NOMOR :
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan Rumah Sakit di era sekarang tidak terlepas dari perkembangan ekonomi
masyarakat. Hal ini tercemin pada perubahan fungsi Rumah Sakit yang pada awalnya hanya
memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan saja terhadap pasien melalui rawat jalan dan
rawat jalan bergeser ke pelayanan yang lebih komprehensif. Rumah Sakit adalah suatu
lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha ( baik pemerintah atau
swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin
berkembang, baik dari segi kuantitas mapupun kualitas dan dilihat dari berbagai macam
bentuk Rumah Sakit kecil maupun besaryang ada diseluruh penjuru tanah air
Pelayanan Rawat Jalan merupakan salah satu unit kerja di Rumah Sakit yang
melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan, termasuk seluruh
prosedur, diagnostik dan terapeutik. Penerimaan pasien merupakan pelayanan pertama yang
diberikan oleh pihak Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan. Sebelum menerima
pelayanan kesehatan berupa medis dari penyedia layanan kesehatan, pasien diharuskan
mendaftar terlebih dahulu. Hal ini penting agar pasien dapat menerima pelayanan dan pasien
tercatat dalam rekam medis.
Rumah Sakit merupakan institusi kesehatan yang dituntut untuk dapat memberikan
pelayanan yang bermutu, bukan hanya dari pelayanan medis tetapi juga dari informasi
kesehatan, yang dapat berguna sebagai alat informasi dasar dalam upaya perencanaan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk perencanaan masa depan.
1
BAB II
Rumah Sakit Umum Berlian kasih adalah rumah sakit swasta ketiga yang berdiri di
wilayah sumedang.yang didirikan pada tahun 2013, Rumah Sakit berlian kasih berada di desa
serang tepatnya di Jl. Raya serang-cimalaka kecamatan cimalaka kabupaten Sumedang
provinsi Jawa barat, RSU Berlian kasih mempunyai motto Respect, Safety dan Nyaman.
Rumah Sakit umum Berlian Kasih berlokasi di serang Kabupaten sumedang provinsi
jawa barat yang berjarak ke pusat kota sumedang ± 4,5 Km dan dapat ditempuh dengan jenis
kendaraan bermotor,baik roda dua maupun roda empat.
Lokasi kegiatan rumah sakit umum berlian kasih begitu mudah diakses karena berada tidak
jauh dari kota kecamatan serta akses jalan nasional yang menghubungkan antara kabupaten
sumedang dengan bandung atau kabupaten sumedang dengan kabupaten cirebon,majalengka
atau kota-kota yang berada di jawa tengah dan jawa timur melalui jalur utara.
Pelayanan Rumah Sakit Islam Namira terdiri dari pelayanan rawat jalan 24 jam,
pelayanan penunjang (farmasi, laboratorium, radiologi ), pelayanan spesialistik (poli penyakit
dalam, beda,dan dokter gigi ), unit IGD, HCU dan fisioterapi.
Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhn dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan.Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian atau poliklinik,
menggambarkan banyaknya pelayanan spesialistik, subspesialistik dan pelayanan gigi dari
staf medis yang ada pada rumah sakit.
2
BAB III
A. VISI
Rumah Sakit Berlian Kasih mempunyai visi yaitu “ Menjadi Rumah pilihan
Masyrakat Sumedang dan sekitarnya”
B. MISI
1. Menciptakan tata kelola ruma sakit yang baik melalui penataan dan perbaikan
managemen yang berikualitas, professional serta akuntabel
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat melalui pengembangan system pelayanan yang
terintegrasi dan komprehensif
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pemenuhan tenaga yang
terlatih dan terdidik secara professional
C. NILAI-NILAI DASAR
Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, RSI Namira menanamkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai dasar yang meliputi :
1. Respect : pelayanan kepada masyarakat diberikan secara ikhlas tanpa
membedakan status social, yang merupakan tindakan terpuji, sehingga
masyarakat merasa dipedulikan dan akan menumbuhkan rasa cinta dan senang
kepada ruma sakit
2. Safety : pelayanan harus menjamin keselamatan bagi pasien dan
keluarganya serta petugas kesehatan dan masyarakat, agar terhindar dari
bahaya dan ancaman yang bisa menyebabkan cidera, tertular penyakit,
maupun kejadian yang tidak di inginkan.
3. Nyaman : pelayanan dan suasana rumah sakit nyaman tidak menakutkan
D. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari didirikannya Rumah Sakit ini adalah :
1. Meningkatkan kualitas managemen dan profesionalisme untuk mewujudkan
kemandirian rumah sakit
3
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka mencapai standart rumah sakit
terakreditasi paripurna
3. Mengembangkan produk pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan
4
BAB IV
Struktur organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Islam Namira ditetapkan sebagai berikut ;
A. Yayasan
Yayasan PT. Berlian Kasih Medika bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup,
perkembangan dan kemajuan RSU Berlian Kasih sesuai dengan yang diharapkan oleh
masyarakat
B. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin, menetapkan kebijakan, membina,
mengkoordinasikan dan mengawasi serta melakukan pengendalian terhadap
pelaksanaan tugas Rumah Sakit.
