Anda di halaman 1dari 6

PENGURUS DAERAH

IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT


Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

SURAT EDARAN
Nomor : 01/SE/PDJB/1418/I/2015

Dalam upaya untuk melindungi, memfasilitasi dan menjamin pelaksanaan Pelayanan


Kefarmasian oleh Apoteker di fasilitas Apotek dan Ruang Farmasi Klinik serta untuk memberikan
kepastian agar Apoteker dapat memperoleh hak-hak kesejahteraan profesi berupa imbalan jasa
secara proporsional sebagaimana diberikan oleh Pasal 57 UU36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan; Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Jawa Barat menyampaikan :
1. Pedoman Penatalaksanaan Standar Biaya dan Jasa Pelayanan di Apotek dan Ruang
Farmasi Klinik sebagaimana terlampir.
2. Norma Biaya Pelayanan Kefarmasian adalah menganut/mengacu Permenkes Nomor 59
Tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan dan diselaraskan dengan Permenkes Nomor 35 Tahun
2014, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
3. Pedoman dan norma Biaya Pelayanan Kefarmasian sebagaimana dimaksud pada butir 1
dan butir 2 berlaku pada Apotek dan Ruang Farmasi Klinik yang bekerjasama maupun
yang tidak bekerjasama dengan Asuransi/BPJS dengan mempergunakan pendekatan
Non Kapitasi.
4. Bagi Apoteker yang melakukan kerjasama dengan pemilik modal (Apotek/Klinik),
dihimbau untuk menyusun Perjanjian Pelengkap Kerjasama yang jelas dan terperinci
terlebih dahulu berdasarkan Pedoman ini.

Surat Edaran ini diterbitkan untuk dapat dilaksanakan dan diterapkan sebagaimana mestinya.

Bandung, 20 Januari 2015

PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA JAWA BARAT

Ketua, Sekretaris,

ALI MASHUDA, S. Si., MM., Apt CATLEYA FEBRINELLA, S. Si., MM., Apt
NA IAI : 12111969000004 NA IAI : 08021984002435

halaman 1 dari 6
PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT
Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

Lampiran :

PEDOMAN PENATALAKSANAAN STANDAR BIAYA DAN JASA PELAYANAN


DI APOTEK DAN RUANG FARMASI KLINIK

UMUM
1. Pedoman ini hanya berlaku pada Apotek dan Ruang Farmasi Klinik.

2. Berdasarkan Permenkes Nomor 35 Tahun 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi :
a. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. Pelayanan Farmasi Klinik.

3. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf a,
meliputi :
1) perencanaan;
2) pengadaan;
3) penerimaan;
4) penyimpanan;
5) pemusnahan;
6) pengendalian; dan
7) pencatatan dan pelaporan

4. Pelayanan Farmasi Klinik sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 huruf b meliputi :


1) pengkajian Resep;
2) dispensing;
3) Pelayanan Informasi Obat (PIO);
4) konseling;
5) Pelayanan Kefarmasian di rumah (home pharmacy care);
6) Pemantauan Terapi Obat (PTO); dan
7) Monitoring Efek Samping Obat (MESO);

NORMA BIAYA PELAYANAN KEFARMASIAN


5. Biaya pelayanan kefarmasian dalam Pedoman ini menganut prinsip Norma Jasa Profesi. Perpindahan
barang (obat) dari Apoteker kepada pasien disebabkan oleh alasan professional, bukan karena
alasan ekonomi (perdagangan barang).

