tim Mutu


1) Tugas Pokok
a) Menyusun kebijakan dan strategi manajemen mutu;
b) Menyusun program indikator mutu;
c) Melakukan koordinasi dengan tim terkait dalam penyusunan program
peningkatan mutu
d) Memantau pelaksanaan seluruh program peningkatan mutu;
e) Mengevaluasi pelaksanaan seluruh program peningkatan mutu;
f) Mensosialisasikan hasil pencapian program peningkatan mutu;
g) Melaksanakan kegiatan rapat tinjauan manajemen;
h) Memfasilitasi tindak lanjut hasil rekomendasi;
i) Melakukan koordinasi tentang program patient safety dengan tim terkait
dalam pembuatan RCA dan FMEA;
j) Memfasilitasi kegiatan terkait penyelenggaraan pengembangan, inovasi, dan
kendali mutu;
2) Tanggung Jawab
Melakukan kegiatan peningkatan mutu sesuai standar
3) Wewenang
Melakukan penjaminan mutu proses dan hasil
4) Tugas tambahan/integrasi
Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas
c. Koordinator Administrasi, Koordinator Upaya, Koordinator Pelayanan Klinis
1) Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan yang ditetapkan;
2) Memastikan bahwa personil yang berada di bawahnya melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.

3. Kebijakan
a. Kepala Puskesmas menetapkan peranan, tanggung jawab dan
wewenang dari sumber dayauntuk melaksanakan Sistem ManajemenMutu
Puskesmas yang efektif;
b. Kepala Puskesmas menyediakan sumber daya untuk penerapan
danSistem Manajemen Mutu Puskesmas;
c. Kepala Puskesmas menunjuk dan menetapkan Ketua Tim Mutu Puskesmas,
yang memiliki dan tanggung jawab dan wewenang :
1) Memastikan proses yang diperlukan untuk system manajemen mutu
Puskesmas ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.

57
2) Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang efektifitas penerapan
Sistem Manajemen Mutu Perusahaan dan perbaikan yang diperlukannya.
3) Memastikan persyaratan pelanggan dipahami Puskesmas
4) Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan
dengan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas.
d. Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk
mengefektifkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal
komunikasi yang ditetapkan.

Dokumen Terkait:
SK Ketua Tim Mutu Puskesmas
SK Wakil Manejemen Mutu
Uraian tugas dan wewenang
Struktur organisasi

F. Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Manajemen Mutu


Wakil manajemen mutu ditunjuk oleh kepala puskesmas untuk mengkoordinir
seluruh kegiatan mutu di puskesmas
1. Tuga Pokok
a. Menyusun program kerja
b. Melakukan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan sistem manajemen
mutu
c. Melakukan koordinasi penyusunan dokumen sistem manajemen mutu
d. Mengkoordinasikan pemeliharaan dokumen/rekaman
e. Melaksanakan dan mengkoordinasikan administrasi sistem manajemen
mutu
f. Mengkoordinasikan pelaksanaan audit internal/eksternal
g. Melaporkan hasil pelaksanaan audit
h. Mengkoordinir kegiatan tinjauan manajemen
2. Tanggung jawab
Merumuskan, melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penjamin
mutu dalam proses diklat berdasarkan standar manajemen mutu
3. Wewenang
a. Menyusun dan mengembangkan dokumen
b. Mengelola dan memelihara dokumen/rekaman
c. Melakukan penjaminan mutu proses dan hasil
d. Membantu Kepala Puskesmas dalam mengendalikan proses pelayanan
kesehatan

58
4. Tugas tambahan/integrasi
Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas yang
berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas
Dokumen Terkait:
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Wakil Manajemen
Uraian tugas dan tanggung jawab Tim Mutu

G. Komunikasi
1. Komunikasi internal
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sbb:
a. Kepala Puskesmas Lebak Wangi mengupayakan agar komunikasi dengan
bawahannya dipastikan berjalan lancar;
b. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya mengenai
sistem manajemen mutu;
c. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan
yang ingin dicapai;
d. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah ditetapkan
dipenuhi;
e. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi;
f. Komunikasi internal membangun kesadaran mutu demi kepuasan pelanggan;
g. Komunikasi internal dilakukan dengan cara: Lokakarya mini bulanan,
pertemuan (breefing), apel pagi, rapat tinjauan manajemen ,group komunikasi
melalui media sosial, konsultasi atau bertatap muka langsung antara
penanggung jawab pengelola dan pelaksana kegiatan.
2. Eksternal
Dilakukan dengan cara loka karya mini tri wulan, penempatan kotak saran,
SMS, MMD(Musyawarah Masyarakat Desa).

H. Peraturan Internal
1. Jam datang dan pulang di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi:
a. Jam datang : 07.15 WIB
b. Jam pulang
1) Senin s/d Kamis : 14.00 WIB
2) Jumat : 11.00 WIB
3) Sabtu : 14.00 WIB
c. Khusus bagi petugas jaga VK dan UGD
1) Jam datang dan pulang piket pagi-sore : 07.15 WIB s/d 17.00 WIB

59
2) Jam datang dan pulang piket sore-malam : 17.00 WIB s/d 07.15 WIB
2. Aturan berpakaian bagi karyawan di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi:
a. Senin : Seragam pemda, jilbab warna coklat, sepatu hitam
b. Selasa : Seragam pemda, jilbab warna kuning, sepatu hitam
c. Rabu : Seragam putih, jilbab warna hitam, sepatu hitam
d. Kamis : Seragam batik, jilbab menyesuaikan
e. Jumat : Seragam batik, jilbab menyesuaikan
f. Sabtu : Seragam olah raga, jilbab menyesuaikan
3. Pelaksanaan apel pagi UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dilaksanakan
pukul 07.30 WIB
4. 10 menit sebelum apel pagi, dilakukan kegiatan pembersihan di masing-masing
ruangan
5. Hukum disiplin bagi karyawan:
a. Tidak melakukan apel pagi 3 hari berturut-turut melakukan pembersihan
lingkungan Puskesmas
b. Tidak masuk kerja:
1) 5 hari kerja : teguran lisan
2) 6 s/d 10 hari kerja : teguran tertulis
3) 11 s/d 15 hari kerja : pengembalian karyawan secara tertulis ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Serang

