Anda di halaman 1dari 16

Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI


NOMOR : 04/SK/DIR/RSML/VIII/2018
TENTANG
REVISI PERTAMA KEBIJAKAN INSTALASI FARMASI
DI RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit


Medika Lestari, maka diperlukan penyelenggaraan Instalasi
Farmasi yang bermutu tinggi;
b. Bahwa agar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit Medika Lestari
dapat terlaksana dengan baik, perlu ada Kebijakan Direktur Rumah
Sakit Medika Lestari sebagai landasan bagi pelayanan Framasi di
Rumah Sakit Medika Lestari;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Medika Lestari.
Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian
3. Keputusan Meneri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
4. Surat Keputusan Direktur PT. Adhi Karya Lestari Nomor :
01/SK/DIP/AKL/I/2015 Tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit
Medika Lestari
5. Surat Keputusan Direktur PT. Adhi Karya Lestari Nomor :
01/SK/D/PT/I/2012 Tentang Penunjukan Direktur Rumah Sakit
Medika Lestari

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI
TENTANG REVISI PERTAMA KEBIJAKAN INSTALASI
FARMASI DI RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI
Kedua : Kebijakan Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Medika Lestari dimaksud
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan Instalasi Farmasi Di Rumah Sakit Medika Lestari dimaksud
digunakan sebagai acuan pelaksana kegiatan / operasional.
Keempat : Pembinaan dan pengawasan Kebijakan Instalasi Farmasi dilaksanakan
oleh Direksi Rumah Sakit Medika Lestari.

Kelima : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di

3
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan


diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Tangerang
Pada tanggal 26 Februari 2016
Direktur

( dr. Irwan Susanto, SE )

Tembusan :
1. Para Wadir RS Medika Lestari
2. Para Kepala Bagian RS Medika Lestari
3. Arsip

LAMPIRAN

4
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI


Nomor : 06/SK/DIR/RSML/I/2016
Tanggal : 26 Januari 2016

KEBIJAKAN INSTALASI FARMASI


RUMAH SAKIT MEDIKA LESTARI

BAB I
KETENTUAN UMUM

Dalam kebijakan yang dimaksud dengan :


1. Instalasi farmasi adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
perbekalan farmasi kepada pasien rawat jalan, pasien rawat inap, kamar operasi, instalasi
radiologi, kamar bersalin, instalasi gawat darurat, dan laboratorium.
2. Kepala Instalasi farmasi adalah seorang Apoteker yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab untuk memimpin dan mengorganisasikan kegiatan operasional Instalasi Farmasi.
3. Penanggung jawab shift adalah Tenaga Teknis Kefarmasian atau apoteker yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membantu kepala instalasi farmasi dalam
menjalankan operasional instalasi farmasi pada jadwal tugas pagi, siang dan malam hari
4. Tenaga Teknis Kefarmasian adalah Tenaga Teknis Kefarmasian atau Apoteker dalam
menjalani pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi
dan Tenaga Menengah Farmasi/ Asisten Apoteker.
5. Juru Resep adalah tenaga operasional Instalasi Farmasi yang membantu Tenaga Teknis
Kefarmasian dan Apoteker dengan kualifikasi pendidikakn SMA atau yang sederajat.
6. Resep adalah permintaan tertulis dari Dokter atau Dokter Gigi yang praktek di Rumah
Sakit Medika Lestari, kepada Apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik
untuk menyediakan dn menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
7. Daily dose adalah sistem pelayanan kefarmasian untuk pasien rawat inap berdasarkakn
pemakaian obat dalam satu hari.
8. Perbekalan farmasi obat, bahan obat (bahan baku), alat kesehatan, reagensia dan bahan
kimia, radiologi (film x-ray) dan gas medis.
9. Obat yaitu sediaan perbekalan farmasi yang terdiri atas obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras, bahan obat, kosmetika, obat psikotropika, dan obat narkotika.
10. Obat bebas dan obat bebas terbatas dapat diberikan tanpa resep Dokter.
11. Obat keras diberikan dengan menggunakan resep Dokter.
12. Obat narkotika, psikotropika, obat-obat tertentu dan prekursor diberikan dengan
menggunakan resep Dokter yang telah ditandatangani oleh Dokter yang bersangkutan.
13. Bahan obat (bahan baku) adalah bahan pembuat obat yang tersedia dalam bentuk preparat
generik yang dapat digunakan setelah diformulasikan
14. Kosmetika adalah obat yang digunakan oleh Dokter Spesialis Kosmetika yang digunakan
untuk memperbaiki dan mengobati kulit.
15. Alat kesehatan adalah instrumen habis pakai, apparatus, implant yang tidak mengandung
obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat oarng sakit, serta pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

