TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Oleh karena itu perlu disusun program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program mutu dan
keselamatan pasien di unit kerja baik untuk pelayanan administrasi manajemen,
penyelenggaraan UKM, dan pelayanan klinis.
A. LATAR BELAKANG
1. Profil Organisasi
UPTD Puskesmas Setiamulya beralamat di jalan Raya Kecamatan
Tarumajaya Desa Setiamulya bagian utara Kabupaten Bekasi. Puskesmas
Setiamulya berdiri tahun 2015 setelah dimekarkan dari Puskesmas
Tarumajaya,. Puskesmas Setiamulya memiliki satu Puskesmas Pembantu
yaitu Pustu Setiaasih di Desa Setiaasih. Wilayah kerja Puskesmas
Setiamulya mencakuptiga desa, yaitu :
1. Desa Setiamulya
2. Desa PusakaRakyat
3. Desa Setia ASih
Secara administrative Puskesmas Setiamulya terdiri dari 3 Desa, 16 Dusun,
78 RW dan 271 RT. Puskesmas Setiamulya mempunyai luas wilayah
1894,40 Ha. Desa yang paling luas yaitu desa Pusaka Rakyat yang
mempunyai luas 742,50 Ha. Pendudukdi wilayah kerja Puskesmas
Setiamulya berjumlah 51.464 jiwa.
Wilayah Kerja Puskesmas Setiamulya
Kecamatan Tarumajaya
Keadaan Iklim
Suhu rata-rata : 280C -320C
Curah Hujan : 1635 mm
Karena berbatasan dengan Ibukota Negara, akibatnya UPTD Puskesmas
Setiamulya Kecamatan Tarumajaya menjadi spesifik apabila
dibandingkan dengan Kecamatan lain di Kabupaten Bekasi. Spesifitas ini
terutama dalam hal perkembangan pembangunan yang begitu pesat,
yang diikuti pula dengan perkembangaan masalah pola penyakit serta
masalah – masalah kesehatan perkotaan lainnya.
1. VISI
Terwujudnya masyrakat sehat diwilayah Puskesmas Setiamulya Tahun
2022
2. MISI
a. Meningkatkan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang
paripurna
b. Menigkatkan pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dan
terjaminnya keselamatan pasien
c. Melaksanakan manajemen Puskesmas yang professional dan
akuntabel
d. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral dibidang kesehatan
MOTTO
“Sukses Bersama Sehat Utama”
TATA NILAI
“ SETIA”
1. ( S ) Santun
Seluruh petugas Puskesmas harus selalu memberikan pelayanan pada
pelanggan dengan prinsip 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
2. ( E ) Empati
Seluruh petugas Puskesmas dalam memberikan pelayanan bersikap
adil tidak membeda-bedakan status sosial selalu menggelorakan
semangat pelayanan prima dan menjunjung tinggi keselamatan
pelanggan.
3. ( T ) Tanggap
Seluruh petugas Puskesmas harus memberikan Pelayanan dengan
cepat dan tepat dalam memberikan tindakan pada pelanggan.
4. ( I ) Ikhlas
Seluruh petugas Puskesmas harus memberikan pelayanan berprinsip
setiap mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan ikhlas niat ibadah
5. ( A ) Amanah
Seluruh petugas Puskesmas melaksanakan tugas dan kewajiban
sesuai dengan peraturan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kebijakan Mutu
No UPAYA KESEHATAN
KEGIATAN
MASYARAKAT ESSENSIAL
Pedoman Manajemen Mutu ini diikuti oleh seluruh pegawai UPTD Puskesmas
Setiamulya, digunakan pada Manajemen Puskesmas dan Upaya Pelayanan
Puskemas, meliputi Upaya kesehatan Perorangan, Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Jaring Jejaring. Serta diimplementasikan dengan penerapan ISO 9001: 2008 dan
standar akreditasi puskesmas.
Standar akreditasi puskesmas meliputi :
1. Persyaratan umum Sistem Manajemen Mutu
2. Perencanaan Mutu Manajemen Puskesmas
3. Perbaikan Kinerja Puskesmas
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dengan menerapkan Manajemen
Risiko.
C. TUJUAN
Tujuan dari Pedoman Mutu adalah untuk memberikan arahan atau acuan
menjalankan kegiatan operasional bagi Manajemen dan Staf Puskesmas Setiamulya
dalam penerapan sistem yang efektif serta keterkaitan antara struktur organisasi
puskesmas, kebijakan mutu, Indikator kinerja dalam penyelenggaraan pelayanan
puskesmas sesuai visi Terwujudnya masyrakat sehat diwilayah Puskesmas
Setiamulya Tahun 2022 dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap
kinerja Puskesmas untuk menjamin kepuasan masyarakat.
