PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sistem manajemen mutu yaitu system manajemen untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi berkaitan dengan mutu,sehingga dapat dikatakan bila suatu organisasi seperti
puskesmas telah mendapatkan sertifikasi akreditasi (dari komisi akreditasi),berarti
puskesmas tersebut telah memenuhi persyaratan dan ketentuan sesuai standar akreditasi
dalam hal penyelenggaraan administrasi dan manajemen puskesmas, penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat dan penyelenggaraan kesehatan perorangan ,sehingga
diharapkan nilai kompetensi dan kinerjanya akan semakin meningkat.
Dengan adanya sertifikasi akreditasi ini tentunya akan selalu meningkatkan mutu pelayanan yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan dan diharapkan pimpinan serta semua karyawan
selalu berusaha meningkatkan pengetahuan,ketrampilan,dan perbaikan secara terus menerus
dan berkelanjutan ,sehingga konsumen/ pasien yang berkunjung ke puskesmas aman dan
terlindungi.Manual mutu ini merupakan acuan dasar yang digunakan oleh UPT.Puskesmas
Mengwi III dalam menyusun dan menarapkan sistem Manajemen Mutu untuk memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan kareditasi puskesmas.
1.Profil Organisasi
Nama Organisasi : UPT.Puskesmas Mengwi II
Alamat : Jalan Raya Sempidi,Br.Pande No.1
Telp. : 0361- 422527
Fax. : 0361 – 422257
Email :puskesmasmengwi3@gmail.com
Website : http://dikes.badungkab.go.id/dik3s4dm?pusk3sm4s/login.php
a.Gambaran Umum
UPTPuskesmas Mengwi III berdiri sejak 1 April 1992,berada dikematan Mengwi,Kabupaten
Badung yang mewilayahi satu desa dan tiga kelurahan yaitu desa Penarungan,Kelurahan
Lukluk,Kelurahan Sading,dan Kelurahan Sempidi.
Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kecamatan Abiansemal
Sebelah barat : Desa Kapal
Sebelah selatan : Desa Ubung Kaja
Sebelah Timur : Kelurahan Peguyangan
Luas wilayah Puskesmas Mengwi III adalah 14,12 km 2,saat ini UPT.Puskesmas Mengwi III
mempunyai 3 buah Puskesmas Pembantu ( Pustu ) yaitu Pustu Sading,Pustu Lukluk,dan
Pustu Penarungan.Bagi desa yang berjarak relatife jauh dari Pustu maupun
Puskesmas ,juga disediakan layanan dalam bentuk Puskesmas Keliling.
Dalam menjalankan aktivitasnya ,UPT.Puskesmas Mengwi III,Mempunyai SDM sebagai
berikut : Dokter Umum: 3 orang,Dokter Gigi: 3 orang,Sarjana Kesehatan Masyarakat: 1
1
orang,Sarjana Keperwatan :1 orang,Apoteker :1 orang,D III Keperawatan :6 orang,D III
Kebidanan :20 orang,D III Gizi:1 orang ,D III Kesling : 1 orang,D I Kebidanan : 1
orang,SPK : 1 orang,SMF: 1 orang,SPPH : 1 orang,SPRG : 2 orang,SMA : 4
orang,Cleaning Service: 6 orang,Sopir : 1 orang,LKB : 2 orang,PPTI : 1 orang.
Adapun fungsi Puskesmas diwilayah kerja sebagaimana tertuang pada pasal 5 Permenkes
RI Nomor 75 Tahun 2014,meliputi :
a).Penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan Masyaraakat) tingkat pertama
b).Penyelenggaraan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) tingkat pertama
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5,selanjutnya pasal 8 menyebutkan bahwa
puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
b.Visi Organisasi
Visi UPT.Puskesmas Mengwi III adalah “ Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Prima
Bagi Masyarakat di Wilayah Kerja UPT.Puskesmas Mengwi III”.
c.Misi Organisasi
Misi organisasi UPT.Puskesmas Mengwi III adalah sabagai berikut :
- Menggerakkan pembangunan kesehatan
- Mendorong kemandirian untuk hidup sehat bagi individu,keluarga dan masyarakat
diwilayah kerjanya
2
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,masyarakat beserta lingkungannya
- Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan
terjangkau oleh masyarakat
- Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
- Meningkatkan kuantitas,kualitas dan kompetensi SDM Puskesmas
- Meningkatkan kerjasama lintas sector.
-
d.Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT.Puskesmas Mengwi III dan Puskesmas Pembantu disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan .
Secara lengkap struktur organisasi UPT.Puskesmas Mengwi III dapat dilihat dalam
Lampiran MM.L 1,Struktur Organisasi ,serta Uraian Tugas Pegawai pada Lampiran
MM.L2,Uraian Tugas Pegawai
e.Motto
Motto UPT.Puskesmas Mengwi III adalah :“ TUNTAS”dengan penjabaran sebagai berikut :
T = Tegur,sapa dan senyum
U = Utamakan kepentingan pasien
N = Lingkungan yang Nyaman,bersih dan aman
T = Tanggung Jawab
A = Aktif dan melibatkan masyarakat
f.Tata Nilai
Tata Nilai yang ditanamakan dalam menyelenggarakan pelayanan puskesmas
adalah :“3K”,yaitu :
- Kedisplinan
- Kebersihan
- Kerjasama/kekompakan
2.Kebijakan mutu
Kebijakan Mutu dan Keselamatan Pasien :
- Kepala Puskesmas dan seluruh penanggungjawab UPK dan penanggungjawab UKM
wajib berpartisipasi dalam program mutu mulai dari
perencanaan ,pelaksanaan,monitoring dan evaluasi
- Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program mutu yang
diselenggarakan diseluruh jajaran puskesmas
- Perenccanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran UPT.Puskesmas Mengwi III dengan
pendekatan multidisiplin ,dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu
- Perencanaan mutu berisi paling tidak ;
Area prioritas berdasarkan data dan informasi,baik dari hasil monitoring dan
evaluasi indicator,maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan
mempertimbangkan kekritisan,resiko tinggi,dan kecendrungan terjadinya masalah
Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu yang terkoordinasi dari
semua unit kerja dan unit pelayanan
Pengukuran mutu dilakukan dengan pemilihan indicator,pengumpulan data untuk
kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan mutu
Indikator meliputi indicator menejerial,indicator kinerja UKM,dan indicator
klinis,yang meliputu indicator struktur,proses dan outcome
3
Upaya-upaya perbaikan mutu melalui standarisasi,peranacangan system,rancangan
ulang system untuk peningkatan mutu
Penerapan manajemen resiko pada semua lini pelayanan klinis maupun
penyelenggara UKM
Manajemen resiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel,kejadian
tidak diharapkan,kejadian nyaris cedera,dan kejadian potensial cedera
Program dan kegiatan-kegitan peningkatan mutu pelayanan klinis
termasuk,didlamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program
peningkatan mutu dan pelayanan obat
Program pelatihan terkait dengan peningkatan mutu
Rencana pertemuan sosialisasi,dan koordinasi untuk menyampaikan
permasalahan,tindak lanjut,dan kemajuan tindak lanjut yang dilaksanakan
Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien
- Perancangan system/proses pelayanan memperhatikan butir-butir dibawah ini:
Konsisten dengan visi,misi,tujuan dan tata nilai puskesmas ,perencanaan
puskesmas
Memenuhi kebutuhan pasien,keluarga dan staf
Menggunakan pedoman penyelenggara UKM, praktik klinis,standar pelayanan
klinis,kepustakaan ilmiah,dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari
Kementrian Kesehatan
Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat
Mempertimbangkan informasi dari manajemen resiko
Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan ketrampilan yang ada dipuskesmas
Dibangun berbasis praktik klinis yang baik
Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan terkait
Mengintegrasi serta menggabungkan berbagai berbagai proses dan system
pelayanan
- Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan
- Wakil Manajemen Mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien kepada kepala puskesmas setiap tribulan
- Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf,serta
mempertimbangkan kekritisan,resiko tinggi,dan potensial masalah,maka area prioritas
yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselatan pasien adalah:
Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien
Pelayanan rawat jalan
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Gawat Darurat
4
Proses pelayanan selengkapnya pada Lampiran MM.L3 Proses Pelayanan (Proses
Bisnis)
Penyelenggara layanan meliputi :
a). Penyelenggara Upaya Puskesmas terdiri atas kegiatan UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat) essensial dan UKM Pengembangan
UKM Essensial meliputi :
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan KIA Dan KB
4. Pelayanan Gizi UKM
5. Pelayanan Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
6. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
B.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Manual Mutu ini disusun berdasarkan peryaratan standar ISO 9001:2008
dan standar akreditasi Puskesmas ,mencakuo seluruh kegiatan yang bernaung dibawah
UPT.Puskesmas Mengwi III yang meliputi persyaratan umum sistem manajemen
mutu,tanggung jawab manajemen dan manajemen sumber daya.Proses layanan puskesmas
terdiri atas penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat yang meliputi: Upaya
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,pelayanan Promosi
Kesehatan,pelayanan Kesehatan Lingkungan,pelayanan Gizi,pelayanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dan pelayanan Keperawatan Masyarakat.Sedangkan
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan meliputi pelayanan pengobatan rawat jalan
dan rawat darurat serta home care.Dalam penyelenggaraan upaya pusksesmas dan
pelayanan klinis memperhatikan keselamatan pasien/pelanggan dengan menerapkan
manajemen resiko.
C.TUJUAN
Tujuan dari disusunnya Manual Mutu ini adalah sebagai berikut ;
1. Sebagai acuan/pedoman pengelolaan sistem di UPT.Puskesmas Mmengwi III
sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
2. Mencapai kepuasan pelanggan serta memenuhi peraturan yang berlaku melalui
penerapan sistem yang efektif,termasuk untuk selalu melakukan perbaikan
berkelanjutan terhadap sistem,memberikan jaminan kepuasan pelnggan dan
memberikan jaminan pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku.
3. Memelihara dan menerapkan sistem Manajemen Mutu yang memenuhi persyaratan
akreditasi puskesmas.Terhadap sistem yang telah dikembangkan ini ,akan selalu
5
dilakukan perbaikan berkelanjutan dengan memperhatikan keefektifan penerapannya
tanpa mengurangi pemenuhan terhadap persyaratan akreditasi ,untuk selalu memenuhi
kepuasan pelanggan dan pemenuhan terhadap peraturan yang berlaku
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun Manual Mutu ini adalah :
Acuan yang digunakan dalam penyusunan Pedoman Mutu ini adalah Standar Akreditasi
Puskesmas dan Persyaratan ISO 9001:2008.
