I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng bertekad untuk membangun dan
menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang didasarkan pada Sistem
Akreditasi Puskesmas. Penerapan tersebut ditujukan untuk dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik dan bermutu kepada masyarakat.
Akreditasi Puskesmas Peusangan Siblah Krueng merupakan upaya peningkatan
mutu dan kinerja pelayanan yang dilakukan melalui membangun sistem
manajemen mutu (SMM), penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat, dan
sistem pelayanan klinis untuk memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan dan
peraturan perundangan yang berlaku.
Untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan maka perlu disusun peraturan internal yang menjadi dasar dalam
pelaksanaan upaya kesehatan di Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.
Regulasi internal tersebut berupa kebijakan, manual mutu, standar prosedur
operasional (SPO) dan dokumen lain yang disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku.
Manual Mutu yang disusun oleh Puskesmas Peusangan Siblah Krueng dapat
dijadikan acuan untuk mengetahui gambaran dasar Sistem Manajemen Mutu yang
diterapkan di lingkup Puskesmas Peusangan Siblah Krueng. Selain dijadikan
pedoman bagi manajemen dan pegawai Puskesmas Peusangan Siblah Krueng
dalam pelaksanaan kegiatan operasional harian, Manual Mutu ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan/ sumber informasi yang benar bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan dengan Puskesmas Peusangan Siblah Krueng.
Manual Mutu ini akan dijabarkan kembali dalam dokumen Sistem Mutu yang
lain, dimana akan dijelaskan lebih detail tata cara pelaksanaan berbagai proses
yang sudah digambarkan dalam Manual Mutu. Penyusunan Manual Mutu di
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng didasarkan pada Instrumen Akreditasi
Puskesmas.
Secara garis besar Manual Mutu ini membahas berbagai hal sebagai berikut :
a. Lingkup penerapan sistem manajemen mutu Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng dan justifikasi untuk pengesampingan yang diperkenankan (
permissible exclusions ).
b. Dokumentasi sistem mutu yang diterapkan.
c. Gambaran dan interaksi berbagai proses yang diterapkan.
d. Tujuan, Landasan hukum dan acuan dalam penyusunan dokumen mutu
1. Profil Puskesmas
Puskesmas Peusangan Siblah Krueng terletak di Jalan Lueng Daneun-
Makmur KM 01 , Desa Lueng Daneun, kecamatan Peusangan Siblah Krueng,
letaknya yang sangat strategis membuat masyarakat mudah mengakses
Pelayanan Kesehatan Masyarakat tersebut. Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng adalah Puskesmas Induk dan merupakan salah satu Puskesmas yang
ada di wilayah Kecamatan AGUS. Luas wilayah kerja Puskesmas AGUS adalah
159.46 KM2. Terdiri dari 46 Gampong, 5 Mukim. Dan untuk mempermudah
AGUSuan kerja dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka telah
dibangun sarana dan prasarana kerja meliputi Gedung Rawat Jalan (1 unit),
Gedung Rawat Inap (1 unit), Rumah Dokter (1 unit), Rumah Para Medis (1
unit), Pustu (3 unit), Poskesdes ( 19 unit), Ambulance (2 unit). Sarana dan
prasarana yang cukup memadai ini didukung pula dengan sumberdaya
manusia yang berkualitas terdiri dari : Dokter Umum ( 2 orang),drg.Gigi ( 1
orang ), Perawat ( 58 orang), Bidan (121 orang), Sanitarian ( 1 orang), Analis (
1 orang), Administasi ( 20 orang ) ,Kesehatan Masyrakat ( 8 Orang ),
Fisioterapi ( 2 orang ), Gizi ( 1 orang), Gigi ( 3 orang ), Farmasi ( 3 orang ),
Sopir ( 2 orang ). Puskesmas AGUS memberikan pelayanan kesehatan baik
didalam maupun diluar gedung (berdasarkan Permenkes RI No 75 Tahun
2014) yang meliputi : Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM esensial dan
keperawatan kesehatan masyarakat, Upaya Kesehatan Masyarakat/UKM
Pengembangan, Upaya Kesehatan Perorangan/UKP, kefarmasian dan
laboratorium dan Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan.
