Anda di halaman 1dari 2

PENGADAAN SEDIAAN FARMASI

Logo RS
No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen 01 1/2

Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Umum
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dd/mm/yyyy
(SPO)
Nama direktur
NIP/NIK Direktur
Pengadaan adalah pembelian sediaan farmasi dan perbekalan
kesehatan sesuai kriteria sediaan farmasi yang boleh diadakan di
PENGERTIAN instalasi farmasi, semua harus teregristrasi di KEMENKES
RI/BPOM RI, pemasok harus mempunyai ijin pedagang besar
farmasi (PBF) dan penyalur alat kesehatan.
Digunakan sebagai acuan untuk pengadaan sediaan farmasi,
TUJUAN perbekalan kesehatan, alat kesehatan dan makanan kesehatan di
instalasi farmasi RSU .
Permenkes Republik Indonesia No. 58 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, Pasal 3 ayat 2
KEBIJAKAN
tentang pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai.
PROSEDUR 1. Perencanaan
- Merekap daftar obat yang telah direncanakan dan masuk
dalam formularium yang berlaku oleh tim KFT
- Membuat daftar pemasok obat atau alat kesehatan
- Mengidentifikasi kebutuhan sediaan farmasi
- Menyiapkan proses pengadaan sediaan farmasi sesuai
dengan aturan yang berlaku.
- Membuat daftar obat dan alkes, jumlah yang direncanakan
di buku perencanaan pembelian (defecta)
- Daftar perencanaan pembelian sediaan farmasi
ditandatangani oleh Ka. Instalasi farmasi diketahui ka.bid
Penunjang Medis dan disetujui oleh wadir pelayanan medis
- Kemudian diserahkan pada tim P2BJU

2. Pelaksanaan
- Tim P2BJU meminta kepada pemasok (PBF) untuk
membuat surat penawaran harga (SPH) atas permintaan
sediaan farmasi yang akan dibeli
- Dari SPH tersebut kemudian dibuatkan surat pesanan
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI

Logo RS
No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen 01 2/2

barang (SPB) atau surat perintah kerja (SPK), kemudian


tim P2BJU memfax SPB/SPK ke pemasok/PBF.
- Pemasok/PBF menyiapkan dan mengirim barang
- Menerima obat/alkes yang datang oleh Tim pemeriksa
barang
- Tim pemeriksa barang menyerahkan faktur untuk
ditandatangani oleh bendahara barang dan stempel basah
rumah sakit.
- Dari SPH tersebut kemudian dibuatkan surat pesanan
barang (SPB) atau surat perintah kerja (SPK), kemudian
tim P2BJU memfax SPB/SPK ke pemasok/PBF.
- Pemasok/PBF menyiapkan dan mengirim barang
- Menerima obat/alkes yang datang oleh Tim pemeriksa
barang
- Tim pemeriksa barang menyerahkan faktur untuk
ditandatangani oleh bendahara barang dan stempel basah
rumah sakit.

3. Pengadaan kebutuhan mendesak (CITO)


- Membuat Surat Pesanan (SP) barang yang akan dipesan
- SP ditandatangani Ka. Instalasi farmasi dan disetujui Ka.
Bid penunjang medik
- SP di faks ke distributor/PBF
- Pada saat pengiriman barang, distributor diminta
melampirkan; kuitansi bermaterai, faktur barang, faktur
pajak standard dan surat setoran pajak (SSP)
- Menerima Obat/alkes yang datang oleh Tim Pemeriksa
barang
- Tim pemeriksa barang menyerahkan faktur untuk
ditandatangani oleh bendahara barang dan stempel basah
rumah sakit.
- Distributor dapat langsung menerima pembayaran dari
bagian keuangan.

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Farmasi.

Anda mungkin juga menyukai