Dokumen Terkait
Prosedur Komunikasi Internal
Peraturan Internal

60
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN

A. Umum
Pedoman ini mencakup pelaksanaan Tinjauan Manajemen dalam penerapan
Sistem Manajemen Mutu sesuai standar akreditasi Puskesmas. Pertemuan tinjauan
manajemen adalah proses evaluasi di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
terhadap kesesuaian dan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu yang
dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan
operasional kegiatan organisasi.
Rapat tinjauan manajemen di lakukan minimal dua kali dalam setahun
1. Tujuan
Tujuan dilakukannya pertemuan tinjauan manajemen adalah untuk melakukan
perbaikan berbagai permasalahan yang terkait dengan mutu dan kinerja, serta
operasionalisasi system manajemen mutu dan system pelayanan dalam
memberikan pelayanan dan produk kepada pelanggan/masyarakat yang ada di
wilayah kerja UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi. Kemudian
permasalahan tersebut dibahas dan ditindak lanjuti.
Keberhasilan pertemuan tinjauan manajemen ini tergantung pada komitmen
untuk melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan sesuai dengan apa yang
direkomendasikan dan kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan.
2. Karakteristik Pertemuan Tinjauan Manajemen
Adapun karakterisitik pertemuan tinjauan manajemen di UPT Puskesmas
Kecamatan Lebak Wangi sebagai berikut:
a. Dilaksanakan secara berkala dengan interval waktu yang ditetapkan.
b. Pihak manajemen dan pihak pelaksana operasional yang terkait
diundang dalam pertemuan tinjauan manajemen.
c. Direncanakan dengan kejelasan tujuan, agenda, danpenjadwalan.
d. Didokumentasikan secara lengkap yang meliputi: pemberitahuan,
undangan, daftar hadir, notulen, foto kegiatan dan laporan akhir.
e. Mengevaluasi efektivitas penerapan system manajemen mutu dan
dampaknya pada mutu dan kinerja.
f. Membahas perubahan-perubahan yang perlu dilakukan baik pada system
manajemen mutu maupun system pelayanan.
g. Hasil pertemuan ditindaklanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif,
tindakan preventif maupun perubahan pada system manajemen mutu
maupun system pelayanan. Dengan mengakomodir hasil-hasil yang tidak
bisa diatasi di Puskesmas direkomendasikan ke Dinkes atau ke tingkat
lain yang lebih tinggi.

61
h. Tindak lanjut yang dihasilkan pada pertemuan dipantau pelaksanaannya
dan diputuskan oleh Pimpinan Puskesmas.
i. Pertemuan tinjauan manajemen berikutnya diawali dengan pembahasan
hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya yang
belum terselesaikan.
3. Tanggung Jawab
a. Pimpinan Puskesmas
1) Mengikuti Rapat Tinjauan Manajemen
2) Memberikan saran-saran perbaikan untuk peningkatan sistem manajemen
mutu.
3) Menindak lanjuti hasil rekomendasi dari rapat tinjauan manajemen
b. Wakil Manajemen Mutu UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi
1) Memimpin Rapat Tinjauan Puskesmas
2) Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan
dipelihara.
3) Melaporkan kepada manajemen, kinerja dari sistem manajemen mutu dan
kinerja pelayanan.
4) Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan
harapan sasaran/pelanggan.
c. Koordinator pelayanan Klinis, Administrasi Manajemen/ Koordinator TU dan
Koordinator Upaya Puskesmas serta seluruh pelaksana, menindaklanjuti
hasil keputusan Rapat Tinjauan Manajemen.

4. Langkah-Langkah Pertemuan Tinjauan Manajemen


Langkah-langkah pertemuan tinjauan manajemen adalah sebagai berikut:
a. Wakil manajemen mutu bersama manajemen puncak mempersiapkan
pertemuan tinjauan manajemen yang meliputi: rencana waktu, tempat, dan
siapa saja yang akan diundang
b. Wakil manajemen mutu mengundang peserta pertemuan
c. Wakil manajemen mutu memimpin pertemuan tinjauan manajemen
d. Wakil manajemen mutu memberikan umpan balik kepada peserta rapat
e. Wakil manajemen mutu melakukan pemantauan perbaikan sesudah
pertemuan tinjauan manajemen
f. Wakil manajemen mutu melaporkan hasil rapat tinjauan manajemen mutu

B. Input tinjauan manajemen


1. Wakil manajemen melaksanakan rapat tinjauan manajemen minimal 6 bulan
sekali;
2. Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan;

62
3. Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi dilaksanakan;
4. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sbb:
1) Hasil audit internal
Hasil kegiatan mengumpulkan informasi faktual dan signifikan (dapat
dipertanggung jawabkan) melalui interaksi (wawancara, pemeriksaan,
pengukuran dan penilaian terhadap fakta) secara sistematis, objektif, dan
terdokumentasi yang berorientasi pada azas penggalian nilai atau manfaat
dengan menggunakan instrumen audit internal.
2) Umpan balik pelanggan
Umpan balikpelanggan dengan penyampaian secara langsung berisi keluhan,
kritik, dan saran yang didapatkan dari kotak saran , pengukuran hasil survei
indeks kepuasan pelanggan, hasil komunikasi melalui pertemuan lintas sektor
yang dicatat dalam buku rekapitulasi keluhan dan harapan pelanggan.
3) Kinerja proses
Proses kinerja harus sesuai dengan kebijakan dalam bentuk SK, pedoman
mutu, panduan, SOP, kerangka acuan kegiatan, standar,dan kriteria. Hasil
pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan/masyarakat serta mengutamakan keselamatan pasien.
4) Pencapaian Sasaran Mutu
Kinerja proses harus sesuai dengan mutu pelayanan yang sudah ditetapkan
dalam sasaran mutu di masing-masing pelayanan baik UKM maupun UKP
5) Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
a. Sasaran kinerja yang hasilnya masih belum tercapai seperti dalam target
indikator
b. Sasaran kinerja yang belum maksimal sesuai standar pelayanan
c. Sasaran kinerjayang belum menjamin keselamatan pasien/ pelanggan
dilakukan perbaikan secara berkesinambungan.
6) Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya
Setelah dilakukan tinjauan manajemen dan didapatkan masalah yang tidak
dapat diputuskan sendiri di tingkat Puskesmas, maka masalah tersebut dirujuk
ke Dinas Kesehatan Kabupaten Serang dan stakeholder terkait.
7) Perubahan terhadap Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi puskesmas yang memuat komitmen
mutu dan kepedulian terhadap kepuasan pelanggan. Sasaran mutu adalah
semua karyawan di Puskesmas, stakeholder, dan pelanggan/ masyarakat.
Perubahan dilakukan bilamana ada perbaikan dari kebijakan dan sasaran mutu
yang lampau.

63
8) Perubahan yang perlu dilakukan terhadap Sistem Manajemen Mutu/ Sistem
Pelayanan
Kegiatan tinjauan manajemen mutu yang telah dilakukan memberikan dampak
terhadap sistem manajemen mutu yang sudah ada, bila diperlukan perubahan
dilakukan perbaikan terhadap sistem manajemen mutu tersebut.

C. Luaran Tinjauan
Meliputi :
1) Peningkatan efektivitas Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu menjadikan pelayanan di Puskesmas Lebak Wangi
menjadi lebih baik.
2) Peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan
Pelayanan harus menjadi lebih baik agar masalah yang timbul dalampelayanan
tidak terulang kembali.
3) Identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu solusi untuk dilakukan upaya
perbaikan seperti pengadaan alat-alat dan pemeliharaan atau upaya lainnya
yang tidak terselesaikan di Puskesmas diteruskan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang.

