PEDOMAN MUTU
Nomor PD/ADM/01/05/2016
Revisi Ke 00
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas Susukan terletak di Jl. K.H. Umar Imam Puro No 96 Susukan, 60 Km dari
Ungaran (Ibukota Kab. Semarang) dan 80 Km dari Kota Semarang (Ibukota propinsi Jawa
Tengah). Wilayah kerja Puskesmas Susukan meliputi seluruh wilayah Kecamatan Susukan yang
berbatasan dengan :
Utara : Kecamatan Suruh Kab. Semarang
Timur : Kecamatan Karanggede Kab. Boyolali
Selatan : Kecamatan Ampel Kab. Boyolali
Barat : Kecamatan Tengaran Kab. Semarang
UPTD Puskesmas Susukan membawahi 13 wilayah kerja yaitu Desa Susukan, Desa
Sidoharjo, Desa Gentan, dan Desa Ketapang, Desa Ngasinan, Desa muncar,Desa Tawang,Desa
Badran,Desa Timpik,Desa Bakalrejo,Desa Kenteng, Desa Kemetul,Desa Koripan. Sampai awal
tahun 2016 . UPTD Puskesmas Susukan masih membawahi 4 Puskesmas Pembantu dengan
jenis pelayanan berupa promotif, preventif, kuratif. UPTD Puskesmas Susukan dengan
karyawan 49 orang, terdiri dari terdiri dari 3 0rang dokter umum, satu orang dokter
gigi, 6 orang pendidikan D3 Keperawatan, 3 orang pendidikan S1 Keperawatan, 1
orang D3 perawat gigi ,4 orang bidan Puskesmas, 13 orang bidan desa, satu orang
Asisten Apoteker, 1 orang D3 tenaga analis, satu orang D3 gizi, satu orang sanitarian
D3 kesling, 1 orang Sarjana Kesehatan Masyarakat, satu dan lainnya adalah tenaga
pekarya kesehatan.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan kewenangan
kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas operasional
pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI No
75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Kegiatan Utama Puskesmas Susukan adalah dalam usaha pelayanan kesehatan
perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan keperawatan,
pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan serta didukung dengan pelayanan kesehatan
berbasis mayarakat
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap competitor layanan
sejenis di Kabupaten Semarang, Puskesmas Susukan berusaha memenangkan persaingan
dengan cara menjaga mutu layanan, SDM, sarana prasarana, yang terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
VISI
MISI
b. Pelayanan kesehatan yang mudah adalah pelayanan kesehatan yang dapat di akses oleh
pasien dengan prosedur yang tidak berbelit-belit dan tidak menyusahkan pasien
c. Pelayanan kesehatan yang cepat adalah pelaksanaan pelayanan yang dapat diselesaikan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
d. Pelayanan kesehatan yang tepat adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan sesuai dengan kondisi atau masalah kesehatan yang di hadapi oleh
pasien.
STRUKTUR
a. Struktur organisasi Puskesmas Susukan mengacu pada Permenkes no 75 tentang 2014
sebagai berikut.
Kepala
Puskesmas
Kepala Puskesmas
Auditor Internal
TATA NILAI
PRO-AKTIF
1. PROfesional
Memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
terbaik
2. AKurat
Memberikan pelayanan secara teliti,seksama,cermat,tepat dan benar
3. Transparansi
Memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi pelayanan puskesmas
4. Inklusif
Semua program pembangunan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan
kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Puskesmas Susukan saja, Dengan
demikian seluruh komponen masyarakat harus berperan aktif meliputi lintas
sektor,organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, dan masyarakat madani
5. ResponsiF
Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah,situasi kondisi setempat, social
budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda sehingga diperlukan penanganan yang
berbeda pula.
B. KEBIJAKAN MUTU:
“Kami seluruh karyawan Puskesmas Susukan berkomitmen untuk menyelenggarakan
pelayanan yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan,
dan melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan”.
C. PROSES PELAYANAN
INDIKATOR MUTU:
100%
100%
4. Promosi kesehatan
dan pemberdayaan 17. Cakupan Desa Siaga Aktif. 80 %
masyarakat
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan Sistem
Manajemen Mutu dan standar akreditasi pukesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem
manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya. Proses pelayanan
yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Puskesmas, yang meliputi: upaya Pelayanan promosi
kesehatan, Pelayanan kesehatan lingkungan, Pelayanan KIA dan KB, Pelayanan gizi, Pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit, sedangkan Pelayanan klinis terdiri rawat jalan dan
rawat darurat. Dalam penyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis
memperhatikan keselamatan pasien/pelanggan dengan menerapkan manajemen risiko.
E. TUJUAN
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya puskesmas maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis.