5
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

16. Perlengkapan farmasi adalah semua perbekalan yang dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.
17. Komite Farmasi Terapi (KFT) merupakan perwakilan dan beberapa anggota kelompok
medis fungsional dan farmasi yang membantu manajemen Rumah Sakit dalam membuat
kebijakan dan peraturan penggunaan obat di Rumah Sakit Medika Lestari untuk menjamin
pemakaian obat yang rasional dengan mengutamakan keuntungan bagi pasien.
18. Surat Tanda Registrasi Apoteker selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi.
19. Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian selanjutnya disingkat STRTTK adalah
bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah
diregistrasi.
20. Surat Izin Praktik Apoteker selanjutnya disingkat SIPA adalah surat izin yang diberikan
kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan pekerjaan kefarmasian pada Apotek atau
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
21. Kebijakan ini dibuat dengan merujuk pada peraturan-peraturan kefarmasian yang berlaku
di Negara Republik Indonesia, antara lain :
a) Undang-undang Repulik Indonesia No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
b) Undang-undang Repulik Indonesia No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
c) Undang-undang Repulik Indonesia No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
d) Undang-undang Repulik Indonesia No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
e) Undang-undang Repulik Indonesia No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
f) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.3 Tahun 2015 Tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi.
g) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
h) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
i) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.72 Tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
j) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.129/MENKES/SK/II/2006
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
k) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.889/MENKES/PER/SK/II/2008
Tentang Registrasi, Izin Praktik, Dan Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian.
l) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang keselamatan Pasien Rumah Sakit.
m)Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.2406/MENKES/PER/XII/2011
Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
n) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
np.HK.04.1.33.11.09938 Tahun 2011 Tentang Kriteria Dan Tata Cara Penarikan Obat
Yang Tidak Memenuhi Standar dan/atau Persyaratan.
Dan apabila selanjutnya ada peraturan-peraturan baru yang terkait dengan pelayanan
kefarmasian maka kebijakan ini dapat diperbaharui sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

BAB II
TUJUAN PELAYANAN FARMASI

Tujuan pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat, yaitu :
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun dalam
keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang tersedia.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan yang profesional berdasarkan prosedur kefarmasian
dan etik profesi.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai perbekalan farmasi.
4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
5. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah, dan evaluasi
pelayanan.

BAB III
FUNGSI PELAYANAN FARMASI

A. FUNGSI PELAYANAN FARMASI


1. Pengelolaan perbekalan farmasi
2. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan.
B. PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
Kegiatan pengelolaan perbekalan farmasi meliputi :
1. Pemilihan perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan rumah sakit
2. Perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi dengan mengacu kepada kebutuhan pasien
rawat inap, rawat jalan serta kebutuhan poli/ruangan/instalasi
3. Pengadaan perbekalan farmasi sesuai dengan perencanaan.
4. Penerimaan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku
dengan memperhatikan suhu untuk vaksin obat yang disimpan pada suhu 2-8°C.
5. Penyimpanan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.
6. Pendistribusian perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit
7. Pemusnahan dan penarikan perbekalan farmasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
8. Pengendalian perbekalan farmasi yang beredar di seluruh Rumah Sakit Medika Lestari
9. Pengadministrasian
C. PELAYANAN KEFARMASIAN
Kegiatan pelayanan farmasi terpusat di instalasi farmasi, dilaksanakan dalam 24 jam sehari.
Kegiatan pelayanan kefarmasian meliputi :
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep
2. Penelusuran riwayat penggunaan obat
3. Rekonsiliasi obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
5. Konseling
6. Visite
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO
7
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


D. PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan melalui pembelian langsung ke distributor
resmi, konsinyasi, produksi beberapa sediaan farmasi serta donasi dari Dinkes Kota
Tangerang
2. Pembelian ke Apotek atau rumah sakit di luar Rumah Sakit Medika Lestari dapat
dilakukan apabila obat tidak tersedia
3. Pengadaan obat di luar formularium dapat dilakukan apabila indikasi sangat dibutuhkan
dengan menuliskan permintaan obat ke Komite Farmasi dan Terapi
E. PENYIMPANAN DAN IDENTIFIKASI PERBEKALAN FARMASI
1. Penyimpanan Perbekalan Farmasi disesuaikan dengan bentuk sediaan, jenis, suhu
penyimpanan dan stabilitasnya, sifat bahan, ketahanan terhadap cahaya (lihat petunjuk
penyimpanan masing-masing perbekalan farmasi)
2. Perbekalan farmasi disimpan secara alfabetis dengan mengikuti Metode FEFO (First
Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)
3. Penyimpanan obat narkotika di dalam lemari khusus dengan pintu double lock.
Masing-masing kunci disimpan oleh petugas yang berbeda.
4. Sediaan narkotika tidak boleh disimpan di unit pelayanan, kecuali sediaan Morphin
injeksi, Pethidin injeksi dan Fentanyl injeksi boleh disimpan OK. Kunci dipegang oleh
koordinator ruang OK dan penanggung jawab shift yang bertugas. Apabila petugas
tidak berada di tempat maka pemegangan kunci boleh didelegasikan kepada perawat
lain.
5. Penyimpanan Obat Pengawasan Tinggi (High Alert Medication) diatur dalam
kebijakan Obat High Alert dan Panduan Obat High Alert Di Rumah Sakit Medika
Lestari.
6. Bahan baku dan bahan kimia yang digunakan untuk produksi diberi label : nama zat,
tanggal kadaluwarsa dan peringatan.
7. Produk nutrisi disimpan sesuai dengan bentuk sediaan, jenis, suhu penyimpanan dan
stabilitasnya, sifat bahan, ketahanan terhadap cahaya dan petunjuk masing-masing
produk nutrisi.
8. Khusus bahan berbahaya seperti bersifat mudah menyala atau terbakar, eksplosif,
radioaktif, oksidator/reduktor, racun, korosif, karsinogenik, teratogenik, mutagenik,
iritasi dan berbahaya lainnya harus disimpan terpisah dan disertai tanda bahan
berbahaya dan MDS (Material Safety Data Sheet) dan tidak menimbulkan interaksi
antar bahan berbahaya.
9. Obat yang dibawa pasien yang dilanjut pada saat dirawat disimpan di lemari obat
pasien dengan informasi dan istruksi yang jelas.
10. Perbekalan farmasi yang telah rusak atau kadaluwarsa disimpan di tempat terpisah.
11. Perbekalan farmasi emergensi disimpan pada troli emergensi yang terkunci dengan seal
bernomor.
F. Penanganan Obat & Alat Kesehatan Sampel / Contoh
Instalasi Farmasi tidak menerima ataupun menggunakan obat dan alat kesehatan serta
perbekalan farmasi lainnya yang bersifat sebagai contoh/ sampel ataupun produk demo
pada pengobatan pasien.

8
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

G. Penanganan Obat Radioaktif


Instalasi Farmasi tidak menyimpan Obat Radioaktif untuk keperluan investigasi dan
sejenisnya.
H. Penanganan Obat Sitostatika
Instalasi Farmasi tidak menyimpan Obat Sitostatika
I. Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergensi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergensi di kontrol oleh instalasi farmasi dan merujuk
pada SPO Pengelolaan Perbekalan Farmasi Emergensi dan Panduan Pengelolaan
Perbekalan Farmasi Emergensi
J. Pengelolaan Gas Medis
Pengelolaan gas medis di kontrol oleh instalasi farmasi berkordinasi dengan Satpam dengan
merujuk pada SPO Pengelolaan Gas Medis

BAB IV
CAKUPAN PELAYANAN FARMASI

Cakupan pelayanan farmasi di Rumah Sakit Medika Lestari, yaitu :


1. Pelayanan farmasi pasien Rawat Jalan
2. Pelayanan farmasi pasien Rawat Inap
3. Pelayanan farmasi Kamar Operasi
4. Pelayanan farmasi Instalasi Gawat Darurat
5. Pelayanan farmasi Instalasi Radiologi
6. Pelayanan farmasi HCU (High Care Unit)
7. Pelayanan farmasi ICU (Intensive Care Unit)
8. Pelayanan farmasi Kamar Bersalin
9. Pelayanan farmasi Laboratorium