Jumlah penduduk:
Kecamatan AGUS
Jumlah Penduduk 29.308 jiwa
Laki-laki 14.406 jiwa
Perempuan 14.460 jiwa
kepala Keluarga 7017KK
2. Kebijakan Mutu
Pimpinan Puskesmas AGUS sepakat untuk :
1. Membentuk Tim Manajemen Mutu Puskesmas AGUS pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Bireuen , dengan susunan tim sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
2. Tim Manajemen Mutu Puskesmas AGUS,Sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu, bertugas:
a. Mempersiapkan Puskesmas / fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama untuk persiapan akreditasi.
b. Melaksanakan tugas surveilens/ pembinaan pasca akreditasi.
c. Memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen
mutu, di implamentasikan dan dipelihara.
d. Melaporkan kepada Kepala Puskesmas tentang kinerja system
manajemen mutu dan kebutuhan apapun yang diperlukan untuk
perbaikan.
e. Tanggung Jawab manajemen dapat mencakup sebagai penghubung
dengan pihak luar dalam masalah yang berkaitan dengan sistem
manajemen.
f. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Manajemen Mutu Puskesmas
AGUS bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas AGUS
Kabupaten Bireuen.
g. Masa Kerja tim Manajemen Mutu Puskesmas AGUS berlaku sejak
tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau kembali pada setiap akhir
tahun.
B. PENGENDALIAN DOKUMEN
Pengendalian Dokumen :
1. Dokumen Sistem Manajemen Mutu adalah suatu dokumen yang memuat
informasi yang bertujuan sebagai acuan dalam melaksanakan suatu
pekerjaan agar sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu.
2. Secara umum dokumen-dokumen dalam system manajemen mutu yang
disusun meliputi:
Dokumen level 1: Kebijakan
Dokumen level 2: Manual Mutu
Dokumen level 3: Standar Prosedur Operasional
Dokumen level 4: Rekaman hasil pelaksanaan kebijakan dan prosedur/Data
3. Prosedur pengendalian dokumen mengatur:
a. Pembuatan dokumen.
b. Pemeriksaan dokumen
c. Pengesahan dokumen.
d. Menetapkan status dokumen.
e. Mendaftarkan dokumen ke daftar induk dokumen.
f. Pendistribusian dokumen.
g. Penerimaan dokumen.
h. Peninjauan ulang atau revisi dokumen.
i. Penanganan dokumen eksternal.
4. Dokumen Manual Mutu, Prosedur kerja, Instruksi kerja, Sasaran Mutu,
dikendalikan oleh Wakil Manajemen di Ruang Sekretariat Mutu, sedangkan
dokumen pendukung lain seperti uraian tugas, dikendalikan oleh Sekretaris
Mutu.
5. Secara lebih lebih rinci pengendalian dokumen di Puskesmas AGUS diatur di
dalam SPO Pengendalian Dokumen
C. PENGENDALIAN REKAMAN
Pengendalian Rekaman :
1. Arsip adalah dokumen berisi informasi historis yang timbul dari kegiatan
yang telah dilaksanakan.
2. Tujuan pengendalian arsip adalah untuk memastikan semua data kegiatan
dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perbaikan.
3. Arsip dipastikan aman, teridentifikasi dengan jelas, dan ditata dengan rapi
sehingga mudah dan cepat ditemukan bila diperlukan.
4. Pengendalian rekaman di Puskesmas AGUS diatur di dalam SPO
Pengendalian Rekaman
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas dan seluruh karyawan berkomitmen untuk
menerapkan dan meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu secara
berkelanjutan, dengan cara:
C. Kebijakan Mutu
Kepala puskesmas dan seluruh karyawan menetapkan kebijakan mutu
sesuai dengan tujuan organisai dan komitmen untuk memenuhi persyaratan
dan berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
meningkatkan efektifitas sistem manajemen mutu secara berkesinambungan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Puskesmas.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal antar pimpinan/ karyawan merupakan kegiatan
yang sangat penting untuk menunjang mekanisme kerja, karenanya sistem
komunikasi dipastikan diatur dengan baik dan menekankan hal-hal sebbagai
berikut:
1. Top Manajemen mengupayakan agar komunikasi dengan bawahannya
dipastikan berjalan lancar.
2. Komunikasi diarahkan untuk peningkatan pemahaman bawahannya
mengenai sistem manajemen mutu.
3. Komunikasi diarahkan agar karyawan memahami target-target pekerjaan
yang ingin dicapai .
4. Komunikasi diarahkan untuk memastikan persyaratan yang telah
ditetapkan dipenuhi.