64
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA

A. Penyediaan sumber daya


Kepala Puskesmas berkewajiban menyedikan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi :
1. Kegiatan UKM essensial dan keperawatan kesehatan masyarakat yang
membawahi (Permenkes 75/2014) :
a. Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk (UKS/UKGS/UKGMD)
b. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
c. Pelayanan KIA KB bersifat UKM
d. Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
e. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian penyakit
2. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. Pendaftaran
b. IGD (Instalasi Gawat Darurat)
c. Poli umum
d. Poli gigi
e. PROMKES
f. Klinik Sanitasi
g. Poli KIA
h. Poli KB
i. Poli Gizi
j. Poli P2P
k. Persalinan dan Nifas
3. Kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Penunjang
a. Apotik
b. Laboratorium
4. Kegiatan Jejaring pelayanan Puskesmas
a. Puskesmas Pembantu
b. Bidan Desa / PKD
c. Jajaring fasilitas playanan kesehatan di wilayah kerjanya

B. Manajemen sumber daya manusia


1. Ruang Lingkup
Pedoman ini menerangkan penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen,
proses kredensial (kompetensi pekerjaan), pelatihan dan peningkatan kompetensi
yang kompeten dalam menerapkan Sistem Manajemen Mutu di Puskesmas
2. Penyediaan sumber daya manusia

65
a. Pengajuan usulan kebutuhan pegawai ke Dinas Kesehatan Kabupaten
berdasarkan pola ketenagaan.
b. Proses rekrutmen dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah.
c. Proses Kredensial untuk jenis kompetensi yang dibutuhkan oleh puskesmas
dilakukan oleh Dinas Kesehatan kemudian diverifikasi administrasinya oleh
Kepala Tata Usaha Puskesmas.
d. Proses Pelatihan dan Peningkatan Kopetensi
1) Pengajuan Pengusulan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh puskesmas
2) Mengirimkan peserta sesuai criteria yang disebutkan dalam undangan dari
pihak terkait

C. Infrastruktur
1. Belanja Modal
a. Merencanakan kebutuhan puskesmas baik fisik maupun alkes.
b. Mengusulkan RUK ke Dinas Kesehatan .
c. Menyusun RPK.
d. Proses Pengadaan.
e. Evaluasi Pengadaan.
2. Pemeliharaan
a. Pembuatan daftar jenis pemeliharaan selama 1 tahun
b. Pelaksanaan Pemeliharaan sesuai jadwal
c. Monitoring fungsi alat medis dan non medis
d. Kalibrasi Alat
e. Tindak lanjut hasil monitoring

D. Lingkungan kerja
1. Ventilasi
Ventilasi alami di semua ruangan tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruangan
2. Pencahayaan
Terdistribusikan rata dalam ruangan sesuai lampiran standar permeskes 75/2014
3. Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri system air bersih, system pembuangan air kotor dan / air
limbah, kotoran dan sampah serta penyaluran air hujan sesuai lampiran
permenkes 75/ 2014

4. Sistem Kelistrikan
Sistem kelistrikan dirancang tidak membahayakan, mudah dioperasikan dan tidak
mengganggu lingkungan

66
5. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan dilingkup dan keluar puskesmas untuk
mendukung layanan
6. Sistem Gas
Gas medis yang digunakan adalah O2, direncanakan dan diletakan dengan
mempertimbangkan keselamatan pengguna
7. Sistem Proteksi Kebakaran
Puskesmas menyediakan apar (alat pemadam kebakaran)

67
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN

A. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


1. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat, Akses, dan Pengukuran Kinerja.
a. Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Upaya kesehatan Masyarakat direncanakan berdasarkan analisis
kebutuhan masyarakat selama satu tahun ( RUK tahunan) kemudian dirinci
dalam RPK bulanan, semua kegiatan UKM di biayai oleh BOK, JKN dan
Operasional Puskesmas yang bersumber APBD.
b. Akses Upaya Kesehatan Masyarakat
Semua kegiatan UKM direncanakan sesuai sasaran untuk semua desa
diwilayah UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dan jaringannya ( Pustu
dan Bidan di Desa), sehingga di harapkan semua masyarakatnya mudah
mengakses program-program UKM.
c. Pengukuran Kinerja UKM berdasarkan Hasil Pencapaian Kinerja Selama
Setahun dilakukan oleh pemegang program dan pengukuran dilakukan
setiap bulan.
Upaya Kesehatan Masyarakat di kelompokan menjadi 2 yakni :
1) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Promosi Kesehatan
b) Kesehatan Lingkungan
c) Pelayanan KIA
d) Pelayanan Gizi
e) Pencegahan dan pengendalian Penyakit
2) Upaya Kesehatan Pengembangan
a) Kesehatan dan Olahraga
b) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa
c) Kesehatan Jiwa
d) Lansia

INDIKATOR KINERJA ADMEN

NO JENIS INDIKATOR TARGET


PELAYANAN

1 Pelayanan Izin Operasional Puskesmas Ada


Administrasi dan
Visi, Misi, Tata nilai,Tujuan dan fungsi Ada
Manajemen
Puskesmas

68
Struktur organisasi Puskesmas dengan Ada
uraian tugas pokok dan tugas integrasi
Jenis layanan dan media informasi Ada
pelayanan
Alur pelayanan di Puskesmas Ada

Peta wilayah kerja Ada

Denah bangunan, papan nama ruangan, Ada


petunjuk arah dan jalur evakuasi
Pelaksanaan SMD Dilaksanakan

Pelaksanaan MMD Dilaksanakan

Lokakarya mini bulanan Dilaksankan


1 x/bln
Lokakarya mini Tiga bulanan Dilaksankan
3 x/bln
Tersedianya media komunikasi dengan Ada
masyarakat yang digunakan untuk
menangkap keluhan dari masyarakat
Rencana 5 tahunan Ada

RUK & RPK tahunan Ada

Peraturan internal Puskesmas Ada

Audit internal Dilaksanakan


2x/thn
Kontrak dengan pihakketiga Ada

Rapat Tinjauan Manajemen Dilakankan


2x/thn
Ketepatan waktu penyusunan laporan 100%
keuangan
Ketepatan laporan bulanan 100%

INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR TARGET

UPAYA KESEHATAN ESENSIAL


1 Promosi kesehatan Penyuluhan dalam Gedung 100%

69
perorangan

Penyuluhan dalam Gedung kelompok 100%

Penyuluhan luar Gedung perorangan 100%

Penyuluhan luar Gedung kelompok 100%

Pembinaan PHBS Rumah Tangga 100%

Pembinaan PHBS Tempat kerja 100%

Pembinaan PHBS TTU 100%

Pembinaan PHBS Institusi kesehatan 100%

Pembinaan PHBS Institusi Pendidikan 100%

Pembinaan desa siaga aktif 100%

Pembinaan SBH 100%

Desa mendapatkan pendataan PIS-PK 100%

2 Upaya kesehatan Pengawasan Sarana Air Bersih 55%


lingkungan
Penggunaan Sarana Air Besih 55%

Rumah tangga memiliki akses 70%


terhadap SAB
Pembinaan Tempat Pengelolaan 68%
Makanan
TPM yang memenuhi syarat 45%
kesehatan
Pembinaan sanitasi perumahan dan 55%
sanitasi dasar
Rumah yang memenuhi syarat 45%
kesehatan
Pembinaan sarana TTU 55%