Adapun tujuan dari Peningkatan Mutu dan Kinerja Puskesmas adalah sebagai
berikut :
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
2. PENGESAHAN DOKUMEN
3. PENOMORAN DOKUMEN
a. Dokumen induk disimpan dalam arsip khusus yang dikendalikan oleh Koordinator
Tim Mutu dengan pemberian stempel “Dokumen Induk”. Dokumen induk ini di
arsipkan dengan membuat Daftar Dokumen Induk dan selalui diperbaharui bila
ada revisi.
b. Dokumen dapat diperbanyak oleh Koordinator Mutu kepada semua pihak yang
berkepentingan sebagai dokumen terkendali dengan diberikan stempel
“Dokumen Terkendali”.
c. Unit/ Bagian yang mendapatkan distribusi salin dokumen harus menandatangani
formulir tanda bukti penerimaan dokumen.
d. Dokumen terkendali adalah dokumen yang dikendalikan distribusinya oleh
Koordinator Mutu, tercatat keberadaannya, digunakan sebagai pedoman kerja
selama belum mengalami revisi, dan diperbaharui bila mendapat revisi.
e. Dokumen tidak terkendali adalah dokumen yang distribusinya tidak dikendalikan
oleh Koordinator Mutu, digunakan untuk informasi yang disebarluaskan, tidak
diperbaharui bila tidak mendapatkan revisi
f. Untuk Penyimpanan dokumen terkendali menggunakan Map Dokumen Pokja :
Pokja Manajemen : Warna Merah
Pokja UKM : Warna Kunung
Pokja UKP : Wakna Hijau
C. PENGENDALIAN REKAMAN
1. Semua rekaman/arsip/catatan mutu dikelola dengan baik .
2. Catatan atau rekaman merupakan hasil pelaksanaan kegiatan.
3. Tujuan pengendalian rekaman adalah untuk memastikan semua data kegiatan dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
4. Rekaman dipastikan teridentifikasi dengan jelas dan ditata dengan rapi sehingga
mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
5. Rekaman yang ada pada unit dikendalikan oleh masing-masing ketua masing –
masing pokja yang juga merupakan bagian dari tim mutu.
6. Rekaman keseluruhan pokja juga di simpan oleh Koordinator Mutu dan di
kendalikan.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
C. KEBIJAKAN MUTU
I MANAJEMEN
1 Kesesuaian kompetensi pegawai 100% sesuai kompetensinya
dengan tugas yang diembannya
2 Peningkatan Kompetensi Pegawai Peningkatan kompetensi 100%
seluruh petugas UPTD Puskesmas
Setiamulya
3 Tercapainya akreditasi puskesmas Lulus terakreditasi
4 Indeks Kepuasan Masyarakat Tercapainya IKM dengan nilai baik
BOP 100 %
BOK 100 %
JKN 100 %
Organisasi Puskesmas terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha, Koordinator Mutu, Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Koordinator
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) dan Koordinator Jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam Pelayanannya jenis tenaga yang ada di
Puskesmas adalah tenaga dengan Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional, Pegawai Tidak
Tetap (PTT), Tenaga Harian Lepas dan Tenaga Sukarelawan.
A. Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling
rendah sarjana, memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat, dengan masa
kerja minimal 2 (dua) tahun, dan telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas. Kepala
Puskesmas ditetapkan oleh Bupati.
C. Koordinator Mutu
Koordinator Mutu membawahi Tim Mutu baik di Manajemen, UKM dan UKP. Dimana
Tim Mutu secara keseluruhan ini membawahi Tim Manajemen Resiko, Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien, serta Tim Umpan Balik.
D. Koordinator UKM
UKM terdiri dari UKM Essensial dan UKM Pengembangan. Koordinator UKM
membawahi Pemegang Program UKM Essensial dan Pengembangan:
UKM Essensial :
1. Penanggung Jawab Program Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Penanggung Jawab Program Kesehatan Lingkungan (Kesling)
3. Penanggung Jawab Program KIA-KB (yang bersifat UKM)
4. Penanggung Jawab Program Gizi (yang bersifat UKM)
5. Penanggung Jawab Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P)
6. Penanggung Jawab Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(Perkesmas)
UKM Pengembangan :
1. Penanggung Jawab Program Kesehatan Khusus (Indra dan Jiwa)
2. Penanggung Jawab Program Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
3. Penanggung Jawab Program Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
4. Penanggung Jawab Program Kesehatan Kerja dan Olah Raga (Kesja&Or)
5. Penanggung Jawab Program Kesehatan Lanjut Usia (Lansia)
6. Penanggung Jawab Program Kesehatan Haji
7. Penanggung Jawab Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis)
F. Koordinator UKP
UKP terdiri dari pelayanan kuratif dalam gedung, kefarmasian dan laboratorium.
