Anda di halaman 1dari 13

PEDOMAN/MANUAL MUTU

I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
1. Profil Klinik Pratama Rawat Inap Harapan Sehat
A. Gambaran Umum Klinik Pratama Rawat Inap Harapan Sehat
Berawal dari Dokter Praktek Mandiri yang di tekuni oleh pemilik
bernama dr. Moh. Hisyam Rifqi, yang mana pertama kali praktek
dibuka pada tahun 2015 bertempat di Jalan Pahlawan No 117
Mayang, dokter Hisyam memberikan pelayanan pemeriksaan kepada
masyarakat dibantu oleh tenaga sejawat dokter, perawat dan tenaga
adminisrasi. Teman sejawat dokter yang membantu terdiri dari 2
orang, perawat 2 orang, dan tenaga administrasi 2 orang.
Praktek dibuka setiap hari, pagi hari pukul 08.00 sampai dengan pukul
11.00, sedangkan untuk sore hari pukul 16.00 sampai dengan pukul
21.00 wib. Bentuk fasilitas yang ada di tempat praktek yakni ruang
tunggu, ruang adminisrasi, ruang periksa pasien, ruang tindakan, serta
ruang pengambilan obat.
Dengan berjalannya waktu dan telah dilakukannya evaluasi terhadap
kunjungan pasien setiap bulan, menunjukkan peningkatan yang
signifikan dan mendapat respon yang baik dari masyarakat. Jumlah
kunjungan perhari mencapai 30-40 pasien, dan perbulan mencapai
700 pasien. Praktek madiri tersebut ditekuni oleh dokter hisyam
sekitar ... tahun, sampai akhirnya terpikir dibenak dokter hisyam untuk
merubah praktek mandirinya menjadi sebuah klinik. Pemikiran untuk
mendirikan klinik tidak hanya timbul dari keinginan dokter pribadi,
tetapi juga antusias pasien yang sering berobat di dokter praktik
mandiri. Maka dari itu dokter Hisyam mulai membangun klinik sejak
bulan November 2015 yang beralamatkan di jalan Mumbulsari No. 177
Mayang.
Klinik Harapan Sehat berada di bawah naungan PT. Insan Sehat
Medika yang mana di pimpin oleh Bapak H. Umar Zakki. PT. Insan
Sehat Medika sendiri berdiri pada tanggal 02 Maret 2015 dan
bersekretariatan di Jalan Pahlawan No. 117 Mayang. Proses
pembangunan Klinik Harapan Sehat berlangsung selama 1 tahun 2
bulan. Pada akhir tahun 2016, dimulailah pengrekrutan karyawan,
mulai dari dokter, perawat, bidan, tenaga medis sampai non medis
lainnya. Untuk izin operasional Klinik Harapan Sehat disahkan
beroperasi sejak tanggal tanggal 6 Januari 2017 sampai dengan 6
Januari 2022 dengan Nomor Surat yaitu 440/722/414/2017.
Klinik Harapan Sehat berada diwilayah kecamatan Mayang tepatnya
di Dusun Klayu, Desa Mayang, sedang di kecamatan Mayang ada
tujuh desa yakni Desa Mayang, Desa Tegal Rejo, Desa Sumber
Kejayan, Desa Seputih, Desa Tegal Waru, Desa Sidomukti dan Desa
Mrawan. Disamping itu di kecamatan Mayang, Klinik Harapan Sehat
juga berdampingan dengan 4 kecamatan, yakni Kecamatan
Mumbulsari, Kecamatan Pakusari, Kecamatan Silo dan Kecamatan
Kalisat.
Beberapa fasilitas kesehatan yang berada di Kecamatan Mayang
meliputi 1 fasilitas kesehatan pemerintah yakni Puskesmas Mayang,
yang memiliki 3 Pustu dan 7 Polindes, serta 2 fasilitas kesehatan
swasta yakni Klinik Harapan Sehat dan Klinik Bhakti Pratama.
Pada tanggal 31 Januari 2017 Klinik Harapan Sehat resmi di buka,
dan mulai beroperasi pada tanggal 01 Februari 2017. Beberapa
pelayanan yang ada di Klinik Harapan Sehat adalah poli umum, poli
kia/kb, poli gigi, UGD 24 jam, bersalin 24 jam, rawat inap dengan 10
kamar, apotek, laboratorium serta mobil ambulance. Klinik Harapan
Sehat dipimpin oleh seorang Direktur, dan di bantu oleh beberapa
pegawai diantaranya 3 orang dokter umum, 2 dokter gigi, 5 orang
bidan, 5 orang perawat, 1 orang apoteker, 2 orang asisten apoteker, 1
orang ahli gizi, 2 orang analis kesehatan, 1 orang dibagian
administrasi dan 2 orang dibagian office boy. Seiring berkembangnya
klinik dan meningkatnya jumlah kunjungan pasien, perbaikan mutu
pelayanan selalu di tingkatkan oleh klinik, baik dari segi SDM yang
bertambah, dan fasilitas pelayanan yang semakin berteknologi. Rata-
rata untuk kunjunan rawat jalan perhari sekitar 35 pasien, sedangkan
untuk perbulan rata-rata 900-1000 pasien. Untuk pasien rawat inap
rata-rata perhari klinik harapan sehat merawat sekitar 9-10 pasien,
sedangkan dalam dalam satu bulan sekitar 120-140 pasien. Selain
pelayanan pasien umum kami juga berkerja sama dengan BPJS
Kesehatan untuk memberikan pelayanan bagi peserta JKN KIS, baik
rawat inap maupun rawat jalan.
Pihak managemen klinik juga selalu melakukan evaluasi terhadap
pelayanan di klinik dengan langsung memberikan pertanyaan puas
dan ketidakpuasan terhadap layanan yang diberikan, dan juga
meminta kritik dan saran secara langsung. Dengan berlangsungnya
pelayanan dan evaluasi di Klinik, penilaian masyarakat terhadap Klinik
Harapan Sehat sangat baik, dari segi pelayanan yang diberikan oleh
petugas kesehatan baik pasien rawat jalan dan rawat inap.
B. Visi Organisasi
Menjadi Klinik Pratama terbaik dan berkualitas

