2. Pediatrik
Gunakan dengan perhatian dan dosis diturunkan bila diberikan pada bayi prematur dan
cukup bulan utnuk mencegah terjadinya toksisitas Grey syndrome (toksik dan berpotensi
memberikan efek fatal pada bayi prematur dan baru lahir). Gejala grey syndrome muncul
dengan tanda-tanda distensi abdomen dengan atau tanpa emesis, kolaps vasomotor,
pernafasan tidak teratur, kematian yang dapat terjadi dalam beberapa jam (kematain terjadi
pada 40% pasien dalam 2 hari gejala awal).
Kloramfenikol diabsorbsi dengan baik melalui oral; metabolisme dan ekskresi tinggi pada
bayi dan anak-anak. Waktu paruh secara signifikan panjang pada bayi dengan berat lahir
rendah. Terdapat laporan toksisitas pada neonatus dan bayi prematur ketika kloramfenikol
digunakan pada dosis terapi.
3. Geriatrik
Kloramfenikol tidak diamati penggunaannya pada orang yang sudah tua. Tidak
membutuhkan adjust dosis berdasarkan pada penurunan fungsi ginjal yang berkaitan
dengan usia. Kloramfenikol harus diberikan untuk infeksi serius dan penggunaan
bentuk oral sebaiknya dihindari.
Contoh:
Berdasarkan data farmakologi diatas, maka bentuk zat aktif yang dipilih adalah kloramfenikol
karena mampu menghambat sintesis protein dengan cara melekat pada subunit ribosoom 50S
pada organisme yang rentan secara reversibel sehingga dapat mencegah asam amino untuk
berikatan dengan rantai peptida yang sedang dibentuk. Kloramfenikol merupakan antibiotik
bakteriostatik yang berspektrum luas, aktif terhadap organisme aerob gram prositif dan gram
negatif. Dengan dosis yang tertera untuk berbagai indikasi ditujukan untuk penyakit tersebut,
sehingga dosis yang digunakan mampu disesuaikan dengan indikasi dan pasiennya (misalnya
anak-anak). Kloramfenikol memiliki data kelarutan yang sukar larut dalam air, sehingga juga
bersifat non polar.
Bentuk sediaan yang dipilih untuk kloramfenikol adalah suspensi karena kloramfenikol sukar
larut dalam air, maka alternatif pembuatannya selain dalam bentuk kapsul dapat juga dibuat
dalam bentuk suspensi. Suspensi diberikan kepada pasien yang merasa kesulitan dalam
menelan bentuk sediaan padat (misal kapsul) sehingga hal ini menjadi salah satu kelebihan
dalam pembuatan sediaan suspensi. Cara penyimpanan suspensi yang tepat adalah pada wadah
botol tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan kering, serta terlindung dari cahaya karena dapat
menghindari dari terjadinya kerusakan sediaan apabila tidak dijaga sesuai dengan kondisi
penyimpanan yang ditetapkan. Suspensi disimpan pada suhu ruang. Setelah direkonstitusi
sediaan suspensi kloramfenikol mampu bertahan selama 30 hari.
Indikasi yang dipilih untuk sediaan kloramfneikol adalah demam tifoid dan demam paratifoid,
infeksi serius yang disebabkan Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella
sp., Rickettsia, serta meningitis karena kloramfenikol mampu menghambat sintesis protein
pada bakteri Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella sp. sediaan suspensi
kloramfenikol juga mampu digunakan pada dewasa maupun anak dengan cara yang mudah,
yaitu hanya membedakan aturan dosis suspensinya pada sendok takar.
Efek samping akibat penggunaan kloramfneikol yang sering terjadi adalah pada saluran cerna
yaitu mual dan muntah yang sering dialami pada penggunaan antibiotik. Apabila suspensi
kloramfneikol digunakan pada orang yang memiliki alergi terhadap kloramfenikol maka akan
menyebabkan reaksi hipersensitivitas. Oleh karena itu, penting dikonfirmasi kepada pengguna,
apakah memiliki alergi terhadap antibiotik kloramfenikol.
Dosis kloramfenikol yang diperlukan untuk indikasi tersebut adalah sebagai berikut :
- dosis dewasa 50-100mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam; dosis maksimum per hari
4g/hari
Aturan pakai: 4 x 750 mg (6 sendok takar (125 mg/5mL)) sebelum makan.
- dosis anak-anak 50-100mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam; dosis maksimum per
hari 4g/hari
Aturan pakai: 4 x 250 mg (2 sendok takar (125 mg/5mL)) sebelum makan
Usia Dosis (mg/kg BB) Bobot badan anak (kg) Dosis (mg)
10 50-100mg/kgBB 30 1500-3000
5 50-100mg/kgBB 10 500-1000
Bila dikonversikan dengan BB anak Indonesia pada umumnya 30 kg, dosis kloramfenikol yang
digunakan adalah 1500 mg (375 mg sebanyak 4 kali sehari)
Untuk kemudahan penggunaan maka dipilih kekuatan sediaan 125mg/5mL.
Kekuatan sediaan adalah 125 mg dalam setiap 5 mL sendok takar suspensi. Dipilih kekuatan
125 mg karena untuk memudahkan penggunaan pada dewasa maupun anak-anak. Pada dewasa
4 kali sehari sebanyak 2 sendok takar (total kloramfenikol 750 mg, dimana 1 sendok takar =
15 mL).