1. Dokumen adalah benda berupa barang atau tulisan yang memuat informasi yang
digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi: Pedoman,Surat Keputusan Kerangka
Acuan Kegiatan Dan Standar Operasioanl Prosedur
2. Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat,berdaya guna dan berhasil guna
3. Efisiensi adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan cara ,waktu dan sumber daya
minimum dengan hasil yang optimum
4. Indikator mutu adalah target dari masing-masing bagis /ruang yang ingin dicapai
dalam kurun waktu tertentu.
Indikator mutu harus mempunyai syarat :
a. Scope yang jelas untuk bagian yang mana ,misalnya poli umum,poli gigi dan lain
sebagainya
b. Measurable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bias diukur ( baik dalam
bentuk jumlah maupun prosentase)
c. Achievable artinya indicator mutu tersebut harus tercapai
6
d. Realiable artinya indicator mutu adalah sesuatu yang nyata
e. Time Framenya harus jelas kapan seharusnya sasaran mutu tersebut harus tercapai
5. Kepuasan pelanggan adalah perasaan positive pelanggan bahwa pelayanan yang
didapatkannya telah memenuhi harapan.
6. Kebijakan mutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen yang menjadi
garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu dan aktifitas keseharian organisasi.
7. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan.
8. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses pelayanan
kesehatan di puskesmas.
9. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kesehatan (promotif),atau mencegah penyakit (preventif),atau
pengobatan (kuratif) maupun dalam rangka pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
10. Pedoman/Manual Mutu adalah dokumen yang merincikan sistem amanjemen mutu
puskesmas dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan.
11. Perencanaan Mutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
12. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
proses kegiatan.
13. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang jelas.
14. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu kegatan.
15. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
dan tujuan.
16. Tindakan perbaikan adalah tindakan untuk memperbaiki masalah yang timbul saat ini
dan langsung dilakukan tindakan untuk mencegah agar tidak terulang dimasa yang
akan datang.
17. Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian dalam rangka meningkatkan mutu.Dilakukan terhadap masalah-
masalah yang potensial dan belum pernah terjadi.Rekomendari tindakan perbaikan
(RTP) dikeluarkan melalui proses berikut :
a). Rapat Tinjauan Manajemen
b). Keluhan Pelanggan
c). Usulan dari Kepala Puskesmas /koordinator Unit
d). Rekomendasi audit dari internal audit
7
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A.PERSYARATAN UMUM
B.TATA NASKAH
8
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum terkait dengan
upaya /kegiatan.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun.Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan
program tersebut dapat lebih kuat
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan upaya/kegiatan.Tujuan umum adalah secara
garis besarnya,sedangkan tujuan khusus adalah tujuan rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
sehingga tercapainya tujuan upaya/kegiatan tersebut.Oleh Karen aitu Antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok
dan rincian kegiatan.Metode tersebut bisa Antara lain dengan membentuk
tim,melakukan rapat,melakukan audit dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan –tujuan upaya /kegiatan.Sasaran upaya/kegiatan Sasaran upaya/kegiatan
menunjukkan hasil antara yang diperlukan untuk merealisisr tujuan tertentu.
Penyusunan sasaran program perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi “ SMART” yaitu :
1. Spesifik : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,bukan
cara pencapaian.Ssaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas
sehingga dapat dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang
spesifik.
2. Measurable ; sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk memastikan
apa dan kapan pencapaian.Akuntabilitas harus ditanamkan kedalam proses
perencanaan.Oleh karenanya metodologi untuk mengukur pencapaian sasaran
( keberhasilan uapaya/kegiatan ) harus ditetapkan sebelum kegiatan terkait
dengan alasan tersebut dilaksanakan.
3. Aggressive but Attaintable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan maka sasaran harus menantang,namun tidak boleh mengandung
target yang tidak layak.Umpamanya kita bisa menetapkan sebagai suatu sasaran
“ Pengurangan kematian ,misalnya akibat TB akan dapat dicapai pada suati
tingkat tertentu” tetapi meniadakan kematian merupakan hal yang tidak dapat
dipastikan kelayakannya.
4. Reasult Oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikan hasil yang
ingin dicapainya.Misalnya : mengurangi koplain masyarakat terhadap
pelayanan OAT sebesar 50 %
5. Time Bound: sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu relative
pendek,mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan(sebaiknya kuramng
dari 1 tahun).Kalau ada upaya/kegiatan 5 ( lima ) tahun dibauat sasaran
antara..Sasaran akan lebih mudah dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses
anggaran apabila dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran
puskesmas.Seni didalam penentuan sasaran adalah menimbulkan tantangan
yang dapat dicapai.Sasaran yang terbaik adalah sasaran yang dapat mendorong
peningkatan kapasitas Puskesmas,namun dalam batas-batas kelayakan.Sasaran
9
yang baik tidak hanya akan meningkatkan upaya/kegiatan dan jasa pelayanan
yang dihasilkan,namun juga akan menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya
diri pada pelaksananya.Sebaliknya penerapan target kinerja yang tidak mungkin
dicapai akan melemahkan motivasi,membunuh inisiatif dan menghambat daya
inovasi karyawan.
