DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Gloria Natalina Kornedi
NIM:
PO.62.20.1.20.123
Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Esa, atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Simpulan ………………………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Seseorang
dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani
perawatan di rumah sakit. Infeksi nosokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta
pekerja atau pengunjung rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman dari rumah sakit. Infeksi ini umumnya lebih serius dan menimbulkan
gejala lebih berat dibandingkan dengan infeksi kuman yang didapat dari lingkungan luas di
luar rumah sakit.
A. Latar belakang
Infeksi nosokomial atau yang dapat juga disebut sebagai hospital-acquired infection adalah
infeksi yang didapat di lingkungan rumah sakit akibat bakteri, virus, maupun jamur. Meski
steril, rumah sakit rupanya masih bisa menjadi lokasi awal terjadinya penularan penyakit.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
pada pasien rawat inap yang masuk karena alasan penyakit lain. Sebagai contoh, ada orang
yang masuk rumah sakit akibat patah tulang, tapi saat menjalani perawatan di rumah sakit,
pasien tersebut justru tertular infeksi saluran kemih.
Infeksi nosokomial dapat menyerang berbagai organ di antaranya saluran kemih, luka
operasi, saluran pencernaan, selaput otak, dan paru-paru. Infeksi nosokomial umumnya juga
lebih sulit diatasi karena kuman penyebabnya sering kali sudah resisten terhadap banyak jenis
antibiotik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui Apa Itu Infeksi Nosokomial
D. Manfaat Penulisan
- Menambah ilmu bagi pembaca dan menambah wawasan tentang pentingnya kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Melalui Kontak
1.Transmisi kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit dan
berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan pasien. Transmisi kontak
langsung juga bisa terjadi antar dua pasien.
2.Transmisi kontak tidak langsung dapat terjadi bila ada kontak seseorang yang
rentan dengan obyek tercemar yang berada di lingkungan pasien.
b. Melalui Percikan ( droplet )
d. Melalui perantara
Organisme yang ditularkan oleh benda benda terkontaminasi seperti makanan, air
dan peralatan.
e. Melalui vektor
Terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan binatang pengerat lain
menularkan mikroorganisme.
1) Sarung tangan
Sarung tangan merupakan penghalang (barrrier) fisik paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi dan melindungi tangan dari bahan yang
mengandung mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung
tangan harus selalu diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang
lainnya. Langkah langkah :
2) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi mulut, hidung, bagian bawah dagu
dan jenggot. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.
4) Topi
digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutupi semua rambut. Meskipun top dpat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien tetapi tujuan utamanya adalah melindungi
pemakainya dari percikan darah atau cairan tubuh.
5) Baju pelindung
Pemakaian Baju pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.
6) Apron
Digunakan ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersuhkan
pasien, melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh
datau sekresi.
7) Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cidera benda tajam atau benda berat yang
mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sebaiknya menggunakan sepatu
boot atau sepatu kulit tertutup dan harus dijaga kebersihannya.
c. Kebersihan lingkungan.
Pembersihan rutin dilakukan setiap hari. Sembilan puluh persen mikroorganisme
berada dalam kotoran yang kasat mata, dimana tujuan pembersihan rutin adalah
untuk menghilangkan kotoran.
1) Enkapsulasi
Merupakan cara termudah membung benda benda tajam. Benda benda tajam
dikumpulkan dalam wadah anti bocor dan tahan tusuk, setelah penuh masukan
semen dan pasir sampai padat kemudian lakukan penimbunan.
2) Insenerasi
Proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi dan berat sampah.
Penanganan ini untuk menangani sampah yang tidak dapat di daur ulang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Seseorang
dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani
perawatan di rumah sakit.
B. Saran
Maka dari itu sangat lah penting bagi kita dalam yang namaya manjaga kesehatan karna
kesehatan itu sangatlah penting. Kesehatan utamanya dibangun melalui makanan. Apa yang
kita konsumsi akan berpengaruh pada tubuh kita, baik langsung maupun tidak langsung.
Daripada mengobati penyakit, lebih baik kita mengatur kebiasaan makan kita sehari-hari.
Hidup sehat membuat kita lebih bahagia. Ayo jaga kesehatan. Sekian dari saya. Akhir kata,
salam sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA