PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umuma
Sebagai pedoman bagi komite farmasi dan terapi RSU Bunda Sidoarjo dalam
melaksanakan tugas dan fungsi komite farmasi dan terapi (KFT) yang berguna untuk
meningkatkan profesionalisme staf ,edis di RSU Bunda Sidoarjo.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang pelaksanaan
pelayanan komite medik di RSU Bunda Sidoarjo
b. Terselenggaranya komite medik di RSU Bunda Sidoarjo yang memiliki makna
signifikan terhadap tatat kelola klinis yang baik dalam pelyanan kesehatan di RSU
bunda Sidoarjp
c. Terbangunnta iklim profesionalisme staf medis dengan staf farmasi dalam rangka
meningkatnya kualitas kesehatan di RSU Bunda Sidoarjo
2. MISI
a. Mengembangkan formularium obat di rumah sakit umum bunda sidorajo
b. Menetapkan pengelolaan obat yang didasarkan pada efek terapi keamanan, dan
harga obat
c. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi penulisan resep dan
penggunaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
d. Memberikan ilmu pengetahuan mengenai obat kepada staf medis dan perawat
3. Nilai-Nilai (Value)
S : Santun
M : Melayani
I : Integritas dan Inovatif
L : lage-Artis
E : Efektif dan Efisien
Ketua KFT
Sekretaris KFT
Anggota KFT
2. Sekretaris KFT
Nama Jabatan Sekretaris KFT
Uraian Tugas 1. Membantu dalam hal dokumentasi hasil kegiatan komite
farmasi dan terapi
2. Membantu kelancaran tugas-tugas ketua KFT
3. Membantu ketua KFT dalam melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap perkembangan obat baru
4. Memberikan disposisi dan meminta saran kepada ketua
komite farmasi dan terapi atas tindak lanjut surat-surat
yang masuk ke komite farmasi dan terapi
5. Membuat dan mendokumentasikan notulen hasil rapat
KFT
Tanggung Jawab Bertanggung jawab dalam berjalannya program KFT
beserta laporannya di Rumah Sakit Umum Bunda Sidoarjo
Wewenang Megatur jadwal kegiatan dan rapat KFT
3. Anggota
Nama Jabatan Anggota KFT
Uraian Tugas 1. Membantu penyusunan formularium
2. Membantu melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
perkembangan obat baru
3. Memberikan sumbangan pemikiran terkait pengelolaan
obat di Rumah Sakit Umum Bunda Sidoarjo
Keterangan :
1. Komite Farmasi dan Terapi bertanggungjawab kepada direktur RS untuk semua
kegiatan yang dilakukan. Komite Farmasi dan Terapi menyusun satndart diagnosa
dan terapi, formularium RS, tata laksana obat, pengkajian pengguanaan oabt,
monitoring efek samping obat, atas permintaan direktur Rs.
2. Komite Farmasi dan Terapi berkoordinasi dengan komite medik rumah sakit dalam
rangka penyusunan satandart diagnosa dan terapi di Rumah Sakit.
3. Komite farmasi dan terapi berkerjasama dan berkoordinasi dengan Instalasi Farmasi
dalam rangka monitoring Efek Samping Obat, pengkajian penggunaa obat dirumah
Sakit
4. Komite farmasi dan terapi bekerjasama dengan bidang pelayanan medik dalam
rangka tatalaksana obat di rumah sakit
5. Komite farmasi dan terapi bekerjasama dengan komite mutu dalam hal menjamin
mutu pelayanan yang terkait obat, monitoring KTD obat baru yang masuk
Formularium Rumah Sakit.
6. Komite Farmasi dan Terapi bekerjasama dengan komite keperawatan dalam hal
tatalaksana obat di rumah sakit.
3.3.2 Prosedur
3.3.2.1 Proses Penyusunan Formularium
Proses penyusunan formularium dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
1. Rekapitulasi usulan obat dari masing-masing dokter spesialis berdasarkan standar
terapi atau standar pelayanan medik
2. Mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi
3. Membahas usulan tersebut dalam rapat Komite Farmasi dan Terapi, jika
diperlukan dapat meminta masukan dari pakar
4. Rancangan hasil pembahasan KFT dikembalikan ke masing-masing dokter
spesialis untuk mendapatkan umpan balik
5. Membahas hasil umpan balik dari masing-masing dokter spesialis
6. Menetapkan daftar obat yang masuk ke dalam formularium
7. Menyusun kebijakan dan pedoman untuk implementasi formularium
8. Melakukan edukasi formularium kepada staf medik dan melakukan monitoring
Pengisian formulir
permintaan oleh dokter Komite Farmasi dan Terapi
yang hendak meresepkan
5.2 Pelaporan
Komite Farmasi dan Terapi Rumah Sakit wajib membuat pelaporan terkait
hasil supervisinya setiap bulan mengenai peresepan obat di luar formularium, bila ada
obat baru maka akan dilakukan monitoring, serta adanya kejadian MESO dan KTD
yang diakibatkan oleh penggunaan obat baru. Hasil kegiatan Komite Farmasi dan
terapi dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit. Bila ada yang perlu untuk ditindak
lanjuti, maka akan diselesaikan oleh KFT Rumah Sakit dan selanjutnya direktur yang
akan memutuskan hasil akhirnya.