10
Sop Pemberian Informasi ,SOP Pemasangan infus,SOP Pemindahan pasien dari
tempat tidur ke kereta dorong.
c. Format SOP
1. Format SOP dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang
digunakan ,contoh pada lampiran dan diberlakukan sesuai dengan akreditasi
Puskesmas ini diberlakukan
2. Format merupakankan format minimal,oleh karena itu format ini dapat diberi
tambahan agar memudahkan didalamnya melihat langkah-langkahnya dengan
bagan alir,persiapan alat dan bahan dan lain-lain,namun tidak boleh
mengurangi item –item yang ada di SOP.
3. Dokumen SOP menggunakan kertas HVS ukuran folio (33 cm x 21,5 cm )70
gram,dengan margin kiri 2,5 cm ,kanan 2 cm,atas dan bawah 2 cm,serta spasi
1,15.Pengetikan menggunakan Time New Roman ukuran 12.Kecuali penulisan
dalam table meneyesuaikan atau tidak menggunakan tidak menggunakan
ketentuan tersebut.
SOP No
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman
NIP
2.Komponen SOP
1.Pengertian
2.Tujuan
3.Kebijakan
4.Referensi
6.Prosedur/Langkah-
langkah
11
9.Unit terkait
10.Dokumen
terterkait
11.Rekaman Histori
Perubahan
NO Yang Isi Tanggal Mulai
diUbah Perubahan Diberlakukan
12
d) Referensi : berisikan dokumen eksternal sebagai acuan penyususnan SOP,bisa
berbentuk buku,perundang-perundangan ataupun bentuk lain sebagai bahan
pustaka.
e) Langkah-langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang
menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
f) Unit terkait :berisi unit-unit terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja
tersebut.Dari keenam isi SOP sebagaimana diuraikan diatas ,dapat ditambahkan
anatara lain bagan alir,dokumen tersebut.
g) Diagram alir/bagan alir ( Flow Chat ):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkah-
langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram/bagan alir untuk memudahkan dalam
pemahaman langkah-langkahnya.Adapun bagan alir secara garis besar dibagi
menjadi dua macam;yaitu : bagan alir mikro,dan bagan alir makro.
h) Dokumen terkait : berisi nama-nama dokumen yang ada kaitannya dengan SOP
tersebut.
i) Rekaman histori perubahan : berisi riwayat jika dilakukan revisi SOP
2. Diagram alir mikro/micro flow chat,menunjukan rincian kegiatan –kegiatan dari tiap
tahapan diagram mikro,bentuk symbol sebagai berikut :
− Awal kegiatan :
− Akhir keputusan :
− Keputusan : ya
− Penghubung :
− Dokumen :
− Arsip :
13
4.Tata cara pengelolaan SOP
1).SOP dikelola oleh secretariat akreditasi puskesmas
2).Setiap pokja menyerahkan SOP yang sudah dibuat untuk dibuatkan
penomoran,tandatangan Kepala Puskesmasdan stempel puskesmas.Kemudian
stempel “ASLI”dan diperbanyak ( foto copy ).Foto copy SOP distempel
“TERKENDALI” dan didistribusikan ke unit masing-masing dan diarsipkan
diunit masing-masing.
3).Pengelola SOP harus mempunyai arsip seluruh SOP ASLI Puskesmas
2. Konsideran ,meliputi :
a.Menimbang :
1). Memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuat keputusan,
2). Huruf awal kata “menimbang” ditulis huruf capital diakhiri dengan tanda
baca titik dua (:),dan diletakkan dibagian kiri,
3). Konsideran menimbang diawali dengan penomoran menggunakan huruf kecil
dan dimulai dengan kata “bahwa” dengan huruf”b” huruf kecil,diakhiri
dengan tanda baca (;)
b. Mengingat :
1) Mengingat dasar kewenangan dan peraturan perundangan yang memerintahkanpembuat
Peraturan/Surat Keputusan tersebut,
2). Peraturan perundangan yang menjadi dasarhukum adalah peraturan yang tingkatannya
sederajat atau lebih tinggi,
3). Kata “mengingat”diletakkan bagian kiri sejajar kata seimbang
4). Konsideran yang berupa peraturan perundangan yang diurutkan sesuai dengan hirarki tata
perundangan dengan tahun yang lebih awal disebut lebih dulu diawali
dengan nomor 1,2,dst,dan diakhiri dengan tanda baca (;)
3.Diktum :
a. Diktum “MEMUTUSKAN” ditulis simetris ditengah,seluruhnya dengan huruf
capital,
b. Diktum menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan sejajar dengan kata
menimbang dan mengingat,huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf
capital,dan diakhiri dengan taada baca titk dua (:),
14
c. Nama keputusan sesuai dengan judul keputusan ( kepala) ,seluruhnya ditulis
dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
4.Batang Tubuh :
a. Batang tubuh menuat semua substansi Peraturan/Surat Keputusan yang
dirumuskan dalam dictum-diktum,misalnya :
Kesatu :
Kedua :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya Peraturan/Surat
Keputusan,perubahan,pembatalan,pencabutan ketentuan dan peraturan lainnya
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran Peraturan/Surat
Keputusan ,danpada halaman terakhir ditandatangani oleh pejabat yang
menetapkan Peraturan /Surat Keputusan.