TTU yang memenuhi syarat kesehatan 45%

Konseling sanitasi 5%

Rumah tangga memiliki akses 65%


terhadap jamban sehat
Desa yang sudah ODF 100%

70
Akses terhadap jamban sehat 65%

Jumlah desa yang di lakukan STBM 50%

Akses penduduk terhadap air minum 90%


yang memenuhi syarat
Pengelolaan limbah medis 100%

3 Upaya KIA dan KB Kunjungan ibu hamil K1 100%

Kunjungan ibu hamil K4 100%

Deteksi Resti masyarakat 100%

Pertolongan persalinan oleh tenaga 100%


kesehatan

Persalinan oleh nakes 100%

Persalinan faskes 100%

Penanganan Komplikasi obstetri 100%

Pelayanan nifas 100%

Kunjungan neonatus (KN1) 100%

Kunjungan neonatus lengkap (KN 100%


lengkap)

Penanganan komplikasi neonatus 100%

Pelayanan bayi lengkap 100%

Pelayanan balita lengkap 100%

Pelayanan KB pasca salin 100%

Peserta KB aktif 70%

Aseptor aktif MKJP di Puskesmas 22%

4 Upaya perbaikan gizi Cakupan ASI ekslusif 50%


masyarakat
Bayi lahir mendapatkan IMD 50%

71
Distribusi kapsul Vitamin A bayi bayi 90%
(6-11 bulan)

Distribusi kapsul Vitamin A bayi balita 90%


(12-59 bulan)

Distribusi kapsul Vitamin A bagi ibu 90%


nifas

Ibu hamil yang mendapatkan tablet 90%


tambah darah

Bumil KEK yang mendapatkan PMT 100%

Balita yang ditimbang D/S 82%

Balita kurus mendapatkan PMT 60%

Remaja putri mendapatkan TTD 30%

Cakupan gizi buruk yang mendapatkan 100%


perawatan

5 Pelayanan imunisasi HB0 95%


dasar
BCG 95%

DPT-Hb-Hib 1 95%

DPT-Hb-Hib 3 95%

Polio 1 95%

Polio 4 95%

MR 95%

IPV 95%

IDL 93%

TT2+ 80%

UCI 92%

Cakupan BIAS DT 98%

Cakupan BIAS Td 98%

Cakupan BIAS Campak 98%

72
6 TB Paru Penemuan BTA+ (CDR) 100%

Pengobatan TB Paru 100%

Kesembuhan penderita TB Paru 100%

7 P2BB Jumlah desa endemic 1

Jumlah kasus DBD 100%

Angka bebas jentik 100%

Cakupan penyelidikan epidemiologi 100%

Jumlah desa yang dilakukan abatisasi 100%


selektif
Jumlah DBD yang difogging 100%

Penderita DBD yang ditangani 100%

Penderita malaria yang diobati 100%

Kecacingan 100%

8 Kusta Penemuan tersangka penderita kusta <5%

Kasus kusta tercatat (prevalensi) <1%

Penderita kusta yang selesai berobat 100%

9 Diare Penemuan kasus diare balita di 100%


Puskesmas

Penemuan kasus diare semua umur 10%

Kasus diare balita ditangani oleh 100%


Puskesmas

10 ISPA Batuk dengan pneumonia 1-<5 tahun 4,12%

ISPA > 5 tahun 100%

Pneumonia < 5 tahun 100%

Balita dengan pneumonia yang 100%


ditangani

11 Surveilans Campak 90%

73
epidemiologi

Diare 90%

DBD 90%

TN 90%

Penanganan KLB di desa <24 Jam 90%

Penemuan AFP 90%

12 IMS Kasus IMS yang diobati 100%

Screening ibu hamil 100%

Pelayanan kesehatan orang resiko 100%


terinfeksi HIV (pada ibuhamil)

Pelayanan kesehatan orang resiko 48%


terinfeksi HIV (pada penderita TB Paru)

13 Penyakit tidak menular Pelayanan screening kesehatan usia 100%


15 s/d 59 tahun

Pelayanan kesehatan diabetes mellitus 100%


sesuai standar

Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai 100%


standar

UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN

1 Upaya kesehatan Pembinaan dokter kecil 80%


sekolah
Cakupan scrining kesehatan usia 80%
Pendidikan dasar
Pelayanan kesehatan anak SD 50%

2 Upaya kesehatan olah Pemeriksaan kesehatan 100%


raga
Penyuluhan kesehatan 100%

Pelayanan kesehatan olahraga 100%


(senam)
tes kebugaran jasmani 100%

3 Upaya perawatan Cakupan keluarga dibina (keluarga 100%

74
kesehatan masyarakat rawan)

Keluarga rawan selesai dibina 100%

Keluarga mandiri 100%

4 Upaya kesehatan kerja Sosialisasi K3 pada pekerja 100%

Pelayanan pemeriksaan kesehatan 100%

5 Upaya kesehatan gigi Pembinaan dan bimbingan sikat gigi 100%


dan mulut masal pada SD
Murid SD mendapat pemeriksaan 100%
kesehatan gigi
Pembinaan dan bimbingan sikat gigi 100%
masal masyarakat desa
Masyarakat mendapat pemeriksaan 100%
kesehatan gigi
6 Upaya kesehatan jiwa Seluruh pasien terobati 100%

Pasien berobat dengan teratur 100%

Bebas pasung 100%

7 Upaya kesehatan indra Penemuan kasus penyakit mata di 100%


puskesmas
Skrining katarak 100%

Penanganan penyakit katarak 100%

Penemuan kasus dan rujukan spesialis 100%


di puskesmas
8 Upaya kesehatan usia Pembinaan kelompok USILA sesuai 100%
lanjut standar
Lansia dirujuk ke puskesmas 100%

Kelompok Usila yang dibina 100%

Jumlah Pra USILA dan USILA 100%


diperiksa
9 SDIDTK Bayi Kontak DDTK 1 bayi 100%

Kontak DDTK 4 bayi 100%

10 SDIDTK Balita dan Kunjungan balita dan anak prasekolah 100%

75
prasekolah Kontak DDTK 1 balita 100%

Kontak DDTK 2 anak prasekolah 100%

11 Perbekalan kesehatan Penyuluhan kesehatan reproduksi 80%


rumah tangga (PKRT) remaja
Penyuluhan kesehatan reproduksi PUS 80%

Penyuluhan kesehatan reproduksi 80%


lansia
12 KTA/P Kekerasan terhadap anak/perempuan 30%

13 Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan remaja 100%


peduli remaja (PKPR)
Penyuluhan kesehatan remaja 100%

Pembentukan kader kesehatan di 100%


sekolah
14 Pelayanan kesehatan Pembinaan TOGA 100%
tradisional
Pembinaan pengobatan tradisional 100%
dengan keterampilan
Pembinaan pengobatan tradisional 100%
lainnya