Koordinator UKP membawahi penanggung jawab pelayanan sebagai berikut :
H. PEJABAT FUNGSIONAL
Tenaga Fungsional yang mendapat tugas dari Bupati sebagai tenaga medis dokter,
dokter gigi, perawat, bidan , perawat gigi, gizi, dan kesehatan masyarakat (promkes, kesling
dan surveillance),pranata laboratorium, farmasi.
Koordinator tim mutu mendapat otoritas yang cukup untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya mengkoordinasikan semua karyawan melaksanakan tugas sesuai
dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan. Adapun uraian tugas koordinator tim mutu
sbb :
Anggota : 1. Kamaludin,S.Kep
2. Iwan Suhadi,S.Kep
3. Caswito,S.Kep
4. Susti Eni,AmdKeb
5. Nenenng Yusnita,AmK
6. Syarifudin
2. Hj.Enda Ratnasari,S.Tr.Keb
3. Eva S.J Lestari,AmdKeb
4. Emih Nurjanah,AmdKep
5. Hj.Munawaroh,AmdKeb
6. Enjang Mulyadi,AmdKeb
7. Damayanti,AmdKeb
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Kepala Puskesmas menetapkan dan memastikan proses komunikasi sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Puskesmas dan dijalankan untuk mengefektifkan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas, sesuai matriks internal komunikasi yang ditetapkan.
Komunikasi internal antar pimpinan dengan karyawan merupakan kegiatan yang
sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem komunikasi
dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebagai berikut:
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
1. Wakil manajemen mutu memimpin rapat tinjauan manajemen dan memutuskan hal
– hal yang dibahas di dalam Rapat Tinjauan Manajemen Puskesmas yang dilakukan
setahun 2 kali.
2. Wakil manajemenmutu melaksanakan dan mendokumentasikan pelaksanaan rapat
tinjauan manajemen.
3. Wakil manajemenmutu menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur
tinjauan manajemen.
4. Wakil manajemenMutu mengkoordinasikan kasubag TU, ketua upaya kesehatan
perorangan, upaya kesehatan masyarakat, jaring jejaring, dan penanggung jawab
program
5. Tinjauan manajemen dipastikan terdokumentasi atau dinotulenkan.
6. Agenda tinjauan manajemen ditentukan jauh hari sebelum evaluasi dilaksanakan.
7. Agenda tinjauan manajemen mencakup antara lain hal-hal sbb:
a. Hasil internal audit
b. Umpan balik pelanggan (Keluhan pelanggan dan hasil pengukuran
kepuasan pelanggan).
c. Kinerja proses dan kesesuaian hasil pelayanan,
d. Pembahasan Kebijakan dan Sasaran Mutu
e. Status Tindakan perbaikan dan pencegahan.
f. Tindak lanjut Tinjauan Manajemen sebelumnya.
g. Perubahan yang berdampak pada Sistim Manajemen Mutu dan Lingkungan
h. Peluang untuk peningkatan
hasil audit internal
umpan balik / keluhan pelanggan
kinerja proses/ hasil pelayanan
proses sasaran mutu
hasil tindakan koreksi/pencegahan
tindak lanjut dari hasil tinjauan sebelumnya
rencana perubahan/ perbaikan Sistem manajemen Mutu
C. LUARAN TINJAUAN
BAB V
Manajemen bertanggung jawab dalam penyediaan sumber daya baik sumber daya
manusia, infrastruktur ( sarana dan prasarana ), maupun lingkungan agar sistem
manajemen mutu yang dilakukan dapat berjalan lancar.