5.Kaki:
Kaki Peraturan/Surat Keputusan merupakan bagian akhir substansi yang
memuatpenandatangan penerapan Peraturan/Surat
Keputusan,Perundangan,Peraturan/Keputusan yang terdiri dari :
a. Tempat dan tanggal penetapan
b. Nama jabatan diakhiri dengan tanda koma (,)
c. Nama lengkap pejabat yang menandatangani
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dokumen atau panduan yaitu :
1. Setiap pedoman atau panduan harus harus dilengkapi dengan peraturan atau
keputusan Kepala Puskesmas untuk memberlakukan pedoman/panduan tersebut.
15
2. Peraturan Kepala Puskesmas tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala
Puskesmas.
3. Setiap pedoman /panduan sebaiknya dilakukan evaluasi minimal 2-3 tahun sekali
4. Bila Kementrian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/panduan untuk suatu
kegiatan/pelayanan tertentu,maka Puskesmas dalam membuat pedoman/panduan
wajib mengacu pada pedoman/panduan yang diterbitkan oleh Kementrian
Kesehatan.
5. Format baku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan sebagai berikut :
a. Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
Kata Pengantar
BAB.I Pendahuluan
BAB.II Gambaran Umum Puskesmas
BAB.III Visi,Misi,Tata Nilai dan Tujuan Puskesmas
BAB IV.Struktur Organisasi Puskesmas
BAB V.Struktur Organisasi Unit Kerja
BAB VI. Uraian Jabatan
BAB VII.Tata Hubungan Kerja
BAB VIII.Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil
BAB IX.Kegiatan Orientasi
BAB X. Pertemuan /Rapat
BAB XI.Pelaporan :
1.Laporan Harian
2.Laporan Bulanan
3.Laporan Tahunan
BAB.I.Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Tujuan Pedoman
C.Sasaran
D.Ruang Lingkup Pedoman
E.Batasan Operasional
BAB.V Logistik
16
BAB.VI Keselamatan Sasaran Kegiatan/Program
BAB.Penutup
C. PENGENDALIAN DOKUMEN
Pengendalian Dokumen Internal
Secara umum dokumen –dokumen dalam system manajemen mutu yang meliputi:
- Dokumen Level I : Kebijakan/Surat Keputusan
- Dokumen Level II : Pedoman/Manual Mutu/Kerangka Acuan Kegiatan
- Dokumen Level III : Instruksi /Standar Operasional Prosedur (SOP)
- Dokumen Level IV : Rekaman0rekaman sebagai catatan pelaksanaan
kebijakan,pedoman dan prosedur.
Dokumen system manajemen mutu dipastikan terkendali
a)Dokumen system manajemen mutu adalah dokumen – dokumen yang memuat informasi
yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan operasional pelayanan kesehatan
dan kegiatan pendukungnya.
b) Pengendalian dokumen dimaksudkan agar dokumen sistem manajemen mutu yang
dipergunakan adalah dokumen yang sah dan berlaku.
c)Cara pengedalian dokumen diatur dalam “Prosedur Pengendalian Dokumen dan
Rekaman”
d) Prosedur pengendalian dokumen dan rekaman mengatur hal-hal sebagai berikut :
- Cara pembuatan dokumen
- Cara pengesahan dokumen sebelum digunakan
- Peninjauan ulang dan revisi dokumen
- Pendistribusian dokumen
- Identifikasi dan keterselusuran dokumen
- Penanganan dokumen eksternal
- Penyimpanan dokumen yang sudah tidak berlaku
e) Manual mutu dan dokumen eksternal yang terkait dengan SMM dikendalikan secara
tersentral oleh Manajemen Representatif.
17
1.Proses Penyusunan Dokumen
Penanggung jawabadministrasi manajemen ,penanggungjawab upaya kesehatan masyarakat
dan penanggungjawab upaya klinis :
a. Mengkoordinasikan masing-masing pokja untuk melakukan penyusunan dokumen
yang telah disepakati.
b. Melakukan pembahasan dan pemeriksaan terhadap dokumen yang telah disusun
dimasing-masing pokja.
c. Menyerahkan dokumen yang telah disusun kepada penanggung jawab manajemen
mutu untuk dilakukan pemeriksaan.
Penanggung Jawab Manajemen Mutu / Wakil Manajemen Mutu :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang telah disusun oleh masing-
masing pokja
b. Jika setuju,maka Penanggung Jawab Manajemen Mutu /Wakil Manajemen Mutu
memberikan persetujuan.
c. Pada dokumen selanjutnya meminta persetujuan Kepala Puskesmas
d. Bila tidak setuju,maka melakukan penolakan dokumen dan dikembalikan untuk
di revisi.
3.Pengesahan Dokumen
a. Kepala Puskesmas menerimadokumen yang telah diperiksa oleh
penanggungjawabmanajemen mutu,untuk disetujui
b. Jika setuju,maka Kepala Puskesmas melakukan persetujuan dengan menandatangani
dokumen.
c. Jika tidak setuju,maka Kepala Puskesmas melakukan penolakan dan dikembalikan
kepada penanggungjawab manajemen mutu untuk direvisi.
4.Penerbitan
a. Setelah mendapat pengesahan/persetujuan ,dokumen diterbitkan dan diperbanyak oleh
Wakil Manajemen kepada semua pihak yang berkepentingan
b. Unit/bagian yang menerima distribusi salinan dokumen harus menandatangai formulir
tanda bukti penerimaan dokumen. Dokumen asli disimpan dalam arsipkhusus oleh
Wakil Manajemen.
c. Wakil Manajemen mengisi daftar induk dokumen.Daftar induk ini selalu diperbaharui
jika ada perubahan.
