Anda di halaman 1dari 44

PEMBERIAN

OBAT ORAL
&
OBAT
SUBLINGUAL
Sukmawati A. Damiti
Prinsip Pemberian Obat kepada Pasien
1) Benar Pasien
2) Obat yang Benar
3) Benar Dosis
4) Rute yang Benar
5) Benar Waktu
6) Benar Dokumentasi
7) Benar Pendidikan Kesehatan perihal Medikasi Klien

(PPSDM, 2016: hal 20-26)


ORAL
Rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai
melewati saluran pencernaan. Rute ini ekonomis, paling
nyaman dan aman.
Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan
menyebabkan muntah (misalnya garam besi dan salisilat).
Pencegahan iritasi lambbung yaitu obat dipersiapkan dalam
bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana
asamdi lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral
atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus
kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah
Pasien diberitahu untuk tidak minum antasida atau susu
sekurang-kurangnya satu jam setelah minum obat.

(PPSDM, 2016: hal 20-26)


ORAL (antibiotika)
antibiotika dibedakan menjadi antibiotika berspektrum sempit (narrow
spectrum) dan berspektrum luas (broad spectrum).
narrow spectrum adalah obat yang hanya aktif terhadap beberapa
jenis kuman saja, misalnya penicillin G dan penicillin V, erytromicin,
klindamicin, kanamicin dan asam fusidat bekerja terhadap bakteri
Gram positif. Sedangkan streptomicin, gentamicin, polimiksin-B dan
asam nalidiksat khusus aktif terhadap bakteri Gram negatif.
Antibiotik broad-spectrum bekerja terhadap bakteri Gram positif
maupun negatif, serta aktif terhadap jenis bakteri lain seperti
Rickettsia dan Chlamidia, antara lain sulfonamida, kloramfenikol,
tetrasiklin dan rifampisin. Selain itu ada antibiotik berspektrum
intermediate (diperluas) yang aktif terhadap bakteri Gram positif dan
sebagian kelompok bakteri Gram negatif, seperti amoksisilin dan
ampisilin.

(PPSDM, 2016: hal 20-26)


ORAL (antibiotika)

(PPSDM, 2016: hal 30)


ORAL (Mekanisme Kerja antibiotika)
Fenoksimetilpenisilin= Penisilin V (Isocilin®), propolisin
(Baycillin ®)
Farmakodinamika :
 Mekanisme kerja: Penghambat sintesis dinding sel pada
tahap terakhir dengan jalan inaktivitas D-
alanin0transpeptidase.
 Tipe efek: bakterisid sekunder
 Spectrum aktivitas: seperti Penisilin G

(Zulfiayu, 2017)
ORAL (Mekanisme Kerja antibiotika)
Penisilin spectrum luas terhadap kuman gram negative yang sulit dibasmi
Mezlosilin (Baypen®), Piperasilin (Pipril®)
Tidak stabil terhadap asam dan β laktamase
Farmakodinamika :
 Mekanisme kerja: penghambatan sintesis dinding sel pada tahap terakhir melalui inaktivitas D-alanin-
transpeptidase.
 Tipe efek: bakterisid sekunder
 Spectrum aktivitas:
1) Proteus, pseudomonas, klebsiella dan enterobakter sensitive;
2) serratia, salmonella dan E.coli kurang sensitive;
3) tidak efektif terhadap Stafilokokus yang menghasilkan penisilinase;
4) terhadap Pseudomonas,
 Piperasilin bekerja lebih kuat daripada Mezlosillin. Penisilin spectrum luas terhadap kuman gram
negative yang sulit dibasmi, penggunaan terapi: infeksi, juga infeksi campuran dengan penyebab gram
negative dan gram positif, aerob, dan anaerob, terutama Pseudomonas, Klebsiella, Proteus, Serratia,
E.coli, Neisseria, berbagai bentuk kelangsungannya (juga yang berat). Untuk profilaksis perioperatif.
 Kombinasi dengan Tazobaktam (Tazobac®) memungkinkan pelebaran nyata dari spectrum efeknya
(mirip Zienam®) dan suatu usaha pilihan uuntuk bidang pengobatan intensif.