6. Biaya Pelayanan Farmasi (BPF) mengacu pada orientasi pasien (patient oriented) atau
Pharmaceutical Care.

7. Biaya Pelayanan Farmasi mengacu pada Permenkes Nomor 59 Tahun 2014 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan, sebagai berikut :

halaman 2 dari 6
PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT
Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

Faktor Jasa Pemanfaatan


Faktor Jasa
Pelayanan Faktor Jasa
No. Harga Dasar Satuan Obat (HDSO) Pelayanan Farmasi
Kefarmasian Pengelolaan
Klinik
F (X+Y) F (X) F (Y)
A B C D E
1 < Rp50.000,- 0,28 0,126 0,154
2 Rp50.000,- s/d Rp250.000,- 0,26 0,117 0,143
3 Rp250.000,- s/d Rp500.000,- 0,21 0,0945 0,1155
4 Rp500.000,- s/d Rp1.000.000,- 0,16 0,072 0,088
5 Rp1.000.000,- s/d Rp5.000.000,- 0,11 0,0495 0,0605
6 Rp5.000.000,- s/d Rp10.000.000,- 0,09 0,0405 0,0495
7 ≥ Rp10.000.000,- 0,07 0,0315 0,0385

Faktor Jasa Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 kolom D, mencakup :


Fungsi Proporsi
 perencanaan 14%
 pengadaan 14%
 penerimaan 14%
 penyimpanan 15%
 pemusnahan 14%
 pengendalian 15%
 pencatatan dan pelaporan 14%
JUMLAH : 100%

Faktor Jasa Pelayanan Farmasi Klinik sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 kolom E, mencakup :
Fungsi Proporsi
 Pengkajian Resep 11%
 Dispensing 11%
 Pelayanan Informasi Obat (PIO) 14%
 Konseling 18%
 Pelayanan Kefarmasian di rumah (home 18%
pharmacy care)
 Pemantauan Terapi Obat (PTO) 14%
 Monitoring Efek Samping Obat (MESO) 14%
JUMLAH : 100%

halaman 3 dari 6
PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT
Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

PENGHITUNGAN JASA PELAYANAN KEFARMASIAN


8. Jasa pelayanan farmasi untuk pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai mengacu pada Harga Dasar Satuan Obat pada Kolom 7D.

Jasa Pengelolaan = HDSO x Faktor Jasa Pengelolaan

9. Jasa pelayanan farmasi untuk pelayanan farmasi klinik mengacu pada Harga Dasar Satuan Obat pada
Kolom 7E serta ditekankan untuk mempergunakan pertimbangan farmakoterapi dan pertimbangan
risiko keamanan atas obat yang bersangkutan.

Jasa Pelayanan = HDSO x Faktor Jasa Pelayanan Farmasi Klinik x Pertimbangan


Farmasi Klinik Farmakoterapi x Pertimbangan Risiko Keamanan
Pertimbangan farmakoterapi sebagaimana dimaksud adalah :
FAKTOR PENGALI
No. GOLONGAN OBAT
Pelayanan Swamedikasi Pelayanan Resep
1. Obat Bebas dan Alkes 1 2
2. Obat Bebas Terbatas 1 3
3. Obat Daftar W dan BMHP 4
4. Obat Daftar G 5
5. Obat Narkotika/Psikotropika 6

Kecuali Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, pelayanan Swamedikasi hanya dapat dilakukan
berdasarkan riwayat/catatan Pengobatan Pasien (PMR) yang telah didokumentasi oleh fasilitas.

Pertimbangan risiko keamanan sebagaimana dimaksud adalah :


FAKTOR PENGALI
No. TINGKAT RISIKO KEAMANAN
Pelayanan Swamedikasi Pelayanan Resep
1. Rendah (R) 1 2
2. Rendah Sedang (RS) 2 3
3. Sedang (S) 4
4. Sedang Tinggi (ST) 5
5. Tinggi (T) 6

Kecuali Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, pelayanan Swamedikasi hanya dapat dilakukan
berdasarkan riwayat/catatan Pengobatan Pasien (PMR) yang telah didokumentasi oleh fasilitas.