C. Misi organisasi
1. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan menjadi tempat
pelayanan kesehatan pilihan utama masyarakat;
2. Memberikan pelayanan prima, bermutu serta berkualitas
3. Meningkatkan kualitas SDM yang handal dan bertanggung jawab

D. Motto
“Sehat Wargaku adalah Tujuan Kami”

E. Struktur Organisasi
(terlampir)
2. Kebijakan Mutu
A. Kami jajaran pengelola dan seluruh karyawan Klinik Pratama Rawat
Inap Harapan Sehat berkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan
dan harapan pelanggan. Kami berkomitmen untuk memperbaiki
proses pelayanan berdasarkan fakta.

B. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien


ada pada lampiran pedoman ini

3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)


A. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi : pelayanan
promosi kesehatan pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan KIA-
KB yang bersifat UKM, pelayanan gizi yang bersifat UKM, pelayanan
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan
pelayanan lansia.

b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis meliputi : pelayanan pemeriksaan


umum, pelayanan kesehatan gigi dan mulut, pelayanan KIA-KB yang
bersifat UKP, pelayanan gawat darurat, pelayanan gizi yang bersifat
UKP, pelayanan persalinan, pelayanan rawat inap, pelayanan
kefarmasian, dan pelayanan laboratorium.

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi Klinik, yang
meliputi: persyaratan umum system manajemen mutu, tanggung jawab
manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri dari
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi: upaya
pelayanan promosi kesehatan lingkungan, pelayanan KIA-KB yang bersifat
UKM, pelayanan gizi uang bersifat UKM, pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat,
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, dan pelayanan lansia dan Pelayanan
Klinis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan pelayanan klinis memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen risiko.
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Klinik dalam membangun
system manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun untuk
penyelenggaraan pelayanan klinis
D. Landasan Hukum Dan Acuan
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini
adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128 tahun 2004 Tentang Kebijakan
Dasar
E. Istilah dan Definisi
a. Pelanggan : orang yang membeli barang atau menggunakan jasa
(Cambridge Internasional Dictionaries)

b. Kepuasan pelanggan: menurut Philip Kotler adalah tingkat perasaan


dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja
produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan (Rambat Lupiyoadi,
2008:158 ; Manajemen Pemasaran

c. Pasien : orang sakit yang dirawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya
di tempat praktek (Yuwono; 2003)

d. Koreksi : pembetulan; perbaikan; pemeriksaan (Kamus Besar Bahasa


Indonesia)
e. Tindakan korektif : tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya
tidak terulang kembali sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari-hari
berikutnya (Maribot Tua,2002:300; Manajemen Sumber Daya Manusia)

