Anda di halaman 1dari 7

PEDOMAN MANUAL MUTU KLINIK PRATAMA

PMI KABUPATEN WONOSOBO

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, PMI yang bekerja di
bidang kemanusiaan dan sosial, mendirikan klinik Pratama PMI pada tanggal 3
Agustus 2016 yang diketuai oleh dr Kumoro Widiati. Untuk memperkenalkan
kepada masyarakat klinik Pratama PMI mengadakan pemeriksaan dan pengobatan
gratis pada 8 September 2016 kepada pasien umum yang kurang mampu, non
BPJS dengan memberikan kupon pemeriksaan sebanyak 150 lembar kepada
masing-masing ketua RT di desa sekitar seperti desa Mudal, Krasak, Bumen,
Munggang, dan Kalibeber. Karena kebetulan klinik pratama PMI belum kerjasama
dengan BPJS. Klinik Pratama PMI Kab Wonosobo mulai kerjasama dengan BPJS
pada Agusts 2017.
Klinik Pratama PMI Kab Wonosobo adalah klinik pratama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif . Di bidang kesehatan dasar, dengan jenis
pelayanan Umum, KIA, KB, dan Laboratorium yang bekerja sama dengan Lab
Avisena. Dalam melaksanakan fungsinya, klinik Pratama PMI Kab Wonosobo
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif
berkesinambungan dan bermutu, klinik Pratama PMI Kab Wonosobo
mengutamakan upaya Promotif dan Preventif berorientasi pada keamanan dan
keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung.
Melakukan pencatatan baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan
penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan sistem rujukan serta
meningkatkan kompetensi petugas. Klinik Pratama PMI juga berfungsi sebagai
wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga lain baik administrasi maupun
fungsional terkait. Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Klinik Pratama
PMI yang tertuang dalam manual mutu Klinik Pratama PMI menjadi rujukan
untuk mewujudkan pelayanan Klinik Pratama PMI yang bermutu sesuai dengan
harapan. Semua ketentuan atau persyaratan serta kebijakan yang tertuang dalam
manual ini merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional Klinik
Pratama PMI Kab Wonosobo.
Sistem manajemen mutu ini mulai berlaku tanggal 24 September 2019.
Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses akreditasi
Klinik Pratama PMI Kab Wonosobo. Manual ini juga sebagai basis mutu semua
kegiatan dan pelaksanaan program di Klinik Pratama PMI. Semua ketentuan
maupun persyaratan serta kebijakan yang tertuangdalam Pedoman Manajemen ini
merupakan acuan untuk menjalankan kegiatan operasional klinik Pratama PMI.
Penerapana sistem manajemen mutu dimaksudkan untuk menjadikan gambaran
secara umum sistem manajemen mutu dalam mencapai komitmen mutu, sasaran
mutu, serta kepuasan pelanggan sehingga tujuan Klinik Pratama PMI secara
keseluruhan dalam aspek mutu tercapai.
1. Profil Klinik Pratama PMI
a. Gambaran umum klinik Pratama PMI
Kecamatan mojotengah terletak diantara kecamatan Garung dan
kecamatan Wonosobo, dan terdapat 2 puskesmas yaitu puskesmas
mojotengah dan puskesmas Wonosobo II. Klinik Pratama PMI Kab
Wonosobo didirikan pada tanggal 3 Agustus 2016. Klinik Pratama PMI
terletak di desa Andongsili tepatnya di Jalan Soepardjo Rustam
Andongsili, Mojotengah Wonosobo, yang memiliki luas bangunan 4556
dengan luas tanah 765 yang terdiri dari 1 unit bangunan induk. Wilayah
kerja Klinik Pratama PMI meliputi 10 desa yaitu: Karangsari, Andongsili,
Mudal, Pandansari, Limbangan, Manggisan, Keseneng, Gubragan,
Sojopuro, dan Binangun.
Klinik Pratama PMI mempunyai luas wilayah 45 km yang mempunyai
jarak tempuh ke Kota Wonosobo kurang lebih 20 km dengan waktu
tempuh yang dibutuhkan 15-20 menit, dengan menggunakan kendaraan
umum. Jarak terjauh darinKlinik Pratama PMI ke wilayak kerja kurang
lebih 2 km yg dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 atau roda 4.
b. Gambaran Khusus
Menurut Peraturan Pemerintah no 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan, di jelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri di bidang kesehatan serta mempunyai pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan kesehatan yang dalam jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Guna
memenuhi tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
profesional, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan terus menerus
ditingkatkan.
Pada tahun 2018 jumlah tenaga kesehatan di klinik Pratama PMI
bertambah hingga mencapai 10 orang yang terdiri dari: 3 Dokter Umum, 3
Perawat, 2 Bidan,1 Apoteker, dan 1 CS.
2. Kebijakan Mutu
a. Visi Klinik Pratama PMI
Klinik yang berkarakter, profesional, tangguh dan dicintai masyarakat.
b. Misi Klinik Pratama PMI