5.Distribusi
a. Semua dokumen system manajemen mutu harus didistribusikan secara tercatat
sesuaiketentuan yang telah disepakati.Formulir pendistribusikan dapat
mengikutiformat yang telah ditetapkan.
b. Setiap dokumen system manajemen mutu harus diberikan status dengan jelas pada
setiap halaman dengan menggunakan cap warna biru untuk dokumen TERKENDALI
agar mudah dikenal dan untuk menunjukkan dokumen tersebut yang
berlaku.Sedangkan cap warna biru untuk dokumen TIDAK DIKENDALIKAN dan
cap warna merah untuk dokumen KADALUARSA.
c. Penerima dokumen tercantum pada halaman pertama dokumen yang didstribusikan
18
d. Daftar penerima dokumen dituangkan dalam daftar penerima dokumen yang
dikelola/disimpan disekretariat.
e. Bila akan dilakukan peminjaman dokumen ,maka orang yang akan meminjam
dokumen harus mengisi formulir peminjaman dokumen dengan persetujuan Wakil
Manajemen.
D.PENGENDALIAN REKAMAN
Semua catatan /rekaman implementasi kegiatan mutu dikelola dengan baik
a) Rekaman adalah dokumen berisi catatan hasil pelaksanaan kegiatan dan digunakan
sebagai bukti kegiatan telah dilaksanakan
b) Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan UPT.Puskesmas Mengwi III.
c) Rekaman dipastikan aman,teridentifikasi dengan jelas dan ditaat dengan rapi sehingga
mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan
d) Rekaman yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing unit.
e) Pencegahan penggunaan dokumen kadaluarsa melalui identifikasi khusus dan
pemusnahan.
BAB III
19
A.Komitmen Manajemen
Kepala UPT Puskesmas Mengwi III,penaggungjawab manajemen mutu,penaggungjawab
upaya pelayanan klinis,penanggungjawab upaya,dan seluruh karyawan puskesmas
bertanggungjawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini
secara konsisten dan konsekuen untuk mendukung pencapaian sasaran yang
diinginkan.Untuk iui maka UPT.Puskesmas Mengwi III mewajibkan semua unit untuk :
a) Mengkomunikasikan kepada seluruh staf tenteng pentingnya mutu dan kepuasan
pelanggan
b) Memastikan seluruh staf memahami esensi sistem manejemen mutu
c) Melakukan evaluasi untuk melihat efektifitas sistem manajemen mutu
d) Memastikan tersedianya sumberdaya untuk mendukung pelaksanaan sistem
e) Memastikan perbaikan terus menerus dilakukan pada semua aspek kegiatan
C.Kebijakan Mutu
Dalam menerapkan sistem manajemen mutu,UPT Puskesmas Mengwi III menetapkan
kebijakan mutu sebagai berikut :
“Dalam rangka memberikan pelayanan prima,UPT.Puskesmas Mengwi III senantiasa
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat melalui peningkatan kualitas pelayanan
dan pemanfaatan sarana prasarana secara maksimal demi terwujudnya masyarakat
yang sehat dan mandiri”
20
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tetntang mutu dan keselamatan pasien
21
g) Melakukan program promosi dan komunikasi internal kepada seluruh staf
h) Mengkoordinasikan kegiatan internal audit
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop
(minilokakarya),pertemuan,diskusi,email,sms,whats app,memo dan media lain yang
tepat untuk melaksanakan komunikasi.Komunikasi internal antar pimpinan/staf
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menunjang mekanisme
kerja,karenanya system komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan
hal-hal sebagai berikut :
a) Pimpinan unit mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya dipastikan
berjalan lancar sekurang-kurangnya 1 bulan sekali.
b) Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
c) Komunikasi internal juga digunakan untuk memberikan arahan program-program
baru,kebijakan dan aturan baru dari Dinas Kesehatan maupun Kepala
UPT.Puskesmas Mengwi III
d) Komunikasi internal diarahkan untuk mengatasi permasalahan –permasalahan
yang timbul dalam pelayanan kesehatan dan pencapaian target sasaran mutu
bulanan.
BAB.IV
TINJAUAN MANAJEMEN
22
A.Umum
Kepala UPT.Puskesmas Mengwi III ,mengkaji ulang Sistem Manajemen Mutu,sekurang-
kurangnya 2 kali dalam setahun,untuk menjamin kesinambungan kesesuaian ,kecukupan
dan efektivitas system manajemen mutu dalam pencapaian Kebijakan Mutu dan Sasaran
Mutu termasuk meninjau kemungkinan untuk pengembangan serta kebutuhan untuk
menyempurnakan Sistem Manajemen Mutu,Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu.
C.Luaran Tinjauan
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas system
manajemen mutu,peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan,dan
identifikasi perubahan-perubahan,termasuk penyediaan sumberdaya yang perlu dilakukan
BAB.V
23
A.Penyediaan Sumber Daya
Kepala Puskesmas Mengwi III berkewajiban menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pelayanan dipuskesmas .Penyediaan sumberdaya meliputi baik
untuk penyelenggaraan UKM maupun pelayanan Klinis.Untuk itu,UPT.Puskesmas
Mengwi III menjamin tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan dan
memelihara system manajemen mutu,serta senantiasa meningkatkan keefektifan
penerapan dan meningkatkan kepuasan dengan upaya memenuhi keinginan masyarakat .