5
F. Komite- komite
Merupakan kelompok tenaga medis yang keanggotaannya dipilih dari ketua-ketua
sta& medis & fungsional yang mempunyai tugas membantu Direktur dalam
menyusun Standar Pelayanan Medis (SPM), memantau pelaksanaannya,
melaksanakan pembinaan etika profesi mengatur kewenangan profesi anggota staf
medis & fungsional dan mengembangkan program pelayanan
H. Divisi Keperawatan
Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatandi
Rumah Sakit.
I. Divisi Keuangan
Menyelenggarakan fungsi-fungsi keuangan sebagai verifikasi, pelaporan, proses
penginputan dan pengendalian administrasi keuangan ,menjalankan standar prosedur
operasional keuangan, pengembangan sistem dan prosedur keuangan, penyusunan
laporan keuangan, dan membina hubungan baik intern dan ekstern RS serta
penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan keuangan berjalan baik dan lancar.
6
K. Divisi Sarana dan Prasarana
Bertugas melaksanakan perencanaan, pengembangan dan pemenuhan kebutuhan
kegiatan umum, rumah tangga dan pelayanan pasien, perlengkapan dan aset
Merencanakan, mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi kegiatan
perbekalan medik dan peralatan medik dan perumusan kebijakan.
7
BAB V
A. Struktur Organisasi
Ka. Gudang Penerimaan Ka. Farmasi Rawat Jalan Pelayanan Kefarmasian Manajemen Mutu
Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker
B. Uraian Tugas
8
e. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit untuk
menjamin kualitas pelayanan yang baik
9
5. Bagian Rawat Inap
Melakukan Receiving, Skrining, Labeling, Dispensi, dan Konseling kepada pasien
Melakukan konseling dan informasi obat ke pasien rawat inap
b. Melakukan dan memonitor ward stock
c. Melakukan indent ( pemesanan ke gudang farmasi) untuk stock obat di IFRS
rawat inap dan delegasi tugas
d. Melakukan pemantauan karyawan di IFRS rawati inap dan delegasi tugas
e. Melaporkan kepaa IFRS segala pelaksanaan tugasan
f. Melakukan rekam meik di IFRS rawat inap
6. Bidang Manajemen Mutu Farmasi
a. Memberikan pendidikan / pengetahuan kepada tenaga kefarmasian
b. Mengawasi / membimbing tenaga kerja baru
c. Mengawasi / membimbing pelajar/mahasiswa yang melakukan PKL/magang
diinstalasi farmasi
d. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan kefarmasian
e. Melakukan pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik dalam
pengendalian mutu
f. Mengkoordinir program pendidikan dan pelatihan.
g. Mengembangkan dan memperbaiki sistem/ metode pelayanan instalasi farmasi.
C. Standar Ketenagaan
10
a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.
b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang
mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian rumah sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja.
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi dan tenaga
menengah farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala aspek
hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi maupun
administrasi barang.
f. Setipa saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan
mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada pendelegasian wewenang yang
bertanggung-jawab jika kepala farmasi berhalangan hadir.
g. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan.
h. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas farmasi atau tenaga
farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki kualifikasi
pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut.
i. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan
pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang
dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.
11
Persyaratan Apoteker di rumah sakit adalah
· Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen Kesehatan (DepKes).
· Telah mengucapkan Sumpah / Janji sebagai Apoteker.
· Memiliki Surat Izin Kerja dari Menteri Kesehatan (MenKes)
· Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakan
tugasnya sebagai Apoteker.
· Tidak bekerja disuatu Perusahaan Farmasi dan tidak menjadi Apoteker
Pengelola Apotek (APA) di Apotek lain.
Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker dibantu
oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK). Keputusan
Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang Peraturan Registrasi dan
Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu :
a. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang
diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik
Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analis Farmasi
serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan Kefarmasian
sebagai Asisten Apoteker.
b. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan Kefarmasian
disarana kefarmasian.
Distribusi Ketenagaan
Instalasi Farmasi ....... di dalam melaksanakan pelayanan farmasi dibagi
menjadi 3 (tiga) shift pelayanan dalam waktu 24 jam. Distribusi tenaga farmasi
ditempatkan pada 2 ( dua ) depo pelayanan yaitu depo farmasi IGD dan rawat jalan
12
dan depo farmasi rawat inap serta pelayanan gudang farmasi. Masing-masing
depopelayanan dan gudang farmasi di pimpin oleh apoteker.
Jenis Pelayanan
Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
Pelayanan rawat inap
Pelayanan rawat jalan
pelayanan gudang farmasi
Produksi obat (pengenceran alcohol)
Analisa Kebutuhan Tenaga di IFRS
Analisa kebutuhan tenaga disusun bersama-sama oleh panitia penyusun
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja RS. Jumlah tenaga yang dibutuhkan
tergantung pada jenis pelayanan, komposisi shift jaga dan jumlah pasien yang
dilayani. Jumlah ketenagaan Instalasi Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan data
tahun berjalan dan perkiraan perkembangan tahun yang dianggarkan.
Evaluasi Kinerja Tenaga IFRS
Evaluasi kinerja tenaga IF....... mengacu pada evaluasi kinerja karyawan RS
sesuai dengan uraian tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi penilaian terhadap :
Kualitas Kerja
Kuantitas Kerja
Disiplin Kerja
Kecakapan
Tanggung Jawab
Loyalitas
Inisiatif
Kejujuran
Motivasi
Kerjasama
Komunikasi
Absensi
Evaluasi kinerja tersebut dilakukan setiap akhir tahun dan bersifat terbuka dan diharapkan
dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja yang bersangkutan
13