5. Komunikasi internal diatur secara sistematis dan terdokumentasi.
A. Umum
1. Top manajemen harus meninjau Sistem Manajemen Mutu (SMM) organisasi nya
dalam selang waktu yang telah direncanakan untuk memastikan kelanjutan
kesesuaian, kecukupan dan efektifitas.
2. Tinjauan harus mencakup penilaian kesempatan untuk peningkatan, kebutuhan
perubahan SMM termasuk kebijakan dan sasaran mutu.
3. Rekaman tinjauan medik harus dipelihara.
C. Luaran Tinjauan
Keluaran dari tinjauan manajemen ( out put tinjauan manajemen ) harus
meliputi keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan :
1. Peningkatan keefektifan dari Sistem Manajemen Mutu ( SMM ) dan
prosesnya.
2. Peningkatan dari produk yang berhubungan dengan persyaratan pelanggan.
3. Kebutuhan sumber daya
C. Infrastruktur
1. Sarana kerja/ infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai
sasaran dan persyaratan produk/ proses dipastikan terpenuhi.
2. Pemeliharaan secara teratur terhadap alat–alat medis maupun fasilitas
pendukungnya perlu dilakukan agar senantiasa dalam kondisi baik dan
siap dioperasikan.
3. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak
lanjuti sesuai prosedur yang berlaku.
4. Koordinator Unit bertanggung jawab untuk memastikan kecukupan dan
kelengkapan sarana kerja dan kelaikan kondisi sarana kerja pada bagian
yang dipimpinnya.
2. Penyelenggaraan UKM
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat dilakukan sesuai dengan
perencanaan dan target pelaksanaan kegiatan. Setiap penyelenggaraan
kegiatan dikomunikasikan secara internal dan eksternal.
Perubahan terkait penyelenggaraan UKM dikoordinasikan dan
dikomunikasikan kepada pihak terkait. Pelaksanaan kegiatan dan
pelaporan mengacu pada Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah
dibuat.
3. Sasaran Kinerja UKM
a. Pemantauan dan Pengukuran
1) Kepuasan pelanggan
a) Persepsi pelanggan dan kepuasan terhadap pelayanan yang
diberikan puskesmas dipantau secara berkala.
b) Pemantauan dimaksudkan untuk menilai dan mengukur
kinerja sistem manajemen mutu serta mengetahui apakah
persyaratan pelanggan telah dipenuhi.
c) Metoda untuk memperoleh informasi dan pemanfaatan
informasi yang diperoleh dipastikan tertuang dalam prosedur.
2) Audit internal
a) Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem manajemen
mutu diimplementasikan secara efektif dan hasilnya sesuai
dengan yang telah direncanakan
b) Rencana audit direncanakan oleh ketua tim audit dengan
mempertimbangkan tingkat kepentingan dan kekritisan unit
yang akan diaudit.
c) Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif, terencana
dan terdokumentasi serta mengedepankan integritas dan
independensi.
d) Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit yang telah
ditetapkan, yaitu 6 bulan sekali.
e) Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode yang
akan digunakan dipastikan ditentukan dalam prosedur audit
internal.
f) Koordinator unit yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak-lanjuti temuan audit pada unit-nya.
g) Tindakan koreksi diambil segera mungkin untuk
mengeliminasi ketidak-sesuaian yang telah ditemukan.
h) Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi terhadap
tindakan tindakan yang telah diambil.
i) Ketua tim audit bertanggung jawab dan melapor kepada
Manajemen Representatif
3) Pemantauan dan pengukuran proses
a) Metoda pemantauan dan pengukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas sistem manajemen mutu dilakukan
dengan cara audit internal, monitoring, konsultasi kepala
puskesmas, pengarahan kepala puskesmas dan kegiatan-
kegiatan lain yang bersifat memantau proses.
b) Hasil-hasil dari kegiatan pemantauan proses akan dievaluasi di
dalam Rapat-rapat evaluasi, lokakarya mini dan rapat tinjauan
manajemen.
c) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan
koreksi dan pencegahannya harus dilakukan untuk
memastikan kesesuaian terhadap Standar yang telah
ditetapkan.