Kepala Tata Usaha untuk disampaikan kepada pihak yang terkait ( Dinas Kesehatan /pegawai
yang bersangkutan )melalui mekanisme yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan dan
Kepala Puskesmas.
C.Infrastruktur
UPT.Puskesmas Mengwi III memastikan bahwa seluruh sarana pendukung yang
mencakup gedung,ruang kerja,fasilitas kerja,peralatan pelayanan kesehatan,computer
beserta kelengkapannya dan sarana lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pengelolaan dan pelayanan kesehatan senantiasa dikendalikan dan dipelihara melalui :
a) Jaminan ketersediaan atas sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mendukung
pelayanan kesehatan dalam mencapai sasaran dan persyaratan pelayanan.
b) Pemeliharaan secara teratur terhadap sarana kerja agar senantiasa dalam kondisi baik
dan siap dioperasikan.
c) Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai
ketentuan yang berlaku
d) Kepala UPT,Kepala Tata Usaha (TU),dan Penanggungjawab Unit bertanggung jawab
untuk memastikan kecukupan dan kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi
sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian yang dipimpinnya.
D.Lingkungan Kerja
a) Lingkungan kerja dikendalikan untuk mendukung komitmen mutu dan kepuasan
pelanggan
b) Pengendalian lingkungan kerja dimaksudkan agar lingkungan kerja senantiasa dalam
keadaan aman,hijau ,bersih dan rapi
c) Staf dan pimpinan berkewajiban mengupayakan dan mewujudkan agar lingkungan
kerjanya terkendali
24
d) Ka.TU adan Kepala UPT mewajibkan semua staf untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan lingkungan kerja masing-masing.
e) Setiap coordinator unit berkewajiban bertanggungjawab untuk memastikan
keberhasilan dan kerapihan lingkungan kerjanya menjadi tanggungjawabnya.
BAB.VI
25
A. Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
1. Perencanaan Upaya Kesehatan
Perencanaan upaya kesehatan dipuskesmas dilakukan setiap tahun untuk perencanaan
anggaran tahun yang akan dating dengan rumus T-2 ( Tahun min.dua ). Dengan
demikian kegiatan tahun depan direncanakan 2 tahun sebelumnya,Perencanaan upaya
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan
masalah kesehatan yang berkembang dimasyarakat .Kegiatan upaya kesehatan
bersumber dana dari pendapatan APBD Dan APBN.Sumber dana dari APBD berasal
dari Pemerintah Kabupaten Badung,sedangkan APBN dalam bentuk dana bantuan
BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan ).
3. Pengadaan
Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Prepres No.4 Tahun 2015 tentang Pengadan
Barang dan Jasa.
a) Proses pengadaan mengacu pada Perpres No.4 Tahun 2015 tentang pengadaan
barang dan jasa
b) Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim pengelola barang
c) Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku
4. Penyelenggaraan UKM
a) Pengendalian proses penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dilakukan oleh
penanggungjawab upaya puskesmas dan tim
b) Validasi proses penyelenggara upaya,dilakukan secara berkesinambungan melalui
temu pelanggan dan evaluasi masukan,kritik dan saran harian
c) Proses mengidentifikasi harus jelas sehingga mampu telusur
d) Hak dan Kewajiban sasaran /pelanggan
Hak Sasaran :
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi promotif
preventif.
2) Memperoleh informasi jelas terkait masalah kesehatan masyarakat yang
berkembang diwilayah
3) Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi,adil,jujur
tanpa diskriminasi
4) Memperoleh pelayanan yang bermutu,efektif dan efisien
5) Mengajukan usul,saranatas perlakukan yang diterima
Kewajiban Sasaran ;
26
1) Memberikan informasinya yang lengkap dan jujur tenteng masalah di
wilayah
2) Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa ( KLB )
3) Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
27
4. Agar proses tindakan koreksi berjalan lancer dan hasil efektif,dipastikan
prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup:
- Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
- Menentukan penyebab-penyebab masalah
- Merencanakan dan melaksanakan tindakan koreksi
- Menyimpan arsip tindakan koreksi
5.Koordinator Unit bertanggungjawab memastkan tindakan koreksi / pencegahan yang telah
