Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah patologi

DOSEN PENGAMPU :

Destinady Kadiser Miden, S.Kep.,MKM

DISUSUN OLEH :
Gloria Natalina Kornedi

NIM:

PO.62.20.1.20.123

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER VI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Esa, atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………….


B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………..
D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Infeksi nosokomial
……………………………………………………………….
B. Faktor Resiko Infeksi nosokomial
……………………………………………………………
C. Penyebab Infeksi nosokomial
………………………………………………………………...
D. Gejala Infeksi nosokomial
…………………………………………………………………….
E. Diagnosis Infeksi nosokomial
…………………………………………………………………
F. Pengobatan Infeksi nosokomial ……………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Seseorang
dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani
perawatan di rumah sakit. Infeksi nosokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta
pekerja atau pengunjung rumah sakit. Infeksi nosokomial merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman dari rumah sakit. Infeksi ini umumnya lebih serius dan menimbulkan
gejala lebih berat dibandingkan dengan infeksi kuman yang didapat dari lingkungan luas di
luar rumah sakit.

A. Latar belakang

Infeksi nosokomial atau yang dapat juga disebut sebagai hospital-acquired infection adalah
infeksi yang didapat di lingkungan rumah sakit akibat bakteri, virus, maupun jamur. Meski
steril, rumah sakit rupanya masih bisa menjadi lokasi awal terjadinya penularan penyakit.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya
pada pasien rawat inap yang masuk karena alasan penyakit lain. Sebagai contoh, ada orang
yang masuk rumah sakit akibat patah tulang, tapi saat menjalani perawatan di rumah sakit,
pasien tersebut justru tertular infeksi saluran kemih.
Infeksi nosokomial dapat menyerang berbagai organ di antaranya saluran kemih, luka
operasi, saluran pencernaan, selaput otak, dan paru-paru. Infeksi nosokomial umumnya juga
lebih sulit diatasi karena kuman penyebabnya sering kali sudah resisten terhadap banyak jenis
antibiotik.
B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Infeksi nosokomial?


2. Apa saja Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan Pencegahan Infeksi
Nosokomial?
3. Bagimana cara penularan infeksi dapat menularkan secara luas?
4. Apa saja tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dalam infeksi tersebut!
5. Apa saja gejala yang di sebabkan dari infeksi tersebut!

C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui Apa Itu Infeksi Nosokomial

- Mengetahui Faktor Resiko & Penyebab Infeksi Nosokomial

- Mengetahui Gejala yang di sebabkan oleh Infeksi Nosokomial

- Mengetahui Pencegahan yang sebabkan oleh Infeksi Nosokomial

D. Manfaat Penulisan

- Menambah ilmu bagi pembaca dan menambah wawasan tentang pentingnya kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama masa perawatan atau
pemeriksaan di rumah sakit tanpa adanya tanda tanda infeksi sebelumnya dan minimal
terjadi 48 jam sesudah masuknya kuman (Depkes, 2003).
Penularan dapat terjadi melalui cara silang ( cross infection ) dari satu pasien ke pasien
yang lainnya atau infeksi diri sendiri dimana kuman sudah ada pada pasien kemudian
melalui suatu migrasi ( gesekan ) pindah tempat dan ditempat baru menyebabkan infeksi.
Tidak hanya pasien rawat yang dapat tertular tetapi seluruh personil rumah sakit yang
berhubungan dengan pasien ( ilmu penyakit dalam, edisi ketiga ).
B. Faktor Resiko Infeksi Nosokomial
Tindakan perawat terhadap pencegahan infeksi nosokomial dipengaruhi oleh
faktor predisposisi yaitu pengetahuan. Pengetahuan yang tinggi dapat peroleh dari
pendidikan, seminar dan pelatihan tentang infeksi nosokomial serta pengalaman
tentang pencegahan infeksi nosokomial yang di dapat selama bertugas. Apabila
perawat tidak memiliki pengetahuan mengenai bagaimana cara pencegahan infeksi
nosokomial maka dikawatirkan akan menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial
baik pada diri perawat sendiri, pasien ataupun orang lain.
Disamping itu ketersedian fasilitas fasilitas kesehatan menjadi faktor pendukung
yang mempengaruhi perawat dalam melakukan tindakan pencegahan infeksi
nosokomial. Selain itu sikap perawat merupakan tindakan terhadap dukungan atau
dorongan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi nosokomial yang baik.
C. Cara infeksi tersebut dapat menularkan secara luas
Cara penularan dapat melalui :