c. Struktur Organisasi
Kegiatan operasional dan interaksi fungsi-fungsi dalam menjalankan
kegiatannya dipetakan sebagaimana tampak dalam bagan (terlampir).
d. Motto
“SENYUMMU SEMANGATKU, SEHATMU BAHAGIAKU”
e. Tata Nilai
“PMI TANGGUH (Tanggap, Amanah, Netral, Gigih dalam usaha, Giat
dalam bekerja, .........., .Harmonis)”
f. Kebijakan Mutu
Untuk mencapai visi dan misi Klinik Pratama PMI kami seluruh karyawan
berkomitmen untuk:
a) Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan melakukan peningkatan
kesehatan secara berkala
b) Memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan
c) Memberikan pelayanan tepat, ramah, akurat, dan mudah dalam
memperoleh informasi
d) Menerapkan sistem manajemen mutu Klinik Pratama PMI secara
efektif dan efisien
3. Proses Pelayanan
a. Penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan
- Pelayanan Umum
- Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
- Pelayanan KB
- Pelayanan Laboratorium (yang bekerja sama dengan Lab Avisena).
b. Penyelenggara Pelayanan Klinik
- Pendaftaran dan rekam medis
- Pelayanan umum (dewasa dan lansia)
- Pelayanan kesehatan anak
- Pelayanan kesehatan ibu
- Pelayanan gigi (bekerja sama dengan drg. Sri Sutjiati)
- Pelayanan KB
- Pelayanan Laboratorium
- Pelayanan Obat
- Pelayanan gawat darurat

B. RUANG LINGKUP
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi klinik yang
meliputi : Manajemen Administrasi, UKP (Unit Kesehatan Perorangan) yang
meliputi: pelayanan medik dasar baik umum maupun khusus, (pelayanan KIA,
KB, Laboratorium yang bekerja sama dengan lab avisena), dan pelayanan klinis.
Dalam penyelenggaraan UKP dan pelayanan klinis memperhatikan sasaran
keselamatan pasien dengan menerapkan manajemen resiko.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan dalam membangun sistem
manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKP maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis di Klinik Pratama PMI Kab Wonosobo.
2. Tujuan Khusus
a. Tersusunnya Pedoman manual mutu klinik untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan perorangan.
b. Tersusunnya Pedoman manual mutu setelah diterimanya alokasi sumber
dana untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber.
c. Mendukung tercapainya visi Klinik Pratama PMI kab Wonosobo
d. Terlaksananya akreditasi UPTD Klinik Pratama PMI tahun 2020
D. LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 thn 2009 tentang Kesehatan
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015,
Tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
828/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten atau Kota.
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah: Standar
Akreditasi Klinik.
E. LANDASAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
1. Dasar pelaksanaan pembangunan kesehatan adalah:
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
2. Pemberdayaan dan kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungannya bukan saja
obyek namun sekaligus subyek kegiatan, proyek, program kesehatan. Segenap
komponen bangsa bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat serta lingkungannya. Setiap
kegiatan program kesehatan harus mampu membangkitkan peran serta
individu, keluarga, dan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu,
keluarga dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.
Dengan dasar ini setiap individu, keluarga dan masyarakat melalui
kegiatan program kesehatan difasilitasi agar mampu mengambil keputusan
yang tepat ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Warga masyarakat
harus mau bahu membahu menolong siapa saja yang membutuhan pertolongan
agar dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu
sesingkat mungkin. Di lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan perlu
diberdayakan agar mampu memberikan pertolongan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau, sesuai dengan norma sosial budaya setempat serta
tepat waktu.
3. Adil dan merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sehingga
dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya. Kesempatan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat
waktu tidak boleh memandang perbedaan ras, golongan, agama, suku dan
status soaial ekonomi seorang individu, keluarga atau sekelompok masyarakat.
4. Pengutamaan dan manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek dan program kesehatan harus
mengutamakan peningkatan dan pencegahan penyakit.
F. ISTILAH DAN DEFINISI
a. Pelanggan adalah setiap pihak yang menuntut kita untuk memenuhi suatu
standar mutu tertentu.
b. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan emosional yang menjadi
perbandingan kinerja atau hasil yang dirasakan selama memakai produk atau
jasa dibandingkan dengan segi harapannya
c. Pasien adalah orang atau individu yang mencari atau menerima perawatan
medis
d. Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan
e. Tindakan korektif adalah tindakan yang akan dilakukan setelah terjadi suatu
kegiatan.
f. Tindakan preventif adalah tindakan yang akan dilakukan sebelum munculnya
suatu kegiatan.
g. Pedoman Mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu
sesuai standar
h. Dokumen adalah catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam
suatu kegiatan
i. Rekaman adalah bagian dari dokumen yang merupakan bukti bahwa suatu
kegiatan telah dilakukan
j. Efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan
yang telah ditentukan.
k. Efisiensi adalah

Anda mungkin juga menyukai