dilaksanakan efektif
6. Tindakan koreksi/pencegahan harus sesuai dengan dampak dari masalah.
28
c. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban sasaran/pelanggan
d. Memperoleh layanan yang manusiawi,adil,jujur dan tanpa diskriminatif
e. Memperoleh pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
operasional prosedur
f. Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisiensi sehingga sasaran/pelanggan
terhindar dari kerugian fisik dan materi
g. Mengajukan pebgaduan atas kualitas pelayanan yang diperoleh
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain (second
opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktek ( SIP ) baik didalam maupun diluar
Puskesmas
i. Mendapatkan jaminan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
j. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
k. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis ,tujuan
tindakan medis,alternative tindakan,resiko komplikasi yang mungkin terjadi
l. Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang dianutkan selama hal itu
tidak mengganggu pelanggan yang lain
m. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Puskesmas
n. Mengajukan usul,saran perbaikan atas perlakuan Puskesmas terhadap dirinya
o. Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai standar pelayanan melalui
sarana yang disediakan Puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
p. Bila memungkinkan pasien behak memilih dokter,tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan terhadap dirinya
Kewajiban pelanggan:
a. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tenteng masalah kesehatan
b. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
c. Mematuhi ketentuan yang berlaku tenaga kesehatan
d. Membayar retribusi pasien yang tidak memiliki system jaminan kesehatan
29
a. Barang milik pelanggan adalah produk utama (jasa/hasil pelayanan) dan produk
pendukung ( sediaan/specimen untuk pemeriksaan laboratorium)
b. Produk utama adalah informasi dalam rekam medic pasien dan produk penunjang
adalah sediaan /specimen pemeriksaan laboratorium
c. Barang milik pelanggan dipastikan aman,teridentifikasi dengan jelas dan ditata rapi
sehingga mudah dan cepat ditemukan apabila diperlukan
2.Manajemen resiko dan keselamatan pasien
Manajemen resiko dan keselamatan pasien diperhatikan guna menghindari resiko yang
mungkin terjadi yang dapat mengancam keselamatan pasien dan petugas.
30
- Tujuan audit internal adalah untuk memastikan system manajemen mutu
diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai dengan yang telah
direncanakan;
- Tim audit dibentuk oleh Wakil Manajemen Mutu dan sudah mengikuti
pelatihan audit internal;
- Kriteria audit ,lingkup,frekuensi dan metode-metode yang akan digunakan
dipastikan ditentukan dalam prosedur audit internal;
- Program audit direncanakan oleh wakil manajemen mutu dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit yang akan
diaudit
- Audit harus dilakukan secara sitematis ,obyektif,terencana dan terdokumentasi
serta mengedepankan integritas dan independesi;
- Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah ditetapkan;
- Dalam setiap pelaksanaan audit,auditorharus memperhatikan hasil audityang
terdahulu untuk mengevaluasi efektifitas;
- Pelaksanaan audit dilakukan secara obyektif dan mengikuti ketentuan syarat
audit;
- Koordinator unit yang diperiksa bertanggungjawab untuk menidaklanjuti
temuan audit pada unitnya
- Tindakan koreksi diambil sesegera mungkin untuk mengeliminasi
ketidaksesuaian yang telah ditemukan;
- Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap tindakan-tindakan
yang telah diambil;
- Ketua tim audit bertanggungjawab dan melaporkan kepada Wakil Manajemen Mutu
31
- Data dianalisis dengan menggunakan teknik-teknik yang sesuai ,misalkan menggunakan
teknik statistic
- Analisis data dilakukan oleh setiap coordinator Unit kegiatan untuk mengetahui
tingkat kinerja masing-masing proses/melihat kesenjangan –kesenjangan yang
ada sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
- Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidaksesuaian/ketidakefektifan dan tindakan –tindakan perbaikan yang
diperlukan
- Data dianalisis.antara lain untuk memantau :
* Kepuasan pelanggan ;
* Kesesuaian terhadap persyaratan hasil pelayanan kesehatan
* Karakteristik dan kecendrungan proses,hasil pelayanan kesehatan
* Sebagai dasar untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
e).Peningkatan berkelanjutan
Seluruh petugas upaya kesehatan berkomitmen dalam upaya perbaikan yang
berkesinambungan .Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang
dalam kebijakan mutu,hasil audit,analisis data tindakan koreksi dan pencegahan
serta tinjauan manajemen.
f).Tindakan korektif dan preventif
- Penyebab terjadinya ketidaksesuaian dipastikan dieliminasi/dihilangkan dan
dicegah dari terjadi lagi
- Tujuan dari tindakan koreksi dan tindakan pencegahan adalah mencegah
terulangnya masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja UPT.secara
keseluruh
- Upaya tindakan koreksi/pencegahan dipastikan sesuai dengan skala dampak
yang dapat ditimbulkan dari masalah tersebut
- Agar proses tindakan koreksi berjalan lancer dan hasilnya efektif,dipastikan
prosedur tindakan koreksi disediakan yang mencakup :
* Meninjau ketidaksesuaian termasuk keluhan pelanggan
* Menetukan penyebab-penyebab masalah
* Merencanakan dan maelaksanakan tindakan koreksi
* Menyimpan arsip tindakan koreksi
* Meninjau efektifitas tindakan koreksi
- Koordinator Unit bertanggungjawab memastikan tindakan
koreksi/pencegahan yang telah dilaksanakan efektif
- Tindakan koreksi/pencegahan harus sesuai dengan dampak dari masalah
BAB.VII
PENUTUP
Pedoman mutu ini digunakan sebagai implementasi dari system manajemen mutu akreditasi
Puskesmas.Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan ,yang pada
akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.
32
Pembakuan system Manajemen Mutu ini ditujukan pada seluruh kegiatan penyelenggara
upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan pengobatan rawat jalan UPT.Puskesmas
Mengwi III,yang dilakukan secara lebih sistematis dan efektif melalui perencanaan yang
komprehensif. Selanjutnya system manajemen mutu ini dikendalikan ,dimonitor,dianalisis
dan dilakukan tindakan yang dipelukan untuk menjamin bahwa kinerja proses
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan pelayanan pengobatan rawat jalan
beserta kegiatan pendukungnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pengguna
jasa.
Demikianlah pedoman mutu ini dibuat oleh tim manajemen mutu UPT.Puskesmas Mengwi
III
33