10. Total biaya pelayanan kefarmasian merupakan jumlah dari perhitungan pada Pasal 8 dan Pasal 9.

Dalam hal Apoteker tidak menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan dan fungsi-fungsi pelayanan farmasi
klinik sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 atau fungsi-fungsi tersebut tidak dikendalikan oleh Apoteker
maka Apoteker dianggap tidak mematuhi Standar Profesi serta Standar Pelayanan sebagaimana telah
diatur dalam Permenkes 35/2014.

halaman 4 dari 6
PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT
Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

PEMBAGIAN PENDAPATAN JASA


11. Pembagian pendapatan dipandang dari sudut permodalan penyelenggaraan fasilitas, dilakukan
menurut tabel kondisi sebagai berikut :

KONDISI PERMODALAN
SUMBER
APOTEKER JOINT
PENDAPATAN JASA PEMILIK MODAL PENUH
SENDIRI (Proporsional)
Dari Pengelolaan Barang 100% Apoteker  70% Modal (kemudian  70% Pemilik Modal
diproporsionalisasi)  30% Apoteker
 30% Apoteker
Dari Pelayanan Farmasi 100% Apoteker  30% Modal (kemudian  30% Pemilik Modal
Klinik diproporsionalisasi)  70% Apoteker
 70% Apoteker

Pembagian pendapatan jasa antara Apoteker dan Pemilik Modal sebagaimana dimaksud dalam tabel
di atas dilaksanakan setelah diselesaikan seluruh kewajiban (gaji karyawan, listrik, telefon, air,
pemeliharaan dll) yang dituangkan secara kuantitatif dan transparan.

12. Pembagian pendapatan bagi (para) Apoteker dari sumber Pelayanan Farmasi Klinik, diatur tersendiri
oleh (para) Apoteker yang terlibat dengan mengikuti proporsi waktu praktik dan indeks kompetensi
sebagai berikut :

Indeks berdasar Kompetensi


No. Level Tanggungjawab
Apoteker Muda Apoteker Madya Apoteker Utama
1. Apoteker Penanggungjawab
 Managemen Administratif 4 8 16
 Praktik Farmasi Klinik 8 16 32
2. Apoteker Pendamping
 Managemen Administratif 3 6 12
 Praktik Farmasi Klinik 6 12 24
Konfigurasi (para) Apoteker yang menjalankan praktik pelayanan kefarmasian sebagaimana tabel di
atas adalah sangat situasional. Oleh karena itu proporsi indeks tiap-tiap fasilitas juga dapat berbeda-
beda namun tetap memperhatikan asas keadilan waktu, tanggungjawab dan kompetensi.
Pendapatan (tiap) Apoteker mengikuti rumus :
Pendapatan Apoteker = Proporsi waktu praktik x Proporsi Indeks Kompetensi x Total
Jasa dari Pelayanan Farmasi Klinik

13. Batasan mengenai Apoteker Muda, Apoteker Madya dan Apoteker Utama berikut kewenangannya
dalam menjalankan fungsi Penanggungjawab maupun fungsi Pelayanan Farmasi Klinik akan diatur
lebih lanjut oleh Organisasi Profesi (Pengurus Daerah).

halaman 5 dari 6
PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA (IAI) JAWA BARAT
Sekretariat : Komplek Perkantoran Surapati Core Blok M-11,
Jl. PHH. Mustofa No. 39, BANDUNG; Telp. 022-87241408
Website : http://www.iaijabar.net - email : sekretariat.pdiaijabar@gmail.com; sekretariat.iaijabar@gmail.com

PENUTUP
14. Pengelolaan Barang maupun Pelayanan Farmasi Klinik sepenuhnya tetap di bawah managemen
Apoteker, tidak bergantung pada bentuk, jenis dan intensitas kerjasama permodalan (Pasal 25 ayat
(2), PP51/2009).

15. Untuk memberikan perlindungan dan kepastian pembagian pendapatan bagi (para) Apoteker
menurut Pedoman ini, setiap Anggota yang terlibat terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Pengurus Daerah.

Bandung, 20 Januari 2015

PENGURUS DAERAH
IKATAN APOTEKER INDONESIA JAWA BARAT

Ketua, Sekretaris,

ALI MASHUDA, S. Si., MM., Apt CATLEYA FEBRINELLA, S. Si., MM., Apt
NA IAI : 12111969000004 NA IAI : 08021984002435

halaman 6 dari 6

Anda mungkin juga menyukai