9
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

BAB V
SISTEM PELAYANAN FARMASI

A. PENULISAN RESEP
1. Yang berhak menulis resep di Rumah Sakit Medika Lestari adalah Dokter atau Dokter
Gigi yang berstatus Dokter Tetap atau Dokter Visiting dan Dokter Konsulen yang
mempunyai ijin praktek di Rumah Sakit Medika Lestari.
2. Elemen penulisan resep
a. Nama dan SIP Dokter
b. Tanggal Penulisan resep dan alergi obat
c. Tanda R/
d. Nama Obat, bentuk sediaan, kekuatan obat, dosis, jumlah obat
e. Aturan penggunaan obat
f. Nama pasien, tanggal lahir pasien, nomor rekam medis pasien, dan berat badan
untuk pasien anak-anak.
g. Tanda tangan Dokter
3. Obat yang diresepkan harus sesuai formularium Rumah Sakit Medika Lestari
4. Setiap obat yang diresepkan harus ditulis di rekam medis Pasien.
5. Nama obat yang ditulis di resep dapat berupa nama generik atau nama dagang dan
ditulis dengan lengkap.
6. Penggunan PRN (pro re nata, atau “bila perlu”) bilamana indikasi penggunaan
diperlukan dengan tetap mencantumkan dosis maksimal dalam sehari dan indikasi
7. Pada resep dapat ditambahkan keterangan apabila obat dibutuhkan dalam keadaan
emergensi, ditunggu, dan keterangan lainnya
8. Dokter boleh meresepkan obat racikan untuk jenis pesanan yang berdasarkan berat
badan seperti pada pasien anak-anak
9. Resep harus lengkap, tulisan dan instruksi harus jelas dan dapat dibaca. Apabila resep
tidak jelas atau tidak dapat dibaca petugas farmasi harus menghubungi dokter yang
bersangkutan untuk memastikan kebenaran resep.
10. Instruksi lisan (Verbal Order) harus diminimalkan. Instruksi lisan untuk obat high alert
tidak dibolehkan kecuali dalam keadaan emergensi. Instruksi lisan tidak dibolehkan
saat Dokter berada di ruang rawat.
11. Perintah lisan dan yang melalui telepon harus dicatat, dibacakan kembali dan
dikonfirmasi ulang kepada si pemberi perintah. Bila menyangkut nama LASA,
dibacakan kembali, dilakukan dengan mengeja tiap huruf nama obat menggunakan
singkatan alfabetis internasional. Pemberi perintah harus memverifikasi perintah lisan
tersebut paling lambat 1x24 jam dan resep harus diserahkan ke instalasi farmasi paling
lambat 1x24 jam
12. Menggunakan istilah singkatan yang ditetapkan rumah sakit dan tidak boleh
menggunakan singkatan yang tidak lazim

10
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

B. KETENTUAN PELAYANAN RESEP


1. Pelayanan resep meliputi penerimaan dan pengkajian, pemeriksaan ketersediaan,
penyiapan, pendistribusian dan pemberian informasi obat ke pasien rawat jalan
dilakukan oleh Apoteker dan/atau Tenaga Teknis Kefarmasian.
2. Pada pasien rawat inap, pemberian obat didelegasikan kepada perawat yang kompeten.
3. Tenaga Kefarmasian yang melaksanakan pelayanan resep telah memiliki SIPA/STRA
bagi Apoteker dan STRTTK/SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian.

C. PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN


1. Sistem pelayanan farmasi rawat jalan di Rumah Sakit Medika Lestari adalah mengikuti
prosedur yang telah diatur
2. Prosedur Penerimaan dan penelaahan resep, Prosedur penyiapan perbekalan farmasi,
Prosedur Penyerahan Obat kepada pasien rawat jalan. Dalam kegiatan pemberian
sediaan farmasi kepada pasien rawat jalan, Kepala Instalasi Farmasi sebagai
penanggung jawab dapat dibantu oleh Apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian
yang kompeten
3. Identifikasi informasi spesifik minimal pasien pada saat pemberian obat adalah nama
dan tanggal lahir pasien

D. KETENTUAN RESEP RAWAT JALAN


Ketentuan tentang resep rawat jalan adalah sebagai berikut :
1. Resep pasien rawat jalan berasal dari pasien poli Dokter Spesialis, Dokter Umum dan
pasien dari Instalasi Gawat Darurat
2. Resep pasien rawat jalan dituliskan dalam resep penulisan manual (hand writing)
3. Pelayanan resep rawat jalan meliputi pelayanan untuk pasien umum, BPJS dan pasien
perusahaan kerjasama