(Zulfiayu, 2017)
ORAL (Mekanisme Kerja antibiotika)
Obat Antibiotik Golongan Sefalosporin
Farmakodinamika :
 Mekanisme kerja: seperti Penisilin G.
 Tipe efek: bakterisid sekunder
 Spectrum aktivitas:
1)Bakterisit terhadap sejumlah besar kuman gram positif dan
beberapa kuman gram negative;
2)Selain kuman yang sensitive terhadap Penisilin G, batang
gram positif dan gram negative juga peka. Aktivitas yang
sangat baik terhadap Stafilokokus (golongan Sefalosporin
yang mempunyai efektivitas terhadap stafilokokus

(Zulfiayu, 2017)
ORAL (contoh Obat)

(PPSDM, 2016: hal 20-26)


SUBLINGUAL
Tablet sublingual menurut Farmakope
Indonesia Edisi IV, 1995 adalah
meletakkan tablet di bawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara
langsung melalui mukosa mulut.
SUBLINGUAL
Keuntungan
1) Menghindari obat dari efek lintas pertama oleh hati
sehingga bioavailabilitasnya meningkat,
2) Akses penghantarnya mudah,
3) Penghantaran obat relatif mudah diakhiri jika
diperlukan,
4) Syarat tablet sublingual adalah dapat memberikan
disintegrasi (waktu hancur) yang cepat yaitu < 15
menit dan obat terlarut dari tablet sublingual harus
melebihi 80%.
*Dengan cara sublingual, obat beraksi dalam satu menit
dan pasien dapat merasakan efeknya dalam tiga menit.
SUBLINGUAL
Anti angina
ISDN & Nitroglicerin tidak ditelan karena akan mengalami metabolisme
tingkat pertama di hati, oleh karenanya obat diberikan sublingual dan dengan
cepat diabsorbsi ke dalam sirkulasi melalui pembuluh darah sublingual.
Propanolol HCl (anti HT)
1.Propranolol hidroklorida larut dalam lemak, dan dapat diabsorbsi dengan
baik (>90%) dari saluran cerna, tetapi bioavailabilitasnya rendah secara
peroral yaitu 25-30% yang disebabkan metabolisme lintas pertama dan
eliminasi di hati.
2. Ekskresi propranolol hidroklorida dalam bentuk utuh dalam urine < 1%,
serta mempunyai waktu paruh eliminasi yang pendek yakni berkisar antara
2-6 jam dan memiliki ikatan dengan protein plasma 93%
3. Formulasi sublingual meningkatkan bioavailabiltas pada pasien HT akut
dengan dosis 10 – 40 mg (1 -2 kali sehari)
SUBLINGUAL
ISDN (anti Angina)
Dosis : 5-10 mg
KI:
Hipersensitivitas terhadap nitrat; hipotensi atau
hipovolemia; kardiopati obstruktif hipertrofik, stenosis
aorta, tamponade jantung, perikarditis konstruktif,
stenosis mitral; anemia berat, trauma kepala, perdarahan
otak glaukoma sudut sempit.
ESO:
Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi
postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal)
SUBLINGUAL
Nitroglicerin (anti Angina)
Dosis : 300–600 mcg diletakkan persis di bawah lidah. Dosis dapat diulangi
setiap 5 menit, maksimal 3 kali konsumsi. 
KI :
1) Jangan menggunakan nitrogliserin jika Anda sedang menggunakan obat
riociguat atau sildelnafil
2) Jangan menggunakan nitrogliserin jika Anda pernah atau sedang
mengalami serangan jantung, gagal jantung, cedera kepala, anemia
berat, glaukoma, atau hipotensi dll
3) Beri tahu dokter jika Anda menderita penyakit ginjal, penyakit tiroid,
gangguan fungsi hati, atau kardiomiopati
ESO :
Pusing atau sakit kepal, Mual dan muntah, Detak jantung tidak teratur,
Mulut kering, Penglihatan kabur, Merasa melayang atau lemas.
SUBLINGUAL
Propanolol HCl (anti HT)
Dosis : 10 – 40 mg (1 -2 kali sehari)
Terapi lini pertama hipertensi tidak lagi menjadi indikasi beta blocker seperti propranolol.
Propranolol hanya diindikasikan untuk hipertensi disertai gagal jantung kongestif atau riwayat
infark miokard akut dengan dosis inisial 40-80 mg, 2 kali sehari per oral. Dosis rumatan 160-
320 mg/hari, tidak melebihi 640 mg/hari. Dapat juga menggunakan sediaan lepas lambat
dengan dosis inisial 80 mg, sekali sehari. Dosis rumatan 120-160 mg, tidak melebihi 640
mg/hari.

KI :
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit paru-
paru, penyakit jantung, penyakit ginjal, nyeri dada, atau gangguan tiroid. Tidak boleh
mengkonsumsi alkoloh (menurunkan kadar obat)