4) Pemantauan dan pengukuran hasil layanan
a) Tujuan pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan untuk
memastikan semua persyaratan hasil pelayanan terpenuhi.
b) Pemantauan dan pengukuran hasil pelayanan dilakukan
dengan cara menetapkan sasaran mutu dan target kerja di
masing-masing layanan
c) Sasaran mutu dan target kerja di ukur secara periodic dengan
mengisi catatan pengukuran sasaran mutu dan target kerja
d) Bila hasil yang direncanakan tidak tercapai maka tindakan
koreksi dan pencegahannya harus dilakukan untuk
memastikan kesesuaian terhadap Standar yang telah
ditetapkan.
c. Analisis Data
1) Data-data proses atau implementasi sistem manajemen mutu
harus dikelola dengan baik.
2) Data dianalisis dengan menggunakan teknik-tehnik yang sesuai,
misalkan menggunakan tehnik statistik.
3) Analisis data dilakukan oleh setiap Koordinator Unit dan Tim
survey Kepuasan, untuk mengetahui tingkat kinerja masing-
masing proses sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
4) Prosedur analisis data dibuat oleh MR dan menjadi acuan bagi
semua fungsi lainnya.
5) Hasil analisis data harus mengarah pada pengidentifikasian
ketidak-sesuaian dan tindakan-tindakan perbaikan yang
diperlukan.
6) Data dianalisis antara lain untuk memantau :
a) Kepuasan pelanggan
b) Kesesuaian terhadap persyaratan pelayanan.
c) Karakteristik dan kecenderungan proses serta pelayanan rawat
jalan.
d) Kinerja pemasok
e) Sebagai dasar untuk mengambil langkah – langkah yang
diperlukan.
d. Peningkatan Berkelanjutan
1) Seluruh karyawan melakukan perbaikan secara terus menerus
terhadap efektivitas sistem manajemen mutu sesuai dengan tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya.
2) Semua perbaikan mengacu pada komitmen yang tertuang dalam
kebijakan mutu,sasaran mutu, hasil audit, analisa data tindakan
koreksi dan prevensi serta tinjauan manajemen.
e. Tindakan korektif
1) Puskemas mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi
penyebab ketidaksesuaian dalam rangka untuk mencegah
ketidaksesuaian terulang lagi.
2) Prosedur perbaikan harus mencakup :
a) Meninjau ketidaksesuaian termasuk pengaduan pelanggan.
b) Menentukan penyebab ketidaksesuaian.
c) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk memastikan
ketidaksesuaian tidak terulang.
d) Menetukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
e) Merekam hasil tindakan yang diambil.
f) Meninjau tindakan perbaikan yang diambil.
f. Tindakan preventif
1) Puskesmas menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab
potensial ketidaksesuaian untuk mencegah peristiwa tersebut.
Tindakan pencegahan harus sesuai dengan penyebab masalah yang
potensial.
2) Prosedur pencegahan harus mencakup :
a) Menentukan potensi ketidaksesuaian dan penyebabnya.
b) Mengevaluasi tindakan yang dibutuhkan untuk, mencegah
peristiwa ketidaksesuaian.
c) GMenentukan dan menerapkan tindakan yang dibutuhkan.
d) Merekam hasil tindakan yang diambil.
e) Meninjau tindakan pencegahan yang diambil
B. Pelayanan Klinis
1. Pelayanan klinis yang berorientasi pada pasien
Dalam memberikan pelayanan klinis kepada pasien, puskesmas
mengutamakan pada kebutuhan dan harapan pasien. Pelayanan klinis yang
berorientasi pada pelayanan dilakukan dengan cara:
a. Memberikan informasi lengkap terhadap jenis, alur, waktu, dan biaya
pelayanan yang diberikan
b. Mengutamakan proses komunikasi antara petugas dengan pasien
c. Memberikan kenyamanan kepada pasien selama proses pelayanan
d. Mengutamakan prinsip keselamatan pasien (patient safety) dalam
pelaksanaan pelayanan.
e. Pasien diberikan kesempatan untuk memberikan saran ataupun kritik
yang berguna bagi pengembangan pelayanan.
Demikian pedoman mutu ini dibuat untuk dijadikan acuan dalam menjalankan
Sistem Manajemen Mutu. Pedoman mutu dijalankan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab masing – masing personel dengan kapasitas dan wewenang yang
telah diberikan.
Harapan kami dengan ditetapkan dan disahkan nya manual mutu ini akan
memperkuat komitmen dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan secara terus
menerus untuk memenuhi tuntutan pelanggan/pasien.
.