E. WAKTU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN


Waktu pelayanan resep rawat jalan adalah ditentukan sebagai berikut :
a. Pelayanan resep rawat jalan untuk obat bukan racikan diberikan dalam waktu 30
menit
b. Pelayanan resep rawat jalan untuk obat racikan diberikan dalam waktu 60 menit

F. KETENTUAN PELAYANAN RESEP PASIEN PERUSAHAAN


Ketentuan pelayanan resep rawat jalan untuk pasien dari perusahaan kerjasama adalah
mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan dengan berpedoman kepada ketentuan yang
terdapat pada dokumen perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan antara Rumah Sakit
Medika Lestari dengan masing-masing perusahaan kerjasama

11
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

G. KETENTUAN PENGEMBALIAN PERBEKALAN FARMASI (RESEP)


1. Perbekalan farmasi pasien rawat jalan yang dibeli tunai dapat dikembalikan dengan
ketentuan tidak lebih dari 24 jam dengan melampirkan kwitansi pembelian
2. Perbekalan farmasi pasien rawat inap yang dibeli tunai dapat dikembalikan jika pasien
alergi atau pasien meninggal dunia atau pulang atas permintaan pasien dengan
melampirkan kwitansi pembelian
3. Setiap perbekalan farmasi pasien rawat inap dapat dikembalikan dengan ketentuan :
a. Hanya obat injeksi, infus dan alkes masih utuh dan belum terpakai yang dapat
dikembalikan. Alat kesehatan seperti face masker, sarung tangan non steril,
alkohol swab, spuit tidak dapat dikembalikan.
b. Perbekalan farmasi berasal dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit Medika Lestari
4. Tata cara pengembalian perbekalan farmasi yang sudah dibeli oleh pasien diatur dalam
SPO Pengembalian Perbekalan Farmasi

H. PELAYANAN RESEP RAWAT INAP


1. Pelayanan resep pasien rawat inap menggunakan sistem resep perseorangan yang
dikombinasikan dengan daily dose yang merujuk pada resep pasien rawat inap
2. Permintaan obat dan alat kesehatan untuk pasien rawat inap menggunakan resep
3. Obat-obatan pasien yang dibawa dari rumah (sebagai pengobatan yang telah diberikan
sebelumnya oleh Dokter sebelum pasien dirawat di Rumah Sakit), apabila dilanjutkan
penggunaanya harus mendapatkan rekomendasi dari Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dan penyimpanannya di dalam tempat obat pasien di ruang
perawatan masing-masing. Bila obat tidak dilanjutkan maka obat dikembalikan kepada
pasien
4. Perbekalan farmasi rawat inap dapat dikembalikan apabila pasien sudah tidak
memerlukan kembali, pengembalian tersebut dapat dilakukan selama pasien belum
pulang dengan ketentuan kemasan belum rusak/perbekalan masih utuh/belum terpakai
5. Tata laksana pengembalian perbekalan farmasi rawat inap (retur obat/alat kesehatan)
adalah sesuai dengan SPO Pengembalian Perbekalan Farmasi

I. PENGKAJIAN RESEP
1. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam pengkajian resep adalah :
a. Kelengkapan persyaratan administrasi resep, yaitu data-data pasien (nama, tanggal
lahir, nomor rekam medis, jenis kelamin, berat badan dan riwayat alergi) dan data-
data dokter penulis resep (nama, SIP, dan paraf dokter), tanggal resep, dan
ruangan/unit asal resep.
b. Persyaratan farmasetik, yaitu nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah obat, aturan
pakai, rute pemberian, waktu pemberian obat dan aturan khusus.
c. Persyaratan klinis yaitu duplikasi pengobatan, alergi, interaksi dan efek samping
obat serta kontra indikasi
2. Setiap resep yang masuk ke Instalasi Farmasi harus dikaji persyaratan administrasi dan
persyaratan farmasetik. Pengkajian persyaratan klinis diutamakan pada pasien dengan
kriteria :
a. Pasien dengan obat resep polifarmasi
b. Pediatri
12
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

c. Pasien yang mendapat perawatan intensif


3. Pengkajian administrasi dan farmasetik dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian
(TTK) pada saat penerimaan resep. Pengkajian klinis dilakukan oleh apoteker
4. Apoteker dan TTK boleh langsung mengganti obat paten dengan obat generik yang zat
aktifnya sama untuk pasien BPJS sesuai dengan formularium nasional
5. Pengkajian resep tidak perlu dilakukan pada keadaan darurat atau bila dokter pemesan
hadir untuk pemesanan, pemberian dan monitoring pasien (misal di kamar bedah atau
IGD).