INDIKATOR KINERJA KLINIS (UKP)

NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR

1 Ruang pendaftaran Adanya petugas pendaftaran terlatih 100%


rekam medis
dan rekam medis
Waktu penyediaan dokumen rekam 100%
medik pelayanan rawat jalan <15
menit
Pelayanan pendaftaran sesuai SOP 100%
pendaftaran
Kelengkapan pengisian rekam medik 100%

Kepuasan pelanggan >90%

2 Rawat jalan Pemberi pelayanan adalah dokter >80%

Waktu pelayanan pasien 15 menit per 100%


pasien
Pelayanan sesuai SOP 100%

Pelaksanaan inform consen pada 100%


pasien poli umum
Angka rujukan pasien rawat jalan <5%

76
3 UGD Kepuasan pelanggan >90%

Petugas UGD dokter/paramedis 100%


terlatih
Pelayanan dan tindakan sesuai SOP 100%

Waktu tanggap pelayanan Dokter di 100%


Gawat Darurat < 5 menit
Angka rujukan pasien UGD <5%

Pelaksanaan inform consen pada 100%


pasien UGD
4 Ruang bersalin Kepuasan pelanggan >90%

Penolong persalinan adalah bidan 100%


terlatih
Pelayanan dan tindakan sesuai SOP 100%

Pelaksanaan IMD setiap bayi lahir 100%

Angka rujukan pasien persalinan <5%

5 KIA dan MTBS Kematian ibu karena persalinan 0 100%

Kepuasan pelanggan >90%

Pemeriksaan Hb pada Bumil TM III 100%

Penanganan sesuai SOP 100%

Pemeriksaan ANC oleh bidan/dokter 100%

6 Laboratorium Angka rujukan pasien ibu hamil <5%

Kepuasan pelanggan >90%

Pemeriksaan bayi di lakukan oleh 100%


dokter / bidan
Pemeriksaan dan penanganan sesuai 100%
SOP
Angka rujukan pasien MTBS <5%

7 Farmasi Kepuasan pelanggan >90%

Pemeriksa dilakukan bidan /dokter 100%

Prosentase tindakan KB MKJP yang 100%


dilakukan oleh dokter atau bidan
terlatih
Kepuasan pelanggan >90%

Pelayanan dilakukan oleh petugas 100%


laboratorium
Pelayanan sesuai SOP 1005

8 Pencegahan dan Waktu tunggu hasil pelayanan 100%


laboratorium (darah rutin/kimia darah)
pengendalian infeksi
<60 menit tiap pasien

77
(PPI) Tidak adanya kesalahan pemberian 100%
hasil pemeriksa laboratorium
9 Limbah Kepuasan Pelanggan >90%

Penanggung jawab farmasi adalah 100%


apoteker

2. Proses yang berhubungan dengan Sasaran :


a. Penetapan Persyaratan Sasaran
Sasaran Upaya Kesehatan Masyarakat ditetapkan berdasarkan sasaran
program dan sasaran berdasarkan estimasi dan proyeksi serta pendekatan
sasaran riil.
b. Tinjauan terhadap Persyaratan Sasaran
Syarat sasaran mutu upaya kesehatan masyarakat ditentukan dengan
jumlah penduduk yang tinggal di lokasi, yang memiliki KTP atau sekurang-
kurangnya telah berdomisili selama 6 bulan.
c. Komunikasi dengan Sasaran
Media komunikasi yang digunakan untuk menangkap keluhan masyarakat
atau sasaran di wilayah UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi, adalah:
1) Kotak saran
2) Kotak kepuasan pelanggan
3) WA/SMS Puskesmas (081929799248)
4) Kuesioner
5) SMS/MMD

3. Pembelian
Pengadaan Bahan penyuluhan, ATK dan BHP Pengelola Program membuat
permintaan kepada bendahara barang melakukan Prosedur Pembelian sesuai
dengan SOP.
a. Proses Pembelian:
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi menjamin bahwa setiap barang
yang dibeli sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan. Kepala
Puskesmas menetapkan prosedur pengadaan barang di Puskesmas
Tim pengadaan dan pengelolaan barang:
1) Menerapakan, memelihara dan mengembangkan prosedur pengadaan
barang di semua unit pelayanan.
2) Menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan
yang diperlukan koordinator unit pelayanan terkait
3) Mengidentifikasi kebutuhan barang yang akan dibutuhkan di unit
pelayanan masing-masing

78
UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dapat memenuhi kebutuhan
barang yang diperlukan oleh pelanggan dalam proses pelayanan.
b. Menerangkan kalimat yang dimaksud dengan barang adalah:
1) Alat Medis
2) Alat Non Medis
3) Obat-obatan
4) Bahan habis pakai
5) Alat Tulis Kantor
c. Menetapkan prosedur pengadaan barang untuk menentukan kebutuhan
barang yang diperlukan dalam proses pelayanan.
d. Kegiatan pengadaan barang dilakukan oleh seksi pengadaan dan pengelolaan
barang
e. Sebelum pengadaan barang dilaksanakan semua persyaratan produk harus
dibahas secara jelas
f. Perencanaan pengadaan baang harus terlebih dahulu dibuat sebelum
dilaksanakan
g. Bila kegiatan pengadaan barang melibatkan unit-unit yang lain, maka harus
dipastikan adanya kejelasan pengaturan mengenai keterlibatan/ wewenang
unit-unit terkait
h. Komunikasi pada semua tahap kegiatan pengadaan barang harus tercatat
i. Informasi Pembelian
Tim pengadaan dan pengolahan barang menjamin persyaratan yang tepat
sebelum di komunikasikan ke rekanan.
Informasi memasukan persyaratan pembelian untuk persetujuan pembelian
barang menurut kriteria meliputi :spesifikasi
barang,harga,pembayaran,pengiriman dan pelayanan purna jual.
j. UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi menetapkan dan melaksanakan
aktifitas verifikasi penerimaan untuk menjamin barang atau material yang di
beli sesuai dengan persyaratan.