f. Tindakan preventif : tindakan yang dilakukan untuk mendorong pegawai


menaati standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran atau
bersifat mencegah tanpa ada yang memaksakan yang pada akhirnya
akan menciptakan disiplin diri (Maribot Tua,2002:300; Manajemen
Sumber Daya Manusia)

g. Pedoman mutu : dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu


organisasi sesuai dengan persyaratan standar (Manajemen Mutu, ISO
9001:2015)

h. Dokumen : kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh


berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses
dokumentasi

i. Rekaman : bukti dilakukannya aktivitas mutu yang ditentukan


(Manajemen Mutu, ISO 9001:2015)

j. Efektivitas : menurut Susilo adalah suatu kondisi atau keadaan, dimana


dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan
yang digunakan, disertai tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan
hasil yang memuaskan (Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan
Pendapatan dan Anggaran Daerah)

k. Efisiensi : menurut Lubis suatu proses internal atau sumber daya yang
diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output.Oleh
sebab itu efisiensi dapat dikukur sebagai ratio output terhadap input
(Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran
Daerah)

l. Proses : adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara


alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahliaan
atau sumber daya lainnya, yang menghasilkan suatu hasil. Suatu
proses mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-
sifat dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya

m. Sasaran mutu : sesuatu yang dicari atau dituju, berkaitan dengan mutu
(Manajemen Mutu, ISO 9001:2015)
n. Perencanaan mutu : penetapan dan pengembangan tujuan dan
kebutuhan untuk kualitas serta penerapan sistem kualitas

o. Kebijakan mutu : suatu maksud atau arahan secara menyeluruh


sebuah organisasi tentang mutu (Manajemen Mutu, ISO 9001:2015)

p. Sarana : segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam


mencapai maksud dan tujuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
i. Prasarana : segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha,pembangunan,proyek).

II. Sistem Manajemen Mutu dan Sistem Penyelenggaraan Pelayanan:


A. Persyaratan umum
Klinik Pratama Rawat Inap Harapan Sehat menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara system manajemen mutu sesuai dengan PMK No.34 Tahun 2022.
Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan
pengendalian terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat baik penyelenggaraan upaya Klinik maupun pelayananan klinis,
yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayananan, kejelasan penanggung jawab, penyediaan
sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasar kebutuhan masyarakat/pelanggan, verifikasi terhadap rencana
yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses
pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.

B. Pengendalian dokumen
Pengendalian dokumen merupakan hal yang sangat krusial di Klinik. Hal ini
berlaku tidak hanya terkait dokumen akreditasi, namun penting diterapkan
terhadap seluruh dokumen yang digunakan di Klinik. Pengendalian dokumen
diperlukan agar dokumen dapat digunakan sebagaimana mestinya baik sebagai
acuan kerja, bukti kegiatan, bahan evaluasi dan monitoring, serta mencegah
penyalahgunaan melalui terkendalinya kerahasiaan dokumen, proses
perubahan, penerbitan, distribusi dan sirkulasi dokumen.
1. Secara umum dokumen-dokumen dalam system manajemen mutu yang
disusun meliputi :
Dokumen level 1 : Kebijakan,
Dokumen level 2 : pedoman/manual,
Dokumen level 3 : standar operasional prosedur,
Dokumen level 4 : rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.

Dalam kerangka akreditasi, dokumen diklasifikasikan menjadi dua yaitu dokumen


internal dan eksternal. Dokumen internal adalah Kebijakan, Pedoman, Standar
operasional prosedur (SOP) dan dokumen lain disusun berdasarkan peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman eksternal yang berlaku. Dokumen tersebut
digunakan untuk membangun dan membakukan sistem manajemen mutu dan sistem
manajemen pelayanan. Dokumen eksternal umumnya berupa peraturan perundang-
undangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan organisasi profesi, yang merupakan
acuan bagi FKTP dalam menyelenggarakan administrasi manajemen dan upaya
kesehatan perorangan serta khusus bagi Puskesmas untuk penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat.

Prosedur Pengendalian Dokumen di FKTP dilakukan terhadap dokumen internal


maupun eksternal dan harus ditetapkan oleh Kepala FKTP yang dijadikan acuan oleh
seluruh unit di FKTP.