J. SISTEM DISPENSING (DISTRIBUSI)


Sistem Dispensing (distribusi) perbekalan farmasi adalah dimulai dari tahap :
1. Validasi dan interpretasi, yaitu tahap kegiatan penerimaan resep, membaca/interpretasi
resep berdasarkan penulisan Dokter, pengkajian resep, input resep ke dalam sistem
komputer rawat jalan dan rawat inap
2. Menyiapkan / meracik obat, yaitu menyiapkan, menimbang, mencampur dan meracik
obat berdasarkan resep dan detil order kemudian ditempatkan dalam wadah khusus
sesuai dengan nama masing-masing pasien dikemas dalam masing-masing
wadah/kemasan untuk tiap jenis obatnya secara terpisah
3. Memberikan label/etiket, yaitu kegiatan mengemas dalam masing-masing
wadah/kemasan untuk tiap jenis obatnya. Untuk obat oral menggunakan label/etiket
putih dan untuk obat luar (contoh salep dan suppositoria), injeksi dan infus
menggunakan label biru
4. Pemeriksaan yaitu kegiatan memeriksa kembali setiap kemasan obat yang telah
dikemas dan digolongkan bagi masing-masing pasien untuk meneliti kembali ketepatan
jenis, dosis obat, nama pasien sesuai dengan resep Dokter dan tanggal kadaluwarsa
obat atau alat kesehatan. Pemeriksaan berdasarkan 7 benar (benar pasien, benar obat,
benar dosis, benar waktu dan frekuensi pemberian, benar rute pemberian, benar
informasi dan benar dokumentasi)
5. Penyerahan obat, yaitu kegiatan menyerahkan obat berdasarkan resep Dokter kepada
pasien atau keluarganya dengan memberikan informasi dan edukasi tentang tata cara
pemakaian obat dan jenis obat.
6. Dokumentasi, yaitu kegiatan pengarsipan terhadap resep-resep yang didistribusikan
oleh instalasi farmasi dan penyimpanannya secara sistematis berdasarkan tanggal
penulisan resep dan jenis resep (rawat jalan atau rawat inap)
7. Masing-masing kegiatan dilakukan oleh tenaga farmasi yang berbeda
8. Penyiapan nutrisi parenteral dan penyiapan obat injeksi didelegasikan kepada perawat
yang terlatih

K. PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA


1. Distribusi obat-obat narkotika dan psikotropika harus menggunakan resep Dokter asli
(bukan salinan resep/ copy resep) yang telah ditandatangani oleh dokter yang menulis
resep
2. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika diselenggarakan di Instalasi Farmasi dan
dibawah pengawasan langsung Kepala Instalasi Farmasi
3. Tempat penyimpanan narkotika pada lemari double lock dan psikotropika pada lemari
terkunci
13
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

4. Kunci lemari penyimpanan dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Farmasi dan
Apoteker
5. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan dokumen pemakaian obat-obat narkotika dan
psikotropika mengikuti peraturan yang telah ditetapkan

L. SISTEM PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT


1. Pemantauan efek samping obat merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap
obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi

M. PELAYANAN INFORMASI OBAT


Setiap pemberian pelayanan informasi dan edukasi perbekalan farmasi dilakukan dengan
cara :
1. Secara komunikasi aktif dengan pasien (rawat inap dan rawat jalan) dan keluarganya,
Dokter, perawat dan staf penunjang medis lainnya
2. Memberikan informasi tentang kegunaan dan tata cara pemakaian obat pada saat
penyerahan kepada pasien dan keluarganya
3. Menjawab pertanyaan dari pasien dan keluarganya, Dokter, perawat dan staf penunjang
medis lainnya melalui tatap muka secara langsung, telepon, surat menyurat ataupun
email
4. Menyediakan informasi bagi Komite Farmasi dan Terapi sehubungan dengan
penyusunan Formularium Rumah Sakit
5. Bersama dengan staf medis fungsional melakukan kegiatan penyuluhan perbekalan
farmasi kepada Dokter, perawat dan staf penunjang medis lainnya
6. Pelayanan informasi dan edukasi oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
7. Setiap kegiatan yang dilakukan dalam pelayanan Informasi Obat harus dicatat dan
dilaporkan secara berkala kepada Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Medika
Lestari