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014 tentang Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Reoublik Indonesia nomor 46 tahun 2015 tentang
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691 tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah sakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269 tahun 208 tentang Rekam
Medis
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
11. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296 tahun 2008 tentang
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: standar akreditasi puskesmaS
a. Dokumen adalah benda berupa barang atau tulisan yang memuat informasi yang digunakan
untuk melakukan pekerjaan meliputi pedoman, surat keputusan, Kerangka acuan kerja dan
standar operasional prosedur. Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis
memakai tinta baik memakai tangan atau memakai media elektronik.
b. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat, berdaya guna dan berhasil guna
c. Efisiensi adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan cara, waktu dan sumber daya
minimum dengan hasil yang optimum
d. Kepuasan pelanggan adalah perasaan positif pelanggan bahwa pelayanan yang
didapatkannya telah memenuhi harapan
e. Kebijakan mutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen yang menjadi garis
besar dan pondasi rencana dalam hal mutu dalam aktifitas keseharian organisasi
f. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan
g. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses pelayanan kesehatan
di puskesmas
h. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di puskesmas dengan tujuan
meningkatkan kesehatan (promotif), atau mencegah penyakit (preventif), atau pengobatan
penyakit (kuratif) maupun dalam rangka pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
i. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu puskesmas dalam
rangka meningkatkan kepuasan pada pelanggan
j. Perencanaan mutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
k. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terlesenggaranya proses
kegiatan
l. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang jelas
m. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu kegiatan
n. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan
tujuan
o. Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai dalam jangka
waktu tertentu
Sasaran mutu harus mempunyai syarat:
Scope Jelas untuk bagian atau departemen misalnya bagian personalia, keuangan dsb.
Measurable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur ( baik dlm bentuk
jumlah ataupun persentase)
Achievable : semestinya sasaran mutu itu harus dapat dicapai
Realible : Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata
Time Frame nya juga harus jelas, kapan seharusnya sasaran itu dicapai.
p. Tindakan korektif adalah proses yang dilakukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan
q. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan dalam rangka
pencegahan suatu kesalahan
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU
A. PERSYARATAN UMUM
Puskesmas Susukan menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini disusun untuk
memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas
maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses
dalam penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggungjawab, penyediaan sumber daya,
penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun, pelaksanaan pelayanan,
dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan
evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang disusun
meliputi:
Dokumen level 1 : Kebijakan
Dokumen level 2 : pedoman/manual
Dokumen level 3 : standar prosedur operasional
Dokumen level 4 : Formulir, checklist, daftar isian, blanko
Dokumen level 5 : rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat pelaksanaan kebijakan,
pedoman, dan prosedur.
Pendendalian dokumen di puskesmas meliputi proses penyusunan dokumen,
pengesahan, penomoran, pemberlakukan, distribusi, penyimpanan, pencarian kembali,
proses penarikan dokumen yang kadaluwarsa, perubahan/revisi dan pemusnahan dokumen.
2. Pengesahan Dokumen
Kepala puskesmas menerima dokumen yang telah diperiksa oleh penanggung jawab
Manajemen Mutu melalui hardcopy untuk disetujui.
Jika setuju, maka melakukan persetujuan dengan menandatangani hardcopy
document.
Jika tidak setuju, maka melakukan penolakan dan dikembalikan kepada penanggung
jawab Manajemen Mutu untuk direvisi.
4. Pemusnahan dokumen
Mengelompokkan dokumen yang sudah tidak aktif
Memisahkan status-status mana yang masih harus disimpan di ruang rekam medis,
serta status-status mana yang sudah dapat dikeluarkan dari tempat penyimpanan di
ruang rekam medis.
Mencatat data-data yang masih diperlukan kedalam register pemusnahan.
Musnahkan status RM yang sesuai dengan daftar
Membuat berita acara pemusnahan dengan sepengetahuan Kepala Puskesmas
Pemusnahan RM dilakukan sekurang-kurangnya setiap 2 (dua) tahun terhitung dari
tanggal terakhir pasien berobat.
C. PENGENDALIAN REKAMAN
Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:
Pengidentifikasian rekaman (jenis-jenis rekaman diidentifikasikan pada masing-
masing SOP).
Penggunaan Daftar Induk Rekaman yang menguraikan dimana saja rekaman
disimpan, bagian yang bertanggung jawab, dan masa simpan rekaman.
Bentuk rekaman dan media penyimpanan, termasuk tatacara mem-backup rekaman
dalam bentuk elektronik, bila dibutuhkan.
Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal dan
terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya seluruh rekaman
bersifat rahasia.
Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tatacara penarikan rekaman yang
telah habis masa simpannya dan bagaimana cara memusnahkannya.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya,
penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan Puskesmas Susukan bertanggung
jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
Manajemen Puskesmas Susukan membuktikan komitmen untuk mengembangkan dan
meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem manajemen mutu dengan:
1. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai mengenai pentingnya memenuhi
kebutuhan pelanggan, termasuk regulasi dan prosedur yang terkait dengan fungsi
layanan melalui briefing, rapat, , papan informasi ataupun media lainnya.