4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan Upaya
Pelayanan UKM yang dilaksanakan di UPT Puskesmas kecamatan Lebak
Wangi dan Penanggung Jawab masing-masing pelayanan ( program)
ditentukan melalui Surat Keputusan Pimpinan UPT Puskesmas Kecamatan
Lebak Wangi tentang “JENIS-JENIS PELAYANAN, PENANGGUNG JAWAB
PROGRAM DAN URAIAN TUGAS “.
b. Validasi Proses Penyelenggaraan Upaya

79
Validasi dilakukan secara sistematis dan cermat terhadap hasil pelaksanaan
Proses Penyelenggaraan Upaya Kesehatan masyarakat.
c. Identifikasi dan Mampu Telusur
Identifikasi Melalui Laporan Bulanan masing-masing pengelola program dan
dilanjutkan dengan penelusuran langsung dilapangan dengan stakeholder
terkait.
Secara garis besar proses identifikasi melalui proses rekam medik, buku
register, laporan kegiatan, laporan program dan sebagainya.
d. Hak dan Kewajiban Sasaran
Hak sasaran upaya semua berhak mendapat pelayanan yang telah
ditetapkan.
Kewajiban sasaran mengikuti jadwal yang telah disepakati, memenuhi
ketentuan yang berlaku.
e. Pemeliharaan Barang Milik Pelanggan
Pemeliharaan barang pelanggan dengan menyediakan tempat parkir.
f. Manajemen Risiko dan Keselamatan
6) Resiko terkait pelayanan pasien
a) Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
b) Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan
c) Kerahasiaan dan pemberian informasi yang tidak sesuai
d) Perlindungan dari pelecehan,kelalaian dan serangan
e) Pasien diberitahu tentang resiko
f) Pelayanan non diskriminatif
g) Perlindungan barang berharga pasien dari kerusakan dan kerugian
7) Resiko terkait staf medis
a) Kredensial terhadap staf medis
b) Tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku
c) Pasien dikelola dengan benar
d) Pelatihan staf medis
8) Resiko terkait pegawai
a) Menjaga lingkungan yang aman
b) Kebijakan kesehatan pegawai
9) Resiko terkait properti
a) Melindungi asset kerugian akibat bencana
b) Catatan rekam medik nonelektrik dan catatan keuangan dilindungi dari
kerusakan dan perusakan
c) Ikatan kerjasama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
10) Resiko lain-lain

80
a) Manajemen bahan berbahaya laianya, bahan kimia,bahan biologis
menular
b) Manajemen limbah
5. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan Sasaran Kinerja UKM
a. Umum
Hasil kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat dilakukan pengukuran melalui
pencapain dengan target, monitoring , evaluasi, analisis dan tindak lanjut.
b. Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan
a) Persepsi pelanggan dan kepuasaan terhadap pelayanan rawat jalan
yang diberikan puskesmas harus dipantau secara berkala;
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur kinerja sistem
manajemen mutu serta mengetahui apakah persyaratan pelanggan telah
terpenuhi;
c) Metode untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan informasi yang
diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2) Audit Internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan;
b) Tim Audit dibentuk oleh Wakil Manajemen dan disahkan oleh Kepala
Puskesmas dan dibekali pelatihan yang cukup melaksanakan audit;
c) Program Audit direncanakn oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit yang diaudit;
d) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana dan
terdokumentasi serta mengedepanakan integritas dan indepedensi;
e) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan;
f) Dalam setiap pelaksaan audit, auditor harus memperhatikan hasil audit
yang terdahului untuk mengevaluasi efektifitasnya;
g) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang digunakan
diapastikan ditentukan dalam prosedur audit internal;
h) Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan mengikuti ketentuan
persyaratan audit;
i) Koordinator unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindaklanjuti temuan audit pada unitnya;
j) Tindakan koreksi diambil segera mungkin untuk mengeliminasi
ketidaksesuaian yang telah ditemukan;

81
k) Ketua tim audit bertanggungjawab dan melapor kepada wakil
manajemen.

3) Pemantauan dan Pengukuran Proses


Melalui Monitoring hasil-hasil kegiatan yang dilaksanakan melalui lokakarya
mini Bulanan
a) Metode pemantauan dan pengukuran yang di gunakan untuk
mengevaluasi efektifitas sistem manajemen mutu dan pelayanan
program harus di pastikan keabsahannya;
b) Metode yang di gunakan harus dapat di buktikan kemampuannya untuk
mencapai hasil yang telah di rencanakan;
c) Bila hasil yang di rencanakan tidak tercapai maka tindakan koreksi dan
pencegahannya harus di lakukan untuk memastikan kesesuaian
terhadap produk.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
a) Pemantauan dan pengukuran program Puskesmas dilakukan sesuai
prosedur
b) Tujuan pemantauan dan pengukuran program puskesmas untuk
memastikan semua persyaratan program terpenuhi
c) Pengukuran dan pemantauan dilaksanakan pada tahap yang telah
ditetapkan
d) Pemantauan dan pengukuran program Puskesmas dilaksanakan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yang tertuang dalam rencana
monitoring pelayanan/program
e) Catatan hasil pemantauan dan pengukuran program Puskesmas harus
dicatat termasuk personil yang melaksanakan

c. Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai


Semua pelayanan UKM dilakukan pengendalian untuk mengetahui
ketercapaian sasaran program,kemudian dilakukan analisa dan membuat
rencana tindak lanjut.
d. Analisis Data
4) Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu harus dikelola
dengan baik
5) Data dianalisa dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai, misalkan
dengan teknik statistik
6) Analisa data dilakukan oleh setiap koordinator program, kegiatanya untuk
mengetahui tingkat kinerja masing-masing proses/melihat kesenjangan-
kesenjangan yang ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan

82
7) Prosedur analisa data dibuat oleh WM dan menjadi acuan bagi semua
fungsi lainya
8) Hasil analisa data harus mengarah pada pengidentifikasian ketidaksesuaian
ketidakefektifan serta tindakan perbaikan yang diperlukan
9) Data dianalisa antara lain untuk memantau:
a) Kepuasan pelanggan
b) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan Puskesmas
c) Karakteristik dan kecendrungan proses, pelayanan Puskesmas
d) Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
e. Peningkatan Berkelanjutan
1) Seluruh karyawan dan koordinator wajib melakukan peningkatan
secaraterus menerus terhadap efektivitas sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenang
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam kebijakan
mutu,sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan koreksi dan preventif
serta tinjauan manajemen
f. Tindakan Korektif
1) Penyebab-penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan
dieliminasi/dihilangkan dan dicegah dari terjadi lagi
2) Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan prevensi adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja
Puskesmas secara keseluruhan
3) Agar proses tindakan koreksi berjalan lancar dan hasilnya efektif, dipastikan
prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup:
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
d) Menyimpan rekaman mutu tindakan koreksi
e) Meninjau efektivitas tindakan koreksi
4) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah
5) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat
g. Tindakan Preventif
11) Tujuan dari tindakan preventif adalah mencapai terulangnya masalah
yang sama dan untuk meningkatkan kinerja Puskesmas secara
keseluruhan
12) Upaya tindakan preventif dipastikan sesuai dengan skala dampak yang
dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
13) Koordinator unit bertanggung jawab memastikan tindakan
koreksi/prevensi yang telah dilaksankan efektif