C. INFRASTRUKTUR
2. Pemeliharaan
D. LINGKUNGAN KERJA
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Akses UKM :
Pengukuran Kinerja :
INDIKATOR PROGRAM
PROGRAM ESENSIAL
TARGET (%)
No. INDIKATOR
B KESEHATAN LINGKUNGAN
C KIA /KB
1 Cakupan K1 100%
D GIZI
E IMUNISASI
2 Cakupan bayi dan balita batuk & sesak yg dihitung nafas 80%
7 Proporsi MB <10%
E KESEHATAN INDRA
F USIA LANJUT
G HAJI
3 Rockspot 100%
H SURVEILANCE
Penanganan kasus :
1. Chikungunya 100%
2. Fillariasis 100%
4. Rabies 100%
J PROLANIS
Rapat Tinjauan Manajemen yang dilakukan 3 kali setahun, terintegrasi dengan UKM
khususnya mengenai capaian program UKM, perbaikan kinerja, audit internal, serta umpan
balik sasaran dan lintas sektor. Dalam tinjauan manajemen juga melihat sistem
manajemen mutu UKM dan perubahan kebijakan apabila diperlukan.
- Tatap muka misalnya dalam penyuluhan luar gedung dan dalam gedung
- Pertemuan misalnya kunjungan rumah rapat lintas sektor, ataupun melalui survey
program.
- Melaui alat media seperti brosur, Wa online, sms, telepon, email
3. Pembelian
Kebijakan Kepala UPTD Puskesmas Setiamulya :
- Menetapkan prosedur pembelian / pengadaan barang dan jasa sesuai dengan Keppres
nomor 54 tahun 2010 , Perpres nomor 70 tahun 2012 dan Perpres nomor 5 tahun 2015.
- Menetapkan bahwa yang dimaksud barang adalah : alat kesehatan, obat – obatan, alat
medis dan non medis. Sedangkan yang dimaksud jasa adalah perawatan / perbaikan
alat-alat baik medis maupun non medis.
- Menetapkan dengan jelas informasi pengadaan dengan produk yang dibeli termasuk
persyaratan – persyaratan untuk persetujuan atau kualifikasi dari barang dan jasa yang
dibutuhkan.
- Memastikan kecukupan persyaratan pengadaan sebelum dilakukan proses pengadaan.
- Mengidentifikasi, melaksanakan pemeriksaan atau aktifitas yang diperlukan untuk
memastikan dan menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.
- Dalam pengadaan barang menggunakan e-katalog dan sesuai forpus. Sedangkan untuk
pembelian bahan habis pakai (BHP) dalam skala kecil dapat dilakukan pengadaan
langsung menggunakan suplyer yang memenuhi kriteria mutu.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian Proses Penyelenggaraan
Melaksanakan Pelayanan Kesehatan sesuai jenis pelayanan dan indikator program yang
ditetapkan & di bawah kondisi yang terkendali meliputi :
- Ketersediaan informasi yang menjelaskan tentang jenis program
- Perencanaan kegiatan yang meliputi tujuan, waktu, sasaran dan indikator keberhasilan
- Sarana dan prasarana yang digunakan secara tepat
- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Setiap penyerahan barang milik pelanggan disertai dengan bukti penerimaan dari pasien
dengan menandatangani di buku register /formulir.
Mengidentifikasi faktor risiko di setiap program UKM, dan Penerapan manajemen resiko
diterapkan pada program prioritas yaitu program yang mempunyai grading risiko terbesar.
Penerapan manajemen risiko menggunakan FMEA
Monitoring dan evaluasi program sebagai bentuk pengendalian hasil tidak sesuai.
Evaluasi hasil ketidaksesuaian dibahas di lokakarya rutin bulanan dan rapat tinjauan
manajemen.
d. Analisis data
Dalam penerapan sistem manajemen mutu, setiap laporan hasil kegiatan upaya
kesehatan masyarakat di Analisa dan dilakukan perencanaan perbaikan dan
pencegahan. Menetapkan dan memelihara tindakan yang diperlukan untuk untuk
memastikan ketidaksesuaian tidak terulang kembali. Mencatat hasil tindakan yang
dilakukan. Meninjau tindakan koreksi yang dilakukan. Mengevaluasi keefektifan tindakan
tersebut
e. Peningkatan berkelanjutan
Pedoman ini menjelaskan sistem peningkatan berkelanjutan yang tidak lepas dari
tindakan koreksi dan tindakan pencegahan untuk penerapan sistem manajemen mutu
puskesmas dan kinerja puskesmas, yaitu berupa evaluasi pelaksanaan tindakan korektif,
dan rencana koreksi berkelanjutan.
f. Tindakan korektif
g. Tindakan preventif
Adanya komunikasi dan interaksi yang baik antara petugas dan pelanggan dalam hal
ini pengguna pelayanan puskesmas mulai dari
a. Ketersediaan / akses mendapatkan pelayanan kesehatan
b. Ketersediaan informasi yang jelas tentang semua pelayanan kesehatan pasien
di puskesmas, baik melalui brosur, spanduk, banner, maupun dari customer
service.