ESO :
Mual dan muntah, Konstipasi, Diare, Lelah yang berlebihan, Gangguan tidur
seperti insomnia, dan Impotensi
Mekanisme Kerja
ISDN
Secara farmakologi, mekanisme aksi Isosorbide dinitrate
(ISDN) yang paling utama adalah relaksasi otot polos
vaskular dan sebagai akibatnya dilatasi arteri serta vena
perifer. Farmakokinetiknya sangat dipengaruhi oleh rute
pemberian.
Mekanisme Kerja
Farmakodinamik
 ISDN dikonversi menjadi nitrit oksida (NO), suatu
komponen intermediate radikal bebas yang dapat mengaktifkan enzim
guanilat siklase terhadap reseptor atrial natriuretik peptide A. Obat ini
akan menstimulasi sintesis siklik guanosin 3,5-monofosfat (cGMP),
yang kemudian akan mengaktivasi fosforilasi protein kinase-
dependent serial pada sel-sel otot polos.
 Hasil akhir dari proses biokimia tersebut adalah defosforilasi
miosin light-chain serat otot polos. Selanjutnya, pengeluaran ion-ion
kalsium akan merelaksasikan sel-sel otot polos, sehingga terjadi
dilatasi yang bersifat dose-dependent pada jaringan arteri dan vena.
Dengan demikian, terjadi peningkatan sirkulasi aliran darah pada
daerah yang iskemik.
PERHITUNGAN DOSIS
Perhitungan Dosis Anak
Usia

Rumus Young = usia anak x dosis dewasa


usia anak +12

Rumus Fried = usia anak dlm bln x dosis dewasa


150 bulan
Perhitungan Dosis Anak
Berat Badan

Rumus Clark = bb anak (Pon)x dosis dewasa


70
Perkiraan Dosis Bayi dan Anak thd orang
dewasa
UMUR Bobot Badan (kg) Dosis bayi/dosis dewasa

Bayi Prematur 1,13 2,5-5%


1,81 4-8%
2,27 5-10%
Bayi Baru Lahir 3,18 12,5%
2 bulan 2,54 15%
4 bulan 6,35 29%
12 bulan 9,98 25%
3 tahun 14,97 33%
7 tahun 22,68 50%
10 tahun 29,94 60%
12 tahun 35,52 75%
14 tahun 45,36 80%
16 tahun 54,43 90%
Singkatan yg lazim
Singkatan Keterangan Singakatn Keterangan
Aa Masing-masing q.od Setiap hari yg lain
satu
Ad.lib Bebas, sesuai yg t.i.d Tiga kali sehari
diperlukan
hr jam
h.s Saat akan tidur
o.d Setiap hari
o.h Setiap jam
o.n Setiap malam
O.S Mata kiri
O.D Mata kanan
q.d Setiap hari
q.s Sebanyak yg
diperlukan
Perhitungan Dosis Anak
Luas Permukaan Tubuh

Dosis Anak = Luas permukaan tubuh anak (m2) x Dosis orang dewasa
1,73 m2
Perhitungan Dosis Obat
 METODE BB
Digunakan bila diketahui Dosis Obat dalam mg / kg
Metode BB: Dosis obat X Berat Badan = Dosis / hari
 METODE LPT
 Menghitung Dosis Obat untuk Bayi, Pediatri, Geriatri
yang menggunakan obat anti cancer atau untuk pasien
yang BB rendah, misal pada bayi dengan BBL rendah.
 LP dalam meter persegi, ditentukan oleh potongan
skala monogram antara TB dan BB pasien
 Dosis Obat X LPT (m2) = dosis / hari
Perhitungan Dosis Obat

(PPSDM, 2016: hal 152)


Perhitungan Dosis Obat

(PPSDM, 2016: hal 152)


Perhitungan Dosis Obat
1. Takaran Rumah Tangga
1 gelas : 200 ml (ukuran air kemasan gelas – 20 ml)
1 sendok teh : 5 ml
1 sendok makan : 15 ml = 3 sdk teh
1 ml : 50 tetes
2. Sistem Metrik
 Rumus Dasar : Dosis yang diinginkan X Jumlah obat R/
Dosis Kemasan
= berapa dosis (tablet/kaps) yang diberikan
Perhitungan Dosis Obat

(PPSDM, 2016: hal 150)


Perhitungan Dosis Obat

(PPSDM, 2016: hal 151)


Perhitungan Dosis Anak
a. Perintah : sefaclor 50 mg, q.i.d
Berat anak 6,8 kg
Dosis anak : 20 -40 mg/kg/haridalam dosis
terbagi 3
Tersedia sefaklor 125 mg/ 5 ml
Apakah dosis yang diresepkan aman?
Berapa ml yg diberikan tiap pemberian?
Perhitungan Dosis Anak
Perintah : Metotrexat 50 mg, setiap minggu
Tinggi anak 154 cm, berat : 90 lb (41 kg)
Dosis obat : 25 – 75 mg/m2/minggu.
Tinggi dan berat badan berpotongan pada 1,3 m2
(BSA)
Apakah dosis yang diresepkan aman?
Anak kecil / pediatri

 Bayi baru lahir (neonatus) : > rentan obat → fungsi hati , ginjal &
sistem enzim belum berkembang.
 Ex : kloramfenikol → grey baby sindrom

 Perhitungan dosis pediatri, sbb :