2. Menetapkan pernyataan kebijakan mutu yang dijabarkan dari visi dan misi Puskesmas
Susukan
3. Menetapkan Indikator mutu, di masing-masing unit yang selaras dengan pernyataan
Kebijakan Mutu
C. KEBIJAKAN MUTU
“Kami seluruh karyawan Puskesmas SUSUKAN berkomitmen untuk menyelenggarakan
pelayanan yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan”. Kebijakan mutu dituangkan dalam surat
keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan
mutu pelayanan masyarakat.
Wewenang:
1. Menunjuk wakil manajemen mutu
2. Menunjuk tim mutu administrasi, upaya kesehatan dan klinis
Wewenang :
1. Menyusun dan mengembangkan dokumen.
2. Mengelola dan memelihara dokumen/rekaman.
3. Melakukan penjaminan mutu proses dan hasil.
4. Membantu Kepala puskesmas dalam mengendalikan proses-proses pelayanan.
Penanggung jawab administrasi
Tanggung jawab:
Menerapkan sistem manajemen mutu pada kegiatan administrasi
Wewenang:
1. Menyusun jadwal kegiatan administrasi
2. Melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan
3. Mengevaluasi kegiatan administrasi kesehatan
4. Bersama wakil manajemen mutu merumuskan SPO administrasi kesehatan
Wewenang:
1. Menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan
2. Melaksanakan kegiatan upaya kesehatan
3. Mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan
4. Bersama wakil manajemen mutu merumuskan SPO upaya kesehatan
Wewenang:
1. Menyusun jadwal kegiatan pelayanan klinis
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang berorientasi pada kepuasan pelanggan
3. Mengevaluasi kegiatan klinis
4. Bersama wakil manajemen mutu merumuskan SPO pelayanan klinis
Seluruh karyawan
Tanggung jawab:
Melaksanakan sistem manajemen mutu di semua unit dan berkomitmen untuk selalu
meningkatkan mutu pelayanan
Wewenang:
Memberi masukan kepada kepala puskesmas berkaitan dengan peningkatan mutu
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini loka karya), pertemuan, breafing
pagi, Whats App, diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan
komunikasi.
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas system
manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan pelanggan, dan
identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan sumberdaya yang perlu dilakukan.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
A. PENYEDIAAN SUMBER DAYA
Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya meliputi:
penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayanan klinis. Untuk keperluan penyediaan
SDM, proses pengajuan dilakukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Selanjutnya prosedur dan pelaksanaan rekruitmen SDM dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
C. INFRASTRUKTUR
Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan saat menunggu
antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.
D. LINGKUNGAN KERJA
Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan, keamanan dan
keasrian dengan menerapkan prinsip 5 R ( Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin ).
1. Ringkas adalah menyimpan barang di tempat masing-masing secara benar .
4. Penyelenggaraan upaya:
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya dilakukan oleh tim mutu upaya
puskesmas
b. Validasi proses penyelenggaraan upaya dilakukan secara berkesinambungan
melalui survei secara berkala kepada sasaran
c. Proses mengidentifikasi sasaran harus jelas sehingga mampu telusur
d. Hak dan kewajiban sasaran
Hak sasaran:
1. Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi promotiv dan
preventif
2. Mendapatkan informasi yang jelas terkait masalah kesehatan masyarakat yang
berkembang di wilayah
3. Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban sasaran:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatan di
wilayah
2. Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa (KLB)
3. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
e. Manajemen risiko dan keselamatan masyarakat diperhatikan guna terjadi
penularan penyakit di masyarakat
B. PELAYANAN KLINIS:
1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Perencanaan kegiatan pelayanan klinis diatur pada mekanisme RKA (rencana kegiatan
dan anggaran) yang bersumber dana APBD.
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
Adanya komunikasi dan interaksi yang baik antara petugas dan pelanggan dalam
pemecahan masalah kesehatan yang diderita pelanggan.
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang dan Jasa.
Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja.
Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang dalam
proses pengadaan barang dan jasa.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
Pengendalian proses pelayanan klinis dilakukan oleh tim mutu
Validasi proses pelayanan dilakukan secara berkesinambungan melalui survei
secara berkala kepada pelanggan.
Identifikasi dan ketelusuran
Hak dan kewajiban pasien
Hak pasien:
1. Memperoleh informasi mengenai tata terti b dan peraturan
yang berlaku di Puskesmas.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
4. Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional.
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Puskesmas.
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
lain (second opinion)
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya.
10. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap pekit yangdideritanya.
11. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risikodan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadaptindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan.
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalamperawatan di Puskesmas.
14. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Puskesmasterhadap
dirinya.
Kewajiban pasien:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas
4. Membayar retribusi bagi pasien yang tidak memiliki sistem jaminan
kesehatan
Manajemen risiko dan keselamatan pasien menjadi titik poin dalam
manajemen mutu
Demikian manual mutu ini dibuat dan telah disahkan oleh Kepala Puskesmas
untuk dijadikan ancuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan sistem manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai
dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.