a. Melalui Kontak
1.Transmisi kontak langsung dapat terjadi pada kontak kulit dengan kulit dan
berpindahnya organisme selama kegiatan perawatan pasien. Transmisi kontak
langsung juga bisa terjadi antar dua pasien.

2.Transmisi kontak tidak langsung dapat terjadi bila ada kontak seseorang yang
rentan dengan obyek tercemar yang berada di lingkungan pasien.
b. Melalui Percikan ( droplet )

Transmisi droplet terjadi melalui kontak dengan konjungtiva, membran mukosa


hidunng atau mulut individu yang rentan oleh percikan partikel besar yang
mengandung mikroorganisme. berbicara, batuk bersin dan tindakan sperti
penghisapan lendir dan broknkoskopi dapat menyebarkan organisme.

c. Melalui Udara ( airborne )


Transmisi airborne terjadi melalui penyebaran partikel partikel kecil ke udara, baik
secara langsung atau melalui partikel debu yang mengandung mikroorganisme
infeksius. Partikel infeksius dapat menetap di udara selama beberapa jam dan dapat
disebarkan secara luas dalam suatu ruangan atau dalam jarak yang lebih jauh.

d. Melalui perantara
Organisme yang ditularkan oleh benda benda terkontaminasi seperti makanan, air
dan peralatan.

e. Melalui vektor
Terjadi ketika vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan binatang pengerat lain
menularkan mikroorganisme.

D. tindakan pencegahan yang dapat dilakukan dalam infeksi Nosokomial


Tindakan – tindakan pencegahan infeksi melalui ( Depkes RI, 2007 ) :
1. Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan ini dirancang untuk perawatan bagi semua orang, petugas, pasien atau
pengunjung tanpa menghiraukan apakah mereka terinfeksi atau tidak. Penerapan
ditujukan untuk mengurangi resiko penyebaran mikroorganisme dari sumber infeksi
yang diketahui ataupun tidak diketahui dalam sistem pelayanan kesehatan seperti
pasien, benda yang tercemar,jarum atau spuit yang telah digunakan. penggunaan
pelindung ( barrier ) antara mikroorganisme dengan individu baik untuk pasien atau
petugas kesehatan adalah cara yang efektif untuk mencegah penyebaran infeksi.
Pelindung berfungsi untuk memutuskan rantai penularan penyakit. Adapun komponen
utama kewaspdaan standar adalah :
a. Mencuci tangan
Mencuci tangan dengan baik merupakan unsur satu satunya yang paling efektif dan
untuk mencegah penularan infeksi. Tujuan mencuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara. Mencuci tangan harus dilakukan sebelum dan sesudah
memeriksa dan kontak langsung dengan pasien, memakai dan melepas sarung
tangan, menyiapkan dan mengkonsumsi makanan, saat situasi yang membuat
tangan menjadi terkontaminasi,masuk dan keluar ruang isolasi.

Langkah langkah mencuci tangan :


1) Basahi kedua tangan
2) Gunakan sabun
3) Gosok dengan keras seluruh bidang permukaan tangan dan jari jari
bersama sekurang kurangnya selama 10 hingga 15 detik, dengan memperhatikan
bidang dibawah kuku tangan dan diantara jari jari.

4) Bilas kedua tangan seluruhnya dengan air bersih


5) keringkan tangan dengan lap kertas atau pengering dan gunakan lap
untuk mematikan kran.

b. Memakai alat perlindungan diri.


Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata, topi,
gaun, apron dan pelindung yang lainnya. Jenis jenis alat pelindung diri :

1) Sarung tangan
Sarung tangan merupakan penghalang (barrrier) fisik paling penting untuk
mencegah penyebaran infeksi dan melindungi tangan dari bahan yang
mengandung mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung
tangan harus selalu diganti setiap kontak dengan satu pasien ke pasien yang
lainnya. Langkah langkah :

a) Perawat membuka bungkkus sarung tangan steril dan taruh di tempat


yang bersih.

b) Pegang sarung tangan steril tersebut dengan tangan yang bersarung


tangan dan pasang dengan cara biasa.

2) Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi mulut, hidung, bagian bawah dagu
dan jenggot. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu
petugas kesehatan berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.

3) Alat pelindung mata


Alat ini untuk melindungi petugas kesehatan dari percikan darah dan cairan
tubuh lainnya dengan cara melindungi mata. Alat pelindung mata mencakup
goggles, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor.

4) Topi
digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutupi semua rambut. Meskipun top dpat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien tetapi tujuan utamanya adalah melindungi
pemakainya dari percikan darah atau cairan tubuh.

5) Baju pelindung
Pemakaian Baju pelindung terutama untuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari percikan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi.

6) Apron
Digunakan ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersuhkan
pasien, melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah,cairan tubuh
datau sekresi.

7) Pelindung kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cidera benda tajam atau benda berat yang
mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Sebaiknya menggunakan sepatu
boot atau sepatu kulit tertutup dan harus dijaga kebersihannya.

c. Kebersihan lingkungan.
Pembersihan rutin dilakukan setiap hari. Sembilan puluh persen mikroorganisme
berada dalam kotoran yang kasat mata, dimana tujuan pembersihan rutin adalah
untuk menghilangkan kotoran.

d. Pengelolaan sampah benda tajam.


Benda benda tajam sekali pakai memerlukan penanganan yang khusus karena
benda banda ini dapat melukai petugas kesehatan dan juga masyarakat sekitarnya.
Cara pembuangan sampah benda benda tajam :

1) Enkapsulasi
Merupakan cara termudah membung benda benda tajam. Benda benda tajam
dikumpulkan dalam wadah anti bocor dan tahan tusuk, setelah penuh masukan
semen dan pasir sampai padat kemudian lakukan penimbunan.

2) Insenerasi
Proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi dan berat sampah.
Penanganan ini untuk menangani sampah yang tidak dapat di daur ulang.

E. Gejala yang di sebabkan oleh infeksi Nosokomial

Gejala Infeksi Nosokomial


Gejala yang dialami oleh pengidap harus timbul setelah perawatan di rumah sakit dan
tidak sesuai dengan keluhan awal saat masuk rumah sakit. Beberapa gejala umum
infeksi nosokomial, antara lain: Batuk dengan dahak kental. Demam atau menggigil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di lingkungan rumah sakit. Seseorang
dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika berada atau menjalani
perawatan di rumah sakit.
B. Saran

Maka dari itu sangat lah penting bagi kita dalam yang namaya manjaga kesehatan karna
kesehatan itu sangatlah penting. Kesehatan utamanya dibangun melalui makanan. Apa yang
kita konsumsi akan berpengaruh pada tubuh kita, baik langsung maupun tidak langsung.
Daripada mengobati penyakit, lebih baik kita mengatur kebiasaan makan kita sehari-hari.
Hidup sehat membuat kita lebih bahagia. Ayo jaga kesehatan. Sekian dari saya. Akhir kata,
salam sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

Nataly, 2021 https://www.klikdokter.com/penyakit/infeksi-nosokomial,


https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-infeksi-nosokomial-saat-rumah-sakit-jadi-sumber-
penyakit.

Anda mungkin juga menyukai