N. SISTEM PELAYANAN KONSELING


1. Pelayanan konseling adalah kegiatan untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan
masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan obat pasien rawat jalan dan rawat
inap
2. Kegiatan konseling dilakukan oleh Apoteker atas permintaan pasien/keluarga pasien
atau dokter dan dicatat diformulir konseling pasien
3. Kriteria pasien yang diberikan konseling adalah :
a. Pasien dengan penyakit kronis
b. Pasien dengan resep obat polifarmasi
c. Pasien pediatri
O. REKONSILIASI OBAT
1. Semua obat yang dibawa pasien dan obat yang dikonsumsi 3 bulan terakhir sebelum
rawat inap dicatat di formulir rekonsiliasi obat oleh Apoteker dan dilakukan pengkajian
dan konfirmasi ke dokter untuk ditentukan kelanjutan pemberiannya
2. Rekonsiliasi dilakukan maksimal 1x24 jam

14
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

BAB VI
ORGANISASI PELAYANAN FARMASI

1. Instalasi farmasi dikepalai oleh Kepala Instalasi farmasi yang bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang Penunjang Medis
2. Dalam menjalankan tugas dan wewenang kefarmasian, Kepala Instalasi Farmasi dibantu
oleh Apoteker penanggung jawab pelayanan
3. Koordinator Farmasi membawahi koordinator logistik farmasi dan apoteker penanggung
jawab pelayanan serta tenaga teknis kefarmasian yang bertugas dalam fungsi operasional
(dispensing/distribusi, pengadaan, penerimaan dan penyimpanan perbekalan farmasi serta
adminsitrasi)
4. Kepala Instalasi Farmasi berkoordinasi dengan Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dalam
menetapkan formularium Rumah Sakit dan kebijakan penggunaan obat
5. KFT merupakan perwakilan dari beberapa anggota kelompok medis fungsional dan farmasi
yang membantu manajemen rumah sakit dalam membuat kebijakan dan peraturan
penggunaan obat di Rumah Sakit Medika Lestari

A. KOMITE FARMASI DAN TERAPI (KFT)


1. Anggota KFT disahkan oleh Direktur
2. Anggota KFT tidak diperkenankan mempunyai kerjasama dengan perusahaan farmasi
3. Susunan KFT terdiri atas Ketua, Sekertaris dan anggota
4. KFT mengadakan rapat rutin untuk evaluasi dan tindak lanjut kegiatannya setiap bulan
sekali untuk membicarakan kebijakan dan penerapannya dalam seleksi pemilihan obat,
pengadaan, penyimpanan dan penggunaan obat
5. Rapat KFT dihadiri oleh seluruh anggota KFT
6. Kebijakan KFT diputuskan melalui rapat KFT, bila mengalami dead lock maka akan
diambil melalui pengambilan suara terbanyak
7. Dalam pengambilan keputusan, setiap anggota mengutamakan pada kepentingan pasien
dan tidak berpihak kepada kepentingan pribadi atau golongan

B. KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB APOTEKER INSTALASI FARMASI


1. Apoteker bertanggung jawab atas pelayanan dan pengelolaan Instalasi Farmasi
2. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian profesinya
yang berlandaskan kepentingan masyarakat
3. Apoteker tidak diperkenankan untuk mengganti obat generik yang ditulis dalam resep
dengan obat paten
4. Dalam hal pasien tidak mampu membeli obat yang tertulis dalam resep maka Apoteker
berkewajiban untuk berkonsultasi dengan Dokter penulis resep serta berhak
memberikan informasi dan saran untuk pemilihan obat yang lebih tepat
5. Apoteker berkewajiban memberikan informasi tentang tata cara pemakaian obat secara
tepat, aman dan rasional, sesuai dengan jenis obat kepada pasien atau keluarganya,
tenaga medis dan paramedis
6. Apabila Apoteker menilai terdapat kekeliruan atau penulisan resep tidak tepat, maka
Apoteker berkewajiban memberitahukan kepada Dokter penulis resep
7. Apabila dalam hal seperti yang dimaksud dalam ayat (6), karena pertimbangan tertentu
Dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, maka Dokter yang bersangkutan wajib
15
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