I. Berdasarkan usia
I.A. Rumus Young
usia anak antara 1 – 12 tahun

n x D
dosis anak = n + 12

n = usia (tahun)
D = dosis dewasa
I.B. Rumus Augsberger

Usia 2 – 12 bulan = (m + 13)% x D


Usia 1 – 11 tahun = (4n + 20)% x D
Usia 12 – 16 tahun = (5n + 10)% x D

m = usia (bulan) ; n = usia (tahun) ; D = dosis dewasa

II. Berdasarkan berat badan / rumus Clark


W xD
68

W = berat badan (kg) ; D = dosis dewasa


III. Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh
(body surface area = BSA)
 Metode ini adalah yang paling tepat karena ada korelasi langsung
antara luas permukaan tubuh dengan kecepatan metabolisme obat.

BSA (m²) = (tinggi badan x BB)


3600
tinggi badan (cm) ; BB = berat badan (kg); BSA (m²)

Dosis anak = BSA (m²) x dosis dewasa


1,73 (kg)
USIA
Lansia
 usia > 65 tahun, sensitif obat karena sirkulasi darah <<, albumin
darah <<, fungsi hati & ginjal turun, eliminasi lambat.
 Ex : antikoagulan & fenilbutazon (obat encok) krn albumin darah
<<, pengikatan obat-protein <<, obat bebas >>, shg keracunan.
 Ex : obat tidur (barbiturat, nitrazepam),opioid, psikotropika →
kerusakan umum pada SSP/sel-sel otak, shg terjadi peningkatan
kepekaan obat-obat yg bekerja pada SSP.
 Ex : digoksin, insulin, adrenalin adalah obat pd dosis biasa
→keracunan pd lansia.
 Dosis lansia : < dasis biasa
 Usia 65 – 74 tahun : dosis biasa – 10%
 Usia 75 – 84 tahun : dosis biasa – 20%
 Usia 85 tahun >> : dosis biasa – 30%
Perhitungan dosis dewasa (dalam R/)
R/ Ephedrin HCl 40 mg dalam F.I. dosis max (DM) untuk :
CTM 5 mg Ephedrin HCl : 50 mg/150 mg
Antalgin 250 mg CTM : 40 mg/hari
Codein HCl 75 mg ! (paraf) Codein HCl : 60 mg/300 mg
Sacch. lact. q.s. Per kuur / pk : sekali pakai
m.f. pulv. dtd. No. XX per etmoral/pet : sehari
s.t.dd.pulv.I
pro : Tn. Joyo (dewasa)

Jwb: perhitungan dosis


- pk efedrin Hcl : 40 mg → T.O.D
- pet : 40 x 3 = 120 mg → T.O.D
- pk CTM : 5 mg → T.O.D
- pet : 5 x 3 = 15 mg → T.O.D
- pk Codein Hcl : 75 mg → O.D
- pet : 3 x 75 = 205 mg → T.O.D
 Lanj…
 Penimbangan / perhitungan jumlah tablet yg diambil :
sediaan yg ada : - efedrin 25 mg
- CTM 4 mg
- antalgin 500 mg
- codein HCl 10 mg

 Efedrin Hcl = {40 mg : 25 mg} x 20 = 32 tablet


 CTM = {5 mg : 4 mg} x 20 = 25 tablet
 Antalgin = {250 mg : 500 mg} x 20 = 10 tablet
 Codein Hcl = {75 mg : 10 mg} x 20 = 150 tablet !
R/ Elkosin (sulfasomidin) 5
Phenobarbital-Na 1,6 → DM = 300 mg/600 mg
CTM 0,050 → DM = 40 mg/hari
pot. Alb.C.tusm. 200
m.f.potio
s.t.dd Cp. I
Pro : anak Adi (6 tahun)

 Jwb : DM anak 6 tahun → rumus Young


- phenobarb. Na = {6 : (6 + 12)} x {300 : 600} mg
= 100 mg/200 mg
- CTM = {6 : (6 + 12)} x 40 mg
= 13,33 mg sehari
- jumlah bahan obat/jumlah sendok :
= {jumlah yg tertulis pada R/} : {volume sendok}
= 206,65 : 8 = 25,83 ~ 26
- phenobarb. Na = pk = 1600 mg : 26 = 61,54 mg → T.O.D
pet= 3 x 61,54 mg = 184,62 → T.O.D
- CTM = pk = 50 mg : 26 = 1,92 mg → T.O.D
pet= 3 x 1,92 mg = 5,77 mg → T.O.D
 Penimbangan :
- elkosin = 5 g phenobarb. Na = 1,6 g
- CTM = 50 mg pot. Alb. C. tusm. = 200 ml

 Elkosin & Phenobarb.Na → sukar larut → suspensi

Anda mungkin juga menyukai