1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen


Idenfikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self-assesment saat Pendampingan
Akreditasi. Hasil self-assessment digunakan sebagai acuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dokumen sesuai Standar Akreditasi FKTP. Bila dokumen sudah ada, dapat
dievaluasi kembali apakah dokumen tersebut masih efektif atau  tidak.
2. Penyusunan Dokumen
Kepala Subag Tata Usaha Klinik, Penanggung jawab Admen di Klinik Pratama dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter/ Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi, dan Penanggung
jawab UKM dan UKP bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi/ perubahan
serta penyusunan dokumen. Penyusunan dokumen secara keseluruhan dikoordinasi
oleh  tim mutu/  tim akreditasi  FKTP  dengan mekanisme sebagai berikut:
1. SOP yang telah disusun oleh pelaksana atau unit kerja disampaikan ke  tim
mutu/  tim akreditasi,
2. Fungsi tim mutu/  tim akreditasi Klinik di dalam penyusunan dokumen adalah:
 Memberikan tanggapan, mengkoreksi dan memperbaiki dokumen yang telah
disusun oleh pelaksana atau unit kerja baik dari segi bahasa maupun
penulisan,
 Mengkoordinir proses pembuatan dokumen sehingga dak terjadi duplikasi/
tumpang  ndih dokumen antar unit,
 Melakukan cek ulang terhadap dokumen yang akan ditandatangani oleh
Kepala FKTP.

3. Pengesahan Dokumen
Dokumen disahkan oleh Kepala FKTP.
4. Sosialisasi Dokumen
Agar dokumen dapat dikenali oleh seluruh pelaksana maka perlu dilakukan
sosialisasi dokumen tersebut, khusus bagi SOP, bila rumit maka untuk
melaksanakan SOP tersebut perlu dilakukan pelatihan.
5. Pencatatan Dokumen, Distribusi dan Penarikan Dokumen
Kepala FKTP menunjuk salah satu anggota Tim Mutu/ Tim Akreditasi sebagai
Petugas Pengendali Dokumen. Petugas tersebut bertanggung jawab atas:
1. Penomoran dokumen
Tata cara penomoran Dokumen Penomoran diatur pada kebijakan
pengendalian dokumen, dengan ketentuan:
 Semua dokumen harus diberi nomor, Klinik/ FKTP agar membuat
kebijakan tentang pemberian nomor sesuai dengan tata naskah yang
dijadikan pedoman,
 Pemberian nomor mengikuti tata naskah FKTP
 Pemberian nomor sebaiknya dilakukan secara terpusat.
1. Pencatatan dalam Daftar Dokumen Eksternal atau Internal
2. Menyerahkan dokumen kepada pengusul untuk menggandakan
3. Mendistribusikan dokumen yang sudah diberi stempel terkendali

Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit upaya atau
pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat digunakan sebagai
panduan dalam melaksanakan kegiatannya. Kegiatan ini dilakukan oleh  tim mutu atau
bagian Tata Usaha Klinik/ FKTP sesuai pedoman tata naskah. Distribusi harus
memakai ekspedisi dan/atau formulir tanda terima. Distribusi dokumen bisa hanya
untuk unit kerja tertentu tetapi bisa juga untuk seluruh unit kerja lainnya. Bagi Klinik
yang sudah menggunakan e-fi le maka distribusi dokumen bisa melalui jejaring area
lokal, dan diatur kewenangan otorisasi di setiap unit kerja, sehingga unit kerja dapat
mengetahui batas kewenangan dalam membuka dokumen.

1. Menarik dokumen lama apabila dokumen ini adalah dokumen pengganti serta
mengisi format usulan penambahan/ penarikan dokumen.
2. Mengarsipkan dokumen induk yang sudah tidak berlaku dengan membubuhkan
stempel “Kedaluwarsa” dan kemudian menyimpan dokumen tersebut selama 2
tahun.
3. Memusnahkan dokumen sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