83
14) Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat

B. Pelayanan Klinis (UKP)


1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu
layanan klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, dan
melakukan tindak lanjut.
2. Proses yang berhubungan dengan Pelanggan
a. Pelanggan melakukan pendaftaran di loket pendaftaran.
b. Pelanggan menuju unit pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
c. Pelanggan menerima pelayanan di unit pelayanan yang dituju.
d. Apabila dibutuhkan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
laboratorium.
e. Apabila jenis pelayanan yang dibutuhkan pelanggan tidak ada , dan juga
ketiadaan fasilitas kesehatan maka pelanggan di rujuk ke fasilitas kesehatan
tingkat lanjut.
f. Pelanggan menerima obat dari loket obat dan pulang.
2. Pembelian/Pengadaan Barang Terkait dengan Pelayanan Klinis
a. Proses pembelian
UPT Puskesmas kecamatan Lebak Wangi menjamin bahwa setiap barang
yang dibeli sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditetapkan. Kepala
Puskesmas menetapkan prosedur pengadaan barang di Puskesmas
Tim pengadaan dan pengelolaan barang
3) Menetapkan, memelihara dan mengembangkan prosedur pengadaan
barang di semua unit pelayanan
4) Menentukan pengadaan barang yang sesuai dan memenuhi kebutuhan
yang diperlukan koordinator untuk pelayanan terkait
5) Mengidentifikasi kebutuhan barang yang akan dibutuhkan diunit pelayanan
masing-masing. UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dapat
memenuhi kebutuhan barang yang diperlukan oleng pelanggan dalam
proses pelayanan
a) Menerangkan kalimat yang dimaksud dengan barang adalah
(1) Alat medis
(2) Alat non medis
(3) Obat-obatan
(4) Bahan abis pakai
(5) Alat tulis kantor
b) Menetapkan prosedur pengadaan barang untuk menentukan kebutuhan
barang yang diperlukan dalam proses pelayanan

84
c) Kegiatan pengadaan barang dilakukan oleh seksi pengadaan dan
pengadaan barang
d) Sebelum pengadaan barang dilaksanakan semua persyaratan produk
harus dibahas secara jelas
e) Perencanaan pengadaan barang harus terlebih dahulu dibuat sebelum
dilaksanakan
f) Bila kegiatan pengadaan barang melibatkan unit-unit yang lain, maka
harus dipastikan adanya kejelasan pengaturan mengenai
keterlibatan/wewenang unit-unit terkait
g) Komunikasi pada semua tahap kegiatan pengadaan barang harus
tercatat

b. Verifikasi barang yang dibeli


UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi menetapkan dan melaksanakan
aktifitas verifikasi penerimaan untuk menjamin barang atau material yang
dibeli sesuai dengan persyaratan

c. Kontrak dengan pihak ketiga


Perjanjian kerjasama adalah sebuah bisnis yang melibatkan dua orang atau
lebih dalam kegiatan bisnis tersebut, rawan memunculkan terjadinya
perbedaan. Hal ini merupakan sebuah kewajaran dalam proses kemajuan
sebuah kegiatan selama biasa disikapi dengan positif. Namun, bila disikapi
dengan negatif dan tidak dicari solusi atas perbedaan tersebut, bisa menjadi
sebuah ancaman atas kelangsungan bisnis. Disinilah pentingnya dibuat
perjanjian kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
bisnis. Perjanjian kerjasama dalam sebuah bisnis bisa dilakukan secara formal
maupun informal

d. Tujuan perjanjian kerjasama


Tujuan perjanjian kerjasama adalah untuk menghindari masalah atau untuk
menyelesaikan permasalahan yang muncul. Namun ada beberapa hal lain
yang menjadi tujuan dibuatnya sebuah perjanjian kerjasama pada berbagai
macam aktivitas manusia yang melibatkan hubungan dua belah pihak atau
lebih pada saat transaksi.
Beberapa tujuan pembuatan perjanjian kerjasama tersebut diantaranya adalah
1) sebagai acuan dalam proses kegiatan
dengan demikian, semua aktivitas yang akan dilakukan oleh semua pihak
yang terlibat dalam proses kerjasama, harus mengacu pada ketentuan
yang sudah diatur dalam surta perjanjian kerjasama

85
2) kepastian transaksi
dengan adanya surat perjanjian akan memberikan ketenangan semua
pihak dalam transaksi tersebut. Halini mengingat didalam surat perjanjian
kerjasama biasanya tercantum mengenai ketentuan bagi yang sudah
diseakati dalam proses kerjasama

3. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis


a. Pengendalian proses pelayanan klinis
1) Membuat SOP yang baku untuk setiap pelayanan klinis yang diberikan
kepada pelanggan.
2) Mempunyai buku pedoman petunjuk klinis di tiap unit pelayanan.
3) Melakukan monitoring terhadapa kepatuhan SOP
b. Validasi proses pelayanan
Melihat kembali proses layanan dalam rekam medik.
c. Identifikasi dan ketelusuran
Menggunakan rekam medis pelanggan ; buku register tiap unit pelayanan ;
inform consent ; SOP pelayanan klinis.
d. Hak dan Kewajiban Pasien
1) Hak
a) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Puskesmas
b) Mendapatkan pelayanan umum yang manusiawi, adil,dan jujur
c) Mendapatkan pelayanan medis yang sesuai standar prosedur
kedokteran
d) Mendapatkanpelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan sesuai
standar
e) Mendapatkan informasi lengkap tentang penyakitnya
f) Mendapat privasi dan kerahasian penyakit termasuk data medis
g) Menolak dan menyetujui segala tindakan selama dalam perawatan
h) Mengakhiri pengobatan dan perawatan atas tanggung jawab sendiri
i) Didampingi keluarga saat kritis
j) Mengajukan keluhan-keluahan dan memperoleh tanggapan

2) Kewajiban
a) Pasien dan keluarga berkewajiban untuk mematuhi segala peraturan dan
tata tertib Puskesmas
b) Paien berkewajiban mematuhi segala intruksi dokterdan tenaga medis
lainya dalam pengobatan

86
c) Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya
d) Pasien dan atau penanggung jawabnya berkewajiban untuk melunasi
semua imbalan atas jasa pelayanan Puskesmas
e) Pasien dan atau penanggung jawabnya memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang dibuat
e. Pemeliharaan barang milik Pelanggan (Spesimen, Rekam Medis)
Menggunakan SOP pemeliharaan barang ; melalui buku register pelayanan
dan rekam medis pelanggan.
f. Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien
1) Resiko terkait pelanggan
a) Membuat alur pelayanan
b) Memberikan nomor antrian pelanggan
c) Membuat identifikasi pasien dalam medical record pasien
d) Memberikan kartu kunjungan berobat sesuai dengan identitas pelanggan
e) Memberikan hasil tertulis dari pemeriksaan laboratorium
f) Menulis aturan minum obat
g) Memberikan KIE (konseling, informasi, dan edukasi) disetiap unit
pelayanan
2) Resiko terkait staff medis
a) Mengetahui alur pelayanan
b) membuat aturan kepegawaian
c) Memakai alat pelindung diri sesuai dengan kebutuhan
d)Tersedianya tempat cuci tangan dan dekontaminasi alat serta tempat
pembuangan limbah medis
e) Menjalankan SOP yang telah dibuat
3) Resiko terhadap karyawan
a) Mengetahui alur pelayanan
b) Membuat aturan kepegawaian
c) Mengedukasi karyawan tentang sanitasi dan kebersihan lingkungan
d) Memahami dan menjalankan tupoksi masing-masing
4) Resiko terhadap properti
a) Membuat daftar inventaris barang disetiap unit/ruangan
b) Menjauhkan barang-barang darihal yang dapat merusak baik zat korusif
maupun bukan
c) Adanya prosedur pemeliharaan dan kebersihan
d) Adanya perlindungan keamanan
5) Resiko terhadap hukum dan peraturan
a) Menginformasikan kepada karyawan mengenai peraturan yang terkait