menyatakan secara tertulis atau menandatangani resep sesuai dengan prosedur farmasi
yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Medika Lestari
8. Apoteker berkewajiban untuk menjaga kerahasiaan resep dan menyimpan resep dengan
sebaik-baiknya di Instalasi Farmasi atau tempat penyimpanan lain yang ditentukan oleh
pimpinan Rumah Sakit Medika Lestari dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan
selanjutnya dapat dimusnahkan sesuai dengan peraturan yang berlaku
9. Dalam hal pemusnahan resep, Apoteker wajib membuat berita acara pemusnahan
sesuai dengan peraturan yang berlaku
10. Apabila diperlukan Apoteker diperbolehkan untuk memperlihatkan resep atau salinan
resep kepada dokter penulis resep atau yang merawat pasien, pasien yang bersangkutan
dan tenaga paramedis yang berwenang sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku
11. Apoteker dilarang menjual obat-obatan yang termasuk obat keras (yang bukan obat
wajib apotik), obat golongan narkotika, dan obat golongan psikotropika tanpa adanya
resep Dokter
12. Apoteker diijinkan untuk menjual obat keras yang dinyatakan sebagai daftar Obat
Wajib Apotik sesuai resep dokter dan obat bebas tanpa resep dokter
13. Daftar Obat Wajib Apotik dimaksud dalam ayat (12), ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan

BAB VII
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan dokumen mengikuti prosedur pengendalian dokumen


yang telah ditetapkan di Rumah Sakit Medika Lestari.
1. Pemantauan dan pelaporan Medication Eror
Setiap kesalahan obat yang ditemukan wajib dilaporkan oleh petugas yang menemukan atau
terlibat langsung dengan kejadian tersebut kepada Kepala Instalasi farmasi dengan
menggunakan formulir Laporan Insiden dan dilaporkan kepada tim PMKP maksimal 2x24
jam setelah ditemukannya insiden
2. Tipe kesalahan yang harus dilaporkan
a. Kejadian Nyaris Cedera / KNC
b. Kejadian Tidak Cedera / KTC
c. Kejadian Tidak Diinginkan / KTD/ Kejadian Sentinel

16
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

BAB VIII
FORMULARIUM

1. Formularium adalah daftar obat yang disetujui dan ditetapkan oleh manajemen Rumah
Sakit dan digunakan dalam pelayanan di Rumah Sakit Medika Lestari
2. Pengembangan dan revisi formularium harus disusun dengan memberikan informasi
terakhir dan juga memenuhi kebutuhan pengobatan rasional
3. Kebijakan dan prosedur penggunaan formularium merupakan bagian dari kebijakan yang
harus dilaksanakan oleh seluruh staf medis
4. Obat yang ditetapkan dalam formularium disusun atas nama generik dan diikuti dengan
nama dagang yang terdiri atas 1 produk generik dan 2 produk me too (copy brand) atau 1
produk original
5. Penghapusan obat dari daftar formularium dengan pertimbangan obat sudah tidak diedarkan
lagi di pasaran, tidak ada dokter yang menuliskan resep dan hal-hal lain dengan
pertimbangan efektifitas biaya
6. Apabila ada keadaan dimana obat tidak terdapat dalam daftar formularium namun sangat
dibutuhkan maka dokter dapat memintanya secara khusus kepada KFT, dan keputusan akan
ditentukan oleh KFT untuk persetujuan pengadaannya. Bila disetujui maka instalasi farmasi
dapat segera menyediakan untuk kebutuhan resep dokter
7. Formularium disediakan untuk keperawatan, poliklinik rawat jalan, Instalasi Gawat
Darurat, ruang Dokter dan Instalasi Farmasi. Setiap staf medis harus menggunakan
formularium Rumah Sakit sebagai panduan untuk pengobatan pasien di Rumah Sakit
Medika Lestari
8. Monitoring kepatuhan penggunaan formularium oleh staf medis fungsional dapat dilihat
berdasarkan data penggunaan obat yang akan disediakan oleh instalasi farmasi

BAB IX
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN

1. Program pengawasan mutu pelayanan farmasi dilakukan berdasarkan survei pada pasien
rawat jalan
2. Pengendalian mutu sediaan perbekalan farmasi dilakukan melalui pengendalian sistem
persediaan, sistem penyimpanan dan sistem penilaian stok/ stok opname
3. Indikator mutu pelayanan rawat jalan adalah
 Waktu pelayanan resep non racikan dan racikan

17
Rumah Sakit

Medika Lestari R
Jl. HOS Cokroaminoto Perum Pondok Lestari Blok C 1 No. 1 – 2 Ciledug – Kota Tangerang Telp. (021) 5854858 (Hunting) Fax. (021) 7304150

BAB X
LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang belum di atur dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian
2. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan

Direktur

( dr. Irwan Susanto, SE )

18

Anda mungkin juga menyukai