6. Tata Cara Penyimpanan dokumen


1. Dokumen asli (master dokumen yang sudah dinomori dan sudah
ditandatangani) agar disimpan di sekretariat Tim Akreditasi Klinik/ FKTP atau
Bagian Tata Usaha Puskesmas/ FKTP, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di organisasi tersebut tentang tata cara pengarsipan dokumen yang
diatur dalam pedoman/ tata naskah. Penyimpanan dokumen yang asli harus
rapi, sesuai metode pengarsipan sehingga mudah dicari kembali bila
diperlukan.
2. Dokumen fotocopy disimpan di masing-masing unit, di mana dokumen
tersebut dipergunakan. Bila tidak berlaku lagi atau tidak dipergunakan maka
unit kerja wajib mengembalikan dokumen yang sudah tidak berlaku tersebut
ke sekretariat Tim mutu atau Bagian Tata Usaha sehingga di unit kerja
hanya ada dokumen yang masih berlaku saja. Sekretariat Tim Mutu atau
Bagian Tata Usaha organisasi dapat memusnahkan fotocopy dokumen yang
tidak berlaku tersebut, namun untuk dokumen yang asli agar tetap disimpan,
dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi
dokumen yang berlaku di Klinik/FKTP.
3. Dokumen di Klinik/FKTP harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat,
mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
4. Penataan Dokumen Untuk memudahkan di dalam pencarian dokumen
akreditasi Klinik/ FKTP dikelompokan masing-masing bab/ kelompok
pelayanan/ UKM dengan diurutkan setiap urutan kriteria dan elemen
penilaian, dan diberikan daftar secara berurutan.
7. Revisi atau perubahan dokumen
Revisi dilakukan setelah proses pengkajian serta harus mendapat pengesahan
sesuai pejabat yang berwenang dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap kali revisi seluruh halaman akan mengalami perubahan.


2. Isi revisi atau perubahan harus tercatat pada Riwayat Perubahan
Dokumen.
3. Tanggal terbit pada sudut kanan atas cover merupakan tanggal terbit
dokumen terkini (untuk dokumen selain kebijakan dan SOP)

C. Pengendalian rekaman
Rekam implementasi adalah dokumen yang menjadi bukti  obyektif dari kegiatan
yang dilakukan atau hasil yang dicapai sesuai kegiatan yang direncanakan.
Catatan/ rekam implementasi sebagai bukti  pelaksanaan kegiatan juga harus
dikendallikan. Organisasi harus menetapkan SOP terdokumentasi untuk mendefi
nisikan pengendalian yang diperlukan untuk iden fiksasi, penyimpanan,
perlindungan, pengambilan, lama simpan dan permusnahan. Catatan/ rekam
implementasi harus dapat terbaca, dapat teridentifikasi dan dapat diakses
kembali.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN


1. Komitmen manajemen

Kepala Klinik , penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab


upaya, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan klinik
bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada
pada manual mutu ini
2. Tanggung jawab, wewenang (jelaskan pada uraian tugas masing masing)
3. Komunikasi internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop, ZOOM,
pertemuan, diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk
melakukan komunikasi
IV. TINJAUAN MANAGEMEN
A. Umum : Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun
B. Masukan tinjauan manajemen meliputi :

• Hasil audit

• Umpan balik pelanggan

• Kinerja proses

• Pencapaian sasaran mutu

• Status tindakan koreksi dan pencegahan yangdilakukan

• Tindak lanjut tehadap hasil tinjauan manajemenyang lalu

• Perubahan terhadap Kebijakan mutu

• Perubahan yang perlu dilakukan terhadap systemmanajemen mutu/system


pelayanan

C. Luaran tinjauan : Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah


peningkatan efektivitas system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait
dengan persyaratan pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk
penyediaan sumberdaya yang perlu dilakukan

V. Manajemen Sumber Daya :


A. Penyediaan sumber daya
Kepala Klinik berkewajiban menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pelayanan di Klinik. Penyediaan sumber daya
meliputi: (baik untuk penyelenggaraan UKM maupun pelayanan klinis)
B. Manajemen sumber daya manusia
Penyediaan sumber daya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial,
proses pelatihan dan peningkatan kompetensi
C. Infrastruktur (terlampir pada penjelasan di ASPAK)
D. Lingkungan kerja

Klinik Pratama Rawat Inap Harapan Sehat berupaya dalam memelihara


lingkungan kerja tetap aman,transparan, memelihara Lingkungan sekitar tetap
hijau, dan bersih, serta mengupayakan pelayanan semaksimal mungkin untuk
kepuasan pelanggan atau pasien yang berkunjung ke pelayanan kita

VI. Penyelenggaraan Pelayanan


3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis
A. Proses pembelian ( Penunjukan langsung)
B. Verifikasi barang yang dibeli (Sesuai dengan kebutuhan,perencanaan
pelayanan yg ada di klinik)
C. Kontrak dengan pihak ketiga (terlampir pada hard copy dokumen MOU)

Anda mungkin juga menyukai