87
b) Mengikuti dan menjalankan proses pelayanan sesuai peraturan yang
berlaku
c) Menjalankan SOP

4. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien


a. Penilaian Indikator Kinerja Klinis
1) Dilakukan dengan mengukur / menilai kinerja klinis dengan menilai
tergantung jumlah pasien di UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi.
Juga dengan pengumpulan data kepuasan pelanggan melalui kotak saran
dan kuisioner.
2) Dilakukan pengukuran tingkat kepatuhan terhadap pelaksanaan SOP
melalui monitoring oleh tim PMKP
b. Pengukuran Pencapaian Sasaran Keselamatan Pasien
Melakukan manajemen resiko yaitu mengidentifikasi resiko yang mungkin
terjadi di masing – masing unit layanan dan lingkungan Puskesmas untuk
meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja baik terhadap pasien maupun
pelayan medis.
c. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
Membuat pelaporan manajemen resiko.
d. Analisis dan Tindak Lanjut
Membuat pelaporan manajemen resiko.
e. Penerapan Manajemen Risiko
Membuat pelaporan manajemen resiko.

5. Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan


a. Umum
Semua unit upaya pelayanan kesehatan masyarakat melakukan pengukuran
terhadap kegiatannya
1) Pengukuran direncanakan sebelum dilaksanakan
2) Data kegiatan dikumpulkan untuk dianalisa
3) Hasil pengukuran/pemantauan/analisa dipakai untuk:
a) Membuktikan kesesuaian pelayanan UKP
b) Memastikan kesesuaian sistem manajemen mutu
4) Metode pemantauan/pengukuran/analisa/perbaikan dipastikan sesuai
dengan tujuan
5) Metode pemantauan/pengukuran/analisa/perbaikan dipastikan sesuai
dengan tujuan
b. Pemantauan dan pengukuran
1) Kepuasan Pelanggan

88
Pengumpulan data melalui kotak saran, kotak kepuasan dan kuisioner
2) Audit Internal
Melakukan Audit atau pemeriksaan terhadap unit yang bermasalah
3) Pemantauan dan Pengukuran Proses
Melalui tingkat kepatuhan terhadap SOP.
4) Pemantauan dan Pengukuran Hasil Layanan
Melalui indikator kepuasan pelanggan.
Dari hasil pelaporan terjadinya KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan), KTC
(Kejadian Tidak Cedera), KPC (Kejadian Potensi Cidera) dan KNC
(Kejadian Nyaris Cidera).
c. Pengendalian Jika Ada Hasil yang Tidak Sesuai
1) Dilakukan pengumpulan data .
2) Dilakukan identikasi permasalahan.
d. Analisis Data
Mencari prioritas permasalahan yang beresiko.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Menyelesaikan permasalahan sesuai urutan prioritas serta menjamin bahwa
penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan dihilangkan untuk mencegah
terjadinya kembali ketidaksesuaian. UPT Puskesmas Kecamatan Lebak
Wangi menjamin bahwa penyebab ketidaksesuaian yang mungkin timbul
dihilangkan sehingga tidak terjadi kembali kecenderungan ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan yang diambil bergantung dari dampak yang ditimbulkan
oleh kecenderungan ketidaksesuaian.
f. Tindakan Korektif dan preventif
Program perbaikan terus menerus:
1) Seluruh karyawan dan pimpinan wajib melakukan perbaikan secara terus
menerus terhadap efektivitas dan efisiensi sistem manajemen mutu sesuai
dengan tugas, tanggung jawab dan wewenangnya
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa data, tindakan koreksi
dan pencegahan, serta tinjauan manajemen
3) Penyebab-penyebab terjadinya ketidak-sesuaian dipastikan dieliminasi/
dihilangkan dan dicegah agar tidak terjadi lagi
4) Tujuan dari tindakan koreksi dan pencegahan adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja UPT
Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi secara keseluruhan
5) Upaya tindakan koreksi dan pencegahan dipastikan sesuai dengan skala
dampak yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut

89
6) Agar proses tindakan koreksi dan pencegahan berjalan lancar dan hasilnya
efektif, dipastikan prosedur tindakan koreksi dan pencegahan telah
disediakan yang mencakup hal-hal sebagai berikut
a) Meninjau ketidak-sesuaian termasuk keluhan pelanggan
b) Menentukan penyebab-penyebab masalah
c) Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
d) Menyimpan arsip tindakan koreksi dan pencegahan
e) Meninjau efektivitas tindakan koreksi dan pencegahan
7) Tim mutu bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi dan
pencegahan yang telah dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien
8) Tindakan koreksi harus sesuai dengan dampak dari masalah
9) Prosedur tindakan koreksi dipastikan dibuat

90
BAB VII
PENUTUP

Pelayanan kesehatan bermutu berorientasi pada kepuasan pelanggan atau pasien.


Dimensi mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan
maupun penyelenggara pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah
satu indiktor kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke Puskesmas tidak
lepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan .
Kualitas pelayanan publik sangat ditentukan oleh sistem dan tenaga pelayanan.
Namun ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,
sebaran, mutu dan kualifikasi, sistem pengembangan karir, dan kesejahteraan tenaga
pelaksana pelayanan. Permasalahan yang muncul menimbulkan persepsi rendahnya
kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan standar yang
ada dengan pelaksanaan pelayanan yang tidak bisa menyesuaikan.
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu,
manajemen resiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan
Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Pedoman ini menyampaikan hasil kahian tentang ketenagaan, sarana dan
pengendalian mutu pelayanan Puskesmas. Agar Puskesmas dapat menjalankan
fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses
pelayanan maupun sumber daya yang digunakan.
Demikian Pedoman Manajemen mutu ini dibuat dan disahkan oleh Kepala UPT
Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan
mengambil keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen mutu serta tugas
dan tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang
telah diberikan.
Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Lebak Wangi dan seluruh karyawan
mendukung sepenuhnya pelaksanaan sistem manajemen mutu ini sebagai komitmen
yang tidak dapat ditawar-tawar.

Ditetapkan di serang
Pada tanggal 5 Maret 2019
KEPALA UPT PUSKESMAS
KECAMATAN LEBAK WANGI

91
NUNUNG NURAENI

PEDOMAN MANUAL MUTU

Disusun Berdasarkan
Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Direktorat Mutu dan akreditasi Pelayanan Kesehatan
Tahun 2017

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LEBAK WANGI


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG 2019
Jl. Nambo - Teras Bendung Km.06 Kec. Lebak Wangi - Serang
E-mail : puskesmas.lebakwangi@yahoo.com

92
93

Anda mungkin juga menyukai