c. Adanya prosedur pelayanan yang sudah ditetapkan, dan dilayani oleh petugas
yang berkompeten dan memenuhi kriteria.
d. Hak dan kewajiban pasien dan petugas yang jelas dan dipatuhi kedua belah
pihak.
e. Identifikasi hambatan dalam pelayanan untuk menerapkan prosedur dalam
rangka menghilangkan /meminimalisir hambatan
f. Pemenuhan kelengkapan dan pemeliharaan sarana dan prasarana baik
medis dan non medis untuk pelayanan
g. Kesehatan lingkungan yang baik dan nyaman
Untuk pengadaan barang terutama alat kesehatan dan alat prasarana lainnya
menggunakan sistem e katalog maupun pembelian langsung dengan pihak ke 3
menggunakan MOU (Momerendum of understanding).
Mutu layanan klinis dilakukan oleh seluruh petugas puskesmas yang memberikan
layanan klinis dan Penilaian indikator mutu layanan klinis dilakukan setiap bulan dilakukan
oleh masing-masing penanggung jawab unit pelayanan. Dilakukan evaluasi setiap 3 bulan
sekali bersama tim mutu terintegrasi dalam rapat tinjauan manajemen.
14. Pustu dan Pusling Input Pcare pasien BPJS 100 % 1 Tahun
dalam pelayanan pustu
dan pusling
4. Analisis data
Puskesmas Setiamulyamelakukan analisis data untuk mengetahui kemajuan
pencapaian pelayanan klinis dan keselamatan pasien, hasil survey keluhan pelanggan,
dan umpan balik dari kotak saran, dan ketidaksesuaian pada proses pelayanan lainnya
dengan melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan dalam penerapan Sistem
Manajemen Mutu.
5. Peningkatan berkelanjutan
Pedoman ini menjelaskan sistem peningkatan berkelanjutan yang tidak lepas dari
tindakan koreksi dan tindakan pencegahan untuk penerapan sistem manajemen mutu
puskesmas dan kinerja puskesmas, yaitu berupa evaluasi pelaksanaan tindakan korektif,
dan rencana koreksi berkelanjutan.
6. Tindakan korektif
Melakukan tindakan koreksi untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
untuk mencegah terulang kembali. Tindakan koreksi harus sesuai dengan faktor
ketidaksesuaian terulang kembali.
Menetapkan SOP terdokumentasi untuk pengendalian tindakankoreksi dengan:
- Meninjau ketidaksesuaian (termasuk keluhan pelanggan)
- Menetapkan penyebab ketidaksesuaian
- Menetapkan dan menerapkan tindakan yang diperlukan
- Menyelidiki akar penyebab ketidaksesuaian untuk memastikan
ketidaksesuaian terulang kembali
- Mencatat hasil tindakan yang dilakukan
- Meninjau tindakan koreksi yang dilakukanMengevaluasi kebutuhan
akan tindakan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian
- Menetapkan tindakan pencegahan yang dilakukan
- Meninjau tindakan pencegahan yang dilakukan
7. Tindakan preventif
METODE
Metoda dalam peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan pasien adalah
sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja dan tindak lanjut dengan melalui analisis terhadap capaian
kinerja kemudian dilanjutkan dengan penyusunan rencana perbaikan,
pelaksanaan perbaikan, memonitoring dan menilai hasil perbaikan, dan tindak
lanjut, mengikuti siklus PDCA.
b. Menindak lanjut masukan dan keluhan pengguna dan masyarakat megikuti siklus
PDCA.
c. Upaya perbaikan dilakukan melalui tindakan korektif dan tindakan preventif.
d. Menerapkan manajemen risiko baik pada pelayanan manajerial, UKM, dan UKP,
dengan tahapan : menetapkan lingkup manajemen risiko, melakukan analisis
risiko, dan menindak lanjuti. Manajemen risiko diterapkan baik secara reaktif
maupun proaktif. Upaya proaktif dilakukan sebelum ada kejadian dengan
menganalisis kemungkinan terjadinya risiko dengan menggunakan metoda
FMEA, sedangkan upaya reaktif dilakukan untuk mengatasi kejadian yang sudah
terjadi dan mencegah terulangnya kejadian dengan menggunakan metoda RCA.
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman Manajemen mutu dan perbaikan kinerja ini dibuat dan telah
disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.